Raab 6: Tuduhan Prabu Dira

*Ratu Abadi (Raab)*

Tiga hari yang lalu di dalam ruang pemandian Ratu Ani Saraswani di Istana Pasir Langit. Ratu Ani sedang bertarung melawan seorang Permaisuri Sanggana yang tahu-tahu menyusup masuk ke dalam pemandiannya.

Permaisuri Sanggana yang identitasnya dirahasiakan itu sudah membunuh pengawal pribadi Ratu Ani yang bernama Rincing Kila.

“Aku tidak akan membiarkan diriku mati tanpa adanya perlawanan sedikit pun!” desis Ratu Ani Saraswani yang kini mendendam atas kematian Rincing Kila.

Sess sess sess…!

Ratu Ani lalu mengerahkan seluruh energi kesaktiannya yang kemudian diwujudkan dalam lesatan-lesatan sinar putih berbentuk kipas. Tidak tanggung-tanggung, sepuluh Kipas Cahaya dilesatkan oleh Ratu Ani menyerbu Permaisuri Sanggana.

Permaisuri Sanggana melakukan lompatan mundur dengan tubuh berputar indah di udara, menghindari serbuan kipas sinar putih. Gerakan hindar itu membuat Permaisuri Sanggana kian menjauhi Ratu Ani.

Beberapa kipas sinar putih lewat tipis di sekItar tubuh Permaisuri Sanggana di udara.

Sess!

Satu kipas sinar bahkan berhasil memusnahkan satu ujung jubah hijau Permaisuri Sanggana yang menjuntai saat gerakan berputar di udara tersebut.

Jleg! Wess!

Permaisuri Sanggana mendarat di lantai seperti gaya hewan, dengan dua kaki dan satu tangan kiri. Kejap berikutnya, tiba-tiba tubuh langsing itu melesat sangat cepat, bahkan tidak terlihat oleh Ratu Ani yang hanya mendelik ketika tubuh depannya ditabrak.

Ratu Ani Saraswani melesat mundur tanpa ia kehendaki, ketika dirinya tahu-tahu ditabrak.

Srekr!

“Hekrrr!” erang Ratu Ani dengan mulut menganga sedikit, tetapi mengeluarkan darah. Sepasang matanya mendelik merah dan menangis karena merasakan rasa sakit yang teramat sangat.

Kini, punggung Ratu Ani rapat di dinding ruang pemandian. Di depannya berdiri merapat sosok Permaisuri Sanggana yang menghadap ke tembok. Dalam kondisi seperti itu, Ratu Ani masih sempat mencium aroma harum tubuh Permaisuri Sanggana.

Tangan kanan Permaisuri Sanggana yang menggenggam gagang pedang ungu menempel di dada kiri sang ratu, tepat di titik di mana posisi jantung berada.

Permaisuri Sanggana telah menusukkan pedang pada dada Ratu Ani, tepat menghujam jantung. Pangkal pedang menekan kuat. Setelah itu, Permaisuri Sanggana melepas gagang pedangnya, membiarkannya menancap pada dada Ratu Ani.

Tubuh Ratu Ani menempel pada dinding karena bagian ujung hingga lebih dari separuh pedang menancap di dinding batu ruang pemandian. Kondisi itu membuat tubuh Ratu Ani yang telah banjir darah tidak bisa lepas dari dinding. Tubuh indah itu telah dipaku menggunakan pedang. Sementara itu, darah terus keluar dari celah bibirnya.

Bibir dan wajah Ratu Ani bergetar. Sepasang matanya mulai sayu seiring pandangannya yang menggelap.

Sebelum Ratu Ani menutup rasa, Permaisuri Sanggana berkata kepadanya.

“Aku akan meninggalkan pedang ini sebagai bukti. Jadi, ketika suami kita melihatnya, dia akan tahu siapa Permaisuri Sanggana yang telah membunuhmu. Semoga harimu menyenangkan di alam kematian.”

Meski sudah tidak bisa memandang wajah Permaisuri Sanggana dengan jelas, Ratu Ani masih bisa mendengar perkataan tersebut. Namun, tetap saja Ratu Ani tidak bisa mengadukan apa yang didengarnya, karena setelah itu dia mengembuskan napas terakhirnya dengan wajah yang terkulai ke depan.

Kembali ke masa kini di pelataran Istana Sanggana Kecil, saat Prabu Dira disambut oleh ratu dan para permaisurinya.

“Hihihik!” tawa Permaisuri Sandaria setelah dia tiba-tiba mencium bibir suaminya, padahal yang lain dan sang ratu saja hanya mendapat kecupan di kening.

Awalnya Prabu Dira hendak mencium kening Permaisuri Sandaria sama seperti lainnya. Namun, meski buta, permaisuri mungil sekal itu pandai mencuri bonus.

Prabu Dira bersikap biasa saja atas kecurangan Permaisuri Sandaria, tidak tersenyum atau bereaksi senang. Pada dasarnya, sang prabu masih memendam kemarahan.

Setelah itu, Prabu Dira beralih kepada Permaisuri Kusuma Dewi. Namun, Prabu Dira tidak menunjukkan gestur bahwa dia akan mengecup dahi istrinya yang satu itu.

“Apakah kau sengaja meninggalkan Pedang Malam Ungu di Istana Pasir Langit, Permaisuri Pedang?” tanya Prabu Dira dengan tatapan tajam kepada Permaisuri Kusuma Dewi.

Mendengar pertanyaan yang menuduh itu membuat Permaisuri Kusuma Dewi kian kerutkan kening kepada suaminya. Dia bahkan berani beradu tatap sejenak dengan suaminya yang berwibawa tinggi.

Sementara itu, Ratu Tirana dan permaisuri yang lain memfokuskan perhatiannya kepada suami dan madu mereka.

Akhirnya Permaisuri Kusuma Dewi menundukkan pandangannya dan merendahkan dirinya seraya menjura hormat. Itu dia lakukan agar tidak terjadi pertengkaran keras dengan sang prabu karena dia tahu suaminya itu sedang marah.

“Mohon maafkan hamba, Kakang Prabu. Pedangku ini telah hilang beberapa hari yang lalu,” jawab Permaisuri Kusuma Dewi.

“Jika bukan kau yang membunuh Ratu Ani, lalu siapa?” tanya Prabu Dira.

Terkejut Ratu Tirana dan semua permaisuri, termasuk Permaisuri Nara dan Permaisuri Kusuma Dewi yang merasa dituduh. Mereka sebelumnya tidak tahu bahwa Ratu Ani Saraswani telah tewas dibunuh.

Permaisuri Kusuma Dewi kembali mengangkat wajahnya dan berani menatap tajam suaminya.

“Aku tidak menyangka Kakang Prabu akan sejauh itu menuduhku!” kata Permaisuri Kusuma Dewi. Dia tidak sedih dituduh, tetapi marah dituduh.

“Senjatamu adalah barang bukti yang sangat kuat. Jika alasanmu kau kehilangan pedang sehebat Pedang Malam Ungu, itu sulit untuk langsung diterima oleh akal. Kau seorang permaisuri Sanggana yang berkesaktian tinggi, sulit dipercaya jika kau bisa kehilangan pedangmu,” debat Prabu Dira untuk memperkuat tuduhannya.

“Banyak orang yang lebih sakti dariku di Sanggana Kecil ini yang bisa dengan mudah mengambil pedangku,” sanggah Permaisuri Kusuma Dewi.

Perkataan Permaisuri Pedang itu menyenggol perasaan Ratu Tirana dan para permaisuri yang merasa lebih sakti dari Permaisuri Pedang.

Sebelum Kerajaan Sanggana Kecil terbangun sepuluh tahun yang lalu, Kusuma Dewi termasuk wanita yang bergabung belakangan, setelah Joko Tenang sudah memiliki beberapa istri dan calon istri yang kesaktiannya jauh di atas Kusuma. Meski kini dia sudah mendapat beberapa warisan ilmu dari Permaisuri Nara, tetap saja kesaktian Ratu Tirana dan para permaisuri utama jauh lebih tinggi.

Permaisuri Kusuma Dewi sangat sadar dengan tingkat kesaktiannya. Namun, perkataannya barusan tidak dimaklumi oleh semua permaisuri. Karena itulah Permaisuri Ginari langsung bereaksi.

“Ucapanmu sama saja menuduh Gusti Ratu dan para Permaisuri Dewi Bunga!” kata Permaisuri Ginari keras menyela perdebatan Prabu Dira dengan cinta pertamanya.

Perlu diketahui agar lebih tahu, dalam formasi keprabuan Prabu Dira ada yang namanya Delapan Dewi Bunga, yaitu para permaisuri pewaris ilmu Delapan Dewi Bunga. Salah satunya setiap tahun akan menduduki kursi keratuan secara bergilir.

Delapan Dewi Bunga Sanggana di antaranya Permaisuri Yuo Kai, Permaisuri Tirana, Permaisuri Getara Cinta, Permaisuri Kerling Sukma, Permaisuri Nara, Permaisuri Sandaria, Permaisuri Sri Rahayu dan Permaisuri Dewi Ara. Namun, tiga permaisuri Dewi Bunga sedang tidak ada di Kerajaan Sanggana Kecil.

Tahun ini giliran Permaisuri Tirana yang menduduki kursi keratuan. Untuk menjadi salah satu Dewi Bunga syaratnya harus memiliki tingkat tenaga dalam yang sangat tinggi.

Permaisuri Ginari sendiri bukan termasuk dalam Delapan Dewi Bunga.

Permaisuri Ginari sendiri bukan termasuk dalam Delapan Dewi Bunga.

“Aku tidak menuduh, tetapi aku yang dituduh oleh Kakang Prabu. Aku hanya melakukan pembelaan atas kejujuranku!” sanggah Permaisuri Kusuma Dewi dengan nada tinggi pula. Jika berdebat dengan sesama madu dia masih berani meninggikan suaranya satu oktaf.

“Tenangkan diri kalian. Ini bisa dibicarakan dengan nada yang rendah,” kata Ratu Tirana menengahi dengan suara yang lembut seraya tersenyum tipis.

Sikap Ratu Tirana berhasil meredam emosi Prabu Dira dan kedua istrinya itu setengah kuota. Memang, sejak awal-awal terbentuknya aliansi cinta dua wanita yang hingga kini lebih dari sepuluh wanita, Ratu Tirana adalah pemain utama dalam mengharmoniskan para istri Prabu Dira.

Baik Permaisuri Kusuma Dewi dan Permaisuri Ginari jadi menahan lidah, meski lidah itu gatal ingin menyerang. (RH)

Terpopuler

Comments

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

1

2024-11-07

1

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

kok perihhhnya krasa ampe sini ya cessss srekk🙈🙈

2024-11-07

2

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎

ka Annupom ada om,setdah🤣🤣🙄🦋

2024-11-07

2

lihat semua
Episodes
1 Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2 Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3 Raab 3: Kembali Sakti
4 Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5 Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6 Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7 Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8 Raab 8: Efek Mertua
9 Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10 Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11 Raab 11: Titah Prabu Dira
12 Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13 Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14 Raab 14: Undangan Adipati
15 Raab 15: Pendekar Berkumpul
16 Raab 16: Adipati Rempah Alot
17 Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18 Raab 18: Aninda Bertamu
19 Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20 Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21 Raab 21: Sakti yang Takluk
22 Raab 22: Tugas untuk Adipati
23 Raab 23: Mendayung Malam
24 Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25 Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26 Raab 26: Menang Bawa Petaka
27 Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28 Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29 Raab 29: Kelicikan Cempaka
30 Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31 Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32 Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33 Raab 33: Enam Selendang Dewi
34 Raab 34: Kesaktian Akar
35 Raab 35: Abang Kintir
36 Raab 36: Kentang Kebo
37 Raab 37: Siksaan untuk Aji
38 Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39 Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40 Raab 40: Fans Fanatik
41 Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42 Raab 42: Mengejar Ati Urat
43 Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44 Raab 44: Ratu Yuo Kai
45 Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46 Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47 Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48 Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49 Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50 Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51 Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52 Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53 Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54 Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55 Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56 Terpalan 11: Senyumi Awan
57 Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58 Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59 Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60 Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61 Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62 Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63 Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64 Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65 Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66 Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67 Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68 Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69 Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70 Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71 Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72 Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73 Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74 Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75 Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76 Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77 Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78 Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79 Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80 Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81 9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82 9P 2: Sembilan Pendekar
83 9P 3: Laporan Nyai Demang
84 9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85 9P 5: Anggota Kedua Belas
86 9P 6: Misi Gagal
87 9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88 9P 8: Berakhir di Sungai
89 9P 9: Membakar Desa
90 9P 10: Serangan Rumah Api
91 9P 11: Tiga Lawan
92 9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93 9P 13: Burung Terakhir
94 9P 14: Bayi Asap Ungu
95 9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96 9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97 9P 17: Pasukan Topeng Merah
98 9P 18: Kademangan Kumisanak
99 9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100 9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101 9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102 9P 22: Jebakan Jala Buaya
103 9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104 9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105 Kabar Getir dari Om
106 Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Raab 1: Penghuni Pulau Kesepian
2
Raab 2: Racun Mimpi Buruk
3
Raab 3: Kembali Sakti
4
Raab 4: Pulang Bersama Gimba
5
Raab 5: Ratu dan Permaisuri
6
Raab 6: Tuduhan Prabu Dira
7
Raab 7: Pembunuh Ratu Ani
8
Raab 8: Efek Mertua
9
Raab 9: Kebangkitan Ratu Ani
10
Raab 10: Hukuman Permaisuri Mata Hijau
11
Raab 11: Titah Prabu Dira
12
Raab 12: Permaisuri Pedang Hilang
13
Raab 13: Dua Pendekar Sombong
14
Raab 14: Undangan Adipati
15
Raab 15: Pendekar Berkumpul
16
Raab 16: Adipati Rempah Alot
17
Raab 17: Gadis Cantik Baju Ungu
18
Raab 18: Aninda Bertamu
19
Raab 19: Pertarungan Perdana Aninda
20
Raab 20: Adipati Menusuk Aninda
21
Raab 21: Sakti yang Takluk
22
Raab 22: Tugas untuk Adipati
23
Raab 23: Mendayung Malam
24
Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira
25
Raab 25: Dagelan Jarum Gadis
26
Raab 26: Menang Bawa Petaka
27
Raab 27: Tipuan Cempaka Air
28
Raab 28: Pemenang Babak Kedua
29
Raab 29: Kelicikan Cempaka
30
Raab 30: Kesaktian Aji Ronggoloyo
31
Raab 31: Kemenangan Pendekar Sombong
32
Raab 32: Kenyot Sedot Otot
33
Raab 33: Enam Selendang Dewi
34
Raab 34: Kesaktian Akar
35
Raab 35: Abang Kintir
36
Raab 36: Kentang Kebo
37
Raab 37: Siksaan untuk Aji
38
Raab 38: Cantik Versus Gemuk
39
Raab 39: Duel Dua Kakek Sakti
40
Raab 40: Fans Fanatik
41
Raab 41: Serangan Tiba-Tiba
42
Raab 42: Mengejar Ati Urat
43
Raab 43: Mengeroyok Ati Urat
44
Raab 44: Ratu Yuo Kai
45
Raab 45: Tawaran Ratu Abadi
46
Terpalan 1: Kesepakatan Saudara Seperguruan
47
Terpalan 2: Petunjuk Menuju Abadi
48
Terpalan 3: Kematian di Dua Tempat
49
Terpalan 4: Abang Bertemu Joko
50
Terpalan 5: Hadangan di Atas Jembatan
51
Terpalan 6: Seteru Atas Jembatan
52
Terpalan 7: Dua Desa Pendekar
53
Terpalan 8: Bertemu Kakek Sakti
54
Terpalan 9: Misi Pembunuhan
55
Terpalan 10: Pasukan Buaya Samudera
56
Terpalan 11: Senyumi Awan
57
Terpalan 12: Kedatangan Ratu Alma
58
Terpalan 13: Dagelan Kebakaran
59
Terpalan 14: Menghajar Pasukan Kademangan
60
Terpalan 15: Mengkudeta Demang Awok
61
Terpalan 16: Kabar Kejutan Dari Ratu
62
Terpalan 17: Nenek Liang Kubur
63
Terpalan 18: Warung Pepes Jengkol
64
Terpalan 19: Melayani Kentang Kebo
65
Terpalan 20: Pasukan Kademangan Hancur
66
Terpalan 21: Dua Kepala Desa Dibunuh
67
Terpalan 22: Tiga Si Pedang Panjang
68
Terpalan 23: Membantai Warga Desa Punten
69
Terpalan 24: Izin Pemegang Izin
70
Terpalan 25: Paku Darah Perjaka Murni
71
Terpalan 26: Ratu Yuo Kai Terkejut
72
Terpalan 27: Teror di Pasir Langit
73
Terpalan 28: Mati Kedua, Bangkit Kedua
74
Terpalan 29: Begal Nol Aksi
75
Terpalan 30: Insiden di Kedai Sederhana
76
Terpalan 31: Langkah Seribu Tiga
77
Terpalan 32: Dihadang Tiga Putra Demang
78
Terpalan 33: Nyai Demang Rame Getah
79
Terpalan 34: Kelompok Pembunuh Datang
80
Terpalan 35: Kelompok Pembunuh Menghilang
81
9P 1: Buaya Samudera Masuk Istana
82
9P 2: Sembilan Pendekar
83
9P 3: Laporan Nyai Demang
84
9P 4: Kelompok Kutu Aksoro
85
9P 5: Anggota Kedua Belas
86
9P 6: Misi Gagal
87
9P 7: Menghentikan Lari Kutu
88
9P 8: Berakhir di Sungai
89
9P 9: Membakar Desa
90
9P 10: Serangan Rumah Api
91
9P 11: Tiga Lawan
92
9P 12: Una Rakang vs La Pontong
93
9P 13: Burung Terakhir
94
9P 14: Bayi Asap Ungu
95
9P 15: Pedang Panjang vs Pedang Tumpul
96
9P 16: Syarat Restu Permaisuri Serigala
97
9P 17: Pasukan Topeng Merah
98
9P 18: Kademangan Kumisanak
99
9P 19: Kelompok Wedang Ketek
100
9P 20: Ketek Jatuh Cinta
101
9P 21: Ungkapan Cinta Ketek
102
9P 22: Jebakan Jala Buaya
103
9P 23: Perjuangan Akhir Wedang Ketek
104
9P 24: Sempurna Ani Saraswani
105
Kabar Getir dari Om
106
Pengumuman: Pendekar Sanggana Lanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!