Karina terkejut saat Ravi mencium bibirnya panas... Ralat, sangat panas dan menunjukkan kepemilikannya pada dirinya. Karina memejamkan matanya karena ingin tahu rasanya dicium oleh suaminya dan ini adalah kali pertama Ravi berani mencium bibirnya.
Damn ! He's a good kisser ! - batin Karina. Perlahan gadis itu berusaha melepaskan diri dan Ravi pun merasakan istrinya tidak nyaman lalu melepaskan pagu tannya.
"Maaf... Aku terlalu terbawa suasana," ucap Ravi dengan suara agak serak.
"Dimaafkan ... Karena ini hari ulang tahun kamu," jawab Karina sedikit gugup. Seriously Karina, kamu sudah dicium Oleg berkali-kali tapi kenapa bisa terhanyut sama Ravi?
"Tapi aku tidak menyesal mencium kamu," senyum Ravi. "Ternyata bibir kamu manis ju... Addduuuhhh !" Ravi meringis saat Karina menginjak kakinya dengan sandal wedgesnya. "Ini kulit asli Karina !"
"Bodo amat !"
Ravi menatap gemas ke istrinya yang kembali menjadi petasan injak. "Aku mandi dulu...."
" Ya sudah sana !"
dan harapanku pun pupus juga - batin Ravi.
***
Ravi memakan black forest nya dan mengakui cake itu enak. Tidak terlalu manis tapi terasa dark coklatnya, sesuai dengan kesukaannya yang tidak terlalu suka makanan manis.
"Enak ini Karina. Aku jarang makan cake seperti ini," puji Ravi.
"Toko roti langganan mommy dan aku," jawab Karina pendek.
"Kamu masih marah dicium aku?" tanya Ravi.
"Nggak..." Namun Ravi tahu nada suara Karina tidak sesuai dengan isi hatinya.
"Ya sudah, aku tidak cium kamu lagi ... Sekarang. Entah besok-besok," senyum Ravi sambil menatap wajah cemberut istrinya.
"Ravi !" bentak Karina.
"Jadi kamu mau aku cium ?" goda Ravi.
"Berani cium lagi, bogem melayang !"
Ravi tertawa. "Kamu tidak akan berani, Karina."
"Try me," tantang Karina.
Ravi mendekati Karina hendak menciumnya lagi tapi...
BUGH !
"Aduuuhhh ! Kamu beneran mukul aku ?" Ravi memegang pipinya.
"Memangnya aku tidak berani?" senyum Karina sambil meniup buku tangannya.
"Kamu itu..."
"Apa ?" balas Karina.
Tiba-tiba Ravi menarik tangan Karina dan langsung menggendong istrinya.
"Ravi ! Turunin !" teriak Karina.
"Nope ! Kamu itu sudah mukul aku ! Besok aku ke kantor akan jadi pertanyaan !" balas Ravi cuek dan membawa Karina ke sofa lalu merebahkan tubuh istrinya disana.
"Kompres ! Nanti kan hilang ..." ucap Karina yang tidak bisa bergerak karena Ravi mengungkung dirinya bahkan kedua tangannya dipegang oleh suaminya agar tidak meninju wajahnya lagi.
"Ini akan membiru beberapa jam kemudian dan besok akan menjadi ungu lalu semua orang akan menduga bahwa kamu melakukan KDRT ke aku..."
"Memang iya !" potong Karina. "Karena kamu nantang duluan !"
"Sekarang kalau sudah begini, kamu bisa apa?" goda Ravi sambil mendekati wajah Karina. "Jangan pernah berpikir untuk adu dahi sama aku karena kita nanti sama-sama benjol tahu nggak !"
Karina cemberut karena itu yang terlintas di pikirannya. Duh kalau benjol beneran macam pakai blankon terbalik dong.
Karina masih berpikir cara melepaskan cengkraman tangan Ravi di tangannya hingga tidak memperhatikan bahwa Ravi semakin mendekati dirinya dan mencium bibirnya. Awalnya Karina berusaha menolak tapi lidah Ravi bermain di dalam mulutnya hingga gadis itu terhanyut.
Tangan Ravi melepaskan cengkeramannya dan Karina reflek mengalungkan tangannya di leher suaminya. Ravi dan Karina semakin panas berciuman hingga tangan pria menyusup ke gaun istrinya. Seketika semuanya buyar di otak Karina karena dia teringat bahwa mereka akan berpisah tiga tahun dan Ravi berjanji akan tetap melepaskannya dengan kondisi utuh.
"Ravi ... Stop ..." bisik Karina saat suaminya menciumi ceruk lehernya yang harum Marc Jacobs.
"Hah?" Mata hitam Ravi tampak sayu menatap mata hijau kebiruan Karina.
"Stop ..."
"Tapi?"
"STOP RAVI!" hardik Karina.
Ravi pun bangkit dari acara menindih tubuh Karina dan duduk sambil menatap bingung ke istrinya. "Apakah ada yang salah ?"
"Kamu... Sudah janji kan?" Karina menatap Ravi dengan tidak yakin.
"Melepaskan kamu utuh setelah tiga tahun?"
Karina mengangguk.
"Maaf Karina. Aku sudah tidak yakin dengan janjiku ..." jawab Ravi jujur.
"Ravi !"
"Dengar Karina, begitu kita ijab kabul, aku sudah bertekad kita tidak akan berpisah !" Ravi menatap Karina serius.
Karina pun bangun dan duduk di sebelah Ravi. "Jangan menganggap ini hari ulang tahun kamu terus kamu berharap kita akan tidur bersama."
"Tapi tadi kamu membalas ciuman aku dan kita halal melakukannya," jawab Ravi.
Karina pun berdiri dan berjalan meninggalkan Ravi menuju kamarnya. Pria itu hanya bersandar di sofa dan merasa sedikit lagi bisa membuat Karina menyerah serta terikat dengannya tapi tidak berhasil.
Susah sekali meyakinkan kamu, Karina.
***
Karina bersandar di balik pintu kamarnya dan jujur dirinya hampir menyerah tadi. Ingat Karina, tadi itu hanya nafsu, bukan cinta. Kamu juga mencium pipi Ravi jadi dia berpikir bahwa kamu memiliki perasaan padanya.
Karina memegang pelipisnya. Ya Allah...
***
Ravi berdiri di depan pintu kamar Karina dan mengetuknya pelan.
"Karina, makan dulu. Nanti kamu kena maag," panggil Ravi dengan lembut.
"Aku tidak lapar..." sahut Karina dari balik pintu.
"Kalau kamu sakit, nanti kuliah kamu bagaimana?"
Suara kunci pintu dibuka dan mata Karina menatap tajam ke Ravi. "Apa maksud kamu soal kuliah?" desisnya.
"Kamu kuliah lagi kan? Professor Jorgen Nielsen mengubungi aku tadi sore di kantor. Dia sangat berterima kasih kamu diijinkan mengambil program magister karena dia ingin kamu menjadi asistennya serta bisa menjadi penggantinya nanti di kampus." Ravi memang tidak bohong karena dosen itu menghubungkan dirinya menjelang jam pulang kantor.
Karina melongo. "Ember sekali prof Jorgen !"
"Tidak ember Karina tapi suka aku mendukungmu. Jika Professor Jorgen Nielsen tidak menghubungi aku, mau sampai kapan kamu jujur sama aku?" tanya Ravi lembut.
"Aku bermaksud sampai wisuda. Kan aku harus menyelesaikannya empat semester bahkan bisa kurang," jawab Karina.
Beban studi Program Magister adalah 40-44 SKS yang dijadwalkan untuk 4 semester, yang dapat ditempuh sekurang-kurangnya dalam 2 semester, dan selama-lamanya 6 semester. Jumlah SKS maksimum per semester yang dapat diikuti oleh mahasiswa Program Magister adalah 15 SKS.
"Kenapa tidak cerita padaku Karina ?"
"Karena kamu pasti akan mengejek aku."
Ravi mengernyitkan dahinya. "Kenapa aku harus mengejek kamu ? Justru aku sangat bangga sama kamu yang memiliki kegiatan positif."
Karina diam saja.
"Ayo, kita makan malam dulu. Aku tidak mau kamu sakit dan ketinggalan studinya," senyum Ravi sambil menggandeng tangan Karina menuju meja makan. Karina hanya menurut mengikuti langkah suaminya.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
jumirah slavina
krn dia suami km
2024-08-27
2
awesome moment
niat baik pasti dpt jalan
2024-08-09
2
Murti Puji Lestari
eh kena bogem juga meski menerima, beneran macam yuna sama mr Edward
2024-07-07
2