Raab 7: Pembunuh Ratu Ani

*Ratu Abadi (Raab)*

Permaisuri Ginari dan Permaisuri Kusuma Dewi saling tatap dengan tajam. Penengahan yang dilakukan oleh Ratu Tirana yang berkarakter lembut membuat perdebatan Prabu Dira dan kedua permaisurinya terhenti sejenak.

“Permaisuri Pedang, sejak kapan kau kehilangan pedang?” tanya Ratu Tirana lembut.

“Sejak empat hari yang lalu, Gusti Ratu,” jawab Permaisuri Kusuma Dewi dengan wajah yang masih cemberut marah.

“Kenapa kau tidak menceritakannya kepada kami?” tanya Ratu Tirana lagi.

“Aku khawatir itu justru akan menimbulkan kegemparan dan justru kalian akan merasa aku curigai seperti saat ini,” kilah Permaisuri Kusuma Dewi.

Belum lagi Ratu Tirana berkata lagi, tiba-tiba….

“Aku yang mencuri Pedang Malam Ungu, Kakang Prabu!” kata satu suara wanita yang mereka tahu itu mengandung tenaga dalam karena pemilik suara bukan salah satu di antara mereka. Mereka pun tahu siapa pemilik suara itu.

Setelah tidak melihat keberadaan wanita pemilik suara, mereka pun harus menunggu sebentar.

Tidak sampai lima tarikan napas, sesosok wanita berjubah hijau besar dan mewah muncul berkelebat di udara. Tanpa suara pendaratan, sosok cantik jelita berpupil mata hijau itu mendarat di depan Prabu Dira dan istri-istrinya.

Sosok wanita bermata indah itu cantik dan erpenampilan setara dengan para permaisuri, lengkap dengan berbagai perhiasan. Dia datang dengan wajah yang dingin dan teguh. Semua mata kini tertuju kepadanya.

Wanita itu adalah Permaisuri Kerling Sukma yang berjuluk Permaisuri Mata Hijau. Dia wanita keempat yang dinikahi oleh Prabu Dira dan merupakan murid utama Permaisuri Nara.

“Hormatku, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kerling Sukma seraya turun berjongkok dan menjura hormat kepada suaminya.

Setelah itu dia beralih hadap menghormat kepada Ratu Tirana.

“Hormatku, Gusti Ratu.”

Permaisuri Kerling Sukma lalu beralih hadap dalam posisi setengah berjongkok dan menjura hormat kepada Permaisuri Nara.

“Hormatku, Permaisuri Guru,” ucapnya dengan menyebut sebutan lain bagi Permaisuri Nara yang juga merupakan guru Permaisuri Kusuma Dewi dan Permaisuri Ginari.

“Bangunlah, Permaisuri Mata Hijau!” perintah Ratu Tirana.

Permaisuri Kerling Sukma pun bangkit berdiri. Ketika dia memandang kepada Prabu Dira, dilihatnya suaminya itu terlihat agak menyeramkan. Tatapan Prabu Dira mengandung kemarahan besar yang terpendam.

“Aku yang mencuri Pedang Malam Ungu untuk membunuh Ratu Ani, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri kerling Sukma dengan wajah yang teguh, tetapi pandangannya lebih tunduk.

“Kenapa kau lakukan itu, Kerling Sukma?!” teriak Prabu Dira kencang membentak dengan menyebut nama asli istrinya tersebut. Wajah dan matanya memerah menatap tajam kepada wanita bermata hijau itu.

Bentakan keras Prabu Dira mengejutkan jantung semuanya, kecuali Permaisuri Nara yang akan selalu tenang meski terjadi kiamat.

“Karena Ratu Ani tidak layak menjadi pendamping Kakang Prabu. Jika aku yang diusir dari Kerajaan Pasir Langit setelah kami memberinya tempat di sisi suami dan raja kami, mungkin aku sudah membunuhnya sebelum Kakang Prabu menikahinya dan menjadikannya ratu di kerajaannya,” jawab Permaisuri Kerling Sukma lantang tanpa ada nada penyesalan atau bersalah.

Di dalam novel Sanggana 7 yang berjudul “Dendam Ratu Muda”, Prabu Dira dan Putri Ani Sarasawani telah menyepakati satu perjanjian. Salah satu tuntutan Putri Ani sebelum menjadi ratu adalah “Prabu Dira Pratakarsa Diwana menikahi Putri Ani Saraswani saat menjadi ratu tanpa kehadiran istri yang lain.”

Karena tuntutan itulah, Permaisuri Yuo Kai dan Permaisuri Ginari yang saat itu turut ada di Kerajaan Pasir Langit, memilih pulang ke Sanggana Kecil sebelum kehadirannya tidak dikehendaki.

“Tapi apakah harus kau bunuh?” tanya Prabu Dira dengan gigi yang rapat saling menekan. Dia menahan kegusarannya. Jika Kerling Sukma bukan permaisuri dan cinta masa remajanya setelah Kusuma Dewi, mungkin akan sedikit berbeda suasana saat ini.

“Harus. Belum menjadi ratu saja dia sudah lancang kepada Gusti Ratu dan kepada seluruh madunya, apalagi setelah dia memegang kekuasaan dan memiliki bala tantara. Mungkin saja dia kelak memberontak menyerang Sanggana Kecil. Bagaimanapun, Prabu Galang Digdaya yang Kakang Prabu musnahkan seluruh kesaktiannya adalah ayah dari Ratu Ani,” jelas Permaisuri Kerling Sukma.

“Setidaknya kau membicarakannya kepada Ratu atau kepada Permaisuri Guru!” Suara Prabu Dira masih meninggi.

“Karena aku yakin aku akan dicegah, Kakang Prabu,” kata Permaisuri Kerling Sukma.

“Seharusnya kau tidak mencuri pedangku, Permaisuri Mata Hijau,” kata Permaisuri Kusuma Dewi menyela pertengkaran itu, membuat Prabu Dira dan Permaisuri Kerling Sukma beralih memandangnya.

Permaisuri Kusuma Dewi lalu menjura hormat kepada suaminya.

“Hamba mohon diri, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kusuma Dewi datar.

Tiba-tiba Prabu Dira bergerak memeluk Permaisuri Kusuma Dewi yang agak terkejut atas tindakan suaminya. Namun, Permaisuri Kusuma Dewi memilih diam dan tidak membalas pelukan itu, menunjukkan bahwa hatinya masih marah.

“Maafkan aku, Kusuma,” ucap Prabu Dira berbisik pelan di telinga Permaisuri Kusuma Dewi.

“Selesaikan saja perkara Kakang Prabu dengan Permaisuri Mata Hijau. Tidak usah menghiraukan aku yang ternyata tidak mendapat kepercayaan penuh dari Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kusuma Dewi yang sebenarnya menahan rasa sedih, tetapi dia tidak menunjukkan kesedihannya.

Ketika Permaisuri Kusuma Dewi memberikan gerakan halus yang bermaksud melepaskan diri dari pelukan, Prabu Dira segera melepas pelukannya.

Permaisuri Kusuma Dewi lalu berbalik dan melangkah pergi meninggalkan suami dan semua madunya. Sepuluh dayang miliknya segera bergerak keluar dari posisi barisannya. Mereka mengikuti Permaisuri Kusuma Dewi di belakangnya.

Mereka semua tahu bahwa Permaisuri Kusuma Dewi pergi dengan membawa rasa kecewa, kesedihan dan sakit hati.

“Bagaimana pun kau harus aku hukum, Permaisuri Mata Hijau,” kata Prabu Dira kepada Permaisuri Kerling Sukma.

“Hamba siap menerima hukuman dari Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kerling Sukma sambil turun berlutut dan menyembah dengan kepala tertunduk.

“Hamba mendukung tindakan Permaisuri Mata Hijau,” kata Permaisuri Ginari. Dia lalu turun setengah berjongkok dan menjura hormat kepada suaminya. Lalu katanya, “Menurut hamba, membunuh Ratu Ani adalah langkah yang tepat.”

Pembelaan Permaisuri Tangan Peri itu membuat Prabu Dira agak terbeliak. Dia kian terkejut ketika permaisuri Yuo Kai turun berlutut di lantai.

“Gusti Permaisuri!” sebut Bo Fei terkejut.

Bagi seorang permaisuri dari Negeri Jang, adalah perkara mustahil untuk turun berlutut karena dianggap sangat menjatuhkan martabat. Prabu Dira, Ratu Tirana dan permaisuri yang lain sangat tahu itu.

Namun kali ini, Permaisuri Yuo Kai melakukan hal itu kepada Prabu Dira.

“Aku mohon kepada Kakang Prabu untuk meringankan hukuman Permaisuri Mata Hijau,” ujar Permaisuri Yuo Kai.

“Kenapa kalian berdua justru membela Permaisuri Mata Hijau yang telah membunuh orang yang sangat aku cintai?” tanya Prabu Dira. Masih marah.

“Kakang Prabu sangat mencintai Ratu Ani karena Kakang Prabu baru mengenalnya. Dia jauh lebih muda dari kami, kecantikannya di mata Kakang Prabu masih terlihat sangat segar dan ….”

Permaisuri Mata Hijau terpaksa memutus kata-katanya yang berapi-api saat Prabu Dira melayangkan tangan kanannya hendak menamparnya. Namun, gerakan tangan itu segera ditangkap oleh Ratu Tirana dengan cara memeluk tangan itu.

“Kakang Prabu, redakan amarahmu. Keburukan ini akan semakin buruk jika kemarahan yang dikedepankan. Ada banyak dayang yang melihat. Ada banyak prajurit jaga yang memerhatikan,” kata Ratu Tirana lembut sambil terus memeluk tangan kekar suaminya. Tirana bahkan tidak sungkan menekankan dadanya agar perasaan suaminya itu luluh.

“Anakku, Kerling Sukma!” panggil seorang wanita dari kejauhan, yang muncul berjalan setengah berlari ke arah mereka.

Karena namanya dipanggil dan kenal dengan warna suara itu, Permaisuri Kerling Sukma cepat menengok. Demikian halnya dengan Prabu Dira dan permaisuri lainnya.

“Ibu!” sebut Permaisuri Kerling Sukma terkejut. (RH)

Terpopuler

Comments

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

respec ma prabu Dira tetap menyebutt nama tdk pake aku kamu klo lagio marah tdj seperti Dy😓🙈

2024-11-11

2

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ijo2 dh kek ulet pa lemperr🙈🙈

2024-11-11

2

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ngomonginn pedang tp dgn lembutt pie kinsepe om🤔

2024-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!