Karina cemberut di dalam mobil membuat Ravi yang sedang menyetir, tampak bingung kenapa istrinya kembali menjadi tukang marah lagi. Apa karena tidak bertemu Oleg di club ? Ravi melirik ke arah Karina yang cemberut sambil mengangkat satu kakinya ke atas jok mobil. Ravi diam-diam bersyukur Karina tidak memakai high heels dan memilih memakai wedges jadi tidak merusak jok.
"Kamu mau makan dulu ?" tawar Ravi yang tahu ada restauran fast food 24 jam.
"Tidak."
"Mau langsung pulang saja ?"
"Iya."
Ravi mengangguk. Memang ada apa sih!
"Kamu kenapa jutek?"
"Aku kan memang jutek !" balas Karina judes.
Ravi tersenyum. "Iya memang sih ..."
"Sudah tahu pakai tanya !" dengus Karina sebal.
Ravi kembali berkonsentrasi dengan jalan lalu melirik ke Karina. "Apakah karena bukan Oleg sebagai DJ nya ?"
Karina menoleh cepat ke arah Ravi yang masih menatap lurus ke depan.
"Aku sudah tahu bukan Oleg sebagai DJ nya ! Lagipula dia di Amerika Selatan ! Tidak mungkin dia kembali ke Swedia ! Dia tidak akan berani karena Daddy bisa menodongkan Glock nya!" jawab Karina dengan nada tinggi membuat Ravi terdiam. "Aku hanya lelah Ravi ! Sudah, jangan ribut ! Kamu terlalu banyak bertanya !"
Ravi berhenti di lampu merah dan menatap wajah judes Karina. "Maaf ... "
Karina langsung bersedekap dan membuang wajahnya ke jendela. Entah mengapa hatinya semakin panas melihat wajah suaminya dan rasanya ingin menghajar wajah tampan Ravi supaya tidak dilirik sana sini. Hei, bukan ide yang jelek juga.
Ravi kembali menjalankan mobilnya dan dirinya semakin tidak bisa mengerti kenapa mood Karina macam wanita hamil yang mengalami mood swing. Mungkin Karina mau mendapatkan periodenya jadi moodnya berantakan.
***
Karina masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintunya dengan keras hingga Ravi terkejut. Kenapa lagi tuh istriku ? Ravi memilih masuk ke dalam kamarnya setelah menutup pintu apartemennya.
Karina keluar lagi dengan wajah masih ditekuk sepuluh sambil membawa baju tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Ravi yang juga hendak memakai kamar mandi, melihat istrinya masuk kesana, memilih menunggu di ruang tengah. Jujur Ravi masih penasaran kenapa istrinya cemberut tidak jelas.
Suara pintu kamar mandi pun terbuka dan Karina sudah mengenakan gaun tidur panjangnya, bergegas masuk ke dalam kamarnya.
"Karina ...." panggil Ravi.
"Aku lelah Ravi. Ingin tidur ... Jangan kamu ajak bicara !" Karina pun menutup pintu kamarnya membuat Ravi terbengong bengong.
"Kenapa lagi sih?" gerutu Ravi yang masuk ke dalam kamar mandi.
***
Keesokan paginya, Ravi membiarkan istrinya bangun siang dan sudah menyiapkan sandwich berisikan ayam mayonaise. Ya, hari ini cuti Ravi sudah habis dan dia harus masuk kerja. Ravi memberikan note diatas tudung saji dimana sandwich milik Karina diletakkan disana.
Ravi mengetuk pintu kamar Karina pelan.
"Karina, aku berangkat kerja dulu. Hati-hati di rumah ..." pamit Ravi lalu pria itu keluar dari apartemen.
Sepuluh menit kemudian, Karina keluar dari kamar dan melihat suasana sudah sepi karena Ravi sudah berangkat bekerja. Karina pun berjalan ke tempat mesin kopi dan menuangkannya ke dalam mug yang memang selalu disediakan di sebelah.
Karina tertegun saat melihat sandwich yang disimpan dalam tudung saji bening. Secarik kertas diatasnya membuat Karina penasaran dan menghampiri meja makan. Karina mengambil kertas itu dan mulai membacanya.
Karina istriku,
Ini sarapan untukmu sudah aku siapkan. Jika kamu kurang, kamu bisa masak sendiri ya ... Salmon kamu masih banyak juga. Aku berangkat kerja dulu dan berhati-hati lah di rumah.
Ravi
Entah kenapa bibir Karina terangkat keatas dan dirinya merasa hangat saat membaca kalimat pertama.
Karina, istriku.
Karina tertegun. Tunggu, apakah aku suka pada Ravi? Tapi aku belum seminggu menikah ... Segitunya aku mudah berpaling ? Eh tapi kan Ravi orang India dan biasanya pakai acara dukun kan? Karina memegang pelipisnya. Bagaimana dirinya bisa begitu cepatnya berpaling?
"Karina ... Ayolah ! Jangan lupa, kamu sudah bilang tidak mau sama Ravi !" monolog Karina. "Sekarang enaknya ngapain ya?"
***
Kantor Kedutaan Inggris di Stockholm Swedia
Ravi memeriksa pekerjaannya apalagi sudah mulai masuk musim tahun ajaran baru dan banyak remaja dan orang Inggris yang memilih mengenyam pendidikan di Swedia. Selain pengajuan visa pelajar dari Inggris, pria itu pun harus teliti dalam memeriksa visa pelajar mahasiswa Inggris yang kuliah disini karena tidak mau kecolongan hingga tinggal ekstensi tanpa melapor ke kedutaan.
"Ravi ..."
Ravi mengangkat wajahnya dan melihat Irina Ramadhan berdiri disana.
"Yes Mrs Ramadhan..." jawab Ravi sopan.
"Bagaimana Karina ?" tanya Irina penasaran karena tahu putrinya memiliki tabiat moody macam petasan injak.
"Baik-baik saja Mrs Ramadhan..." senyum Ravi yang tidak berani memanggil Irina dengan panggilan 'Mommy' karena masih di lingkungan kerja meskipun semua orang tahu dia menantu Irina.
"Dia... Tidak memukul kamu lagi kan ?"
Ravi menggelengkan kepalanya. "Tidak, Mrs Ramadhan... Belum..."
Irina terbahak. "Dasar ! Tolong bersabar dengan Karina ya ..."
"Baik Mrs Ramadhan."
***
Apartemen Ravi dan Karina
Karina mengemil potato chipsnya sambil menonton acara televisi di ruang tengah. Tadi dirinya sudah membuat makan siangnya dan sekarang dia cengok plus gabut. Memo dari Ravi, dia simpan di laci meja riasnya dan dirinya juga tidak tahu kenapa sisi sentimental nya tidak mau membuang memo itu.
"Ngapain ya? Shopping... Malas. Jalan-jalan juga malas..."
Karina pun memilih tiduran di sofa besar itu dan melirik jam dindingnya yang menunjukkan pukul tiga sore.
"Tidur dulu ..." Tak lama mata Karina pun terpejam.
***
Ravi tiba di apartemennya pukul setengah lima sore dan melihat istrinya masih terlelap di sofa ruang tengah sementara televisi masih menyala. Ravi pun menutup pintu apartemennya dan menuju kamar tidurnya untuk meletakkan tas kerjanya. Ravi juga mengambil baju ganti karena dirinya merasa gerah dan ingin menikmati air yang mengguyur tubuhnya yang letih.
Ravi masuk ke dalam kamar mandi dan memulai acara mandi sorenya.
***
Karina terbangun dari tidur siangnya dan terkejut karena sudah pukul setengah lima sore lebih. Gadis itu pun terduduk untuk menyatukan jiwa dan raga lalu berjalan menuju kamar mandi. Tanpa berpikir apapun karena masih belum konek, Karina membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci dan mata hijaunya terbelalak saat melihat Ravi berada di bawah shower serta ... Telanjang.
"AAAAAHHHH !" Karina buru-buru menutup pintu dengan keras membuat Ravi melongo. "KUNCI PINTUNYA KALAU DI KAMAR MANDI!" teriak Karina dari balik pintu dengan kesal.
Ravi menepuk jidatnya. Duh, bakalan ramai lagi deh ....
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
oh ya ampun/Facepalm//Facepalm/
2025-02-14
0
awesome moment
bnr2 dagelan n pasangan
2024-08-09
2
Murti Puji Lestari
karina apa ngak dug dug pyar, yakin itu hati masih aman liat Ravi mandi telanjang di bawah siwer 😅
2024-07-05
1