Devan baru saja sampai di rumah Raka sembari tangannya di gandeng oleh Raka,Devan sangat senang bersama dengannya padahal Raka bukanlah ayahnya.
"ayo masuk."ajak Raka membuka pintu.
"wah rumahnya besar banget."kagum Devan menatap setiap sudut rumah.
"hei hai anak siapa ini? Ganteng banget."
"papa.."
Devan berlari dan bersembunyi di balik badan Raka dan memegang ujung baju Raka.
PLAKK..
"anak siapa yg kamu bawa ke sini?
"jangan pukul papa aku!"protes Devan dari belakang Raka.
"papa?
Bu Ayu ibu Raka sangat terkejut saat anak kecil yg ada di hadapannya memanggil Raka dengan sebutan papa.
"nanti aku jelasin ya ma,kita makan malam dulu pasti dia sudah lapar."ujar Raka kepada mamanya.
"gk ada makan-makan sekarang jelasin sama mama anak siapa yg kamu bawah? Kamu sudah nikah diam-diam? Siapa wanita itu? Jahat ya kamu gk ngasih tau mana!"cecar Bu ayu membuat Raka tersenyum.
"enggak Bu,itu anak.."
"anak kamu kan?"Bu ayu memotong perkataan Raka yg belum selesai.
"astaga ma pelankan suaranya nanti dia makin takut,dengerin dulu Raka ngomong belum selesai udah di potong aja."ujar Raka.
"ibu tua jangan marahin papa."ucap Devan dengan wajah polosnya.
"hah,i-ibu tua? Yakk Raka anak siapa ini beraninya bicara seperti itu."kesal Bu ayu menatap marah Raka.
Mendengar hal itu Raka mengusap dahinya dan menahan tawanya kemudian menyuruh Devan menjauh sebentar.
"sayang kamu tunggu di sofa ya,papa mau bicara sebentar saja."pinta Raka kepada Devan.
Devan mengangguk kemudian berlari ke arah sofa dan bermain sendiri dengan mainan yg di pegangnya.
"ayo jelasin sekarang,awas kalau kamu bohong sama mama."desak Bu ayu melipat kedua tangannya.
"anak itu namanya Devan dia anknya Nara,tadi aku gk sengaja bertemu Nara di salah satu toko,saat aku ingin pulang tadi dia nangis ingin ikut dan tiba-tiba manggil aku papa,Nara bilang dia bercerai sama suaminya saat hamil Devan,karena suaminya kembali sama cinta pertamanya dan sejak kecil Devan tdk pernah tau siapa ayahnya."jelas Raka kepada mamanya.
"oh jadi begitu? Nara kemana,kenapa gk ikut ke sini?"tanya Bu Ayu.
"aku udah ngajak ma tapi gk mau,dah yuk kita makan kasian Devan belum makan malam."ajak Raka merangkul pundak mamanya.
mereka makan malam bersama dan Devan selalu tersenyum saat mengobrol dengan Raka.
Risha kini berada di kamarnya dengan robekan kertas yg berserakan di lantai,Risha benar-benar gk mau berpisah dengan Dirgan.
"Aku gk akan lepasin kamu mas."gumam Risha di ujung kasur.
Risha berdiri dari kasurnya ke arah jendela dan menatap keluar kamar, tiba-tiba saja sesuatu terjadi pada Risha dan membuatnya bingung.
"Huueekkk...Hueeekk.."
perut Risha terasa mual kemudian berlari ke kamar mandi,Risha memegangi perutnya.
"gue kenapa? Mual banget."gerutu Risha sembari mengelap mulutnya.
Risha kebingungan lalu keluar dari kamar mandi setelah itu keluar untuk makan malam.
"kamu kenapa?"tanya Rita melihat Risha yg begitu pucat.
"gk tau ma,perut aku mual banget kepala aku juga pusing banget."jawab Risha duduk di meja makan.
"kamu sakit?"Tanya Bara menempelkan telapak tangannya di dahi Risha.
Dirgan,Jiya bersama orang tuanya berada di ruang tamu.
"pikirkan baik-baik Nak,hidup dan kebahagiaan aku ada di tangan kamu sendiri."Bu Yuni menasehati Dirgan.
"belajar dari kesalahan sebelumnya pernikahan kamu hancur karena kamu yg terburu-buru,jadikan masa lalu kamu sebagai pelajaran Dirgan dan jangan sampai keputusan kamu kali ini membuat kamu menyesal untuk yg kedua kalinya."nasehat Pak Tono kepada Dirgan yg kebingungan.
"aku ke kamar dulu,kalian semua istirahat juga besok pada harus kerja kan?"Dirgan menuju kamarnya dengan pikiran yg berantakan.
Semua orang kembali ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat setelah aktivitas di siang hari.
Devan juga sudah terlelap di temani oleh Raka yg ikut terlelap di sampingnya.
*****
hari sudah pagi Risha berada di dalam kamarnya memegang sebuah kertas,semalam Risha ke rumah sakit bersama dengan orang tuanya.
Pagi-pagi sekali Dirgan sudah bersiap untuk keluar padahal belum sarapan.
"sarapan dulu Dirgan?"pinta Bu Yuni.
"kalian semua ikut aku ya ke rumah Risha,semalam orang tua Risha nelpon aku katanya pagi ini di suruh ke sana."jelas Dirgan memang jasnya.
"emangnya ada apa mas? Mbak Risha buat masalah lagi?"tanya Jiya dari pintu kamarnya.
"gk tau juga sih,udah yuk kita ke sana sekarang."ajak Dirgan kepada mereka.
"ya sudah kamu sama Jiya,mama biar sama papa."ujar Bu Yuni kepada Dirgan.
Jiya berlari ke dalam kamarnya untuk mengambil tas kemudian berangkat bersama dengan Dirgan.
"kira-kira ada apa ya mas? Tumben banget mereka nyuruh kita kesana kayak ada yg mendesak banget."tanya Jiya kepada Dirgan yg sedang mengemudi.
"mas juga gak tau."jawab Dirgan tetap fokus menyetir.
Nara sarapan seorang diri karena Raka belum mengantarkan Devan,karena bosan Nara menghubungi Raka untuk mengobrol dengan Devan.
"wah calon masa depan pagi-pagi udah nelpon aja,kenapa,kangen ya?"canda Raka.
"iya kangen tapi bukan sama Lo,anak gue mana belum Lo balikin."ujar Nara sembari menikmati makanannya.
"ada ni lagi sarapan di suap mama,gk mau makan sendiri maunya di suapin Oma katanya."
"bunda.."sapa Devan melambaikan tangan.
"betah ya di rumah papa dari semalam gk hubungin bunda,bunda nangis ih di tinggal sendirian sama Devan."
"biarin aja Devan mau di sini aja gk mau pulang,jadi Devan bisa main terus sama papa sama Oma juga."ujar Devan dengan antusias.
"Nara minta Maaf Tante karena udah merepotkan kalian berdua."ucap Nara merasa tdk enak.
"gak apa-apa nak,nanti kesini Raka jemput kamu ya."pinta Bu ayu sembari menyuapi Devan.
"nanti Nara ke sana,udah dulu ya aku mau ke kantor."pamit Nara.
"bye bunda cantik."
"bye calon istri."
"bye papa dan Devan."jawab Nara melambaikan tangan.
Nara menutup telponnya dan melanjutkan makan sebalik ke kantor.
Kini Dirgan dan keluarganya sudah bertemu dengan Risha dan orang tuanya.
"maaf pagi-pagi kami menyuruh kalian semua ke sini."Bu Rita kepada keluar Dirgan.
"gk apa-apa,sebenarnya ada apa?"Tanya Bu Yuni kepada besannya.
"ini di liat sendiri aja."ujar Pak Bara memberikan sebuah amplop.
Dirgan yg sejak tadi penasaran membuka amplop tersebut dan hal pertama yg di lihatnya adalah sebuah kertas kecil.
"ini...USG."ujar Jiya yg berada di sampingnya.
"kamu benar itu USG kehamilan Risha,Risha hamil usia kandungannya sudah 1 bulan dan semalam dia mual jadi kami membawanya ke rumah sakit,itu hasil pemeriksaan yg keluar semalam."jelas Pak Bara kepada mereka.
saling senangnya Dirgan berdi i dan memeluk erat Risha,sementara orang tua mereka saling berpelukan karena merasa bahagia.
"maafkan aku mas karena membuat kalian semua kesal,aku akan menjaga anak ini dengan baik."ujar Risha di pelukan Dirgan.
"kami semua sudah memaafkan kamu Risha,tapi berjanjilah jangan lagi melakukan hal bodoh seperti sebelumnya."mohon Dirgan memegang tangan Risha.
Sembari tersenyum Risha mengangguk dengan perkataan Dirgan kemudian memeluk mertuanya.
"jaga ponakan gue dengan baik nenek lampir,kalau terjadi sesuatu sama ponakan gue awas aj."pesan Jiya melirik Risha.
Mereka Marasa sangat bahagia dengan berita kehamilan Risha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Akun Lima
kalo sampai dirgan bahagia ama risha gw doain othornya kecelakaan
2024-08-09
1
Ririn Nursisminingsih
kok enak bener dirgan sama risha udah buat sakit hati
2024-08-05
0
Shinta Dewiana
yaaaa....aaaaa
2024-08-01
0