Mereka menikmati makana yg baru saja sampai tanpa ada yg berbicara satupun,Nara baru saja memasuki salah satu cafe untuk makan siang karena sudah terlambat,Raka meraba badannya mencari sesuatu.
"kalian masuk dulu,ponselku tertinggal di mobil."ujar Raka kepada Devan dan Nara.
"jangan lama-lama."pinta Nara kepada Raka.
"bunda,bunda kita duduk di sana."ajak Devan menggoyangkan tangan Nara.
"ya udah ayo."ajak Nara menggandeng Devan.
mereka berjalan ke meja yg di pilih oleh Devan sembari menunggu Nara memesan terlebih dahulu.
"Devan mau makan apa?"tanya Nara melihat daftar menu.
"pasta bunda,air coklat."jawab Devan memeluk mainannya.
"udah pesan?"tanya Raka yg baru sampai.
"kamu mau makan apa?"tanya Nara memberikan daftar menunya.
"mbak aku steak sama jus strawberry aja."pesan Nara.
"samaain aja ya mbak."pinta Dirgan.
"baik,di tunggu sebentar ya."
mereka menunggu makanan yg di pesan lalu Raka membuka pembicaraan.
"tadi sebelum berangkat ke kantor aku sempat nanya sama Devan tentang ayahnya,katanya saat kalian tinggal di Jepang Devan sering lihat kamu nangis,Devan juga diam-diam mengambil foto ayahnya sebelum kamu membakar semuanya."jelas Raka pelan.
"pantesan aku pernah bersihin kamarnya dan lihat foto Dirgan di bawah kasurnya,jadi dugaanku selama ini benar Devan sudah tau wajah ayahnya,tapi anehnya saat aku periksa lagi besoknya fotonya udah gak ada,malah aku menu potongan fotonya di dekat tong sampah,aku udah nyari di kamarnya tapi gk ada sama sekali."ujar Nara menceritakannya kepada Raka.
"aku bilang sama dia kalau mau ketemu ayahnya biar aku yg bicara sama kamu,tapi Devan bilang gak mau dia juga bilang benci ayah."ucap Raka melirik Devan.
Nara sedih karena anak sekecil Devan tdk merasakan kasih sayang ayah kandungnya,Nara merasa sangat bersalah karena belum memberitahu Dirgan kalau Devan anaknya.
"aku harus apa sekarang? Devan gk suka di paksa,aku takut mentalnya terganggu."sedih Nara menundukkan kepala.
"kita juga gk bisa maksa sayang,kita pikirkan mental Devan terlebih dahulu,tapi yg paling penting kita sudah mengajaknya bertemu ayahnya tapi Devan gak mau."Raka menenangkan Nara.
Makanan yg mereka pesan tiba dan segera menikmatinya,Devan juga makan dengan sangat lahap.
Risha dan keluarganya sudah selesai makan siang.
"aku ke toilet dulu,kalian tunggu di sini."Dirgan berdiri dari kursinya.
"jangan lama-lama mas."ucap Risha menoleh ke arah Dirgan.
"iya."
Dirgan berjalan ke kamar mandi sedangkan keluarganya menunggu di meja.
"bunda aku cuci tangan dulu."pamit Devan turun dari kursinya.
"mau papa antar?"tanya Raka meletakkan minumnya.
"Devan bisa sendiri pa."jawabnya sambil berlari ke arah toilet.
"baiklah jangan berlari nak."pesan Nara kepada Devan.
Sesampainya di toilet Devan mencuci tangannya di wastafel dan Dirgan keluar dari dalam toilet,Dirgan berdiri tepat di samping Devan.
"hei adik kecil kenapa kamu sendirian di toilet? Orang tua kamu mana?"tanya Dirgan menoleh ke arah kecil di sampingnya.
Devan bertatapan dengan Dirgan dan menatapnya sangat lama,hingga wajahnya berubah setelah sadar siapa yg menyapanya.
BYURR!!
"rasain."ejek Devan lalu berlari keluar.
"hai anak nakal tunggu,anak siapa sih gk ada sopan santunnya."Dirgan mengejar anak kecil yg menyiramnya.
Devan sampai di mejanya dan terus duduk di kursinya,Nara mengambil tisu dan mengelap tangan Devan yg basah.
"sini bunda lap dulu tangannya."ujar Nara menarik tangan Devan.
"setelah ini pulang ya,besok Devan harus sekolah."pinta Raka mengusap kepada Devan.
"maaf apa itu anak anda?"
Dirgan bertanya pada Raka yg duduk di samping Devan,mendengar suara itu Nara terdiam dan enggan untuk menoleh.
"iya,ada apa?"tanya Raka melihat Dirgan.
"tadi dia menyiram saya di toilet,padahal saya hanya menyapanya karena dia sendirian."jelas Dirgan.
Raka menoleh ke arah Devan yg menunduk sedangkan Nara memberikan isyarat kepada Raka.
"maafkan anak saya,berikan nomer rekening anda biar saya ganti rugi."ucap Nara berdiri dari kursinya.
"n-nara.."
"d-dia anak kamu?"tanya Dirgan kaget.
"iya,maaf anak saya tdk sopan pada anda."ucap Nara kepada Dirgan.
Devan mendekat ke arah Raka dan membisikkan sesuatu di telinganya,Raka baru paham setelah mendengar apa yg di bisikkan oleh Devan.
Rita tdk sengaja melihat Dirgan yg berbicara dengan seseorang.
"kenapa Dirgan di sana? Apa ada masalah?"tanya Bu Rita kepada mereka.
"dimana ma?"tanya Risha.
"liat tuh."tunjuk Bu Rita ke salah satu meja.
Risha berdiri menghampirinya saat melihat Dirgan di salah satu meja,Saat sudah dekat Risha kaget melihat Nara berdiri tepat di hadapan Dirgan.
"N-nara.."sapa Risha kaget.
"maaf anak saya sudah menyiram suami anda,jadi jangan salah paham karena saya hanya ingin bertanggung jawab untuk mengganti jasnya saja."jelas Nara dengan sangat sopan.
"jadi dia anak kamu? Kapan kamu menikah lagi Nara? Anak kamu sudah sebesar ini."tanya Dirgan penasaran.
"tolong jangan tanyakan hal yg privasi tentang keluarga kami."tegur Raka berdiri dari kursi.
orang tua Risha dan orang tua Dirgan mendatangi mereka dan kaget melihat Nara di sana.
"Nara.."
"Nara...ini kamu."sapa Bu Yuni berdiri di samping Dirgan.
"maaf saya tdk punya waktu banyak,kalau butuh ganti rugi berikan nomer rekening anda saya akan menggantinya."ujar Nara sembari mengambil tasnya.
"Nara tunggu nak,kamu sudah menikah lagi? Ini anak dan suami kamu?"tanya Bu Yuni menghentikan Nara.
"iya Tante."jawab Nara menoleh.
"mbak yakin?"tanya Jiya menatap Nara.
"apa maksud kamu? Dia anak saya."ujar Nara.
"sudah sebesar ini? atau jangan-jangan kamu selingkuh saat sama mas Dirgan?"saut Risha memojokkan Nara.
"usia anak ini hampir sama dengan usia perceraian kamu dangan Mas Dirgan."ucap jiya membuat semua orang bingung.
"kamu sengaja kan kembali ke kota ini untuk menghancurkan rumah tangga ku,kamu sengaja membawa anak ini supaya semua orang berfikir anak ini anak kamu dan Mas Dirgan."Risha menatap sinis Nara.
Nara enggan menjawab pertanyaan mereka semua kemudian menarik tanga Raka.
"ayo mas,kita pulang."ajak Nara kepada Raka.
Raka menggendong Devan keluar dari cafe sementara keluarga Dirgan hanya menatapnya saja.
Risha di ambang kekhawatiran saat mendengar apa yg di katakan Jiya tadi,Risha takut anak itu benar anak Nara dan Dirgan.
"bagaimana ini? Aku harus merencanakan sesuatu agar mas Dirgan Tdk kembali pada Nara."batin Risha.
Dirgan mengejar Nara keluar cafe untuk memastikan lagi perkataan Jiya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
paling benci mulut Jiya apa ngak bisa di buat bisu saja
2025-01-25
0
Sabaku No Gaara
aishh...looser
2024-11-08
0
Shinta Dewiana
pecundang
2024-08-01
0