Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda

*Ratu Abadi (Raab)* 

Di saat Komandan Benik Injek jatuh di dalam pegangan tangan-tangan prajurit anak buahnya, sebagian besar prajurit berpedang dan bertombak itu menyerang Aninda Serunai, tanpa peduli bahwa yang mereka serang adalah seorang gadis cantik jelita.

Pset pset!

“Akk! Akh! Akk…!” jerit para prajurit itu dengan tubuh berpentalan ke belakang.

Bukan hanya tameng kayu keras mereka yang terbelah oleh energi tenaga dalam yang dilepaskan oleh Aninda, tetapi pedang mereka juga patah dan terpental. Saat yang sama, ada luka sayatan nan tajam di tangan dan badan depan mereka.

Dari semua prajurit yang menyerang itu, tidak ada seorang pun yang luput dari luka parah tebasan tenaga dalam Aninda. Ada yang langsung mati dan ada pula yang harus merasakan sakitnya luka terlebih dulu.

Beberapa prajurit yang belum ikut menyerang terkejut melihat rekan-rekan mereka bertumbangan dalam sekali gebrak saja. Melihat kondisi itu, mereka pun cepat sadar bahwa yang mereka hadapi adalah pendekar wanita berkesaktian tinggi.

Seeet!

Tiba-tiba ada suara lesatan benda yang menggesek udara malam. Benda yang adalah sebatang tombak itu melesat sangat cepat menyerang Aninda. Karena melesat di dalam kegelapan, kedatangan tombak itu agak mengejutkan Aninda, sehingga si gadis harus melompat kayang ke belakang demi menghindari tombak yang kemudian melintas di atas lengkungan perutnya.

Seeet! Truks!

Namun, ketika Aninda kembali bangun tegak, satu tombak lagi datang melesat dan muncul dari dalam kegelapan. Namun kali ini, Aninda Serunai menahan mata tombak itu dengan telapak tangan kirinya.

Tombak itu tidak hanya seperti menabrak dinding baja, tetapi sampai hancur tanpa harga diri lagi. Telapak tangan kiri Aninda tidak terluka sedikit pun.

Bleat!

Namun setelah itu, di dalam kegelapan yang sama muncul gerakan makhluk besar, yang ketika sampai di gerbang halaman, terlihat itu adalah sesosok tubuh besar. Sosok itu langsung menyerang Aninda Serunai dengan tendangan sangat keras.

Dags!

Aninda menangkis tendangan kaki besar itu dengan batang tangan kanannya yang pastinya bertenaga dalam.

Ternyata tendangan itu sangat kuat, sampai-sampai Aninda terjajar empat tindak, tapi tidak sampai jatuh.

Kini di hadapan Aninda telah berdiri sosok lelaki besar dan tinggi. Otot-otot besarnya terlihat mengerikan bagi wanita kebanyakan, tetapi Aninda adalah wanita kedikitan.

Sosok lelaki seperti cucu raksasa itu tidak lain adalah Gaban Selangit, pendekar pengawal Adipati Rempah Alot.

Hasil yang didapat oleh Aninda membuatnya kian marah. Karena itu, dia cepat membalas Gaban Selangit dengan tinju bertenaga dalam tinggi.

Gaban Selangit yang bukan pendekar kaleng-kaleng dengan bersemangat mangadu tinjunya dengan tinju Aninda yang bertangan kecil.

Dass!

“Hukr!” keluh Gaban Selangit yang terpental ke belakang setelah tinjunya beradu dengan tinju Aninda Serunai.

Brakr!

Tubuh besar itu menabrak sisi gerbang halaman hingga hancur. Bukan Gaban yang hancur, tetapi kusen gerbang. Semoga tidak salah paham. Sementara itu, Aninda kokoh di atas kuda-kudanya.

Meski sudah menghantam kusen gerbang, sepertinya Gaban Selangit tidak apa-apa. Meski dia sempat mengeluh karena merasakan kerasnya hantaman tinju lawan, dia buru-buru bangkit lagi dengan ekspresi yang marah.

Gaban Selangit kembali memasang kuda-kudanya. Jelas dia tidak mau kalah hanya dengan seorang gadis cantik.

“Aaargg!”

Berteriak seperti orang kesurupan, Gaban Selangit maju dengan gerak serang yang cepat. Meski tangannya besar-besar, tetapi terlihat sangat ringan digerakkan dalam menyerang.

Namun, Aninda memiliki gerakan yang lebih cepat. Gaban Selangit sampai sulit untuk mengikuti pergerakan tangan Aninda. Maka itu, tidak butuh waktu lama bagi Aninda untuk menghajar cucu raksasa itu lagi.

Bug bug bug!

“Hahaha!”

Tiga tinju beruntun tanpa jarak jeda karena terlalu cepatnya, menghantam dada Gaban Selangit.

Namun, orang besar itu justru tertawa, meski tubuhnya terhentak tiga kali seperti orang tremor. Gaban Selangit menertawakan Aninda Serunai karena tinju keras wanita itu tidak membuatnya jatuh atau kesakitan.

Pak! Zerzzz!

“Aaakkk…!” jerit Gaban Selangit ketika Aninda menghantam perut kotak-kotaknya dengan hantaman telapak tangan usai ketiga tinju lawannya tidak berguna.

Hantaman telapak tangan itu ternyata memunculkan jalar garis-garis sinar hijau ke seluruh badan Gaban Selangit. Dia pun menjerit keras dengan tubuh berdiri mengejang.

Blass!

Ketika Aninda Serunai menarik lepas telapak tangannya dari perut lawannya, terjadi ledakan energi yang mementalkan tubuh besar Gaban Selangit. Meski terpentalnya tidak jauh, tetapi membuat Gaban jatuh terjengkang.

Meski demikian, ilmu Tapak Jalar Petir tidak mampu melukai kulit perut Gaban. Namun, Gaban sudah merasakan sakit. Itu terlihat dari wajahnya yang mengerenyit saat dia bergerak bangkit dengan gerakan yang lemah. Sengatan Tapak Jalar Petir cukup membuat Gaban menjadi lemah.

Sruasss! Blass!

Tiba-tiba Gaban melempar sebola sinar biru kepada Aninda Serunai. Namun, sinar biru sebesar mangga dewasa dari ilmu Menimpuk Monyet itu hancur beberapa jengkal dari tubuh Aninda. Itu terjadi karena Aninda Serunai memasang ilmu perisainya yang tidak berwujud.

Terkejut Gaban melihat itu. Namun, keterkejutannya tidak tuntas karena si gadis sudah maju kepadanya dengan sangat cepat.

Tsuk! Bom!

“Aakk!”

Brakr!

Aninda Serunai menusuk perut Gaban dengan dua jari yang merapat. Lalu terjadilah ledakan sinar merah. Ledakan itu mementalkan tubuh besar Gaban seiring jerit kesakitannya.

Saking kerasnya daya dorong dari ilmu Jari Ledak Murka warisan Pendekar Tanpa Nyawa, tubuh Gaban menghancurkan bagian pagar yang ditabraknya.

Meski Gaban sudah kesakitan dan sulit bangkit, tetapi perutnya terlihat tidak apa-apa, tidak ada luka fisik yang terlihat. Mungkin karena malam dan cahaya obor minim menerangi, jadi luka memarnya yang lebar tidak terlihat jelas.

“Aku … belum kalah!” teriak Gaban yang tidak mau maruahnya jatuh gegara kekalahannya.

Dia pun berusaha bangkit dengan menahan rasa sakit dan lemah. Setelah berdiri dengan goyah, dia kembali memasang kuda-kudanya. Kedua tangan dia gerakkan.

Srass!

Pada kedua tangan itu kemudian muncul sinar putih kusam, sehingga tidak terlalu menerangi area sekitar. Gaban siap melepaskan ajian tertingginya yang bernama Kentut Matahari. Entah siapa gurunya sehingga menamai ilmu hebat seunik itu?

Srass!

Setelah muncul di kedua tangannya, sinar putih serupa juga muncul di wajah Gaban. Cahaya putih itu tidak membuat tampang Gaban kian ganteng, tapi justru sebaliknya.

“Heaaat…!” teriak Gaban sambil mendorong perlahan kedua tangannya yang bersinar putih kusam, seolah-olah dia sedang mendorong truk mogok.

Sroass!

Pada akhir teriakan Gaban, sinar yang bercokol pada kedua tangan dan satu wajahnya melesat dalam bentuk bola berekor. Jangan ditanya bola apa!

Blar blar blar!

Tiga ledakan keras terjadi beberapa jengkal di depan tubuh Aninda Serunai yang memilih tidak menghindar, tetapi mengandalkan ilmu perisainya yang bernama Lindung Tanpa Wujud.

Meski terlindungi oleh ilmu perisainya yang tidak terlihat, ternyata tetap saja tubuh Aninda terpental keras jauh ke belakang dan lenyap di dalam kegelapan.

West! Bluar!

Dua kejap setelah hilangnya visual Aninda tertelan kegelapan, tiba-tiba satu bayangan muncul melesat sangat cepat dari dalam kegelapan itu juga.

Bayangan itu menghantam tubuh Gaban dan dihiasi ledakan sinar ungu yang sekejap menyilaukan mata.

Tanpa jeritan lagi, tubuh besar Gaban terpental jauh dan jatuh keras di tengah-tengah halaman kediaman Adipati Rempah Alot.

“Hentikan!” seru satu suara lelaki tiba-tiba dari kejauhan di dalam kediaman sang adipati. (RH)

Terpopuler

Comments

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

6

2024-11-09

1

•§͜¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

•§͜¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

coba adipati datang lebih awal dan mau bertemu kan anak buahnya ngga bakal mati

2024-10-21

1

•§͜¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

•§͜¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ

emang tombak punya harga diri juga ya om😅

2024-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!