SKC-10

5 TAHUN KEMUDIAN....

"kalau bukan karena pekerjaan aku tdk akan pernah kembali ke negara itu,aku juga harus Mambawa anakku ke sana dan semoga saja kami tdk bertemu lagi dengan mereka."gumam Nara menatap kepada anaknya.

"aku yakin kamu tau mana yg terbaik Nara,tapi ingat sejauh apapun kamu memisahkan mereka itu tdk akan pernah mengubah sebuah takdir,kamu tdk akan bisa mengubah bahwa mereka ayah dan anak."ujar Devi sahabat Nara.

"kau benar tapi aku belum siap mempertemukan mereka,semoga saja Devan tdk membenci aku jika suatu hari nanti tau yg sebenarnya."ujar Nara sendu.

Devan Gravandra anak yg selama ini Nara rawat sendirian setelah perpisahannya dengan Dirgan,Sampai saat ini Nara masih menyembunyikannya dari Dirgan.

Kini Nara dan Devan menaiki pesawat untuk kembali ke negara yg mempunyai cerita kelam masa lalunya,Nara kembali mengingat kenangan pahitnya bersama dengan Dirgan,sehingga dirinya terpaksa menyembunyikan kehamilannya.

"Bunda,kenapa menangis? Apa bunda sakit?"Tanya Devan DJ samping Nara.

"tdk sayang bunda hanya sedih harus meninggalkan Mommy di jepang."jawab Nara sembari mengusap air matanya.

"tapi bunda gk boleh nangis,nanti mommy marah sama Devan."pujuk Devan memeluk Nara.

Nara mengusap lembut kepala Devan dan mencium pucuk kepalanya.

Di kantor Dirgan sedang melakukan meeting bersama karyawannya untuk pembukaan cabang baru.

"kalian sudah bekerja dengan sangat keras,saya sangat berterima kasih karena kalian sudah banyak membantu saya,besok cabang baru akan segera di buka bahkan akan ada beberapa CEO dari perusahan terkenal,mereka akan datang di pesta perusahaan besok malam sebagai tamu VVIP kita."ujar Dirgan kepada semua karyawannya.

mereka semua bertepuk tangan sebagai apresiasi terhadap Dirgan sebagai CEO,Dirgan sangat senang karena selama ini pekerjaannya selalu berjalan lancar.

"baik sekarang kita persiapkan apa yg belum siap dan kalian bisa kembali lebih awal hari ini."ujar Dirgan.

"baik pak,terima kasih."ucap mereka bersamaan.

Risha sedang berada di rumah bersama dengan teman-temannya yg baru saja datang,Jiya kesal karena sejak tadi Risha selalu menyuruhnya membuat makanan.

"buatkan mereka makanan dan minuman yg enak,ingat ya babu yg enak."ujar Risha di dapur.

"iya bawel banget!"dengus Jiya yg kesal.

Risha kembali ke ruang tamu dan mengobrol bersama dengan temannya,sedangkan Jiya berada di dapur.

"enak banget cuma nyuruh aja gk bantuin,liat aja aku kerjain kalian semua."gumam Jiya tersenyum.

tangan Jiya dengan telaten membuat makan yg di isi banyak garam dan cabe,sedangkan pada minumannya Jiya menambahkan sesuatu yg pahit.

"Jiya cepat!"teriak Risha dari depan.

"siap,rasain kalian semua gue kerjain."ucap Jiya mengangkat makanan dan minumannya ke depan.

"lama banget sih,kita udah lapar."

"tau tuh gk becus banget jadi babu."

"dia emang gitu kerjanya lelet banget."ujar Risha melirik Jiya.

Setelah meletakkan makanannya di meja dengan cepat Jiya kembali ke belakang dan keluar melalui pintu belakang,Jiya memantau mereka dari jendela untuk melihat reaksi mereka.

Mereka menyicipi makanan yg di buat Jiya dan memakannya secara bersamaan.

"cis dlu kita."

"Cisssss."ucap mereka secara bersamaan.

dari luar jendela Jiya terus tersenyum dan tdk sabar melihat mereka yg di kerjain.

"hhuuuueeekkkkk,Aaaaaaa! Pedas banget."

"asin banget,ini makanan apa Risha."

"huaaaaaaaahhh pedas,air mana airnya cepat!."

Mereka terlihat sangat kepedasan begitu juga dengan Risha,Mereka tdk tau bahwa air yg di minum juga sudah di campur sesuatu oleh Jiya.

"aaaakkkkkhhhhhh,pahit!"

"ini air apa? Kenapa pahit banget!"

"Lo ngerjain kita? Lo mau meracuni kita?"

"e-enggak gitu,bentar ya gue ambil kalian air dulu."ujar Risha berlari ke dapur.

Di luar rumah Jiya tertawa puas melihat tingkah mereka bahkan matanya sampai berair karena puas tertawa,Sedangkan Risha terlihat marah karena Jiya mengerjai dirinya dan temannya.

"makan dah tuh cabe sama garam,hahahhah."gumam Jiya sembari tertawa.

Yuni dan Tono baru saja pulang dari luar tapi melihat Jiya yg berada di samping rumah,Yuni heran kenapa Jiya terlihat mengendap-endap.

"mas,Jiya ngapain ya? Lihat tuh."ujar Yuni menunjuk Jiya yg mengintip di jendela.

"kamu kayak gk tau Jiya aja,pasti ngerjain Risha."jawab Tono tersenyum.

"samperin yuk."ajak Yuni berjalan lebih dulu.

Tono menepuk pelan punggung Jiya dan membuatnya sedikit terkejut,Jiya menoleh dan sudah mendapati Yuni dan Tono di belakangnya.

"ngapain?"tanya Tono.

"heh om Tono,biasa ngerjain nenek lampir."jawab Jiya menunjuk Risha.

mereka berdua tertawa melihat Teman-teman Risha kepedasan,bahkan mereka heran ada saja yg di lakukan oleh Jiya.

   Hari sudah Sore Jiya masih berada di dalam kamarnya setelah memberikan pelajaran kepada Risha dan Temannya,sejak kejadian tadi siang Risha memilih berjalan bersama teman-temannya.

"Ah senang banget deh kalau gak ada nenek lampir di rumah,heran deh gue kenapa mas Dirgan gk cerai aja sama dia,Cantikan juga mbak Nara kemana-mana."gumam Jiya berbaring di kasurnya.

"oh iya sudah 5 tahun mbak Nara gk ada kabar,sekarang gimana ya kabarnya? sekarang tinggal di mana?"

Jiya memikirkan Nara karena sudah lama tdk bertemu dan berkomunikasi dengan Nara.

Jiya memang mengenal Nara sejak lama bahkan sudah menganggap Nara sebagai kakaknya sendiri,Jiya marah kepada Dirgan saat mengetahui tentang perpisahan mereka.

jam sudah menunjukkan pukul 06 sore dan Dirgan baru saja pulang dari kantor,tapi berbeda dengan Risha yg masih berada di luar.

"aku pulang."ucap Dirgan sembari menutup pintu.

"tumben banget mas pulang jam segini?"Tanya Jiya di ruang tamu.

"iya semua karyawan hari pulang lebih awal,besok ada peresmian cabang baru kan jadi biar mereka bisa istirahat sebelum bekerja lagi."ujar Dirgan menyimpan tasnya di sofa.

"oh gitu,besok aku ikut ya ke pestanya."pinta Jiya menatap Dirgan.

"boleh dong,Rumah sepi banget orang-orang pada kemana?"tanya Dirgan melihat setiap sudut rumah.

"om sama Tante ada di kamar,kalau Nenek lampir keluar dari tadi siang habis aku kerjain."jelas Jiya tersenyum.

"kenapa?"tanya Dirgan.

"dia bawah temannya banyak banget malah aku yg di suruh buat makanan sama minumannya,trus ni mas aku di katain babu lagi sama nenek lampir dan Temannya,yasudah aku kerjain sekalian makanan sama minumannya aku taro cabe Sam garam yg banyak,hah senang banget bisa ngerjain dia."jelas Jiya menatap Dirgan.

Bukannya Marah justru Dirgan malah tertawa mendengar apa yg di ceritakan Jiya.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

hmmm...apa enggak ada balas dendam ini...

2024-08-01

1

kriwil

kriwil

kirain 5thn kemudian akan balas dendam ga tau nya gitu aja

2024-07-18

1

kusrina kenzo

kusrina kenzo

di tunggu lanjutannya

2024-07-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!