Kini Nara sudah berada di sekolah Devan dan terlihat Devan memiliki banyak teman,Devan menoleh ke arah Nara yg sejak tadi menatapnya dengan tersenyum.
"bye-bye bunda."ucap Devan melambaikan tangan.
"bye sayang,nanti jangan keluar dari pintu gerbang ya dan tunggu bunda di pos satpam."pesan Nara menangkap wajah Devan.
"baik bunda,sekarang Devan masuk ya dan bunda hati-hati ke kantor."ujar Devan.
Setelah berpamitan Nara keluar dari sekolah dan menuju kantor,Nara menjadi CEO di kantor miliknya yg baru saja di rintis.
Tdk sengaja Risha melihat Nara saat memasuki sekolah sejak tadi,Risha mengikutinya hingga mengetahui kalau Nara sudah memiliki seorang putra.
"sial,jadi Nara sudah kembali ke sini,apa karena dia mas Dirgan sampai menceraikan aku."gerutu Risha di dalam mobil.
Risha terus mengikuti kemana Nara pergi hingga mobilnya berhenti di salah satu perusahaan.
"Lo nyari mati kembali lagi ke sini Nara,liat aja gue akan buat Lo menderita bagaimanapun caranya!"gerutu Risha menatap Nara dengan penuh kebencian.
Sedangkan Dirgan masih memikirkan Nara dan anaknya karena penasaran.
"siapa ayah dari anak itu? Apa Nara benar-benar sudah menikah? Kalau di lihat dari anak itu sepertinya usia 4-5 tahun,apa jangan-jangan anak itu.."gumam Dirgan di dekat jendela.
"apa jangan-jangan Nara lagi hamil saat perceraian 5 tahun yng lalu."
pertanyaan dan perasaan gundah terus membuat Dirgan pusing di tambah lagi perceraian dengan Risha.
Di kantornya Nara baru saja melakukan meeting dengan para karyawan,sekarang waktunya Nara menjemput Devan di sekolah.
"Bunda...."
Devan berlari saat melihat Nara menjemputnya kemudian memeluk Nara erat.
"bagaimana sekolahnya? Apa kamu suka?"tanya Nara menggandeng tangan Devan.
"yes bunda,aku punya banyak teman mereka semua baik."jawab Devan tersenyum.
"wah sepertinya anak bunda sangat senang punya banyak teman."ujar Nara.
"tapi bunda..."
Devan tak melanjutkan ucapannya kemudian menunduk lesu,Nara yg melihat hal itu berjongkok dan menangkup wajah mungilnya.
"kenapa sayang? Ayo cerita sama bunda."tanya Nara sembari tersenyum.
"semua teman-teman bertanya siapa nama ayahku,mereka terus bertanya seperti itu tapi aku tdk tau mau menjawab apa,mereka ada yg mengejekku tdk punya ayah."jelas Devan sedih.
"Devan mau bertemu ayah?"tanya Nara menatapnya.
"ayah Devan masih ada? Boleh Devan bertemu sebentar saja bunda?"tanya Devan antusias.
"tentu saja boleh,tapi ingat Devan harus bersikap baik nanti bunda coba hubungi ayah ya."ujar Nara.
"terima kasih bunda."ucap Devan memeluk Nara.
"sama-sama sayang."
melihat anaknya kembali tersenyum Nara membuka pintu mobil dan membawa Devan keluar dari sekolah.
"mungkin sudah saatnya Devan mengetahui siapa ayahnya,aku harus menurunkan egoku demi kebahagiaan anakku."
Nara menatap Devan yg sedang bermain dengan mobil-mobilan dan juga Spidermannya.
Tanpa di sadari oleh Nara ada mobil yg mengikutinya sejak tadi,Nara melajukan mobilnya menuju sebuah tempat.
"ayo turun dulu sayang."ajak Nara kepada Devan.
"aku mau susu coklat,ciki juga dan mainan bunda."ucapnya sembari membuka pintu mobil.
Nara masuk ke salah satu koto serba ada yg sangat besar,Nara memili beberapa barang dan Devan memilih banyak mainan.
Tiba-tiba Nara tdk sengaja menabrak seseorang karena terlalu fokus melihat barang.
"eh aduh sorry!"ucap Nara menundukkan kepalanya.
"tdk apa-apa,maaf barangnya jatuh."
Nara mendongak dan mengambil barangnya tapi tangannya terhenti karena melihat orang yg di kenalnya.
"Nara..."
"Raka.."
"Wah makin cantik aja Lo,udah lama banget gk dengar kabarnya,kemana aja selama ini?"tanya Raka tersenyum.
Mereka berpelukan karena sama-sama dan juga senang setelah bertahun bertemu kembali.
Raka adalah teman Nara sebelum bertemu tapi mereka harus berpisah karena Raka melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
"bunda....."panggil Devan dengan banyak mainan di tangannya.
"astaga,kenapa banyak banget nak?"kaget Nara memegang pundak Devan.
"aku menyukai semuanya,boleh ya bunda?"jawab Devan meletakkan mainannya di troli.
Raka berjongkok dan berkenalan dengan Devan,melihat hal itu Devan bersembunyi di belakang Nara.
"hai ada apa tampan? Kamu takut?"tanya Raka bingung.
"bunda.."
"gk apa-apa,ayo sini kenalan dulu sama omnya."ujar Nara menarik pelan tangan Devan.
"tampan sekali,namanya siapa?"tanya Raka mengulurkan tangannya.
"Devan,o-om."jawab Devan lembut.
"anak baik,jangan takut om baik kok."ujar Raka mengusap kepala Devan.
Nara dan Raka melotot saat tiba-tiba Devan memeluk erat Raka,Raka merasakan bajunya basah karena sesuatu.
"sayang jangan gitu,kasian omnya."Tegur Nara lembut.
"udah gk apa-apa."ujar Raka kepada Nara.
Raka berdiri dan mengendong Devan entah kenapa Nara melihat Raka tdk merasa risih sama sekali.
setelah membayar semua belanjaannya Raka membawa Devan ke salah satu Cafe,Nara hanya mengikutinya dari belakang sembari melihat Devan yg masih memeluk erat Raka.
"Turun dulu nak,om Raka mau duduk dulu kalau kamu kayak gini kasian omnya gk bisa duduk."pinta Nara mengusap punggung Devan.
"Devan kita buka mainan yuk,Devan mau main gk sama om."ujar Raka lembut.
"mau.."jawab Devan menatap Raka.
"hei,kenapa kamu menangis?"tanya Nara mengusap pipi Devan.
"bunda boleh tdk Devan panggil Om ini papa?"tanya Devan dengan wajah polosnya.
Nara merasa canggung terhadap Raka karena perkataan anaknya,Nara bergegas menarik pelan tangan Devan yg menatapnya lekat.
"tdk boleh sayang."ujar Nara.
"tdk apa-apa Nara,biarkan saja senyamannya Devan mau manggil apa lagi pula aku tdk keberatan kok."saut Raka tersenyum.
"maaf ya rak,gue jadi gak enak sama Lo."ujar Nara berdiri.
"papa."panggil Devan lembut.
"iya sayang,kenapa? Devan main dulu ya papa mau bicara sama bunda."pinta Raka mengusap kepala Devan.
Devan mengangguk kemudian mengambil mainannya dan bermain sendiri,Nara dan Raka mengobrol di samping Devan.
"kamu sudah nikah? Kemana suami kamu?"tanya Raka menatap Nara yg ada di hadapannya.
"ceritanya panjang tapi aku sudah bercerai 5 tahun yang lalu,awalnya pernikahan kami terpaksa dan sangat mendadak,selama pernikahan aku menerima perlakuan buruknya karena masih belum bisa menerima semuanya,setelah 3 tahun menikah gadis itu tiba-tiba kembali tepat saat aku mengetahui aku hamil,kehadirannya kembali membuat dia mengabaikan aku bahkan aku tdk memiliki kesempatan untuk memberitahunya."jelas Nara sembari sesekali menatap Devan.
"Sampai sekarang mantan suami kamu belum tau tentang Devan?"tanya Raka.
Nara menggelengkan kepalanya terhadap pertanyaan dari Raka.
"selama 5 tahun Devan tdk pernah menanyakan ayahnya,tapi saat pulang sekolah tadi tiba-tiba dia menanyakannya karena di ejek gk punya ayah sama temannya."jelas Nara dengan wajah sedih.
"sekarang aku papanya,biarkan dia memanggil gue papa bahkan jika bisa selamanya gue akan jadi papanya."ucap Raka memegangi tangan Nara.
"jangan gitu,gue jadi gk enak sama Lo."ujar Nara.
"kenapa? kalau Lo belum yakin ayo kita nikah sekarang,biar gue bisa jaga kalian berdua."ujar Raka menatap Nara.
"dasar gila gak pernah berubah Sama sekali Lo,lagi pula kita baru ketemu setelah puluhan tahun."Nara menyembunyikan rasa malunya.
Raka melihat pipi Nara yg sedikit merah karena perkataan dan membuat Raka tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
nah gitu dong ada yg tulus sama nara...
2024-08-01
0
Liswati Angelina
semoga raka orang baik, mending nara sama raka aja jangan kembali sama dirgan....
2024-07-27
0
Lismawati
kalo memang raka org yg baik dan tulus menyayanyi Devan , buatlah mereka berjodoh thor lanjuuut 💪💪💪
2024-07-14
1