Perpustakaan Stockholm University
Ravi masih menatap wajah lelah Karina yang tetap terlelap. Meskipun sekarang sudah memakai digital, tetap ada banyak buku yang belum dimasukkan menjadi e-book karena banyaknya buku di dunia ini. Ravi mengelus rambut Karina dengan tangannya yang bebas dan istrinya pun merasa sesuatu mengganggu dirinya.
Perlahan Karina membuka matanya dan mengangkat wajahnya. Mata hijau kebiruannya terkejut saat melihat siapa yang ada di hadapannya ditambah dia merasakan tangannya digenggam erat oleh Ravi.
"Ra...vi? Apa ... Yang kamu lakukan disini?" bisik Karina.
"Mencarimu dan menunggu sampai kamu bangun," bisik Ravi. "Yuk pulang."
Karina melepaskan genggaman tangan Ravi dan mulai membereskan semua buku dan barang-barangnya. Berdua mereka keluar dari perpustakaan setelah Karina melakukan scan untuk peminjaman mandiri.
"Aku pulang sendiri saja, Ravi," ucap Karina.
"No. Kamu itu sudah ngantuk, pulang sama aku. Mobilmu aman disini. Oke ?" jawab Ravi tegas.
"Tapi aku tidak...." Karina menguap dan Ravi hanya menatap gemas.
"Siapa bilang tidak ngantuk? Sudah, Karina. Pulang bersamaku." Ravi lalu memeluk bahu Karina dan membimbingnya masuk ke dalam mobilnya. Pria itu memutari sisi kiri mobilnya dan masuk ke kursi pengemudi.
Ravi terkejut melihat Karina tetiba sudah terlelap di kursi penumpang. Pria itu menggelengkan kepalanya karena gemas dengan sikap keras kepala istrinya.
"Gitu tadi ngeyel mau pulang pakai mobilnya sendiri" gerutu Ravi sambil mencium kening Karina.
Ravi pun menstater mobilnya dan melihat mobil Karina masih berada di parkiran mahasiswa magister. Dia melihat ada beberapa mobil disana dan Ravi menghentikan mobilnya guna memeriksa Range Rover Karina apakah sudah dikunci atau belum. Setelah dirasa aman, Ravi masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan kampus Karina.
***
Mobil Ravi sudah terparkir di area parkir apartemen dan pria itu menoleh ke Karina yang masih terlelap. Ravi menatap wajah cantik istrinya dan mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi mulus itu.
"Karina... Sayang, ayo bangun. Sudah sampai parkiran ..." panggil Ravi lembut.
"Sebentar ... Daddy. Karin... ngantuk ..." gumam Karina.
Ravi tersenyum. Ngigau nih anak. Ravi membuka seat belt nya dan keluar dari mobil. Pria itu membuka pintu penumpang dan melepaskan seat belt istrinya. Ravi lalu mengambil tubuh Karina dan menggendongnya. Menggunakan kakinya, Ravi menutup pintu mobil dan mengunci mobilnya dengan kunci yang dipegangnya sebelum turun lalu berjalan menuju apartemen.
Di dalam lift, Ravi bertemu dengan pasangan suami istri yang sepertinya baru pulang pesta. Pasangan lanjut usia itu tersenyum melihat Karina yang tertidur lelap dalam gendongan Ravi.
"Din fru ser trött ut ( istrimu tampak lelah )," ucap wanita tetangga Ravi.
"Ja Han har många collegeuppgifter ( iya, tugas kuliah dia banyak )," jawab Ravi sopan.
"Vad tog han ( dia ambil apa )?" tanya sang suami wanita lansia itu.
"Master i matematik vid Stockholms universitet ( magister matematika di Stockholm University)."
Pasangan itu menatap kagum ke Karina. "Din fru är väldigt smart ( istrimu sangat pintar )," puji keduanya.
"Yes, she is ( memang benar )," senyum Ravi sambil menatap lembut ke Karina.
"Älskling, precis som vi förr Det är bara det att jag inte kan bära dig längre ( Sayang, seperti kita dulu ya. Hanya saja aku sudah tidak kuat menggendong kamu )," goda pria lansia itu ke istrinya membuat wanita itu tersipu dan Ravi hanya tersenyum kikuk.
Pintu lift terbuka dan Ravi pun berpamitan ke pasangan itu untuk masuk ke dalam apartemennya. Tak lama pria itu pun membawa Karina ke dalam kamarnya setelah Ravi menutup pintu apartemen dengan kakinya.
Ravi meletakkan tubuh Karina di atas tempat tidur dan mulai melepaskan jaket, sepatunya dan kaos kakinya. Karina paling suka memakai sepatu sneakers jika kuliah karena lebih nyaman.
Ravi duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi wajah Karina. "Maaf sayang tapi aku tahu kamu lebih suka tidur dengan apa yang kamu bilang, daster ?" Ravi mulai membuka kancing kemeja Karina dan memperlihatkan dadanya yang tertutup br@ hitam sangat kontras dengan kulitnya yang putih.
Perlahan Ravi melepaskan baju Karina, lalu membuka ikat pinggang dan celana panjangnya, memperlihatkan thong yang satu set dengan br@ hitamnya. Ravi berusaha untuk tidak terpengaruh dengan tubuh seksih istrinya.
"Duh, sangat berat cobaan kamu Karina. Ini benar-benar menguras emosi aku..." gumam Ravi sambil mencari-cari daster Karina yang berbahan batik.
"Ra ... Vi ?" panggil Karina yang bingung melihat suaminya berada di kamarnya. "Kok aku ... Tidak pakai baju ?"
"Maaf sayang ... aku hendak mengganti baju kamu ke daster ..." jawab Ravi sambil membawakan daster Karina. "Kamu bisa pakai sendiri kan ? Aku ... Keluar dulu." Ravi pun berjalan ke pintu.
"Ravi ..." panggil Karina lagi.
"Ya Karina ..." jawab Ravi tanpa menoleh karena tahu dirinya tidak akan sanggup melihat kemolekan tubuh istrinya. Ravi pria normal, sangat normal. Melihat tubuh Karina, membuat Ravi berpikiran aneh-aneh.
"Tidurlah denganku ..." ucap Karina.
Ravi merasa dirinya salah dengar dan menoleh ke arah Karina yang terbaring. "Apa?"
"Aku ... " Karina menggigit bibir bawahnya. "Aku minta maaf. Aku salah bicara."
Ravi bergegas mendekati Karina. "Kamu minta aku tidur denganmu?"
"Aku hanya masih belum menya..." bibir Karina langsung dibungkam dengan bibir Ravi. Keduanya saling berciuman dengan panas bahkan Karina membuka kemeja suaminya dan menyentuh tubuh sempurna itu yang mengalahkan patung Yunani kuno.
"Ravi ... Tunggu ... Tunggu ..." pinta Karina saat Ravi menciumi ceruk lehernya.
"Hah ? Apakah kamu berubah pikiran lagi?" tanya Ravi dengan nafas memburu.
"Aku ... belum mau hamil," jawab Karina dengan mata cemas menatap Ravi.
"Berikan alasan yang jelas kenapa kamu belum mau hamil ?" tanya Ravi sembari mengukung istrinya.
"Kuliahku sangat padat, Ravi dan aku tidak ... ralat, belum mau terganggu antara kuliah dan bayi. Jadi bagaimana..." Mata Karina tampak bingung.
"Aku akan pakai pengaman. Kamu tidak usah pakai kontrasepsi karena banyak efek sampingnya. Aku saja yang pakai Karina. Aku tahu kamu ingin menyelesaikan kuliah kamu lebih cepat dan aku bisa mengerti alasannya..." senyum Ravi.
Melihat jadwal kuliah Karina yang padat dan tugas yang bejibun, Ravi bisa mengerti kenapa istrinya mau menunda punya anak. Mau berhubungan suami istri saja sudah suatu berkah bagi Ravi.
"Apakah kamu ... Tidak marah?" bisik Karina.
"Kamu mau bersamaku saja itu sudah anugerah. Apakah kamu sudah mulai mencintai aku seperti aku mencintaimu?" tanya Ravi.
"Sepertinya... Aku hanya..." Karina menghela nafas panjang. "Aku merasa sangat dicintai tulus olehmu dan itu sesuatu yang aku rasa aku berdosa padamu. Aku tidak bersyukur mendapatkan suami yang baik dan ..."
Ravi mencium bibir Karina lagi. "Terimakasih... Kamu hanya butuh proses menyelami hatimu..."
"Apakah kamu besok bisa ijin kantor?" tanya Karina.
"Apakah kamu bisa membolos sehari?" balas Ravi.
Keduanya saling tersenyum dan entah siapa yang memulai, mereka saling berciuman panas namun mereka harus menunda karena Ravi tidak memiliki k*nd*m dan terpaksa harus pergi membelinya terlebih dahulu.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
awesome moment
bnr2 membagongkan. pake acara kluar rumah bli pengaman
2024-08-09
2
Murti Puji Lestari
waahhhh minta bobok bareng, panah Cupid mulai kena sasaran kayaknya 😂😂😂
2024-07-22
1
Jenong Nong
akhirnyaaa.....😁😁❤❤🙏🙏
2024-07-11
1