*Ratu Abadi (Raab)*
Permaisuri Ginari dan Permaisuri Kusuma Dewi saling tatap dengan tajam. Penengahan yang dilakukan oleh Ratu Tirana yang berkarakter lembut membuat perdebatan Prabu Dira dan kedua permaisurinya terhenti sejenak.
“Permaisuri Pedang, sejak kapan kau kehilangan pedang?” tanya Ratu Tirana lembut.
“Sejak empat hari yang lalu, Gusti Ratu,” jawab Permaisuri Kusuma Dewi dengan wajah yang masih cemberut marah.
“Kenapa kau tidak menceritakannya kepada kami?” tanya Ratu Tirana lagi.
“Aku khawatir itu justru akan menimbulkan kegemparan dan justru kalian akan merasa aku curigai seperti saat ini,” kilah Permaisuri Kusuma Dewi.
Belum lagi Ratu Tirana berkata lagi, tiba-tiba….
“Aku yang mencuri Pedang Malam Ungu, Kakang Prabu!” kata satu suara wanita yang mereka tahu itu mengandung tenaga dalam karena pemilik suara bukan salah satu di antara mereka. Mereka pun tahu siapa pemilik suara itu.
Setelah tidak melihat keberadaan wanita pemilik suara, mereka pun harus menunggu sebentar.
Tidak sampai lima tarikan napas, sesosok wanita berjubah hijau besar dan mewah muncul berkelebat di udara. Tanpa suara pendaratan, sosok cantik jelita berpupil mata hijau itu mendarat di depan Prabu Dira dan istri-istrinya.
Sosok wanita bermata indah itu cantik dan erpenampilan setara dengan para permaisuri, lengkap dengan berbagai perhiasan. Dia datang dengan wajah yang dingin dan teguh. Semua mata kini tertuju kepadanya.
Wanita itu adalah Permaisuri Kerling Sukma yang berjuluk Permaisuri Mata Hijau. Dia wanita keempat yang dinikahi oleh Prabu Dira dan merupakan murid utama Permaisuri Nara.
“Hormatku, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kerling Sukma seraya turun berjongkok dan menjura hormat kepada suaminya.
Setelah itu dia beralih hadap menghormat kepada Ratu Tirana.
“Hormatku, Gusti Ratu.”
Permaisuri Kerling Sukma lalu beralih hadap dalam posisi setengah berjongkok dan menjura hormat kepada Permaisuri Nara.
“Hormatku, Permaisuri Guru,” ucapnya dengan menyebut sebutan lain bagi Permaisuri Nara yang juga merupakan guru Permaisuri Kusuma Dewi dan Permaisuri Ginari.
“Bangunlah, Permaisuri Mata Hijau!” perintah Ratu Tirana.
Permaisuri Kerling Sukma pun bangkit berdiri. Ketika dia memandang kepada Prabu Dira, dilihatnya suaminya itu terlihat agak menyeramkan. Tatapan Prabu Dira mengandung kemarahan besar yang terpendam.
“Aku yang mencuri Pedang Malam Ungu untuk membunuh Ratu Ani, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri kerling Sukma dengan wajah yang teguh, tetapi pandangannya lebih tunduk.
“Kenapa kau lakukan itu, Kerling Sukma?!” teriak Prabu Dira kencang membentak dengan menyebut nama asli istrinya tersebut. Wajah dan matanya memerah menatap tajam kepada wanita bermata hijau itu.
Bentakan keras Prabu Dira mengejutkan jantung semuanya, kecuali Permaisuri Nara yang akan selalu tenang meski terjadi kiamat.
“Karena Ratu Ani tidak layak menjadi pendamping Kakang Prabu. Jika aku yang diusir dari Kerajaan Pasir Langit setelah kami memberinya tempat di sisi suami dan raja kami, mungkin aku sudah membunuhnya sebelum Kakang Prabu menikahinya dan menjadikannya ratu di kerajaannya,” jawab Permaisuri Kerling Sukma lantang tanpa ada nada penyesalan atau bersalah.
Di dalam novel Sanggana 7 yang berjudul “Dendam Ratu Muda”, Prabu Dira dan Putri Ani Sarasawani telah menyepakati satu perjanjian. Salah satu tuntutan Putri Ani sebelum menjadi ratu adalah “Prabu Dira Pratakarsa Diwana menikahi Putri Ani Saraswani saat menjadi ratu tanpa kehadiran istri yang lain.”
Karena tuntutan itulah, Permaisuri Yuo Kai dan Permaisuri Ginari yang saat itu turut ada di Kerajaan Pasir Langit, memilih pulang ke Sanggana Kecil sebelum kehadirannya tidak dikehendaki.
“Tapi apakah harus kau bunuh?” tanya Prabu Dira dengan gigi yang rapat saling menekan. Dia menahan kegusarannya. Jika Kerling Sukma bukan permaisuri dan cinta masa remajanya setelah Kusuma Dewi, mungkin akan sedikit berbeda suasana saat ini.
“Harus. Belum menjadi ratu saja dia sudah lancang kepada Gusti Ratu dan kepada seluruh madunya, apalagi setelah dia memegang kekuasaan dan memiliki bala tantara. Mungkin saja dia kelak memberontak menyerang Sanggana Kecil. Bagaimanapun, Prabu Galang Digdaya yang Kakang Prabu musnahkan seluruh kesaktiannya adalah ayah dari Ratu Ani,” jelas Permaisuri Kerling Sukma.
“Setidaknya kau membicarakannya kepada Ratu atau kepada Permaisuri Guru!” Suara Prabu Dira masih meninggi.
“Karena aku yakin aku akan dicegah, Kakang Prabu,” kata Permaisuri Kerling Sukma.
“Seharusnya kau tidak mencuri pedangku, Permaisuri Mata Hijau,” kata Permaisuri Kusuma Dewi menyela pertengkaran itu, membuat Prabu Dira dan Permaisuri Kerling Sukma beralih memandangnya.
Permaisuri Kusuma Dewi lalu menjura hormat kepada suaminya.
“Hamba mohon diri, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kusuma Dewi datar.
Tiba-tiba Prabu Dira bergerak memeluk Permaisuri Kusuma Dewi yang agak terkejut atas tindakan suaminya. Namun, Permaisuri Kusuma Dewi memilih diam dan tidak membalas pelukan itu, menunjukkan bahwa hatinya masih marah.
“Maafkan aku, Kusuma,” ucap Prabu Dira berbisik pelan di telinga Permaisuri Kusuma Dewi.
“Selesaikan saja perkara Kakang Prabu dengan Permaisuri Mata Hijau. Tidak usah menghiraukan aku yang ternyata tidak mendapat kepercayaan penuh dari Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kusuma Dewi yang sebenarnya menahan rasa sedih, tetapi dia tidak menunjukkan kesedihannya.
Ketika Permaisuri Kusuma Dewi memberikan gerakan halus yang bermaksud melepaskan diri dari pelukan, Prabu Dira segera melepas pelukannya.
Permaisuri Kusuma Dewi lalu berbalik dan melangkah pergi meninggalkan suami dan semua madunya. Sepuluh dayang miliknya segera bergerak keluar dari posisi barisannya. Mereka mengikuti Permaisuri Kusuma Dewi di belakangnya.
Mereka semua tahu bahwa Permaisuri Kusuma Dewi pergi dengan membawa rasa kecewa, kesedihan dan sakit hati.
“Bagaimana pun kau harus aku hukum, Permaisuri Mata Hijau,” kata Prabu Dira kepada Permaisuri Kerling Sukma.
“Hamba siap menerima hukuman dari Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Kerling Sukma sambil turun berlutut dan menyembah dengan kepala tertunduk.
“Hamba mendukung tindakan Permaisuri Mata Hijau,” kata Permaisuri Ginari. Dia lalu turun setengah berjongkok dan menjura hormat kepada suaminya. Lalu katanya, “Menurut hamba, membunuh Ratu Ani adalah langkah yang tepat.”
Pembelaan Permaisuri Tangan Peri itu membuat Prabu Dira agak terbeliak. Dia kian terkejut ketika permaisuri Yuo Kai turun berlutut di lantai.
“Gusti Permaisuri!” sebut Bo Fei terkejut.
Bagi seorang permaisuri dari Negeri Jang, adalah perkara mustahil untuk turun berlutut karena dianggap sangat menjatuhkan martabat. Prabu Dira, Ratu Tirana dan permaisuri yang lain sangat tahu itu.
Namun kali ini, Permaisuri Yuo Kai melakukan hal itu kepada Prabu Dira.
“Aku mohon kepada Kakang Prabu untuk meringankan hukuman Permaisuri Mata Hijau,” ujar Permaisuri Yuo Kai.
“Kenapa kalian berdua justru membela Permaisuri Mata Hijau yang telah membunuh orang yang sangat aku cintai?” tanya Prabu Dira. Masih marah.
“Kakang Prabu sangat mencintai Ratu Ani karena Kakang Prabu baru mengenalnya. Dia jauh lebih muda dari kami, kecantikannya di mata Kakang Prabu masih terlihat sangat segar dan ….”
Permaisuri Mata Hijau terpaksa memutus kata-katanya yang berapi-api saat Prabu Dira melayangkan tangan kanannya hendak menamparnya. Namun, gerakan tangan itu segera ditangkap oleh Ratu Tirana dengan cara memeluk tangan itu.
“Kakang Prabu, redakan amarahmu. Keburukan ini akan semakin buruk jika kemarahan yang dikedepankan. Ada banyak dayang yang melihat. Ada banyak prajurit jaga yang memerhatikan,” kata Ratu Tirana lembut sambil terus memeluk tangan kekar suaminya. Tirana bahkan tidak sungkan menekankan dadanya agar perasaan suaminya itu luluh.
“Anakku, Kerling Sukma!” panggil seorang wanita dari kejauhan, yang muncul berjalan setengah berlari ke arah mereka.
Karena namanya dipanggil dan kenal dengan warna suara itu, Permaisuri Kerling Sukma cepat menengok. Demikian halnya dengan Prabu Dira dan permaisuri lainnya.
“Ibu!” sebut Permaisuri Kerling Sukma terkejut. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎
respec ma prabu Dira tetap menyebutt nama tdk pake aku kamu klo lagio marah tdj seperti Dy😓🙈
2024-11-11
2
ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎
ijo2 dh kek ulet pa lemperr🙈🙈
2024-11-11
2
ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎
ngomonginn pedang tp dgn lembutt pie kinsepe om🤔
2024-11-11
1