Walaupun kehadirannya tdk di terima oleh Dirgan tapi Nara tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri,Dirgan Tdk memperlakukan Nara dengan baik setiap hari selalu ada perlakuan buruk yg di lakukannya.
Tapi walaupun sakit hati dengan tindakan Dirgan justru Nara selalu sabar,Kemarahan Dirgan karena ada sebab yg membuatnya terpukul dan sedih.
"sarapan dulu aku sudah masak."ajak Nara saat melihat Dirgan keluar kamar.
"aku tdk lapar."ketus Dirgan tanpa melihat ke arah Nara.
"kamu belum makan dari semalam Dirgan,setidaknya makanlah walaupun sedikit aja."ucap Nara.
PLAKK!!
tamparan keras dari Dirgan mendarat di pipi mulusnya sehingga membuat Nara hampir terjatuh,Nara memegangi pipinya yg terasa panas karena tamparan Dirgan.
"Jangan pernah sesekali mengatur hidupku Nara,kamu memang sahabatku dan Risha sekarang kamu istriku,tapi walaupun begitu aku tdk akan pernah menerima kehadiran kamu di rumah ini,ingat itu baik-baik!"Tegas Dirgan menatap tajam ke arah Nara.
Setelah mengatakan hal itu Dirgan pergi begitu saja sembari menutup pintu dengan keras,tangis yg sejak tadi di tahan agar tdk menangis di hadapan Dirgan akhirnya pecah juga.
"aku juga tdk menginginkan berada di posisi ini Dirgan,Aku harus apa sekarang agar kamu paham dengan posisi rumit ini."Gumam Nara sembari menangis.
Kini Dirgan melajukan mobilnya ke arah kantor dengan kecepatan sedang.
"Maaf Nara gue belum bisa menerima semua ini,kepergian Risha masih seperti mimpi buat gue!"gerutu Dirgan merasa bersalah.
Kini Dirgan sudah sampai di kantornya banyak karyawan yg menyapanya,Tapi mereka melihat hal yg tdk biasa dari Dirgan pagi ini.
"Pagi pak.."
"selamat pagi pak.."
Tdk seperti biasanya hari ini Dirgan Tdk merespon sapaan dari para karyawannya,justru langsung memilih untuk masuk ke dalam ruangannya.
"pak Dirgan kenapa?"
"iya gk kayak biasanya,mungkin ada masalah?"
"udah kalian kembali ke ruangannya masing-masing,nanti kita lagi yg kena getahnya."
Mereka kembali ke ruangannya masing-masing dan Dirgan yg sudah fokus dengan pekerjaannya.
di rumah Nara sedang kedatangan mertuanya,karena tdk ingin timbul masalah baru Nara memilih untuk menutupinya sebaik mungkin.
"maaf ya nak,kami melibatkan kamu dalam masalah ini!"ujar Tono merasa bersalah.
"iya nak kita tau ini masih dalam keadaan berduka setelah kepergian Risha,tapi kami juga harus menjaga nama baik Dirgan."lanjut Yuni memegang tangan Nara.
"tdk apa-apa Tante,om.mungkin ini sudah manjadi takdir kami bertiga,Sebenarnya ini juga berat buat Nara dan ngerasa bersalah sama Risha karena sudah menggantikan posisinya,padahal seharusnya pernikahan kemarin adalah hari bahagian Risha sama Dirgan."jelas Nara menahan tangisnya.
"takdir tdk ada yg tau nak."ujar Yuni.
"kamu tdk sekamar dengan Dirgan? Tadi kami lihat kamu keluar dari kamar tamu."tanya Tono penasaran.
"iya om aku yg minta untuk gk sekamar karena aku tau Dirgan butuh waktu,Aku juga gk mau membuat Dirgan semakin terpuruk kerena kejadian ini,jadi untuk menghindari hal yg buruk lebih baik kita tdk sekamar dulu."jelas Nara berbohong.
"kami paham nak,kami juga tdk bisa memaksa kalau itu juga menjadi keputusan kalian berdua."ujar Yuni.
"udah deh jangan bahas itu lagi ya Tante,kalau kita sarapan dulu gimana? Tadi aku udah masak."ajak Nara kepada mertuanya.
Yuni dan Tono mengangguk dengan ajakan Kemudian berjalan ke arah meja makan,terlihat beberapa menu makanan yg masih belum tersentuh sama sekali.
"wah masakan kamu enak."puji Tono sembari tersenyum.
"om bisa aja deh."jawab Nara malu.
Mereka menikmati makanan yg di masak oleh Nara.
Jam sudah menunjukkan jam 12 siang Dirgan sedang berada di sebuah cafe bersama dengan asistennya.
"sejak tadi pagi muka Lo murung banget,Lo ada masalah?"Tanya Faldi sembari menyuap makanannya.
Faldi teman Dirgan sejak SMP dan sekarang bekerja di kantornya sebagai Asisten.
"gue pusing banget,Lo tau kan pernikahan gue kemarin bukan sama wanita yg gue sayang."ujar Dirgan kepada Faldi.
"maksud Lo gimana?"
"Risha calon istri gue kemarin balik dari London naik pesawat yg kecelakaan kemarin itu,semua persiapan sudah siap dan besoknya gue sama Risha akan melangsungkan pernikahan itu,tapi karena kecelakaan itu Sahabat gue sama Risha yg harus menjadi penggantinya,Namanya Nara."jelas Dirgan dengan Frustasi.
"jadi Risha pacar Lo yg dari SMA itu? Gue turut berduka cita ya Bro."ucap Faldi menepuk pundak Dirgan.
Faldi tau Dirgan sedang dalam keadaan berduka dan marah,itu sebabnya tdk banyak bertanya setelah mendengar penjelasan Dirgan.
Yuni dan Tono pamit pulang dari rumah Dirgan dan Nara mengantarnya sampai ke teras rumah.
"kami pulang dulu ya nak,jaga diri baik-baik."pamit Yuni memeluk Nara.
"om sama Tante hati-hati ya."pesan Nara tersenyum.
mereka meninggalkan rumah Dirgan dan Nara kembali masuk ke dalam rumah untuk beres-beres.
Saat ingin menyapu kamar Dirgan mata Nara tertuju pada banyaknya foto Risha di kamar itu,Nara menyimpan sapu yg di pegangnya di dekat pintu dan berjalan melihat foto Risha bersama Dirgan.
"Dirgan sangat mencintai kamu Risha,Lo pasti senang banget ya bisa jadi orang yg sangat di cintai sama Dirgan,foto Lo bahkan ada di setiap sudut kamar ini."gumam Nara memperhatikan Foto yg ada di hadapannya.
Air mata Nara membasahi kedua pipinya bukan karena sakit hati melihat foto Risha dan Dirgan,tapi justru sedih karena Risha meninggal.
"Lo harus tau Risha kalau Dirgan masih berharap Lo gk ada di pesawat itu,maafin gue ya udah gantiin posisi Lo di pernikahan kemarin yg seharusnya menjadi hari bahagian Lo sama Dirgan,Lo tenang di sana ya Sha sebisa mungkin gue akan jaga Dirgan buat Lo,sekali lagi maafin gue Risha."gumam Nara duduk di ujung kasur sembari memeluk foto Risha.
Karena tdk mau Dirgan melihat keberadaannya di kamar itu Nara segera menyimpan kembali fotonya,Nara melanjutkan niatnya buat nyapu kamar itu sebelum Dirgan balik.
Sementara di Rita dan Bara sedang berada di kamar Risha karena merindukannya,Rita menangis melihat foto-foto yg terpajang di dinding kamar Risha yg bernuansa Biru mudah.
"istirahatlah di surga nak dan tunggu kami di sana ya,Maafin kita karena meminta Nara menjadi pengganti kamu di pernikahan."gumam Rita menatap foto yg di pegangnya.
"nak kami sangat merindukan kamu,sudah lama sejak kamu belajar di London kami tdk bertemu dengan mu,tapi sekarang kamu malah pergi lebih dulu dari kami berdua."ujar Bara sembari memeluk pundak Rita.
Mereka sangat terpukul kehilangan anak satu-satunya yg paling mereka sayangi,kenangan bersama dengan Risha terus teringat oleh mereka sebagai orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
guntur 1609
samaja kalian semuanya. nama baik kalian harus dijaga. tapi perasaan org gak. kalian oerdukikan
2025-01-17
0
Shinta Dewiana
sialan juga dirgan main tangan cih..jangan bodoh nara lo juga hrs cuek sm dirgan
2024-08-01
0
Shinta Dewiana
trus ortunya nara mana dong....apa nara sebatang kara anak yatim piatu
2024-08-01
0