Raab 20: Adipati Menusuk Aninda

*Ratu Abadi (Raab)* 

 

“Hentikan!”

Seruan itu berhasil menghentikan Aninda Serunai untuk memberikan serangan bonus kepada Gaban Selangit. Lelaki besar itu sudah tidak bisa bangkit setelah dihantam ilmu Wanita Melebur Gunung.

Pandangan Aninda Serunai dan para prajurit segera beralih memandang ke arah depan teras. Di sana telah berjalan Adipati Rempah Alot yang dalam kondisi hanya bercelana panjang dan berkain pinggang. Dia tidak mengenakan baju, meski udara malam cukup dingin.

Memang, menjadi kebiasaan bagi sang adipati melepas baju di kala malam. Semua sudah mengerti apa maksudnya suka melepas baju di saat malam. Karena alasan itulah dia juga tidak mau diganggu oleh siapa pun di kala malam.

Adipati Rempah Alot berjalan dengan dikawal oleh dua orang prajurit berbadan besar dan berotot unggul. Mereka membawa pedang dan tameng logam, berbeda dengan tameng prajurit lain yang berbahan kayu tebal.

Sementara di teras rumah besar berkumpul istri, dua putra Adipati serta beberapa pelayan wanita dan lelaki. Mereka tidak mau turun merumput di halaman yang rumputnya pendek dan halus.

“Siapa kau, Nisanak?! Kenapa kau menyerang di kediamanku?!” tanya Adipati Rempah dengan membentak. Dia marah. Apalagi melihat para prajurit yang bergelimpangan tanpa nyawa di depan sana.

Cukup mendengar nada suaranya saja, maka orang akan tahu bahwa Adipati sedang marah. Tidak perlu melihat wajahnya di dalam keremangan cahaya obor.

“Aku Aninda Serunai. Murid Pendekar Tanpa Nyawa,” jawab Aninda tanpa malu-malu.

Terbeliak sepasang mata Adipati Rempah Alot mendengar nama Pendekar Tanpa Nyawa disebut. Dia tahu siapa itu Pendekar Tanpa Nyawa. Namun, itu tidak membuatnya takut.

Putra Adipati yang bernama Kandar Wulat juga terkejut, tapi tidak dengan kakaknya yang tidak tahu siapa itu Pendekar Tanpa Nyawa.

Aninda pun langsung mengungkapkan tujuannya sebelum di tanya, “Aku ingin Adipati Rempah Alot tunduk kepadaku dan mengabdi di bawah perintahku.”

Meski belum pernah bertemu dengan Adipati Rempah Alot dan baru tahu namanya dari warga yang menunjukkan rumah itu, tetapi Aninda sudah yakin bahwa itu adalah sang adipati.

“Keparat!” bentak Adipati Rempah memaki sambil berhenti dalam jarak tiga tombak dari posisi Aninda berdiri. Dia menunjuk wajah Aninda sambil tetap berteriak, “Kau pikir kau bisa membohongiku, hah?! Pendekar Tanpa Nyawa hidup sendirian di Pulau Kesepian tanpa seorang pun teman atau murid. Semua pendekar tahu itu. Siapa kau sebenarnya?”

“Aku tidak peduli kau percaya atau tidak, Adipati. Jika kau tidak mau tunduk di bawah perintahku, maka hanya kematian yang kau perlukan agar aku menggantikanmu untuk menguasai kadipaten ini,” tegas Aninda. Lalu katanya lagi, “Jika kau tetap ingin berkuasa, maka tunduklah kepadaku.”

“Kau pikir semudah itu merebut kekuasaan dariku. Bukan hanya ribuan prajurit kadipaten yang akan kau hadapi, tetapi juga kesaktianku,” kata Adipati Rempah Alot.

“Berarti kau memilih mati daripada mempertahankan kekuasaanmu. Ingat, tanpa kuasamu, maka keluargamu tidak akan ada yang melidungi,” kata Aninda mengancam.

Terbeliak kian marah Adipati Rempah Alot diancam seperti itu, meski muncul secercah kekhawatiran jika wanita asing itu benar-benar menargertkan keluarganya. Namun, dia tetap yakin kepada putranya yang sangat dia ketahui berkesaktian tinggi pula.

“Ayah! Biar aku yang menghadapinya!” seru Kandar Wulat sambil keluar dari teras.

“Jangan!” seru Adipati sambil mengulur satu tangannya ke belakang tanpa menengok kepada putranya.

Larangan itu membuat Kandar Wulat berhenti melangkah.

“Kandar, jangan ikut campur!” teriak sang ibu dari teras. Dia lebih mencemaskan putranya daripada suaminya.

“Tapi wanita itu mengancam kita semua,” kata Kandar Wulat beralasan.

“Turun tanganlah jika aku tidak mampu mengurus wanita kurang ajar ini!” sahut Adipati tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Aninda Serunai.

“Aku tidak ada waktu mendengar omong kosong kalian. Maka matilah, Adipati!” kata Aninda Serunai penuh penekanan. Lalu tanpa menunggu senapas dua napas lagi, dia langsung maju dengan kedua tangan dan kaki sudah berbekal tenaga dalam tinggi, itu terlihat dari rumput-rumput pendek yang tersibak oleh embusan angin yang timbul dari gerakan Aninda.

Gerakan Aninda Serunai itu segera dihadang oleh pergerakan dua prajurit dengan pedang dan tamengnya.

Tingting! Pok! Pok!

Namun, dengan mudahnya Aninda menangkis tebasan kedua pedang dengan jari-jarinya, membuat kedua pedang patah begitu saja. Setelah itu, dua tinju cepat dengan keras menghantam dua tameng logam kedua prajurit.

Dua tameng itu sampai penyok ke dalam, bukan seperti gong yang dipukul padahal sudah benjol. Bukan hanya kedua tameng yang bonyok, tetapi juga membuat kedua prajurit terdorong jatuh bersama. Ternyata tidak semua yang bersama itu selalu indah.

Buss buss!

Baru saja Aninda menghajar dua prajurit, Adipati dalam waktu yang rapat telah datang meluruk dengan dua tinju bertenaga dalam tinggi. Ketika Aninda menangkis kedua tinju itu di depan wajahnya, dari tinju itu keluar kedipan cahaya putih menyilaukan mata.

Cahaya silau itu membuat mata Aninda Serunai jadi menyipit karena terganggu dan sejenak buta putih.

Tsuk!

“Hekh!” keluh Aninda Serunai tersentak dan mengejang.

Ternyata, satu pedang sinar merah telah menusuk perut Aninda Serunai hingga tembus. Darah seketika mengucur dari perut dan pinggang belakang si gadis.

Pedang sinar merah itu digenggam oleh Adipati Rempah Alot.

Bugss!

Tanpa sungkan, Adipati menyusulkan tinju kiri seperti tadi yang kali ini tidak mendapat tangkisan. Tinju itu menghantam dada tengah Aninda Serunai dan meledakkan cahaya putih menyilaukan.

Bukan maksud untuk cabul, tetapi Adipati menganggap Aninda terlalu berbahaya, jadi semua anggota tubuhnya halal dihantam tanpa perlu fatwa.

Hantaman Tinju Buta Mata pada dada Aninda Serunai membuat gadis itu terjengkang keras dan perutnya lepas dari pedang sinar merah.

“Akk!” erang Aninda Serunai seraya membekap perutnya yang tertusuk.

Namun, erangan Aninda terhenti karena dia merasakan sakitnya mereda seiring darah yang berhenti mengucur, baik dari perut maupun dari pinggang belakang.

Aninda Serunai meraba titik lukanya. Dia jadi terkejut sendiri di dalam hati. Jarinya tidak menemukan lubang luka, bahkan tidak sedikit pun. Luka itu seolah-olah merapat sendiri sampai tidak ada jejak garis luka.

“Racun Mimpi Buruk sudah menyatu dengan tubuh dan otakmu. Jika tubuhmu terus kau isi dengan racun ini, sampai mengental di darah dan otakmu, maka kau tidak akan mengenal yang namanya kematian.”

Kata-kata Pendekar Tanpa Nyawa seketika teringat di benak Aninda Serunai, seiring rasa sakit dari tusukan itu lenyap dengan sendirinya.

Aninda Serunai bangkit dengan amarah, bukan gembira karena tidak mati ditusuk.

Terkejut semua yang melihat Aninda Serunai bisa bangkit seperti orang yang tanpa luka lagi.

Aninda Serunai segera berinisiatif menyerang dengan gerakan yang cepat. Adipati tidak terlena dalam keterkejutannya, tetapi dia cepat menyambut musuh dengan tebasan pedang sinar merahnya yang murni merupakan kumpulan tenaga dalam yang dipadatkan. Jangan tanya rumus apa yang dipakai Adipati untuk membuat pedang energi!

Tess!

Kembali terkejut Adipati saat tebasannya kepda Aninda Serunai tertahan oleh energi yang tidak terlihat. Pedang sinar itu tertahan beberapa jengkal dari kulit si gadis.

Gerakan Adipati yang terhenti, dalam sekejap cepat kembali hidup karena Aninda menyerang dengan pukulan-pukulan.

Adipati Rempah Alot juga berupaya menghindar dan menangkis serangan Aninda.

Tess tess!

Setiap pedang Adipati menyerang, selalu terbentur oleh ilmu perisai Aninda Serunai, jadi pedang sinar itu tidak pernah sampai kepada target. Berbeda ketika Aninda Serunai yang menyerang, serangannya selalu sampai kepada Adipati yang kemudian menangkis atau menghindar. Seolah-olah itu sudah terprogram otomatis.

Pak! Zerzzz!

“Aakk…!” jerit Adipati Rempah Alot dengan tubuh berdiri mengejang.

Pada akhirnya, kecepatan tinggi serakan Aninda Serunai membuahkan hasil. Pukulan Tapak Jalar Petir menghantam dada kiri Adipati yang kemudian menyebarkan garis sinar hijau ke seluruh tubuh.

“Kakang Adipati!” pekik sang istri di teras.

“Ayah!” pekik kedua putra Adipati bersamaan.

“Gusti!” pekik para pelayan dan prajurit bersamaan.

Blass!

Ketika Aninda Serunai menarik lepas telapak tangannya dari dada lawannya, terjadi ledakan energi yang mementalkan tubuh Adipati. Giliran Adipati yang jatuh terjengkang dan untung pakai celana.

“Hukr!”

Berbeda dengan Gaban Selangit yang tidak terluka saat dihajar oleh ilmu Tapak Jalar Petir, Adipati harus menyemburkan darah yang banyak.

“Hadapi aku, Wanita Jahat!” teriak Kandar Wulat seraya melompat keluar dari teras dan berlari di udara. (RH)

Terpopuler

Comments

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

1

2024-11-09

1

•§͜¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

•§͜¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

wah hebat dong jadi ngga takut terluka kalau bisa sembuh otomatis.. ngga usah repot2 berobat😅🤭

2024-10-21

2

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥

pasti gurunya Anin msh sodaraan ma RoboCop dan ultramen.....kan mereka juga gak bisa mati, karena gak ada nyawanya🤣🤣🤣🤣🤣

2024-09-05

3

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!