Karina memegang pipinya yang merah padam akibat melihat tubuh polos Ravi dan ini pertama kalinya dirinya melihat tubuh tela njang seorang pria yang celakanya adalah suaminya sendiri. Karina bergegas menuju dapur untuk mengambil segelas air putih dingin guna menetralisir jantungnya yang berdegup tidak beraturan.
Ya Allah... Kalau patung ala Yunani kuno di museum sudah termasuk sempurna tapi tubuh Ravi lebih sempurna dari patung itu.
Karina lalu segera duduk di sofa dengan tangan bersedekap dan memasang wajah judes saat pintu kamar mandi terdengar dibuka. Tak lama Ravi pun keluar dengan menggunakan bathrobenya dan menatap Karina dengan wajah tidak enak.
"Maaf Karina.... Aku lupa mengunci pintu..." ucap Ravi sambil mengusap rambutnya yang basah.
"Kenapa sih kamu tidak mencari apartemen dengan kamar mandi di dalam kamar ? Kalau begini kan jadi repot !" bentak Karina.
Ravi hanya menghela nafas panjang. "Maaf jika aku hanya bisa mampunya segini Karina. Pernikahan kita kan mendadak dan kamu tidak mau tinggal di apartemen aku yang lama jadi aku harus mencari secepat mungkin..."
"Minta lah pada mommy ! Kan mommy yang memaksa kamu menikahi aku !"
Rahang Ravi mengeras. "Aku bukan pria yang tangan dibawah, Karina. Meskipun kita sementara, tapi aku tetap punya harga diri !" jawab Ravi keras dan ada nada naik satu oktaf disana membuat Karina sedikit terkejut namun gadis itu berusaha tidak memperlihatkan pada suaminya.
Karina mendengus. "Besok lagi, ingat untuk kunci pintu !"
Ravi hanya mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya. Karina menghembuskan nafasnya dan berusaha untuk menghilangkan debar jantungnya saat melihat Ravi hanya mengenakan bathrobe. Bayangan tadi dirinya melihat tubuh polos Ravi, mulai menari-nari di matanya.
Ayo Karina ! Giliran kamu mengguyur kepala kamu dengan air dingin !
***
Ravi cukup tersinggung dengan ucapan Karina tapi dia juga tidak menyalahkan istrinya yang kaget melihat dirinya berada di dalam kamar mandi dengan tubuh polos. Ravi pun tersenyum dalam hati karena tahu Karina pasti aslinya gugup melihat seorang pria telanjang di kamar mandi.
Jika seorang wanita memang belum pernah tidur bersama dengan seorang pria, pasti reaksinya akan seperti itu.
Ravi semakin yakin jika Karina memang tidak berbohong saat mengatakan belum pernah tidur dengan Oleg. Mengingat sejarah keluarga besar Stefan Ramadhan, Ravi yakin sebadungnya Karina, dia pasti tahu aturan dasar keluarganya.
Ravi melepaskan bathrobenya dan hanya mengenakan boxer Calvin Klein nya. Pria itu lalu mengambil kaos rumah dan celana Hawaii lalu memasukkan semua baju kotor ke dalam keranjang. Dirinya hendak mencuci baju malam ini.
***
Kira-kira begini denah apartemen Ravi dan Karina
Karina mengikat rambutnya tinggi-tinggi dan menunggu tukang delivery pizza. Dirinya hari ini ingin makan pizza yang berarti sudah mau masuk periodenya. Karina sangat hapal dengan kondisi tubuhnya jika sudah mulai masuk Minggu mendapatkan periodenya.
Ravi membawa keranjang baju kotornya menuju ruang cuci di depan kamar mandi yang tersedia dua mesin cuci dan pengeringnya. Dilihatnya Karina sedang menunggu seseorang dan pria itu menatap istrinya.
"Kamu menunggu siapa ?" tanya Ravi sambil memasukan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci.
"Tukang pizza ..."
Ravi mengernyitkan dahinya. "Pizza? For dinner ?"
"Hu um..."
"Oke. Rasa apa?"
"Meat lover dan super cheese ..."
"Tumben. Why?" Ravi duduk di sebelah Karina setelah mensetting mesin cucinya.
"Pengen saja ..." jawab Karina sambil bermain ponselnya. Tidak mungkin dong aku bilang aku mau dapat periodeku.
"Karina ... Boleh aku bertanya sesuatu?"
Karina menyimpan ponselnya dan menatap Ravi. "Tanya apa?"
"Kenapa kamu marah-marah semalam ? Kalau soal tadi, aku tidak menyalahkan kamu tapi semalam ... Apa suasananya tidak enak atau ..."
"Bosan saja ! Memang tidak boleh ?"
Ravi tersenyum sabar. "Baiklah..."
Suara bel apartemen mereka pun berbunyi dan Karina pun berjalan ke pintu apartemen lalu melihat dari layar intercom.
"Pizza ..." ucap remaja yang datang dengan membawa pizza di tangannya.
"Oke. Kamu boleh masuk." Karina mengambil uang dari saku celana jeansnya dan membuka pintu saat tukang delivery itu datang di depan. Karina menerima pizza itu dan memberikan uang tip yang membuat remaja itu sumringah.
"Thank you miss ..." ucapnya senang.
"Are you British?" tanya Karina saat mendengar aksen remaja itu.
"Irish actually... Aku kuliah disini dan bekerja paruh waktu ..."
"Dimana ?"
"Stockholm University..."
"Jurusan ?"
"Media and communication. Aku akan lulus tahun depan, Miss."
"Good for you .." senyum Karina.
"Thank you miss. Enjoy the pizza ..." remaja itu pun pamit dan Karina menutup pintu apartemennya sambil membawa dua kotak pizza.
"Bisa bawanya ?" tanya Ravi yang sedang sibuk menata meja.
"Bisa ... " Karina meletakkan dua kotak besar pizza diatas meja makan.
***
Keduanya asyik memakan pizza dengan minuman es lemon tea. Meskipun Karina bisa minum alkohol tapi dia tidak suka minuman bersoda macam coke.
"Tumben kamu pengen pizza ..." ucap Ravi.
"Dibilang pengen juga !"
Ravi hanya tersenyum. Yak, petasan Injak lagi.
"Besok kamu kerja ?" Karina memandang wajah suaminya yang mulai keluar bulu-bulu halus di wajahnya dan entah mengapa Ravi semakin manly kalau begitu.
"Kerja lah Karina. Bagaimana kita makan kalau tidak bekerja?" Ravi menepuk jidatnya. "Aku lupa ... Harusnya aku memberikan uang bulanan buat kamu ya ..."
"Tidak usah. Aku masih punya uang ..." jawab Karina cuek.
"Jangan seperti itu Karina. Kamu adalah istriku dan sudah kewajiban aku memberikan nafkah lahir untukmu ..." ucap Ravi serius. "Memang tidak banyak tapi aku tahu kamu bisa memanage keuangan ... Kalau kurang, bilang. Kalau lebih, bisa kamu tabung atau kamu beli sesuatu yang kamu inginkan ..."
"Apakah aku juga harus mengurus pajak kita semua ?"
Ravi mengangguk. "Tentu saja ... Aku memang berkewarganegaraan Inggris, sedangkan kamu Swedia tapi kamu dual citizenship jadi pajak kita memang double. Karena itu, kita harus menghitung semuanya dengan benar ..."
Karina tampak cemas.
"Kenapa Karina ?"
"Aku ... Tidak pernah mengurus pajak... Semua akuntannya Daddy yang urus ..."
Ravi hanya mengangguk. "Nanti aku ajari. Memang awalnya agak membingungkan tapi kamu akan terbiasa lama-lama."
"Terimakasih Ravi ..." jawab Karina.
Ravi mengangguk. Suara mesin cuci selesai membuat Ravi menoleh dan berjalan ke tempat laundry. Pria itu memindahkan cuciannya ke tempat pengering namun matanya melihat ada sesuatu disana.
"Karina ... Ini ada milikmu... " Ravi mengambil thong renda warna hitam milik Karina membuat wajah istrinya merah padam.
"Berikan padaku !" seru Karina yang berlari mengambil underwear seksihnya.
"Victoria Secret atau ..." goda Ravi membuat pipi Karina semakin memerah.
"Shut up Ravi !"
"Pasti kamu seksih pakai itu ... Addduuuhhh !" Ravi mengaduh saat punggungnya dipukul Karina.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣🤣 pukulan kedua
2025-02-14
1
jumirah slavina
tabokan sayank dr Karin 🤭🤣🤣
2024-08-27
2
awesome moment
mulai bisa becanda
2024-08-09
2