Hari-hari Ravi dan Karina berjalan dengan berbagai warna. Terkadang kalem, tanpa ada insiden tapi bisa juga terjadi keributan unfaedah dan lagi-lagi Ravi harus mengalah pada istrinya. Meski demikian, keduanya pun semakin lama semakin dekat satu sama lain dan tanpa diminta, Karina melakukan kewajibannya sebagai istri. Bukan urusan ranjang, bukan itu. Karina masih tetap bersikeras tidak ada hubungan suami istri. Bahkan detik ini pun, Ravi dan Karina tidak ada peluk cium layaknya pasangan.
Tak terasa sudah dua bulan mereka menikah dan Karina sudah waktunya masuk kuliah. Gadis itu sudah bersiap-siap dengan tas ranselnya dan bersiap untuk ke kampus. Ravi yang sedang menyiapkan sarapan, menatap bingung ke istrinya yang hendak pergi.
"Pagi Karina. Kamu mau kemana ?" tanya Ravi sambil menuangkan teh panas ke cangkir Karina.
"Mau... " Karina menghela nafas panjang. "Mau main. Boleh ?"
"Sepagi ini ?" Ravi menaikkan sebelah alisnya.
"Iya. Tidak boleh ?" balas Karina judes.
"Boleh kok. Asal jangan malam-malam pulangnya." Ravi tersenyum dalam hati karena tahu hari ini hari pertama istrinya masuk kuliah.
"Nggak sampai malam." Karina duduk sambil menyesap tehnya.
***
Kantor Kedutaan Inggris di Stockholm Swedia
"Karina kuliah?" seru Irina tidak percaya. "Benarkah itu Ravi?"
"Benar Mrs Ramadhan tapi hingga detik ini Karina tidak cerita sama aku."
Irina memegang pelipisnya. "Ya ampun anak itu. Dia tidak meminta uang sama kamu?"
Ravi menggelengkan kepalanya. "Tidak, Mrs Ramadhan."
"Setidaknya uang Karina buat kuliah, bukan buat dugem atau buat hura-hura," ucap Irina pada akhirnya. "Kita tunggu saja sampai kapan anak itu merahasiakan pada kita semua. Tapi bagaimana kamu bisa membujuk anak koppig itu?"
"Aku bilang pilihan kamu kalau gabut di rumah hanya dua, bekerja sama orang atau kuliah dan menjadi dosen, hingga jadi boss diri sendiri karena dosen kan bisa dosen tetap atau paruh waktu."
Irina tersenyum. "Karina tidak mau bekerja sama orang, dia terlalu sok independen."
"Tapi Karina memang lebih pantas jadi dosen, karena galaknya minta ampun," ucap Ravi dengan wajah melas.
Irina terbahak. "Maaf ya Ravi."
"Dibalik itu sebenarnya Karina baik kok Mrs Ramadhan. Butuh waktu untuk meyakinkan Karina bahwa kita serius soal menikah," lanjut Ravi.
"Setidaknya dua bulan dia tidak minta pisah sama kamu, itu bagus. Apa masih suka dugem? Sebab anak itu kalau ditanya, tidak mau bilang."
Ravi menggelengkan kepalanya. "Sudah jarang Mrs Ramadhan. Dua bulan ini saja cuma dua kali dugem dan itupun bersama aku. Yang terakhir malah hanya duduk dan minum melihat orang melantai tapi tidak turun."
Irina mengangguk. "Ini ada kado ulang tahun kamu. Hari ini kan?" Wanita berdarah Inggris Norwegia itu mengeluarkan sebuah bungkusan untuk Ravi.
"Ya ampun, terimakasih Mrs Ramadhan..." Ravi menerima bingkisan itu dengan wajah terharu.
"Karina pasti tidak ingat dan tahu hari ini ulang tahun kamu."
Ravi menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa Mrs Ramadhan. Karina lah kado terbaik aku."
***
Kampus Science Jurusan Matematika Program Magister
Karina melirik ke arah ponselnya yang dia silent bahwa ada notifikasi dari kalender nya. Ravi ulang tahun. Karina tersenyum. Dua bulan menikah dengan Ravi, membuat Karina berubah banyak. Dulu yang biasanya Bodo amat, sekarang lebih perhatian. Apalagi Ravi sangat care dengan dirinya. Selama menikah, tidak pernah Ravi marah meskipun Karina menyebalkan seperti biasanya.
Karina juga membuat apartemen menjadi lebih menarik dan Ravi tidak memprotes karena dia memang membebaskan istrinya menghias apartemen mereka. Karina tersenyum tipis saat mengingat bagaimana dirinya dan Ravi ribut unfaedah tapi tetap dia kangen membuat pria itu gemas. Karina malah sudah tidak memikirkan Oleg sama sekali setelah Ravi memintanya untuk tetap menghormati pernikahan kontrak mereka.
Pulang dari kampus, mampir ke toko kue dulu.
***
Apartemen Ravi dan Karina
Ravi masuk ke dalam apartemennya dengan membawa banyak barang hadiah dari rekan-rekan kerjanya yang hari ini dia traktir dengan paket sushi untuk satu kantor.
Tak apa sekali-kali mengeluarkan uang banyak buat para teman kantor karena toh setahun sekali. - batin Ravi.
Pria itu terkejut saat melihat ada kue ulang tahun diatas meja makan lengkap dengan lilin disana plus Karina yang sudah siap dengan dandanan cantik. Ravi menghampiri Karina setelah meletakkan semua hadiahnya diatas sofa. Hatinya menghangat saat melihat bagaimana istrinya mengingat ulang tahunnya.
"Aku kira kamu tidak tahu.." ucap Ravi terharu.
"Tahu. Soalnya kan aku sekarang yang mengurus pajak kan?" balas Karina yang tidak bohong karena dirinya yang mengurus pajak mereka sekarang. Disana Karina tahu kapan Ravi ulang tahun dan memang seperti ucapannya, bahwa dia akan berulang tahun dua bulan setelah menikah.
Ravi langsung memeluk Karina erat dan istrinya tidak memberontak atau berusaha melepaskan diri. Karina pun membalas pelukan suaminya.
"Terimakasih... Ini hari paling indah buatku," bisik Ravi dengan nada terharu.
"Oh, kado kamu ..."
"Kadoku adalah kamu. Dan itu tidak ada duanya."
Hati Karina menghangat mendengar ucapan suaminya. Bukan sesuatu yang gombal atau bagaimana, tapi sangat mengena di hati Karina.
"Kamu... Suka aku ?" tanya Karina sembari melepaskan pelukan Ravi.
"Tidak ..." jawab Ravi. "Tidak salah."
Pipi Karina merona.
"Bagaimana harimu ?" tanya Ravi tidak mau membuat mood istrinya berantakan karena tahu bahwa Karina kekeuh tiga tahun mereka akan berpisah.
"Baik-baik saja. Apakah kamu suka black forest?" tanya Karina. "Eh tiup lilin dulu..." Gadis itu menyalakan lilin diatas kue tart itu dan menunjukkan usia Ravi ke 29.
"Seriously? Tiup Lilin? Memangnya aku keponakan kamu ?" kekeh Ravi sambil menatap geli ke Karina.
"Tiup dan minta doa. Keburu meleleh ini !" perintah Karina judes.
Ravi tertawa lalu meniup lilin nya dan menutup mata untuk berdoa. Karina menatap wajah tampan suaminya dan usai Ravi berdoa, gadis itu mencium pipi Ravi.
"Selamat ulang tahun Ravi. Sehat, panjang umur dan banyak barokah ..."
Ravi yang terkejut mendapat ciuman dari istrinya, tersenyum.
"Aku sudah siapkan kado buat kamu ..." Karina hendak mengambil kadonya tapi Ravi menarik tangan istrinya hingga memeluknya kembali.
"Kadoku sederhana, Karina ..." Ravi langsung mencium bibir istrinya lembut.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
haduh.. haduh.. haduh🙈
2025-02-14
1
awesome moment
kado yg amazing bgts tu
2024-08-09
2
Murti Puji Lestari
apa Ravi akan kena gampar ya, atau malah kena banting macam Mr Edward
2024-07-06
1