Raab 13: Dua Pendekar Sombong

*Ratu Abadi (Raab)* 

Drap drap drap…!

Kedua kuda berwarna cokelat itu berlari sedang yang menunjukkan bahwa keduanya tidak sedang dikejar atau mengejar waktu. Keduanya ditunggangi oleh lelaki yang sama-sama usia hampir empat puluh tahun. Keduanya yang mengenakan pakaian bagus warna kuning dan hijau terang itu memiliki paras yang tampan.

Lelaki yang memperkaya kumis bernama Adi Ronggoloyo. Sedangkan lelaki yang memperkaya cambang bernama Aji Ronggoloyo. Aji adalah kakak dari Adi. Keduanya putra dari Abi Ronggoloyo atau cucu dari Aki Ronggoloyo.

Kakak adik yang sangat akur dan bersahabat itu memiliki gelar Dua Pendekar Sombong. Gelar itu bukan mereka yang lahirkan atau dianugerahkan karena mereka telah diwisuda usai mengenyam pendidikan S selama tiga puluh semester, tetapi diberikan oleh rekan-rekan sejawat dan lawan-lawan sejerawat.

Mereka kompak menghentikan lari kudanya saat mereka menemui sepasang pendekar tua yang sedang berjalan kaki di pinggir jalan yang tidak bertrotoar. Aki dan nini itu disebut pendekar karena memang style mereka menunjukkan seperti itu. Nenek-nenek mana yang suka bawa-bawa pedang jika bukan pendekar? Dan, aki-aki mana yang suka bawa-bawa selendang jika bukan pendekar?

Si nenek kurus berpakaian abu-abu yang menyandang pedang di punggung bernama Nini Kuolot. Sedangkan si kakek yang bukan suaminya bernama Kidulang Tuo. Meski keduanya tidak memiliki gelar kebangsawanan atau akademik, tetapi nama mereka cukup populer di kancah dunia persilatan.

Jika yang populer nama asli dibandingkan sekalimat gelar, berarti individu tersebut bukanlah orang kebanyakan. Jika dia seorang pendekar, berarti dia bukan pendekar kebanyakan. Artinya dia pendekar kedikitan.

“Hahaha!”

Yang biasa pertama kali dilakukan oleh Dua Pendekar Sombong adalah menertawakan orang lain.

Kidulang Tuo dan Nini Kuolot sebelumnya mendengar suara lari kuda yang datang mendekat dari arah belakang, tetapi mereka cuek nenek. Barulah ketika dua hewan itu berhenti yang diiringi oleh suara menertawakan dari dua lelaki, barulah sepasang tua itu menengok dengan lirikan yang tajam. Maklum, usia tua membuat mereka sensitif mendengar suara tawa meski tidak sensitif untuk tertawa.

Mereka langsung mengenal kedua lelaki gagah di atas kuda.

“Sudahlah tua, tapi tidak kunjung cari harta, hanya mencari kedigdayaan. Akhirnya, seekor kambing pun tidak kunjung terbeli untuk dijadikan tunggangan. Hahaha!” ejek Adi Ronggoloyo.

“Apakah kau ingin merasakan mulutmu dibungkam oleh selendangku, Pendekar Sombong?” tanya Kidulang Tuo menawarkan.

“Hahaha! Jangan cepat marah seperti itu. Orang tua yang suka marah seperti itu nanti cepat mati. Bahagialah Nini Kualat jika kau mati. Setidaknya dia akan mencari ganti yang satu tahun lebih muda darimu, Kidulang,” kata Adi Ronggoloyo.

“Hahaha!” tawa Aji Ronggoloyo. Dia tertawa bukan karena kata-kata adiknya lucu, tetapi mereka memang selalu kompak dalam hal mengolok-olok.

“Namaku Nini Kuolot, bukan Nini Kualat!” hardik Nini Kuolot marah.

“Memang sengaja. Hahaha!” kata Adi Ronggoloyo dengan bibir dibengkokkan seperti orang struk. Setelah itu dia tertawa.

Tes!

Respons dari ledekan kedua pemuda itu adalah satu sentilan tangan tanpa peluru, tetapi ada segumpal energi tenaga dalam tidak terlihat yang melesat menyerang paha kaki depan kuda Adi Ronggoloyo.

Ctas!

Ehehehek!

Namun, Adi Ronggoloyo sigap menghentakkan tangan kanannya ke arah bawah. Terjadi ledakan energi tanpa wujud di sisi kaki kuda. Adi melakukan pencegahan dengan tenaga dalamnya pula.

Akibatnya, ledakan yang terjadi dekat dengan kuda, mengejutkan kuda tunggangan Adi Ronggoloyo. Itu membuat si kuda meringkik kaget lalu berlari sebelum dipecut. Adi Ronggoloyo tidak bisa menolak raganya dibawa oleh kudanya.

“Tidak perlu pamer tenaga dalam di pinggir jalan, Nini Kualat. Nanti, kalau mau pamer di kediaman Adipati Rempah Alot,” kata Aji Ronggoloyo, tanpa tertawa lagi. “Di sana, aku yakin, pendekar tua sudah kehilangan masanya untuk berjaya.”

“Kami pun ingin melihat kesombongan yang hanya tinggi di mulut,” timpal Kidulang Tuo.

“Heah heah!” Aji Ronggoloyo lalu menggebah kudanya untuk mengejar adiknya.

Ketika Aji berhasil menyusul Adi, adiknya itu sudah menguasai kudanya.

Tidak berapa lama, mereka telah memasuki ibu kota Kadipaten Rempal. Di depan ada sekelompok wanita muda-muda berpakaian pendekar. Mereka ada enam sekawan.

Lagi-lagi kedua pemuda itu tidak tenang jika tidak usil. Mereka kompak memelankan kudanya dan berjalan santai di sisi rombongan kelompok wanita pendekar yang semuanya membawa pedang.

“Viut!” Adi Ronggoloyo bersiut memanggil keenam wanita itu.

Mereka yang awalnya tidak mengindahkan suara kuda yang datang, jadi menengok. Seketika bibir keenam wanita muda itu mencebik. Mereka sudah kenal siapa kedua pemuda tampan tersebut.

“Tidak usah diladeni. Pendekar seperti mereka kurang perhatian, makanya cari perhatian,” kata wanita tertua di antara mereka. Namanya Mila Kemangi. Meski paling tua, tetapi usianya baru tiga puluh satu tahun. Bisa ditakar usia wanita yang lain.

“Eh eh eh. Baru bertemu dengan Kakang yang ganteng ini kenapa langsung merajuk seperti itu? Nanti rindu kepada kami sebelum kalian rindu,” kata Aji Ronggoloyo menggoda.

“Jangan dikira kalian akan menemukan lelaki tampan yang setampan kami lagi. Tidak ada itu. Aku jamin,” kata Adi Ronggoloyo pula.

“Kalian memang tampan, tetapi tidak lebih tampan dari kuda kalian,” ketus wanita muda tercantik di antara mereka. Namanya Ulis doang. Dia memiliki rambut ikal yang sebahu.

“Hihihi…!” Meledak tawa Mila Kemangi dan adik-adik seperguruannya mendengar perkataan Ulis.

“Buah!” pekik Aji dan Adi mendelik karena dibandingkan dengan kuda mereka sendiri.

Mila Kemangi dan kelima adik seperguruannya lalu melanjutkan langkahnya sambil tertawa-tawa menertawakan Dua Pendekar Sombong.

Namun, Aji dan Adi tidak menyerah begitu saja. Mereka tetap menjalankan kudanya di sisi para wanita itu.

“Tidak usah jual-jual mahal seperti itu, Mila Kemangi. Aku tahu kau masih seorang diri, belum punya kekasih, apalagi suami. Jika kau ingin hidup bahagia, aku bisa memberikannya,” kata Aji Ronggoloyo.

“Jika kau terus jual mahal, sampai tua pun kau tidak akan punya lelaki. Kau pasti belum tahu bahwa lelaki itu rasanya lezat,” kata Adi pula.

Mendelik Mila Kemangi mendengar kata-kata kedua pemuda tampan itu.

“Hihihi!”

Namun, Ulis dan lainnya justru tertawa, mereka menertawakan kakak seperguruannya.

“Diam kalian!” hardik Mila kepada adik-adik bukan sekandungnya. “Kalian pikir mereka lucu?”

Lalu katanya kepada Dua Pendekar Sombong.

“Aku yakin, kalian beruntung kali ini karena sedang berjumpa kami yang cantik-cantik. Kalian, asalkan jenisnya wanita, pasti digoda dan diajak, termasuk nenek-nenek sekalipun.”

“Hihihi…!” Ramai Ulis dan rekan-rekannya tertawa.

“Sembarangan kau bicara, Mila. Kami ini sombong karena apa? Kami sombong karena di kalangan wanita kami menjadi rebutan. Di kalangan pendekar kami tidak terkalahkan. Di kalangan lelaki kami paling tampan. Di kalangan hartawan kami paling berharta,” sesumbar Aji Ronggoloyo.

Drap drap drap!

“Coba kalian lihat itu!” tunjuk Adi Ronggoloyo sambil ke satu arah.

Perhatian mereka semua segera teralih ke satu arah. Mereka melihat ada seorang gadis cantik berpakaian putih datang mendekat dengan berkuda.

“Cempaka Air datang karena dia cemburu melihat kami menggoda kalian,” kata Adi Ronggoloyo. (RH)

Terpopuler

Comments

🫡Ran🫠off✈︎

🫡Ran🫠off✈︎

lah kuda siapa yang lewat? kata orang tadi

2024-11-05

1

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

6

2024-11-08

1

🫡Ran🫠off✈︎

🫡Ran🫠off✈︎

wkwkwkw ada ada aja nanti benaran marah lagi
/Facepalm/

2024-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!