Raab 2: Racun Mimpi Buruk

*Ratu Abadi (Raab)* 

Aninda Serunai sudah menjalani berbagai latihan berat dan nyaris tanpa istirahat untuk raga dan batinnya. Berulang kali dia mengalami pingsan di saat latihan karena fisiknya tidak sanggup bertahan.

Beberapa latihan itu seperti menyelam di dalam air laut dalam waktu lama, berlari tanpa henti selama beberapa hari, berpuasa tanpa kenal berbuka dan hari raya, mematung hingga pingsan, dan banyak lagi macam latihannya yang menyiksa. Uniknya, selama masa latihan, Aninda hanya boleh makan daging laut mentah jika tidak dalam masa puasa.

Seperti pada satu ketika, Aninda Serunai menjalani latihan dengan cara digantung terbalik di dahan pohon, sehingga kepalanya ada di bawah dengan rambut, baju dan kedua tangan diikat di badan agar tidak menjuntai. Pasalnya, di tanah, tepat di bawah kepala, ada api yang dinyalakan dan sengaja dikondisikan agar asapnya banyak yang keluar.

Asap itu naik lewat menyelimuti kepala dan tubuh Aninda Serunai. Tepatnya, Aninda sedang diasapi.

“Uhhuk uhhuk uhhuk…!”

Kondisi itu jelas mengganggu pernapasan Aninda Serunai. Dia terus terbatuk-batuk dan berulang kali jatuh pingsan di dalam gantungan. Pendekar Tanpa Nyawa akan tahu Aninda Serunai pingsan ketika budaknya itu berhenti terbatuk.

Nenek sakti itu menjamin bahwa budaknya tidak akan mati oleh pengasapan tersebut, meski Aninda akan pingsan seratus kali.

Ketika Aninda pingsan, si nenek akan mengecilkan perapiannya. Pengasapan itu sendiri berlangsung selama seharian.

Pendekar Tanpa Nyawa sebenarnya tidak sekedar mengasapi Aninda. Ada unsur tertentu yang dibakar di dalam pengasapan itu, membuat asap menjadi warna putih bercampur hijau kehijau-hijauan.

Puncaknya, ketika Aninda pingsan untuk kesekian kalinya, dan sebagaimana biasanya Pendakar Tanpa Nyawa mengecilkan asap perapian, tubuh Aninda tersentak beberapa kali dalam ketidaksadarannya.

“Racun Mimpi Buruk sudah meresap,” ucap Pendekar Tanpa Nyawa lirih ketika melihat tubuh Aninda tersentak kecil dalam pingsannya.

Pada tahapan ini, Aninda memiliki penglihatan di dalam pingsannya, yang pada awalnya adalah warna gelap gulita seluruhnya. Tidak berapa lama, muncul pemandangan yang dilihat dan kondisi yang dirasakan oleh Aninda.

Tiba-tiba di dalam kegelapan muncul sesosok lelaki tampan berbibir merah, berambut gondrong lurus dan mengenakan rompi merah terang yang melapisi pakaiannya.

“Joko Tenang,” batin Aninda Serunai saat mengenali orang yang sangat dibencinya selama ini.

Dia hanya melihat sosok Joko Tenang, selebihnya adalah kegelapan.

Joko Tenang langsung meninju perut Aninda Serunai dengan tinju yang bersinar hijau. Seiring tinju itu menghantam perut Aninda dan seiring tubuhnya terdorong beberapa langkah ke belakang, kegelapan tiba-tiba hilang dan berganti terang.

Saat itu, dia dan pemuda tampan berbibir merah sedang bertarung di tengah-tengah ruangan besar yang hancur di sana-sini. Lantai dipenuhi oleh pecahan batu-batu hasil dari pertarungan mereka.

Entah bagaimana ceritanya, saat ini Aninda sedang menggenggam sebatang tongkat bagus.

Zerzzz!

Aninda Serunai merespons serangan Joko Tenang dengan melesatkan sepuluh aliran sinar biru dari tongkatnya.

“Ciaat!” pekik Joko Tenang cepat sambil menghentakkan kedua tangannya.

Wuss!

Sebelum sepuluh aliran sinar itu menjangkau Joko Tenang, ilmu angin Badai Malam Dari Selatan lebih dulu dikeluarkan. Angin yang laksana maha badai muncul dari tubuh Joko Tenang yang langsung menerbangkan tubuh Aninda Serunai.

Bukan hanya tubuh Aninda Serunai yang diterbangkan, tetapi batu-batu hasil reruntuhan bangunan dan debu tebal ikut terbang bersama.

Setelah itu, Joko Tenang cepat melesat memburu Aninda Serunai yang faktanya tidak kenapa-kenapa.

Aninda Serunai mendarat dengan baik di dekat dinding yang hancur parah. Ia cepat mengulurkan kedua tangannya lurus ke depan. Kedua kepalan menggenggam dua bagian dari senjatanya yang bernama Tongkat Jengkal Dewa.

Kini, Tongkat Jengkal Dewa dilapisi sinar merah berpendar. Joko Tenang datang melesat secepat anak panah dari arah depan.

Zess!

Tiba-tiba dari tongkat itu melesat segaris sinar merah sepanjang tongkat tersebut dengan lesatan menyamping. Sinar itu memotong tubuh Joko Tenang dan terus melesat jauh menghancurkan dinding yang rusak semakin hancur.

Dan kini, ada tiga tangan yang memegang Tongkat Jengkal Dewa. Dua tangan Aninda dan satu tangan Joko Tenang di tengah-tengah. Itu adalah situasi yang sangat menegangkan, terutama bagi Aninda Serunai.

Saat melesat di udara, Joko Tenang menggunakan ilmu yang namanya Hijau Raga, sehingga fisiknya berubah jadi manusia hologram yang raganya menjadi bayangan tidak tersentuh. Dia mendarat di depan Aninda Serunai dan tangan kanannya telah menggenggam tepat bagian tengah Tongkat Jengkal Dewa, di antara dua genggaman tangan Aninda Serunai pada tongkat.

Uniknya, Joko Tenang menggenggam tongkat itu hanya dengan dua jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk.

Zreeet!

“Akkr!” erang Joko Tenang saat ada aliran sinar merah dari tongkat yang mengaliri tubuhnya lalu meresap masuk. Joko Tenang sempat mengejang karena menahan sengatan yang hanya selama dua detik.

“Putri Bibir Merah mewariskan Tongkat Jengkal Dewa ini kepadaku melalui Ki Ageng Kunda Poyo, tapi kau merampoknya, hanya karena sama-sama sebagai keturunan Ratu Bibir Darah. Kau mempermalukan keluarga besar Ratu Bibir Darah, Aninda,” kata Joko Tenang datar. “Masa jayamu sudah berakhir, adikku.”

Ceklek! Set!

Dua jari tangan Joko Tenang tiba-tiba memutar bagian tengah tongkat yang dipegangnya.

Aninda Serunai terkejut bukan main. Ujung kanan dan kiri Tongkat Jengkal Dewa mendadak melesat masuk ke bagian tengah tongkat yang diameternya lebih besar. Dengan memendeknya tongkat pusaka itu, genggaman dua tangan Aninda Serunai jadi kehilangan pegangan. Kuatnya pegangannya tidak mampu menahan tongkat itu untuk memendekkan diri.

Blamm!

Setelah kehilangan pegangan pada tongkat, Aninda meledakkan tenaga dahsyat dari dalam tubuhnya. Itu adalah ilmu Letupan Bunga Matahari.

Joko Tenang langsung terpental keras dan jauh, jatuh di serakan bebatuan. Apesnya, Tongkat Jengkal Dewa yang dalam wujud sejengkalnya, lepas dari pegangan tangan Joko.

Melihat Tongkat Jengkal Dewa terlepas dari genggaman Joko Tenang, Aninda Serunai cepat melesat hendak memungutnya.

Zerzzz!

“Aakk!”

Namun, lesatan tubuh Aninda Serunai harus terhenti di udara, karena tubuhnya terjerat dan tertahan oleh lima aliran sinar hijau dari ilmu Lima Jeratan Terakhir milik Joko Tenang. Kelima tali sinar tanpa putus itu keluar dari kelima jari Joko.

Aninda Serunai menjerit nyaring.

Joko Tenang yang juga sudah menderita luka dalam akibat ilmu Letupan Bunga Matahari milik Aninda, cepat berkelebat menyambar Tongkat Jengkal Dewa. Sementara itu, satu tangannya tetap mengalirkan lima garis sinar hijau menyengat Aninda yang tertahan di udara.

Blas!

Sebelum tubuh Aninda Serunai hancur berkeping-keping oleh ilmu Lima Jeratan Terakhir, Joko Tenang memilih melepaskan tubuh Aninda. Tubuh wanita cantik itu terpental keras, lalu jatuh di lantai yang penuh batu tidak beraturan.

“Hukr!”

Aninda Serunai menyemburkan darah melalui mulutnya. Namun, ia segera berusaha bangkit.

Bdak! Begk!

“Hekh!”

Aninda Serunai kembali terkejut, ketika melihat Joko Tenang datang melesat dengan tubuh dilapisi sinar putih, kemudian menabraknya dengan keras. Tubuh Aninda Serunai terpental dan punggungnya menghantam dinding ruangan luas itu, lalu jatuh di lantai dengan tengkurap.

Aninda Serunai terdiam sejenak dalam posisi tengkurap. Tiga detik kemudian, kedua tangannya bergerak hendak bangkit.

“Nikmati hidupmu sebagai manusia tanpa kesaktian, Aninda!” seru Joko Tenang sambil menyelipkan tongkat pusaka di sabuknya. Ia lalu berbalik dan berkelebat pergi.

Alangkah terkejutnya Aninda Serunai mendengar perkataan Joko Tenang. Ia pun baru sadar bahwa ada yang berbeda pada dirinya. Ia merasakan sakit yang begitu luar biasa, lemas, seperti orang yang tidak memiliki kesaktian.

“Joko keparaaat!” teriak Aninda Serunai keras, setelah ia gagal mengeluarkan sedikit pun tenaga dalamnya.

“Joko keparaaat! Akan aku bunuh kau! Kembalikan kesaktianku!” teriak Aninda Serunai yang kembali tersadar dari pingsannya.

Pendekar Tanpa Nyawa hanya memandangi budaknya yang masih tergantung terbalik di dahan.

“Racun Mimpi Buruk sudah menyatu dengan tubuh dan otakmu. Jika tubuhmu terus kau isi dengan racun ini, sampai mengental di darah dan otakmu, maka kau tidak akan mengenal yang namanya kematian,” kata Pendekar Tanpa Nyawa sambil mulai menebalkan asap api di bawah kepala Aninda. (RH)

Terpopuler

Comments

👣Sandaria🦋

👣Sandaria🦋

kecil kali tongkatnya, pake dua jari doang. normal gak tuh, Om?🤣🤣

2024-06-22

15

Hawkeye

Hawkeye

jd aninda guling dong y 🤣

2024-12-05

0

🔵𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰π

🔵𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰π

Apapun bisa terjadi dalam mimpi.

2024-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!