SKC-08

   Dirgan dan Risha menikah setelah 3 bulan perceraiannya dengan Nara,pernikahan mereka hanya berlangsung sederhana sesuai keinginan Dirgan.

"bawah istri kamu pergi dari rumah ini secepatnya Dirgan,kita sudah tdk tahan melihat tingkah lakunya yg sangat sombong."jelas Yuni kepada Dirgan.

"Ma aku baru saja pulang dari luar kota biarkan kami menginap di sini dulu."ujar Dirgan menyandar di kursi.

"gk bisa Dirgan sekarang bawah istri kamu pulang,rumah ini bukan buat menampung perempuan seperti dia."tegas Yuni.

"iya ma nanti aku bawah Risha pulang,tapi kemana Risha sejak tadi aku gk liat?"Tanya Dirgan menatap Mamanya.

"selama kamu pergi ke luar kota dia tdk pernah berada di rumah sama sekali,selalu pulang malam dengan banyak belanjaan di tangannya,bahkan pamit saja tdk."jelas Yuni menceritakan perilaku Risha.

Dirgan mencoba untuk menelpon Risha karena hari sudah sore tapi belum pulang,Yuni hanya melirik ke arah Dirgan yg sibuk dengan ponselnya.

Tdk lama pintu depan terbuka dan Risha baru saja pulang hal itu membuat Dirgan kesal.

"dari mana kamu? Ini sudah sore kamu baru pulang?"Tanya Dirgan menata tajam Risha.

"kamu kapan pulang? Kok gak bilang dulu sama aku mas."kaget Risha melihat keberadaan Dirgan.

"jawab aku Risha,dari mana kamu?"Tanya Dirgan lagi.

"udah deh mas,aku cuma habis shopping aja kok gak usah di perbesar."jawab Risha kesal.

Risha ingin masuk ke dalam tapi tangannya di tahan oleh Dirgan karena tdk suka dengan sikap Risha.

"ini cara Kamu bersikap sama suami,setidaknya tau waktu Risha ini sudah sore dan kamu bahkan gk izin sama aku atau mama."tegas Dirgan menegur Risha.

"mas udah ya aku capek banget,bisa gak sih gk usah mempermasalahkan masalah kecil kayak gini?"protes Risha membentak Dirgan.

"jaga cara bicara kamu Risha,dia suami kamu seharusnya kamu bicara yg sopan sama Dirgan."tegur Yuni yg sejak tadi diam.

"gak usah ikut campur,ma."bentak Risha.

PLAKK!!!

"kamu boleh bentak aku Risha tapi jangan sekali-kali kamu berani bicara seperti ini sama ibu aku."tegas Dirgan menampar Risha.

"tega kamu mas tampar aku,dari dulu ibu kamu itu gk pernah setuju sama hubungan kita,tapi sampai sekarang juga kamu masih belain ibu kamu ini."kesal Risha marah.

Setelah mengatakan hal itu Risha berjalan ke dalam kamar dengan membanting pintu,Dirgan mengusap kasar wajahnya melihat sikap Risha.

TING...TONG.....

bell rumah berbunyi membuat Dirgan dan mamanya saling melempar pandangan.

"biar mama yg buka."ujar Yuni berjalan ke arah pintu.

Di luar berdiri seorang laki-laki berpakaian putih memegang kertas putih di tangannya.

"maaf apa ini rumah Bu Risha?"

"saya mertuanya,ada apa?"jawab Yuni penasaran.

"ini saya mengantarkan hal tes dari rumah sakit."

"terima kasih."ucap Yuni.

"sama-sama,Bu."

Yuni menerima kertas putih tersebut dan kaget saat tau bahwa surat itu dari rumah sakit.

"itu apa ma?"tanya Dirgan melihat kertas yg di pegang Yuni.

"surat dari rumah sakit,katanya punya istri kamu."jawab Yuni memberikan suratnya pada Dirgan.

Di dalam kamar Risha membuka semua belanjaannya dan mencobanya satu persatu,walaupun Dirgan memarahinya Risha bahkan tdk perduli bahkan tersenyum melihat baju yg bertumpuk di kasur.

"bod*h amat deh walaupun di marahin mas Dirgan yg penting aku shopping,seharusnya aku beli lebih banyak dari ini."gumam Risha berdiri di depan cermin.

Di ruang tamu Dirgan membuka surat tersebut dan sangat terkejut melihat isinya.

"Surat aborsi? Apa-apaan ini?"Kaget Dirgan kebingungan.

"Aborsi? Sini mama liat."ujar Yuni mengambil surat dari tangan Dirgan.

"ada apa Ma? Kenapa kalian kebingungan begitu?"tanya Tono yg baru saja keluar dari kamar.

"ini surat aborsi Pa,jadi Risha hamil usia 2 Minggu tapi dia melakukan aborsi pada kandungannya."jelas Yuni sembari duduk di kursi.

"apa?"kaget Tono mendengarnya.

Dirgan mengambil suratnya dan berjalan ke kamarnya dengan emosi,Risha kaget karena Dirgan membuka pintu sangat kasar.

"sekarang apa lagi mas? Belum cukup tadi kamu udah tampar aku?"tanya Risha menatap Dirgan dari cermin.

PLAKKK....

"kamu apa-apaan mas?"protes Risha sembari memegang pipinya.

"kamu masih nanya lagi ? Kamu sudah benar-benar gila,kamu hanya memikirkan diri kamu sendiri!"Ujar Dirgan menatap tajam Risha.

"apa maksud kamu mas? aku gk paham!"tanya Risha.

"ini apa? kamu hamil tapi kandungannya kamu abors*,kenapa kamu membunuh anak kita? Kenapa kamu melakukan hal gila ini?"tanya Dirgan dengan emosi.

"astaga gue lupa lagi!"batin Risha.

Yuni dan Tono juga terlihat menahan emosinya terhadap Risha yg sudah melakukan hal bod*h.

"JAWAB RISHA!"bentak Dirgan membuat Risha kaget.

"a-aku...aku keguguran mas."bohong Risha sembari menunduk.

"JANGAN BOHONG! Kamu pikir aku buta huruf sampai gk bisa baca yg tertulis di surat ini?"ujar Dirgan semakin emosi.

"kami gk menyangka kamu sampai membunuh anak kamu sendiri Risha,anak yg tdk bersalah kamu korbankan hanya kepentingan diri kamu sendiri."ujar Yuni di ambang pintu.

"aku tdk mau karir aku hancur karena kehadiran anak itu,aku tdk mau badan aku rusak dan masa depan aku berantakan,aku masih ingin menikmati semuanya tanpa di repotkan oleh kehadiran anak itu,jadi aku lakukan abors*i saja."jelas Risha seolah tdk merasa bersalah.

Rita dan Bara dtng ke rumah itu karena Yuni menelpon tapi mereka belum tau apa yg terjadi,sesampainya di sana mereka sudah mendengar pertengkaran.

"baguslah kalian sudah datang."ujar Yuni melihat kehadiran orang tua Risha.

"ada apa? Kenapa kalian meminta kami datang?"tanya Bara penasaran.

"ini kenapa? Kenapa Dirgan terlihat sangat marah?"tanya Rita menatap Yuni.

Yuni mengambil surat tadi yg berada di lantai dan memberikannya kepada Rita juga Bara,terlihat wajah mereka yg kebingungan saat Yuni memberikan suratnya.

"surat apa?"

"kalian baca sendiri."ujar Tono kepada mereka.

Setelah membaca surat itu Rita kaget dan menutup mulut dengan tangannya,mereka menatap Risha seolah tdk percaya anaknya melakukan hal itu.

"Risha melakukan Abors*i."ujar Yuni menatap mereka.

"RISHA..."teriak Bara yg juga emosi.

"papa."gumam Risha pelan.

Dirgan menoleh saat mendengar teriakan ayah mertuanya,terlihat Bara sudah hilang kesabaran melihat perlakuan anaknya.

PLAKKK..

PLAKKK...

"apa yg kamu pikirkan Risha? apa kamu sudah gila? Kenapa kamu melakukan hal itu?"marah Bara menatap tajam Risha.

Risha tersungkur di lantai setelah di tampar oleh ayahnya,Dirgan hanya melihat Risha yg memegangi pipi dengan tangannya.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mampus kau dirgan. tu adalah balasan dengan kau menikahi seorang g jalnag. kau sn yg bodoh. tdk menyelidiki kebohongan Risha sewaktu di london

2025-01-17

0

guntur 1609

guntur 1609

mmapus kau dirgan. makan tuh cinta lama mu. mudah2an mantanmu. punya suami yg lebih dari kau

2025-01-17

0

Ranny

Ranny

habis ngelonte kali si Risha nya 🙄

2024-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!