Raab 8: Efek Mertua

*Ratu Abadi (Raab)*

Seketika semua perhatian jadi beralih kepada wanita berumur yang datang bersama seorang pemuda dan gadis.

Wanita berumur enam puluh tahun yang berwajah putih bersih mengenakan pakaian hijau muda, yang dilapisi jubah hijau lebih gelap. Rambutnya yang sudah dua warna digelung di atas dan ditusuk oleh dua tusuk rambut berwarna merah terang. Wanita berhidung model jambu air itu sudah tersenyum sedari jauh. Dia bernama Gatri Yandana, ibu kandung dari Permaisuri Kerling Sukma.

Pantas saja Gatri Yandana masih terlihat cantik di usia lebih separuh abad. Sepertinya dia mewarisi kecantikan putrinya, meski tidak mewarisi mata hijau putrinya. Atau sebaliknya.

Di sisi kanannya berjalan seorang pemuda berkumis tebal dan berbadan gagah. Dia mengenakan baju warna biru yang agak ketat, sehingga membuat dadanya yang kekar dan bidang terlihat jantan. Lelaki yang usianya sudah kepala tiga tersebut bernama Jaga Manta, kakak Permaisuri Kerling Sukma dari lain ibu.

Di sisi kiri Gatri Yandana berjalan seorang gadis tapi sudah bersuami. Wajahnya cantik imut, tapi tidak mengalahkan keimutan nan mungil milik Permaisuri Sandaria. Model rambutnya seperti Permaisuri Kusuma Dewi, yaitu lurus sebahu. Wanita itu bernama Helai Sejengkal, istri dari Jaga Manta atau kakak ipar dari Permaisuri Kerling Sukma.

Helai Sejengkal termasuk gadis yang memiliki kenangan indah dengan Joko Tenang sebelum menjadi raja. Kenangan itu berupa pelukan erat dan berbagi ludah yang tentu saja lewat lidah ke lidah. Jangan dibayangkan seperti apa rasanya! Kenangan itu tertuang dalam kisah di novel Sanggana 2 yang berjudul “Pendekar Sanggana”.

Melihat kedatangan keluarga dari Permaisuri Kerling Sukma, Prabu Dira segera benurunkan tensi amarahnya. Dia segera menengok kepada Permaisuri Nara.

“Permaisuri Negeri Jang dan Permaisuri Tangan Peri memohon keringanan hukuman untuk Permaisuri Mata Hijau. Kau sangat menyayangi muridmu, Permaisuri Guru. Tentunya kau akan memberikannya hukuman yang meringankan tanpa menganggap remeh kesalahannya,” kata Prabu Dira.

“Baik, Kakang Prabu,” ucap Pemaisuri Nara patuh.

Permaisuri Kerling Sukma memang adalah murid kesayangan Permaisuri Nara, meski pada akhirnya guru dan murid itu harus berbagi cinta. Jangan ditanya kenapa hubungan kontroversial itu bisa berlaku! “Cinta itu memang tidak mengenal batas.” Itu kata pelaku cinta membadak buta.

Prabu Dira lalu meninggalkan ratu dan para permaisurinya. Dia pergi menyongsong kedatangan mertua dan kakak iparnya. Prabu Dira datang dengan senyum, menutupi kemarahannya yang baru saja memuncak.

Prabu Dira segera didampingi oleh seorang wanita yang cantik jelita dengan penampilan layaknya seorang pendekar. Dia berperawakan besar. Wajahnya mirip dengan Permaisuri Sandaria. Hanya, jika Permaisuri Sandaria serba mungil, yang ini versi melek dan versi besarnya.

Dia adalah Riskaya, calon selir yang sudah dikawini oleh Prabu Dira tetapi belum dinikahi. Kematian Ratu Ani membuat Prabu Dira menunda rencana untuk meresmikan keseliran Riskaya. Tidak ada yang mempermasalahkan Riskaya ketika pergi mengiringi langkah Prabu Dira karena jabatannya adalah Kepala Pengawal Prabu.

Melihat justru Prabu Dira yang mendatangi, Gatri Yandana segera berhenti dan turun berlutut di lantai pelataran seraya menjura hormat. Tindakan Gatri tersebut membuat Jaga Manta dan Helai Sejengkal turut berhenti dan turun berlutut menghormat.

“Sembah hormat kami, Gusti Prabu,” ucap Gatri Yandana.

“Bangunlah, Ibu!” perintah Prabu Dira sambil cepat membungkuk menyentuh lengan kiri mertuanya agar wanita itu segera bangun.

Gatri Yandana yang masih memilih menjanda setelah kematian suaminya enam belas tahun yang lalu itu segera bangkit berdiri. Dia sangat bahagia karena disambut begitu hangat oleh menantunya.

“Bangunlah, Kakang Jaga Manta, Helai Sejengkal!” perintah Prabu Dira tanpa pakai acara sentuh lengan.

Maka, Jaga Manta dan istrinya pun segera bangkit berdiri.

“Apakah kunjungan Ibu untuk bertemu dengan Permaisuri Mata Hijau?” tanya Prabu Dira dengan wajah yang selalu tersenyum ramah, sangat kontras dengan cuaca wajahnya sejak tadi.

“Aku hanya rindu ingin bertemu dengan putriku, Gusti Prabu,” jawab Gatri Yandana seraya tersenyum pula.

“Baiklah, Ibu. Aku baru kembali dari Kerajaan Pasir Langit. Jadi aku mohon izin untuk beristirahat,” ujar Prabu Dira.

“Silakan, Gusti Prabu,” ucap Gatri Yandana.

Prabu Dira lalu pergi meninggalkan mertua dan kakak iparnya. Riskaya segera mengiringi menuju ke Istana.

Melihat suaminya meninggalkan Gatri Yandana, Ratu Tirana segera berjalan pergi menyusul yang diikuti oleh para dayang.

Permaisuri Sandaria yang merasa tidak memiliki masalah dengan suaminya, segera berjalan mengiringi Ratu Tirana, ikut menyusul sang prabu.

“Setelah urusan dengan ibumu, temui aku di Istana Mata Hati!” perintah Permaisuri Nara kepada Permaisuri Mata Hijau.

“Baik, Permaisuri Guru,” ucap Permaisuri Kerling Sukma patuh.

Setelah itu, Permaisuri Nara berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut. Sepuluh dayangnya segera mengekor di belakangnya untuk kembali ke Istana Mata Hati.

Sekedar mengingatkan, di dalam lingkungan Istana Sanggana Kecil ada istana-istana kecil yang khusus diperuntukkan para permaisuri. Jadi satu istri, satu istana.

“Terima kasih atas pembelaan Kakak Permaisuri Negeri Jang dan Permaisuri Tangan Peri,” ucap Permaisuri Kerling Sukma seraya menjura hormat kepada kedua permaisuri yang secara usia memang lebih tua darinya.

“Tidak usah kau sungkankan pembelaan kami. Kaulah yang telah membalas sakit hati kami atas pengusiran tidak langsung Ratu Ani kepada kami. Jadi seharusnya kami yang berterima kasih kepadamu, Adik Sukma,” kata Permaisuri Yuo Kai.

Permaisuri Kerling Sukma hanya tersenyum, meski dia akan menghadapi hukuman dari gurunya sebentar lagi.

Ketiga permaisuri itu lalu beralih kepada kedatangan Gatri Yandana, Jaga Manta dan Helai Sejengkal.

Keluarga Permaisuri Kerling Sukma turun berlutut dan menjura hormat kepada ketiga permaisuri.

“Bangunlah, Ibu!” perintah Permaisuri Yuo Kai selaku permaisuri senior di antara mereka.

Setelah ibunya bangkit berdiri, Permaisuri Kerling Sukma lalu memeluk ibunya seraya tertawa rendah, menunjukkan kebahagiaannya karena telah dikunjungi oleh sang ibu.

“Silakan menikmati kebersamaan kalian. Kami ingin kembali ke Istana,” ujar Permaisuri Yuo Kai.

“Silakan, Gusti Permaisuri,” ucap Gatri Yandana seraya tersenyum.

Ketiga tamu itu lalu menjura hormat secukupnya kepada Permaisuri Yuo Kai dan Permaisuri Ginari.

“Mari, Ibu, Kakang, kita ke istanaku,” ajak Permaisuri Kerling Sukma.

Maka keluarga itu pergi menuju ke Istana Hijau milik Permaisuri Kerling Sukma. Istana Hijau memiliki warna yang didominasi hijau muda.

Tinggallah si burung raksasa Gimba yang parkir sendiri di tengah-tengah pelataran. Dia tidak pergi karena belum ada perintah. Mungkin saja Prabu Dira masih ingin terbang setelah mengurus istri-istrinya.

“Sepertinya telah terjadi sesuatu, Adik?” tanya Jaga Manta saat dalam perjalanan menuju ke Istana Hijau. Dia curiga dengan suasana yang tadi tercipta.

“Aku melakukan pembunuhan yang dianggap salah oleh Kakang Prabu,” jawab Permaisuri Kerling Sukma jujur.

“Kau membunuh siapa?” tanya Gatri Yandana cepat. Langkahnya sampai terhenti karena serius memandang putri jelitanya.

“Istri muda Kakang Prabu,” jawabnya sang permaisuri.

“Maksud Gusti Permaisuri, Ratu Ani Kerajaan Pasir Langit?” terka Helai Sejengkal yang terkejut bersama suami dan mertuanya.

“Iya.”

“Apa?!” pekik Gatri Yandana, Jaga Manta dan Helai Sejengkal bersamaan.

“Nanti aku ceritakan di Istana, Ibu,” kata Permaisuri Kerling Sukma. (RH)

Terpopuler

Comments

Hawkeye

Hawkeye

adapula gadis tapi bersuami. bah macam mana ini 🤣

2024-12-10

0

Hawkeye

Hawkeye

helai sejengkal 🤣🤣🤣🤣

2024-12-10

0

Hawkeye

Hawkeye

gimana gimana gimana 🤣

2024-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!