Dukun Palsu

Nama lahir aslinya adalah Paejo. Pria itu bergelar dengan nama Mbah Jahal. Ia adalah seorang penipu yang berkedok sebagai seorang pintar atau yang lebih dikenal dengan sebutan dukun.

Pria tua yang sekarang berjalan saja sudah kesulitan itu dikenal bisa menyembuhkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh hal-hal mistis atau klenik. Sebenarnya semua cerita yang dituturkan dari mulutnya hanyalah karangannya belaka alias kebohongan.

Mbah Jahal sejatinya bukanlah orang sakti atau pun paranormal. Ia hanya seorang yang memanfaatkan situasi yang ada untuk mencari penghasilan. Karir sebagai dukun palsu sudah cukup lama digelutinya karena memang itu terbukti berhasil dan menghasilkan untuknya demi menafkahi keluarga. Jadi ia tidak perlu susah payah bekerja. Cukup dengan membodohi orang-orang yang percaya dengan kebohongan sandiwaranya saja.

Pernah suatu ketika ada orang yang datang dari jauh ke rumahnya. Orang itu mengeluhkan kesehatan putrinya yang sudah sakit bertahun-tahun tapi belum juga sembuh meski sudah berobat kemana-mana. Baik medis mau pun alternatif serta pengobatan traditional sudah dilakoni. Tapi hasilnya nihil. Akhirnya manusia itu pun goyah keyakinannya lalu menyalahkan yang gaib.

Mbah Jahal memberikan orang itu sebuah air putih biasa yang di ambil dari dapurnya. Orang itu membayar mahal. Di kemudian hari mbah Jahal menambahkan pemberiannya yaitu sebuah batu kali yang ia asal pungut sewaktu memandikan kerbau di sungai. Orang itu membayar lebih mahal.

Rutinitas itu berjalan terus menerus hingga mendengar kabar bahwa putri orang tersebut meninggal tidak bisa melanjutkan hidup. Mbah Jahal pun berpesan agar mengikhlaskannya saja karena semua di dunia ini hanyalah titipan Tuhan. Dan yang penting sebagai orang tua mereka sudah berusaha yang terbaik.

*

Ada lagi kisah bagaimana mbah Jahal membuat warga setempat percaya dengan keistimewaan yang dimilikinya.

Mbah Jahal membayar orang-orang kepercayaannya untuk berlaku pura-pura. Ia menyuruh orang-orang itu untuk kesurupan. Ada juga yang berperan sebagai orang-orang yang panik dan berusaha untuk menyembuhkannya.

Mbah Jahal datang dan memulai kebohongannya dengan gerakan serta jampi-jampi nya. Lalu orang-orang yang kesurupan itu pun sadar dan sembuh.

*

Tidak cukup sampai di situ. Mbah Jahal yang sekarang sudah tua sadar akan kedudukannya. Ia tidak bisa terus beraksi sama seperti ketika usianya masih muda dulu. Untuk itulah ia menyiapkan kaderisasi seorang penerus untuk menggantikan posisinya sebagai dukun kondang. Sebuah citra yang telah ia bangun selama bertahun-tahun. Dan tentunya sebagai mata pencaharian tetap keluarga.

Adalah anak pertamanya yang digadang-gadang untuk dijadikan sebagai pewaris. Mbah Jahal pun menggembleng anak sulungnya dengan berbagai ilmu tipu muslihat untuk mengelabuhi orang-orang di sekitarnya.

Yang diajarkan diantaranya adalah bagaimana caranya memanipulasi korban. Menguatkan citra diri dengan ritual-ritual palsu dan juga menyebar isu-isu fitnah kebohongan yang menguatkan posisinya. Serta mencari aliansi atau orang-orang pendukung untuk mengukuhkan kedigdayaannya sebagai seorang dukun yang sohor.

*

Mbah Jahal kedatangan pasien. Seorang tamu wanita cantik yang datang ke rumahnya di waktu yang masih terhitung pagi. Sungguh kebetulan mbah Jahal berada di rumah seorang diri. Istri dan anak-anaknya masih berada di ladang.

“Ada perlu apa ya mbak?” mbah Jahal bertanya.

“Saya mau berobat mbah”, kata wanita muda.

“Sakit apa?”, tanya mbah Jahal.

“Saya sudah nikah selama tiga tahun tapi belum hamil-hamil mbah”, keluh wanita itu.

“Wah… tiga tahun?”, tanya mbah Jahal dengan berpura-pura kaget.

“Bisa bahaya kalau tidak segera diobati. Jangan sampai kasep mbak”, terang mbah Jahal.

“Makanya saya kemari mbah. Katanya mbah bisa bantu supaya saya bisa cepat punya anak”, kata wanita itu yang terpancing dengan mudah omongan mbah Jahal.

“Bisa… bisa… Tenang saja, mbah bisa bantu”, kata mbah Jahal terdengar bijaksana.

“Tapi ada syaratnya mbak”, mbah Jahal manis bicaranya.

“Syaratnya apa mbah? Jangan susah-susah ya mbah”, pinta wanita itu.

“Syaratnya gampang. Syaratnya tidak susah. Syaratnya cuma satu”, jawab mbah Jahal.

“Apa itu mbah?”, kata si wanita.

“Kamu harus nurut sama mbah”, jawab mbah Jahal.

“Baik mbah. Saya turuti semua permintaan mbah”, jawab wanita itu yakin.

Situasi begitu mendukung. Kesempatan yang datang di waktu menjelang siang. Mbah Jahal pun tak akan menyia-nyiakan peluang emas ini. Meski sudah berumur tapi yang namanya laki-laki ada saja kemauannya.

“Mbah lihat dulu ya sakitnya kamu seperti apa?”,

“Kita akan langsung memulai ritual pertama”,

“Mari ikut mbah, kita masuk ke kamar”, ajak mbah Jahal.

Wanita muda yang sudah terperdaya itu pun nurut saja dengan bujuk rayuan mbah dukun.

“Duduk dulu mbah siapkan sarananya”,

Wanita itu kini duduk di atas ranjang. Sementara mbah Jahal berpura-pura menyiapkan sarana berupa bunga-bunga dan wewangian yang ia ambil secara asal. Dukun itu harus terllihat meyakinkan di depan pasiennya.

“Bajunya dibuka mbak?”, pinta mbah.

“Kenapa harus buka baju mbah?”, tanya wanita itu polos.

“Biar mbah bisa melihat penghalang apa yang ada di tubuhmu yang menyebabkan kamu belum juga bisa punya anak”, mbah Jahal menjelaskan.

Punggung wanita itu putih mulus. Tubuhnya sintal sempurna. Mbah Jahal langsung berdiri tegap. Ia kembali merasakan sensasi ketika dirinya masih muda. Ia merasa seperti berusia 17 tahun lagi.

Ingin segera melakukan aksi bejatnya mbah Jahal mengunci pintu kamarnya.

“Sekarang kamu tiduran”, perintah mbah Jahal.

Sudah membayangkan hal yang bukan-bukan, pikiran kotor mbah Jahal akhirnya buyar. Ketika ia berbalik badan, ia mendapati situasi yang bertolak belakang.

“Siapa namamu?”, tanya mbah Jahal gemetar.

“Sukati”, jawab wanita itu, kini dengan suara yang lebih tegas.

“Kamu tinggal dimana?”, mbah Jahal ketakutan.

“Alas wetan”, jawab wanita itu.

Wanita cantik yang telah bersedia membuka bajunya itu sudah tiada. Yang sekarang duduk di tempat tidur Jahal adalah sosok wanita berbaju putih lusuh dengan rambut panjang yang berantakan. Punggungnya bolong memperlihatkan darah dan daging yang bernanah. Ada belatung, lalat hijau, dan serangga menjijikan yang tinggal di sana. Baunya sangat busuk.

“Dari dulu kamu memfitnah aku. Menjadikan aku kambing hitam atas tipu muslihatmu yang membohongi orang-orang lemah. Demi harta dan kepentinganmu sendiri”, kata Sukati.

“Sekarang sudah saatnya kamu ikut denganku”, kata Sukati.

Sukati memperlihatkan rupanya. Wajahnya separuh putih pucat, separuhnya hitam legam. Ia menatap dingin Jahal yang kini tidak bisa berbuat apa-apa. Jahal seolah telah mati berdiri.

“Hi… hi…. hi… hi... hi… hi… hi…”,

Sundel Bolong Sukati tertawa mengerikan.

“Paejo…. Paejo……”,

“Payah…”,

*

Dua bulan telah berlalu. Di tengah obrolan para warga,

“Mbah Jahal gimana? Sudah ketemu?”,

“Belum. Paling juga diculik setan”,

“Makanya jangan percaya sama yang begituan, takhayul”,

“Dukun palsu”,

“Dimana-mana yang namanya dukun itu ya palsu. Tidak ada dukun yang asli”,

“Percaya dukun itu musyrik”,

Sampai saat ini Paejo alias mbah Jahal tidak pernah diketahui lagi keberadaannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!