Ravi meletakkan ponsel Karina ke atas nakas dan dengan perlahan, dia menepuk bahu istrinya. Karina pun terbangun dan terkejut melihat Ravi berada di dalam kamarnya.
"A... ada apa Ravi ?" tanya Karina bingung karena dirinya masih belum fokus.
"Makan siang dulu ... Ayo .." ucap Ravi datar lalu keluar dari kamar Karina.
Karina memilih menyatukan nyawanya terlebih dahulu baru berjalan keluar dari kamarnya sambil membawa ponselnya. Mata Karina terbelalak saat membaca pesan dari Oleg. Rasanya Karina ingin segera membalas pesan pacarnya itu tapi dia menahan dirinya agar tidak ribut dengan Ravi. Karina bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa dan memilih membuat silent ponselnya.
Ravi melihat raut wajah Karina yang dibuat datar tapi tidak sorot matanya. Mata biru kehijauan Karina itu tampak berbinar dan penuh semangat, sangat berbeda jika menatap dirinya. Penuh amarah dan sebal.
"Lain kali, ketuk pintu dulu Ravi .." ucap Karina judes sambil duduk di kursi makan.
"Sudah aku ketuk pintunya tapi kamu tidur. Lagipula kalau dingin tidak enak ..." ucap Ravi datar.
Karina hanya mendengus namun suara getar ponselnya membuat dirinya melirik. Bibir gadis itu tertarik keatas membuat Ravi menatapnya tajam.
"Biasakan untuk tidak membaca atau membuka ponsel di meja makan kecuali urgent..." ucap Ravi dingin.
Karina menatap suaminya. "Seriously Ravi ! Membaca pesan pun tidak boleh ?"
"Tidak boleh ! Apalagi ..." Suara bel apartemen mereka berbunyi. "Kamu pesan makanan lagi ?"
Karina menggelengkan kepalanya. "Tidak ..."
Ravi lalu melihat layar monitor dan terkejut melihat salah seorang pengawal Irina datang. Pria itu lalu membuka pintu apartemennya dan pengawal tesebut tersenyum.
"Ada kiriman dari Mrs Ramadhan... " ucap pengawal itu sambil menyerahkan kantong besar ke Ravi.
"Oh terima kasih. Apa ini ?" tanya Ravi bingung.
"Salmon. Miss Karina tidak bisa makan ikan selain salmon ... "
Ravi mengangguk. "Oke... Terima kasih."
"Permisi Mr Khan ..."
Ravi pun menutup pintu apartemennya sambil membawakan kantong berisikan banyak potongan ikan salmon.
"Apa itu Ravi?" tanya Karina.
"Ikan salmon... Buat kamu dari Mrs Ramadhan..." Ravi meletakkan kantongan itu diatas meja dapur dan Karina pun berjalan menghampiri suaminya. "Kamu ada alergi ?"
"Ikan selain salmon ... Karena aku bakalan gatal-gatal..." jawab Karina apa adanya. Dirinya pernah mencoba makan kakap ataupun mahi-mahi tapi setelahnya dia mengalami gatal-gatal sekujur tubuh sampai harus diopname.
"Selera kamu memang posh ... Bahkan sampai ikan pun..."
Karina menatap judes ke Ravi. "Ini bukan keinginan aku Ravi ! Siapa juga mau punya alergi ? Aku tidak bisa makan seafood !" hardik Karina kesal. "Hanya salmon satu-satunya ikan yang bisa aku makan dan itu sudah bagus ! Aku sudah kehilangan selera makan ..." Karina memasukkan kotak-kotak salmon itu ke dalam kulkas lalu mengambil satu kotak yang sudah dipotong-potong macam sashimi dan bersyukur ada Soyu di dalamnya. "Aku masuk kamar dulu !" Gadis itu lalu masuk ke dalam kamarnya.
Ravi melongo. Astaghfirullah...
***
Karina masih memakan sashiminya ketika Ravi mengetuk kamarnya. Gadis itu masih kesal karena dikit-dikit Ravi selalu mengkaitkan dengan gaya mewahnya. Karina pun membuka pintu kamarnya dan melihat wajah tidak enak Ravi.
"Apa lagi ?" tanya Karina ketus.
Ravi tidak menjawab tapi menggandeng tangan Karina yang bingung dengan sikap suaminya.
"Makan berat dulu, nanti kamu kelaparan..." ucap Ravi lembut sambil mendudukkan Karina di kursi makan. "Setidaknya aku tahu kamu tidak bisa mentolerir seafood..."
Karina menatap suaminya dengan wajah dingin.
"Maafkan aku yang tidak tahu soal alergi kamu ..." ucap Ravi. "Apakah ada yang lain ? Susu ? Coklat?"
"Hanya seafood..." jawab Karina dengan sedikit melunak.
Ravi mengangguk. "Salmon kamu tidak akan aku utak Atik..." ucap pria itu sambil meletakkan sepiring swedish meatballs di depan Karina.
"Terima kasih..." ucap Karina karena Ravi sudah membuat makanan kesukaannya meskipun dia tidak ada keinginan memberitahukan.
Keduanya pun makan dalam diam karena sibuk dengan pemikiran masing-masing. Ravi menunggu sampai Karina menghabiskan makan siangnya karena bisa moody lagi dan bakalan ngambek lalu tidak dihabiskan padahal Ravi tahu istrinya lapar.
***
Karina membiarkan Ravi membersihkan semua peralatan makan siang mereka dan memilih bermain ponselnya.
"Oleg mengirim kamu pesan ?" tanya Ravi ke Karina yang menatap suaminya.
"Kamu baca pesanku?"
"Tidak sengaja. Kamu kan yang meninggalkan ponsel kamu di meja makan dan ada pesan masuk yang muncul di layar..."
Karina memejamkan matanya sambil menghitung hingga sepuluh daripada meledak.
"Memang kenapa kalau aku masih bersama Oleg ?" balas Karina sembari menahan emosinya.
"Bisa tidak dalam waktu tiga tahun kamu tidak bersama Oleg ? Hormati pernikahan kita, Karina. Meskipun ini pernikahan kontrak, tapi apa yang aku ucapkan saat ijab kabul itu adalah janji aku tidak hanya pada ayahmu tapi juga Allah SWT..." pinta Ravi dengan nada terkendali.
"Jadi kamu menganggap pernikahan ini beneran ?"
"Aku selalu serius akan segala sesuatu yang aku ambil termasuk pernikahan ini." Ravi menatap Karina dengan wajah serius.
Karina melongo. "Apa?"
"Memang ini pernikahan bukan pernikahan yang sebenarnya karena kamu tidak melakukan kewajiban kamu sebagai istri dan aku tidak akan memaksa kamu karena aku sudah berjanji padamu bukan ? Tapi aku mohon padamu, Karina. Selama kita menikah, jangan ada Oleg-oleg yang lain ..."
"Kamu egois !"
"Tidak egois Karina. Kita harus sama-sama menghormati satu sama lain. Ini menikah resmi bukan kumpul kebo !" balas Ravi tegas.
"Dasar pria chauvinist !"
"Bukan pria chauvinist... Lebih ke seorang suami yang menjaga rumah tangganya."
Karina mendekati Ravi dan menatapnya tajam. "Kalau kamu mau cari wanita lain, silahkan !"
"Tidak Karina. Selama kita menikah ... Tidak ada wanita lain ... Dan aku harap kamu juga sama ..." jawab Ravi kalem.
"Apakah kamu menyukai aku, Ravi?" Karina semakin mendekatkan wajahnya ke suaminya.
"Tidak..."
"Yakin ?"
"Ya."
Karina mendekatkan bibirnya ke bibir Ravi. "Tidak ada pria yang tidak terpesona denganku ... Dan kamu pun salah satunya ..."
"Pria mana yang mau dengan seorang wanita yang tidak bisa menjaga dirinya dan lebih memilih hidup hura-hura daripada bisa lebih produktif dengan anugerah otak cerdas yang dimilikinya..." bisik Ravi.
"Apa kamu yakin tidak tertarik padaku ? Matamu menyatakan sebaliknya Ravi ..." Bibir Karina semakin dekat dengan bibir Ravi.
"Jika kamu berani mencium aku, Karina, jangan salahkan aku untuk minta tubuhmu karena aku punya hak akan hal itu ..."
Karina segera menjauh dari wajah Ravi. "Damn it Ravi !" Gadis itu lalu masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu.
Ravi harus menetralisir nafasnya dan dirinya hampir saja lepas kendali.
"Ya Allah .... Hampir saja ..." bisik Ravi sembari mengelus dadanya.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
jumirah slavina
keren jwbn'y... 🤭🤭😂😂😂
2024-08-27
2
awesome moment
cerdas bin bar2 hrs dolawan dgn cerdas yg bijak. lama2 jg mlempem tu petasan injak
2024-08-09
3
Jenong Nong
karina cari perkara mulu nih ....😁😁😁❤❤❤🙏🙏🙏
2024-06-27
2