SKC-03

   Pernikahan Dirgan dan Nara terus di bumbui pertengkaran yg hebat bahkan sering kali Nara menerima kekerasan secara fisik,tapi Nara tetap sabar mengahadapi semua perlakuan buruk Dirgan.

"kenapa Nara tdk melawan sama sekali padahal aku sering menyiksanya,kenapa Lo gk ninggalin gue aja sih Nara!"Gumam Dirgan Frustasi.

Kini Dirgan sedang libur dan memilih untuk bersantai di rumah saja,tapi sejak tadi Dirgan memperhatikan gerak gerik Nara dari CCTV.

"kenapa Lo sebaik ini Nara? Bahkan banyak luka lebam dan rasa sakit yg Lo dapat dari gue,Lo gk salah tapi Lo yg menerima akibatnya padahal seharusnya aku yg harus ikhlas dan merima ketentuan takdir."gerutu Dirgan di dalam kamar.

terlihat Nara sedang membersikan rumah dan menyajikan makanan di meja makan,Setelah semuanya selesai Nara mengetuk pintu kamar Dirgan.

"makan dulu ya,sejak tadi pagi Lo gk keluar kamar."ujar Nara sembari tersenyum.

"iya."singkat Dirgan kemudian berjalan ke arah meja makan.

Dari depan kamar Nara tersenyum mendengar jawaban Dirgan walaupun sangat singkat.

"ini pertama kali Lo mau makan masakan gue,Gue udah janji buat jaga Lo sebaik yg gue bisa walaupun itu sangat sulit."batin Nara sembari tersenyum.

Karena tdk melihat Nara di belakangnya Dirgan kebingungan mencari keberadaan Nara.

"lah kemana? Perasaan tadi dia yg manggil gue buat makan."ucap Dirgan pelan.

Mata Dirgan melihat Nara yg masih berdiri di depan kamarnya sembari menunduk.

"Nara temenin gue makan."panggil Dirgan dengan suara yg sedikit keras.

suara itu berhasil membuat Nara terkejut dan langsung berjalan menuju meja makan.

Nara menemani Dirgan makan hanya suara dentingan sendok dan piring yg terdengar.

"nanti Lo pinda ke kamar gue."pinta Dirgan setelah selesai makan.

"h-hah..!"kaget Nara dengan perkataan yg di dengarnya.

"gk seharusnya gue marah sama Lo padahal ini bukan kesalahan Lo sama sekali,gue yg seharusnya bisa menerima dan ikhlas dengan kepergian Risha."jelas Dirgan menatap Nara.

"gue gk masalah kok dan gue udah tau Lo seperti apa Dirgan,jangan pernah merasa bersalah sama gue,jujur saja sampai saat ini gue tersiksa banget ada di posisi ini bahkan gue merasa bersalah sama Risha karena sudah menggantikan posisi dia,padahal kemarin masih dalam keadaan berduka tapi kita malah melangsungkan pernikahan."jelas Nara sembari menahan tangisnya.

"maaf."Ucap Dirgan memegang tangan Nara.

"gak usah minta maaf,lakukan apa yg membuat Lo bahagia Dirgan karena gue gk akan menghalangi itu semua,bahkan kalau mau Lo bisa ceraikan gue kok."ujar Nara menatap Dirgan.

Mendengar perkataan Nara yg begitu lembut membuat Dirgan kagum,sikap dewasa dan pemikirannya yg positif sangat mengetuk hati Dirgan.

Dirgan berdiri dari kursinya dan memeluk Nara dengan sangat erat, Hatinya mulai berusaha untuk menerima kehadiran Nara dan menjalani kehidupan yg baru bersama Nara.

"gue berharap Lo tersenyum seperti ini terus Ya,jangan sedih terus karena Lo tau kan Risha pasti gk suka liat Lo sedih terus."ucap Nara menggenggam tangan Dirgan.

"gue janji akan tersenyum terus,tapi ini pasti sakit ya?"tanya Dirgan melihat luka di sudut bibir Nara.

"ya namanya luka pasti sakit tapi ini hanya sedikit tdk apa-apa kok,liat senyum Lo kayak gini udah langsung sembuh."jawab Nara sembari bercanda.

"ayo ikut gue ke kamar biar di kasih obat."ajak Dirgan menarik lembut tangan Nara.

"gak usah ini cuma luka kecil aja."tolak Nara.

"jangan membantah sama suami."saut Dirgan mengambil kotak P3K.

Nara heran karena tdk melihat foto Risha di kamar Dirgan padahal beberapa hari yg lalu masih banyak,karena penasaran Nara memberanikan diri untuk bertanya.

"foto Risha mana? Lo simpan di mana Dirgan?"Tanya Nara menatap Dirgan.

"Gue simpan di gudang."jawab Dirgan santai.

"kenapa lo simpan di gudang? Biarin aja di sini ih."protes Nara tdk suka.

"gue berusaha buat menerima kepergian Risha,kalau gue terus nyimpen fotonya yg ada akan semakin sulit buat gue."jawab Dirgan sembari mengobati luka Nara.

Pernikahan Nara dan Dirgan sudah berjalan 3 bulan bahkan selama itu Dirgan terus menyiksa Nara,tapi saat ini semuanya berubah saat Dirgan melihat kesabaran Nara.

Sekarang Nara bersiap ke rumah ibu mertuanya bersama dengan Dirgan untuk pertama kalinya,karena sekarang Dirgan sudah menerima Nara sebagai istrinya.

TING...TONG...

tdk lama pintu terbuka lebar dan menampilkan senyum seorang ibu saat melihat menantu dan anaknya datang.

"kalian! astaga mama kangen banget."ucap Yuni memeluk Dirgan dan Nara secara bergantian.

"kita juga kangen banget ma."jawab Dirgan memeluk Yuni.

"ayo masuk."ajak Yuni merangkul Nara.

"papa mana ma? Tumben banget gk ada di rumah."tanya Dirgan yg tdk melihat keberadaan Tono.

"papa lagi keluar sebentar,mama suruh beli tepung sama telur buat bikin kue."jawab Nara di sofa.

"Mas aku boleh ya bikin gue sama mama? Nanti kita pulangnya malam gak apa-apa kan?"Tanya Nara meminta persetujuan Dirgan.

"gak apa-apa kok sayang,Lagian kamu kalau pulang cepat gk ngapa-ngapain juga kan."jawab Dirgan tersenyum.

Melihat keharmonisan pernikahan anaknya untuk pertama kalinya membuat Yuni sangat senang.

"akhirnya Dirgan menerima Nara sebagai istrinya,semoga saja kalian selalu bahagia seperti ini."batin Yuni tersenyum melihat Nara dan Dirgan.

Tdk lama Tono baru saja pulang dengan beberapa belanjaan di tangannya,Tono tersenyum melihat kedatangan Nara dan Dirgan.

"sudah lama di sini?"tanya Tono menyimpan belanjaan di meja.

"baru juga sampai pa,biasa Nara bosen katanya di rumah."jawab Dirgan melirik Nara.

"apasih mas kok jadi aku,kamu kan yg ngajak ke sini karena kangen sama mama."protes Nara kepada Dirgan.

"Oh gitu! Kamu bikin kue aja sama Mama,nginep aja di sini gk usah pulang."pinta Tono kepada Nara dan Dirgan.

"boleh aja pa,tapi besok mas Dirgan ada kerjaan katanya."jawab Nara menatap Dirgan.

"gk apa-apa nginep aja kalau masalah kerjaan bisa di urus sama Faldi."saut Dirgan.

Tono juga bersyukur melihat Nara dan Dirgan yg sudah mulai akur walaupun hatinya sedih melihat beberapa lebam di tangan dan luka di sudut bibir Nara.

"yuk nak kita bikin kue biar suami kamu sama papa di sini."ajak Yuni mengelus pundak Nara.

"ayo ma,biar aku bantu bawa belanjaannya."ujar Nara membawa sebagian kantong plastik.

Setelah Nara dan Mertuanya berjalan Ke arah dapur Tono memukul lengan Dirgan.

"heh anak nakal,kamu apain Nara sampai babak belur gitu?"tanya Tono dengan Anda emosi.

"kan papa tau awalnya aku tdk menerima pernikahan aku sama Nara,karena selalu terbawa emosi aku selalu menyiksa Nara hampir setiap hari,tapi anehnya Nara gk pernah melawan atau Nangis di hadapan aku,dia selalu pasrah menerima semua perlakuan buruk aku selama ini,sampai akhirnya aku sadar pa kalau ini semua bukan kesalahan dia,seharusnya aku yg berusaha ikhlas dengan kepergian Risha tapi selama pernikahan malah Nara yg menjadi pelampiasan kemarahan aku."jelas Dirgan merasa sangat bersalah.

Mendengar penjelasan Dirgan yg sedih dan menyesal Tono sebagai Ayah langsung memeluk putranya.

Terpopuler

Comments

Sri Wartini

Sri Wartini

orgtu x Nara d mana ya ?

2024-12-19

0

Akun Lima

Akun Lima

pake lo gw norak bet bahasanya

2024-08-09

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

sedih sih sedih tapi kan enggak perlu nyiksa juga...cih...males banget dg kebodohan nara..

2024-08-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!