"anak ini membawa keberuntungan juga ternyata, sehat-sehat ya nak biar mama bisa sama papa selamanya karena hanya kamu yg bisa bantu mama."batin Risha mengusap perutnya.
mata Risha memperhatikan senyum semua orang yg bahagia dengan kehamilannya.
"sekarang kamu harus lebih berhati-hati,jangan mengerjakan apapun atau jangan sering-sering keluar rumah."pesan Bu Yuni kepada menantunya.
"iya ma,aku janji akan menjaga anak ini aku akan menjaga kesehatanku juga."jawab Risha mengelus perutnya yg masih rata.
Dirgan mengambil libur hari ini hanya untuk menghabiskan waktu bersama dengan Risha.
"aku ke kantor dulu ya,udah telat ini bentar lagi ada meeting."pamit Jiya berdiri dari kursi.
"documennya ada di Faldi nanti kamu minta aja sama dia,tadi mas sudah hubungi dia buat handle semuanya."jelas Dirgan menatap Jiya.
"gampang itu,aku pergi dulu,bye."pamit Jiya keluar dari rumah Risha.
Nara sudah berada di kantornya bersama dengan asisten di ruangan miliknya.
"ini Bu perusahan KR COMPANY menerima kerja sama dengan kita."
"benar kah?"tanya Nara tdk percaya.
"ini liat ini,jam 12 siang nanti kita harus ke kantor mereka untuk membahas kerja sama ini,saya sudah siapkan documennya."
"kerja bagus Zi,kamu sigap juga udah menyiapkan semuanya."puji Nara tersenyum.
"iya dong Bu,biar gaji saya cepat naik kan lumayan buat masa depan."
asisten Nara bernama Zira dan sangat di percaya oleh Nara karena kepintarannya mengatur strategi.
"baiklah nanti kita tinggal berangkat saja,kamu akan ikut sama saya ke KR COMPANY."ujar Nara yg masih memeriksa documennya.
"baik Buk,saya ke ruangan dulu nanti saya akan datang lagi kalau ada sesuatu yg ingin di bahas."pamit Zira menutup laptopnya.
Nara mengangguk menatap Zira yg keluar dari ruangannya,Devan ikut ke kantor bersama dengan Raka karena tdk mau di tinggal di rumah.
"Devan,kamu belum bertemu ayah kandung kamu?"tanya Raka pada Devan.
"aku gk tau siapa ayah? aku hanya punya bunda,bunda yg selalu bersama Devan selama ini."jawab Devan memeluk boneka beruang.
"Devan mau gk ketemu ayah? Nanti papa yg bilang sama bunda."ujar Raka.
"gk mau! Devan sudah punya papa tdk mau ayah,ayah jahat gk pernah ketemu Devan."wajah Devan miring setelah menjawabnya.
"gak boleh gitu nak,sejahat apapun ayah sama Devan dan bunda tetap aja dia ayah kandungnya Devan."jelas Raka kepada Devan.
"tapi ayah jahat,waktu di jepang Devan sering liat bunda nangis dan Devan juga pernah liat bunda bakar foto ayah,Devan diam-diam mengambil foto ayah sebelum bunda membakar semuanya,Devan benci ayah karena sudah buat bunda nangis."
"baiklah papa gk akan paksa Devan buat ketemu ayah,udah ya jangan sedih papa gk mau melihat jagoan papa nangis."pinta Raka menoleh ke arah Devan.
tdk lama mobil Devan sampai di bangunan yg tinggi kemudian membukakan pintu untuk Devan.
Mereka berdua berjalan masuk ke dalam kantor bergandengan tangan,banyak karyawan yg menundukkan kepalanya saat Raka memasuki kantor.
"pagi pak."
"selamat pagi pak."
"iya pagi,nanti ada meeting ya?"tanya Raka pada salah satu karyawan.
"iya pak,siang nanti ada meeting."
"bawah berkasnya ke ruangan saya."pinta Raka.
"baik pak."
"lucu banget,anak pak Raka?"
lagi dan lagi Devan memeluk kaki jenjang Raka membuat karyawan kebingungan.
"jangan ada yg mendekat ya,dia takut kalau ketemu dengan orang baru."jelas Raka memeluk Devan.
"namanya siapa pak?"
"Nama dia Devan."jawab Raka tersenyum.
"ganteng kayak pak Raka,kalau anaknya seganteng ini mamanya juga pasti sangat cantik."
"gk pernah liat gandeng istri tiba-tiba ke kantor udah bawah anak aja pak."
"itu privasi saya,tapi yg pasti bundanya sangat cantik."jawab Raka kepada karyawan.
Mereka semua penasaran siapa gadis yg berhasil membuat Raka jatuh hati,karena selama ini mereka GK pernah melihat Raka dekat dengan seorang gadis.
"kembali bekerja,sudah cukup ngobrolnya."ujar Raka pada semua karyawan.
"baik pak."
Mereka kompak menjawab lalu pergi ke ruangannya masing-masing begitu juga dengan Raka.
Dirgan barada di dalam kamarnya bersama dengan Risha yg duduk di ujung kasur.
"aku beneran senang banget dengan kehamilan kamu sayang,anak papa udah satu bulan aja di perut mama."ujar Dirgan mengelus perut Risha.
"aku juga baru tau mas,karena amarah aku sampai gk tau kalau dia udah 1 bulan di perut aku."jawab Risha menatap Dirgan.
"kita jaga dia sama-sama,kaki jangan stress ya dan jangan kelelahan juga kasian nanti debaynya kenapa-napa lagi."pesan Dirgan mengusap pipi Risha.
"maaf banget ya mas, kemarin-kemarin aku sering buat kamu sama mama marah,mungkin karena bawaan bayi yg udah ada di perut aku jadi bawaannya emosi terus."
"udah ya jangan minta maaf terus,sekarang kita fokus aja sama kehamilan kamu karena bagi mas sekarang itu yg paling penting."Tatap Dirgan Tdk lepas dari mata Risha.
Risha kembali memeluk Dirgan dengan hangat karena hadirnya anak di rahim Risha kembali mempersatukan mereka.
"bagaimanapun Risha menantu kita mas,sekarang dia juga mengandung anak Dirgan dan cucu kita,ya semoga saja Risha tdk kembali melakukan hal bodoh,buruk apapun sikapnya jujur saja aku sedih kalau harus melihat Dirgan gagal untuk yg kedua kalinya."Bu Yuni di dalam mobil menuju kantor.
"apapun yg terjadi kita sebagai orang tua hanya ingin yg terbaik saja,semoga Dirgan benar bisa menjalani tanggung jawabnya kepada anak dan istrinya."harap Tono.
Risha berada di dalam kamar mandi melihat dirinya di cermin,senyum sumringah tergambar jelas di wajah Risha.
"bayi ini akan aku jadikan senjata buat mempertahankan hubungan aku sama mas Dirgan,lihat aja sekarang dan sampai kapan mas Dirgan gk akan pernah minta cerai lagi."gumam Risha mengusap perutnya.
Lalu Risha mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang untuk memberitahunya.
"hai apaa kabar?"
"........"
"rencana kita berhasil,karena bayi ini gue sama mas Dirgan gk jadi cerai dan ini semua karena ide gila Lo."
"......."
"gue udah transfer uangnya yg Lo minta dan ingat jangan pernah kembali lagi ke sini."
Risha tersenyum senang setelah mematikan sambungan telponnya dengan seseorang.
Di kantor Jiya sedang berhadapan dengan banyaknya documen dan Faldi baru saja sampai.
"Jiya."panggil Faldi dari arah pintu.
"ada apa?"tanya Jiya menatap Faldi.
"tolong kasih surat ini ke Dirgan ya,gue harus pergi sekarang juga soalnya mendadak banget."ujar Faldi memberikan kertas putih.
"Lo mau kemana? kerjaan lagi banyak banget Lo malah mau pergi."ujar Jiya memperhatikan kertas putih yg di pegangnya.
"gue ada urusan penting banget,Lo bisa ya handle semua sendiri,gue gk punya banyak waktu harus pergi sekarang."Faldi bergegas keluar dari ruangan membuat Jiya bingung.
"lah malah main pergi aja,lagian ini surat apa sih kok dia buru-buru banget."bingung Jiya membolak-balik amplop yg di pegangnya.
Ingat dengan kerjaannya Jiya menyimpan kertas Putih itu di dalam tasnya,lalu melanjutkan pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
guntur 1609
mampuslah kau dirgan. kalau sempat anak yg dikandung Risha tu bukan anakmu. habislah riwayatmu
2025-01-17
0
Shinta Dewiana
cih...apa itu bukan anak dirga...ha..ha..ha...kasihan deh...
2024-08-01
1