Raab 11: Titah Prabu Dira

*Ratu Abadi (Raab)*

 

Prabu Dira Pratakarsa Diwana memilih beristirahat di Istana Keprabuan. Dia ditemani oleh Ratu Tirana dan Permaisuri Sandaria.

Kedua wanita itu kompak melayani sang prabu yang mereka anggap lelah oleh kesedihan dan kemarahan, serta karena usai menempuh perjalanan yang jauh.

Ratu Tirana melayani dengan kelembutannya, sementara Permaisuri Sandaria melayani dengan keceriannya. Semua dayang mereka tidak libatkan. Itu bukan karena mereka ingin melakukan aksi ranjang bertiga, tetapi semata-mata untuk berbakti.

Tidak ada adegan panas bergairah atau aksi main serigala mandi atau cuci muka di atas kasur. Itu karena Prabu Dira sedang tidak mood sebab pengaruh kesedihan plus kemarahannya. “Sedang masa berkabung” atas kematian Ratu Ani menjadi dalih kuat bagi Prabu Dira untuk menolak pertarungan ranjang, padahal sang penantang sudah mengantri.

Mau tidak mau, Ratu Tirana dan Permaisuri Sandaria hari itu harus menghibur Prabu Dira tanpa kenal pamrih. Karena tidak ada pamrih, Permaisuri Sandaria pun memutuskan memanggil putrinya dengan dalih Putri Sisilia rindu ayahnya.

Putri Sisilia adalah putri Permaisuri Sandaria. Usianya baru enam tahun. Meski badannya kurang berisi daging alias ceking, kontras dengan ibunya, tetapi dia memiliki tanda-tanda kecantikan yang langka sejak kecil, meski kecantikan itu berbeda.

Putri Sisilia memiliki rambut berwarna putih bersih. Itu bukan usia tua di kalamasih bocil, tetapi itu mengikuti jenis rambut nenek atau leluhurnya. Dia memiliki pupil mata yang biru terang dan hidung mungil yang mancung. Wajahnya secantik boneka bule di masa depan.

Kehadiran Putri Sisilia yang suara dan gaya tawanya mirip ibunya itu bisa membuat Prabu Dira tertawa dan bercanda. Memang benar pepatah yang berkata “daun jatuh tidak akan jauh dari buahnya”.

Meski Prabu Dira terhibur, tapi justru Putri Sisilia yang akhirnya jenuh. Melihat kejenuhan itu, Ratu Tirana pun berinisiatif memanggil putrinya pula yang bernama Ginang Selaksa.

Ginang Selaksa juga berusia enam tahun, tetapi dia lebih tua dari Putri Sisilia. Putri dari Ratu Tirana itu lebih berisi, bahkan cenderung gemuk. Dia mewarisi bibir ayahnya, yaitu berbibir merah terang alami.

Jadilah kamar Prabu Dira arena permainan oleh kedua putri yang sama-sama aktif. Kondisi kamar yang awalnya rapi kini terlihat seperti kamar terkena banjir bandang.

Kondisi itu diperparah ketika Permaisuri Tutsi Yuo Kai datang ke kamar Prabu Dira. Bukan karena wanita asal Negeri Jang itu ikut main atau mengacak-acak kamar tersebut, tetapi karena dia datang membawa dua orang anak lelaki, satu usia sembilan tahun dan satu lagi empat tahun.

Anak berusia sembilan tahun memiliki perawakan ideal sebagai seorang anak lelaki. Selain tampan parasnya, gestur tubuhnya dalam bergerak pun selayaknya anak penguasa, yaitu anak kedua dari Prabu Dira yang menguasai banyak wilayah dan banyak istri. Anak berpakaian hijau berambut sedikit gondrong itu bernama Pangeran Getar Jagad, anak dari Permaisuri Getara Cinta.

Kepergian ibunya dalam tugas negara membuat Pangeran Getar Jagad memilih tinggal di Istana Jang. Alasannya hanya karena makanan Negeri Jang enak-enak, terutama mie rebus dan berbagai turunan masakan mie.

Anak lelaki usia empat tahun yang memiliki warna kulit putih terang dan bersih tersebut, punya model mata yang sangat sipit, tapi masih terlihat bola matanya di kala terjaga. Namun, bola mata itu akan hilang entah ke mana jika dia tertawa, memancing orang yang baru-baru melihatnya akan tertawa pula. Anak berambut pendek itu bernama Pangeran Tutsi Chang Kok, putra kandung dari Permaisuri Yuo Kai.

Permaisuri Yuo Kai senang jika Pangeran Getar Jagad tinggal di istananya karena putra kedua Prabu Dira tersebut memiliki karakter momong adik.

Jadi, ketika Permaisuri Yuo Kai dipanggil menghadap oleh Prabu Dira, dia membawa kedua anak mereka.

Setelah Pangeran Getar Jagad dan Pangeran Chang Kok menyembah kepada ayahnya dan sang ayah memberi peluk kecup sayang, mereka pun segera bergabung bermain bersama kedua saudara perempuannya, Putri Ginang Selaksa dan Putri Sisilia.

“Kematian Ratu Ani tidak akan membuatku mengambil tampuk kekuasaan di Kerajaan Pasir Langit. Karena tujuan kita menaklukkan Pasir Langit untuk membangun benteng laut, jadi permaisuri yang tepat untuk aku tempatkan sebagai pemimpin di sana adalah dirimu, Permaisuri Negeri Jang,” ujar Prabu Dira di kala keempat anaknya asik bermain agak jauh dari orang-orang dewasa.

“Aku tidak akan membantah perintah Kakang Prabu. Namun, aku bertanya, kenapa Kakang Prabu tidak menugaskan permaisuri yang lain?”

“Karena kau memiliki ilmu pembangunan. Meski ilmumu bukan pembangunan di laut, tetapi kau yang paling layak memimpin di Kerajaan Pasir Langit saat ini. Utusan Penasihat Kerajaan Pasir Langit sedang pergi mencari ahli pembangunan laut. Selagi ahli bangunan laut itu belum datang, kau sudah bisa memulai pembangunannya di sisi daratnya,” tutur Prabu Dira.

“Mulai kapan, Kakang Prabu?” tanya Permaisuri Yuo Kai.

“Berangkatlah besok pagi bersama Pangeran Chang Kok. Bawa suratku untuk Mahapatih Badaragi. Jika ada yang menentang, aku beri dirimu wewenang untuk menentukan nasib dan nyawanya,” perintah Prabu Dira.

“Baik, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Yuo Kai patuh.

“Aku menjanjikanmu mengantar pulang ke Negeri Jang setelah pembangunan benteng laut selesai terbangun,” ujar Prabu Dira.

“Terima kasih, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Yuo Kai yang kemudian bertanya, “Apakah Kakang Prabu tidak berangkat bersamaku ke Pasir Langit?”

“Aku akan pergi ke Gunung Dewi Runa untuk menemui Ratu Siluman. Kita akan membeli belerang di sana untuk mengeraskan kayu kapal menjadi sekuat baja. Setelah itu, aku harus pergi memantau langsung upaya utusan yang dikirim oleh Penasihat Kerajaan Pasir Langit untuk menemui ahli pembangunan laut. Mendapatkan ahli pembangunan laut sangat mendesak dan penting. Aku harus pergi memastikan tugas mereka berhasil.”

“Baik, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Yuo Kai.

“Sebelum kematiannya, Ratu Ani telah melakukan sejumlah langkah-langkah keamanan. Kau bisa minta Mahapatih Badaragi untuk melaporkan seluruhnya,” kata Prabu Dira lagi.

“Baik, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Yuo Kai lagi.

“Kakang Prabu, apakah kematian Ratu Ani tidak menimbulkan gejolak?” tanya Ratu Tirana.

“Gejolak sudah muncul di masa Prabu Galang Digdaya. Aku menduga, para pemberontak itu akan mengubah rencananya setelah Prabu Galang tumbang. Mungkin pula akan merubah kembali rencana barunya setelah tahu Ratu Ani juga mati,” jawab Prabu Dira. “Itu yang akan menjadi tantangan bagi Permaisuri Negeri Jang saat memimpin Pasir Langit. Masyarakat di negeri ini masih belum setertib di Negeri Jang. Mungkin akan lebih sulit melacak para pemberontak itu.”

“Mungkin juga Kakang Prabu bisa salah menilai,” sanggah Permaisuri Yuo Kai.

Prabu Dira hanya tersenyum mendengar kepercayaan diri Permaisuri Yuo Kai.

Seorang dayang datang menghadap dan turun berlutut menjura hormat.

“Ada dayang utusan dari Gusti Permaisuri Mata Hati, Gusti Prabu,” lapor dayang yang menghadap.

“Persilakan masuk!” perintah Prabu Dira.

“Baik, Gusti,” ucap si dayang patuh penuh hormat.

Dayang itu lalu pergi dengan beringsut mundur. Tidak berapa lama, dayang lain dengan pakaian yang semodel datang masuk.

“Sembah hormat hamba, Gusti Prabu,” ucap si dayang yang masih muda lagi bening kulitnya.

“Katakan apa yang kau bawa!” perintah Prabu Dira.

“Gusti Permaisuri Mata Hati sudah menjatuhkan hukuman kepada Gusti Permaisuri Mata Hijau, Gusti Prabu,” ujar si dayang.

“Apa hukumannya?” tanya Prabu Dira.

“Permaisuri Mata Hijau dikeluarkan dari giliran tahta keratuan selama satu putaran. Kemudian diasingkan ke Negeri Tanduk….”

“Ke Negeri Tanduk?” sebut ulang Permaisuri Sandaria terkejut, tapi sepasang matanya tidak mendelik. Keterkejutan Permaisuri Sandaria memangkas kata-kata si dayang.

Sebenarnya Prabu Dira, Ratu Tirana dan Permaisuri Yuo Kai ikut terkejut, tetapi mereka lebih tenang.

“Apa lagi?” tanya Prabu Dira.

“Permaisuri Mata Hijau dilarang bertemu dengan Gusti Prabu selama dua tahun,” jawab si dayang.

“Apa?!” pekik Prabu Dira terkejut. (RH)

Terpopuler

Comments

Hawkeye

Hawkeye

mie kocok bandung ada gak 😁

2024-12-11

0

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

4

2024-11-08

1

🫡Ran🫠off✈︎

🫡Ran🫠off✈︎

wkwkwkw klo ada Arda bagimana tuh udah?
😂

2024-10-22

2

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!