Toni menerawang jauh. Ia melamun dengan tatapan mata kosong yang nanar. Ini perihal tentang jadwal mengantar barang yang baru saja ia terima. Toni adalah seorang sopir.
Belum genap sebulan ia bergabung di perusahaan yang mempunyai ribuan gerai di seluruh titik negeri. Statusnya masih sebagai seorang driver cadangan. Jadi ia belum dapat rute jalan yang tetap. Ia masih disuruh untuk mengantarkan box barang ke berbagai lokasi yang berbeda-beda.
Yang menyita perhatiannya adalah besok ia akan pergi mengantar barang ke luar daerah yang jaraknya sangatlah jauh. Bukan persoalan jarak dan tempat yang ia tuju yang menjadi masalah. Tapi jalan yang harus dilaluinya.
*
Sebelumnya Toni adalah seorang sopir bus antar kota antar provinsi. Ia syarat dengan pengalaman karena telah memahami medan jalan dengan segala situasinya. Namun tidak hanya pengalaman yang ia punya. Ia juga mengetahui rahasia-rahasia apa saja yang berkeliaran di jalanan. Termasuk rahasia yang tabu bagi seorang sopir untuk membicarakannya.
Besok hari ia harus melewati sebuah jalan yang menyimpan rahasia terpendam. Toni berharap ia akan selamat baik-baik saja melalui wilayah tersebut.
Sebuah rute jalan yang ceritanya sudah dari lama ditutup rapat-rapat oleh mulut-mulut para pengendara malam. Mereka yang mengalaminya diharuskan untuk bungkam.
*
Kenapa kau pergi meninggalkan aku?
Dahulu sudah berjanji dengan semua tahu
Tapi saat aku pulang kau telah pergi
Mereka bersaksi kau bersama yang lain
Bagian chorus lagu dari tembang lawas yang kerap diputar oleh para driver untuk menemani perjalanan jauh mereka. Khususnya bagi mereka yang belum berhasil dalam membangun mahligai rumah tangga. Itulah lagu yang sedang di putar oleh Toni. Sebuah lagu dari solois papan atas yang berjudul, “Terbuang Karena Keadaan”.
Toni tersenyum kecut. Setelah berjam-jam berkendara akhirnya ia memasuki wilayah jalan yang kerap membuat was-was para juru setir. Mau tidak mau. Ia harus lewat jalan itu. Tidak ada alternatif jalan yang lain.
Sudah direncanakan untuk bisa sampai di jalan ini sebelum hari gelap. Tapi tetap saja ada hambatan yang akhirnya membawa dirinya harus melalui rute jalan tersebut di malam hari.
Toni mematikan musik. Ia memilih untuk waspada dan siaga. Ia tidak mau mati karena jantungan.
Jalanan sepi. Dari arah berlawanan Toni melihat ada seseorang yang datang dengan berjalan kaki. Perempuan berkebaya merah yang berjalan dengan sangat cepat. Toni melihat wajah menakutkan perempuan itu yang tertawa lebar melihat kedatangannya. Teror pun dimulai.
Tidak lama berselang. Toni yang sudah tegang, bulu roma nya berdiri, kembali diperlihatkan oleh sosok yang sama. Sosok itu muncul lagi. Kini perempuan itu duduk di samping Toni di kursi depan sebelah Toni mengemudi.
“Kamu lagi”, kata sosok itu dengan lembut.
Toni tidak menggubrisnya meskipun ia sangat sadar kehadiran sosok perempuan itu. Ia hanya melihat ke depan. Fokus ke arah jalan. Jangan sampai ia terperdaya lalu terjadi kesalahan fatal.
Sosok itu pergi menghilang dengan meninggalkan tawa pilu yang mengerikan.
*
Dahulu ada sebuah acara pernikahan yang berujung pada pembatalan. Cinta sepasang kekasih yang terhalang. Kedua pejuang asmara itu sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi mereka tetap kalah.
Mempelai wanita tampil begitu anggun, cantik dan mempesona. Mengenakan kebaya berwarna merah di hari dimana seharusnya ia secara sah akan dipersunting oleh kekasih hatinya. Tapi di masa itu tangan-tangan besi yang berulah datang menjemputnya secara paksa. Sang mempelai wanita diculik. Keluarganya diberi uang yang tidak seberapa yang tidak akan mampu sampai kapan pun untuk membelinya.
Sang mempelai pria pun tidak bisa berkutik. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Todongan senjata api sudah menempel di kepalanya. Begitu juga dengan ancaman kepada mempelai wanita dan semua orang yang hadir di sana. Mereka menjadi saksi kebiadaban yang gila.
Suatu hari ditemukan orang mati dengan cara menggantung diri di pohon besar di pinggir jalan. Orang itu mengenakan kebaya merah lengkap layaknya seorang pengantin. Orang itu adalah sang mempelai pria.
*
Toni melintasi pohon besar yang sudah berusia sangat tua. Meski ia berusaha kuat-kuat tidak ingin melihat namun perlawanannya sia-sia. Ia terpaksa harus kembali menyaksikan penampakan itu untuk kesekian kalinya ketika melewati jalan tersebut.
Sosok berkebaya merah itu terlihat gantung diri di pohon besar pinggir jalan. Sosok itu melihat Toni sambil tertawa. Lalu sosok itu pun berteriak dengan suara lantangnya,
“KAMU LAGI”,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments