Galau Berdua

Karina makan malam bersama dengan Ravi. Tidak ada pembicaraan diantara mereka karena masing-masing sibuk dengan pikirannya. Karina berusaha menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya karena tiba-tiba pipinya memerah saat melihat bibir Ravi.

Karina, benar dia a good kisser. Tapi ingat, itu hanya nafsu dan hormon kamu saja yang bekerja. Bukan logika kamu ! Ingat, kamu baru masuk kuliah. Apa jadinya kalau kamu menyerahkan tubuh kamu terus kamu hamil? Bagaimana kuliah kamu? - batin Karina.

Ravi memperhatikan wajah istrinya yang tampak berpikir keras. Melihat Karina, tak ayal membuat jantung Ravi berdetak melebihi batas normal.

Brengseeekkk! Ini kenapa aku jadi macam panas dingin hanya melihat bibir istriku ? Aku berhak kan tapi Karina terlalu main logika padahal tadi dia sudah hampir menyerah. Apakah kamu tahu, sayang. Doaku tadi adalah, aku dan kamu akan selalu bersama selamanya. - batin Ravi.

Karina menatap Ravi. "Apakah ada saus di wajah aku ?" tanya gadis itu karena mata Ravi tampak melamun.

Ravi menggelengkan kepalanya. "Tidak ada, sayang."

Mata hijau kebiruan Karina tampak terkejut.

"What?" tanya Ravi.

"Kenapa kamu memanggil aku sayang?"

"Memangnya tidak boleh memanggil kamu sayang ?" senyum Ravi.

Karina menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aneh saja..."

Ravi tersenyum manis. "Wajar kan seorang suami memanggil istrinya sayang, daripada memanggil ke wanita lain ?"

Karina hanya menatap datar ke Ravi. "Bukannya kamu bilang sendiri harus menghormati pernikahan?"

"Maka dari itu, aku lebih suka memanggil sayang padamu daripada ke orang lain. Karena hanya kamu yang berhak dan wajib aku panggil begitu," jawab Ravi lembut dan terdengar mesra.

Karina tertegun mendengar ucapan Ravi. Ya ampun pria ini. Tahu saja membuat seorang wanita merasa diratukan. Tunggu dulu, bro. Jika ini taktik kamu supaya aku menyerah, tidak semudah itu bambaaannnggg!

"Aku sudah kenyang. Terima kasih, Ravi. Selamat ulang tahun." Karina pun berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

"Kamu akan ulang tahun tiga bulan lagi. Kamu mau minta apa Karina ?" ucap Ravi.

Karina mengehentikan langkahnya dan berbalik. "Aku tidak meminta hadiah apa-apa, Ravi. Aku hanya minta sehat saja. Sebab kalau sehat, aku bisa beraktivitas."

"Aamiin. Tunggu Karina. Apakah kamu membiayai kuliahmu dengan uangmu sendiri ?" tanya Ravi.

Karina mengangguk. "Setidaknya uangku lebih berguna kan?" jawab Karina dengan nada sarkasme.

"Karina... Biar aku bantu ..."

Karina menggelengkan kepalanya. "No, Ravi. Kamu sudah banyak pengeluaran dan aku tidak akan merepotkan kamu. Aku harus mandiri bukan ? Anggap saja latihan..."

Ravi mengerenyitkan dahinya. Latihan ? Latihan apa?

"Good night Ravi."

***

Ravi menatap langit-langit kamarnya sembari menyangga kepalanya dengan kedua tangannya. Pria itu tidak bisa memejamkan matanya apalagi dirinya tadi hampir kebablasan dengan Karina. Sejak bibirnya menyentuh bibir Karina, Ravi tahu, dirinya tidak bisa berpisah dengan istrinya. Ravi bingung harus bagaimana meyakinkan Karina bahwa dirinya sangat mencintai gadis itu.

Kalau soal Oleg, sepertinya Karina sudah tidak memikirkannya. Tapi apakah selama kita menikah ini, dia tidak merasakan sesuatu? Ravi meragukan jika Karina tidak merasakan sesuatu karena tadi Karina lah yang duluan mencium pipinya.

Ravi pun bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamarnya. Dia butuh minum susu hangat untuk bisa tidur. Alamat aku bisa minta ijin besok apalagi jam segini belum tidur. Padahal selama ini aku tidak pernah bolos kerja.

Pria itu mengeluarkan kotak susu dari dalam kulkas dan menunggu sejenak sebelum dipanaskan dengan panci khusus. Ravi menoleh saat mendengar suara pintu kamar Karina terbuka. Pria itu tersenyum melihat istrinya tampak berantakan tapi makin seksih padahal hanya memakai daster yang tidak seksih.

"Belum tidur?" tanya Karina.

"Tidak bisa tidur," jawab Ravi lembut.

"Buat apa itu?" tanya Karina sambil menghampiri Ravi dan duduk di kursi bar di balik meja dapur.

"Memanaskan susu. Mau ?" tawar Ravi.

Karina mengangguk. "Mau."

Ravi mengambil dua mug dan mengisinya dengan susu putih panas lalu memberikan pada Karina satu. keduanya saling berhadapan sambil menyesap susu panas itu pelan-pelan.

"Ravi ..." panggil Karina.

"Ya sayang ?"

"Kita sudah menikah berapa lama?"

"Hampir tiga bulan. Kenapa ?"

"Tidak apa-apa..." jawab Karina mengambang.

"Ada apa Karina ?" desak Ravi cemas.

"Tidak ada apa-apa."

Ravi meletakkan mugnya dan mengambil mug yang dipegang Karina lalu menggenggam tangan istrinya.

"Apakah kamu memikirkan sesuatu? Apakah ada masalah dengan kuliah kamu ?"

Karina menggigit bibir bawahnya. "Apakah kamu marah jika aku kuliah ?"

Ravi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak sayang. Aku malah bangga sama kamu ..."

Karina mengangguk dan perlahan menarik tangannya. "Terima kasih atas susunya. Selamat malam." Gadis itu pun turun dari kursi bar dan menuju kamar mandi meninggalkan Ravi yang masih menatap bingung ke Karina.

Kamu itu sebenarnya kenapa sih?

Ravi membereskan mug dan panci bekas memanaskan susu dan menunggu sampai Karina keluar dari kamar mandi lalu masuk ke dalam kamarnya tanpa menoleh ke Ravi.

Sayangku, kamu kenapa sih?

***

Setelah Ravi ulang tahun, kehidupan Ravi dan Karina kembali seperti dulu. Karina semakin mengambil jarak ke Ravi meskipun masih tetap melakukan kebiasaannya membereskan rumah dan memaksa jika sempat. Apalagi kuliahnya juga padat bahkan tidak jarang, Karina pulang malam dan membuat Ravi khawatir.

Dua bulan setelah Ravi ulang tahun dan Karina hendak berulang tahun ke 23, pria itu tidak menemukan istrinya di rumah padahal Ravi sudah termasuk terlambat pulang.

"Kemana Karina ?" Ravi membuka pintu kamar istrinya dan masih tertata rapi seperti biasanya dan dia tidak ada di kamar mandi. Ravi menghubungi ponsel Karina tapi juga tidak diangkat. Keringat dingin mulai terbit di kening Ravi. Pria itu lalu melacak keberadaan Karina melalui GPS ponsel dan GPS nya sendiri.

"Masih di kampus?" gumam Ravi yang tidak pakai lama langsung pergi menuju kampus Karina.

***

Stockholm University

Menggunakan tracker dari ponselnya, Ravi mencari istrinya dan terkejut saat tahu berada di depan perpustakaan yang masih ada beberapa mahasiswa disana. Ravi pun masuk ke dalam perpustakaan yang luas itu dan mulai mencari satu persatu meja yang ada di sana. Akhirnya Ravi melihat istrinya tertidur diatas meja dengan berbagai macam buku disana. Ravi lalu duduk di depan istrinya dan menatap lembut sambil menggenggam tangannya.

"Ya ampun, dicariin, malah tidur di perpustakaan..." senyum Ravi.

Karina masih terlelap dan Ravi menunggu sampai istrinya terbangun.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

akhirnya...kesabaran sepenuh hati yg menang

2024-08-09

2

Ariyanto

Ariyanto

cerita nya bagus

2024-07-10

1

shinta

shinta

bingung Karina?? selami perasaan kamu, maka kamu akan menemukan jawabannya.

2024-07-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!