Masih di ruang baca perpustakaan kerajaan Kyuoko, setelah mendengar kisah kelam Shiran, Yugana tanpa sadar meneteskan air mata dan mulai terseduh-seduh.
Melihat itu, Shiran tidak tahu harus bagaimana menanggapinya yang malah menegur
"S**t,, bukankah kamu yang bersikeras untuk mendengar kisahku ?
Kenapa sekarang kamu malah menangis ?"
katanya.
Masih terseduh-seduh, Yugana menjawab
"Hiks-hiks-hiks !
Eh ?
Maaf, aku hanya terbawa suasana !"
katanya sambil membasuh air matanya dengan tangannya.
Mendengar jawaban itu, Shiran semakin bingung saat bertanya
"Oh ?
Apakah aku semenyedihkan itu ?"
tanyanya.
Yuganapun menjawab lagi
"Hiks-hiks-hiks !
Ya, sangat menyedihkan !
Mengapa orang sebaik kak Shiran harus melewati semua itu ?"
protesnya.
Akhirnya Shiran sadar bahwa Yugana simpati kepadanya yang membuatnya cukup tersentuh saat membalas
"Yah, mau bagaimana lagi ?
Lagipula itu normal bagi orang-orang dari dunia asalku yang tidak mengenal apa lagi meyakini adanya sihir.
jadi, protespun tidak ada gunanya.
Namun sekarang aku tidak lagi mempermasalahkan hal itu sedikitpun.
Faktanya aku merasa cukup bersyukur karena dapat bertemu kalian yang setidaknya tidak menyangkal keberadaanku walau telah mengetahui kekuatanku.
Kurasa itu tidaklah buruk."
Katanya sembari menghibur Yugana yang belum berhenti menangis.
Mendengar jawaban itu, Yugana mulai sedikit tenang saat mengklarifikasi
"Benarkah ?
Apakah "kalian" yang kak Shiran maksud termasuk aku ?"
tanyanya antusias.
Melihat ekspresi antusiasnya, Shiran sedikit bingung namun tidak mempertanyakannya dan hanya menjawab
"Ya, tentu saja.
Apa lagi sampai merasa simpati kepadaku, sejujurnya itu membuatku cukup senang mendapati masih ada yang menghargai keberadaanku.
Yah, walaupun aku tidak tahu setulus apa itu ?"
katanya dengan ekspresi kompleks.
Sebenarnya Yugana cukup senang akan jawaban itu, namun sedikit tidak puas menilai jawaban Shiran yang masih mempertanyakan ketulusannya.
Iapun menegur
"Hmmm ?
Apakah kak Shiran meragukan ketulusanku ?
Baiklah, aku akan berterus kepada kak Shiran !
Sebenarnya sebelum aku diadopsi oleh yang mulia "ayahku", aku selalu berpikir tidak ada orang yang nasibnya lebih buruk dariku.
Namun setelah mendengar kisah kak Shiran yang masih mempunyai orang tua namun tidak diakui, jujur saja aku merasa sangat malu akan pikiran itu."
katanya dengan ekspresi kompleks pula.
Melihat ekspresi kompleks Yugana, Shiran yakin yang ia katakan adalah kebenaran sehingga membuatnya cukup terkejut tidak mengira rasa simpatinya akan sebesar itu.
Namun ia juga merasa sedikit bersalah menyadari secara tidak sengaja mengungkit luka lama Yugana, dan segera minta maaf
"Hmmm,, maaf telah meragukan ketulusanmu.
Dan juga maaf secara tidak sengaja membuatmu teringat akan luka lamamu.
Jika ada yang bisa aku lakukan untuk menebus itu, tolong katakan !"
katanya tulus.
Diluar perkiraannya Yugana malah tersenyum cerah saat menjawab
"Hehe,, mengapa sekarang kak Shiran malah merasa bersalah ?
Lagipula awalnya aku yang memaksa kak Shiran menceritakan kisahnya.
Dan jika kak Shiran masih bersikeras ingin menebusnya, maka permintaanku hanya satu yaitu, mulai sekarang kak Shiran harus memperlakukanku setidaknya sebagai teman dan tidak perlu sungkan kepadaku.
Bagaimana ?"
katanya antusias ingin segera mendengar jawaban Shiran.
Menanggapi itu, Shiran malah terdiam beberapa saat sebelum membalas
"Ehem,, sebenarnya aku tidak keberatan untuk mengabulkan permintaan itu.
Hanya saja karena telah menyendiri untuk waktu yang cukup lama, aku tidak lagi mengetahui seperti apa rasanya mempunyai seorang teman.
Apa lagi cara menyikapinya."
katanya dengan nada masam.
Yugana pun memutar matanya saat menjawab
"Haha,, baru kali ini aku mendengar jawaban sekonyol ini.
Baiklah, maka aku akan membantu kak Shiran untuk mengingat kembali semua perasaan itu.
Untuk saat ini, setiap kali kak Shiran memerlukan sesuatu yang memerlukan bantuan orang lain, maka kak Shiran tidak perlu sungkan untuk datang kepadaku.
Bagaimana dengan itu ?"
katanya sambil menatap tajam kearah Shiran tidak membiarkannya mengelak.
Seperti yang diharapkan setelah ragu sejenak, Shiran menjawab
"Ughh,, baiklah aku akan mengusahakan itu !
Maka, sekali lagi mohon bimbingannya !"
Katanya sedikit ragu dan malu untuk mengiyakan.
Masih belum puas dengan jawabannya, Yugana kembali menegur
"Hmm,, bukankah barusan aku mengatakan untuk tidak perlu sungkan ?
Lalu apa dengan jawaban barusan ?"
tegurnya dengan ekspresi berpura-pura kesal.
Sekali lagi terdiam, dengan tergesa-gesa Shiran memperbarui
"Ughh,, baiklah aku akan melakukan seperti yang kamu katakan !"
katanya bersungguh-sungguh.
Dengan itu, Yugana kembali tersenyum cerah saat kembali mengklarifikasi
"Baiklah, aku percaya kak Shiran tidak akan kembali pada kata-katanya seperti pernyataanmu sebelumnya."
katanya dengan ekspresi puas karena berhasil membuat Shiran tidak lagi mempunyai alasan untuk membantah.
Seperti yang diharapkan, kali ini Shiran benar-benar terdiam kagum oleh kecerdikan Yugana.
"Ternyata pepatah "perempuan adalah makhluk yang tangguh" memang benar."
pikirnya.
Dengan itu, mereka kembali bercakap santai hingga waktu menunjukkan pukul 12.00 siang yang berarti 30 menit sebelum penobatan.
Menyadari hal itu, entah kenapa Shiran merasa cukup sungkan untuk mengakhiri percakapan mereka.
Namun karena tidak ingin mengecewakan Kyukingu, dengan sedikit keberatan Shiran berpamitan kepada Yugana
"Ehem,, sayangnya percakapan kita kali ini cukup sampai disini.
Berhubung waktu penobatan akan diadakan 30 menit kedepan, maka dengan ini aku mohon mengundurkan diri untuk bersiap menghadiri acara tersebut."
katanya dengan ekspresi kurang puas terlihat jelas diwajahnya.
Berbeda dengan Shiran yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya, dengan ekspresi tenang Yugana mempersilahkan
"Oh ?
Baiklah kalau begitu, sampai nanti !"
Katanya dengan nada tenang pula walaupun sebenarnya merasa lebih sungkan dibanding Shiran.
Melihat ketenangannya, sekali lagi tanpa tahu mengapa Shiran merasa sedikit kecewa yang terlihat cukup jelas diwajahnya saat membalas
"Hufh,, ya, sampai nanti !"
Katanya dan segera berbalik secara perlahan meninggalkan Yugana serta perpustakaan.
Baru saat Shiran tidak lagi berada di jangkauan visinya, Yugana dengan pasrah menghela nafas frustasi merasa seperti telah kehilangan sesuatu yang berharga dan ia tidak dapat melakukan apapun untuk mempertahankannya.
Sementara itu saat baru saja keluar dari pintu perpustakaan, Shiran bertemu dengan seorang wanita dengan paras yang sangat cantik bahkan sampai membuatnya terpesona beberapa saat.
Namun dengan sangat cepat perasaan tersebut ia tutupi hingga tidak terdeteksi sedikitpun oleh wanita itu saat mereka berpapasan.
Wanita itu tidak lain adalah Kirei yang datang ke perpustakaan untuk menemui Yugana.
Saat melihat Shiran keluar dari pintu perpustakaan sebenarnya ia juga sedikit terkejut karena melihat wajah yang tidak ia kenali.
Ditambah tampang Shiran yang cukup tampan dan memiliki aura yang dapat membuat orang merasa nyaman berada didekatnya, membuat Yugana cukup tertarik padanya.
Namun diluar dugaannya, Shiran hanya menatapnya sekilas dan berlalu melewatinya seperti angin lalu.
Hal ini membuatnya cukup kesal saat menyaksikan Shiran dari belakang setelah mereka saling melewati.
Tidak dapat melakukan apapun, dengan ekspresi kesal ia mengetuk lantai dengan kakinya dan segera melanjutkan tujuannya menemui Yugana didalam perpustakaan.
Melihat ekspresi kesalnya saat mereka bertemu, Yugana segera bertanya dengan penasaran
"Eh ?
Sepertinya kamu lagi kesal ?
Apa sih, yang bisa membuat adik kecilku sekesal ini ?"
tanyanya sembari bersikap layaknya seorang kakak.
Masih dengan ekspresi kesal dan nada kesal pula Kirei menjawab
"Bukan sepertinya, aku memang sedang kesal.
Barusan aku baru saja berpapasan dengan pria bodoh, yang bahkan tersenyumpun tidak saat pandangan kami saling bertemu.
Katakan kak, apakah aku tidak cukup menarik ?"
katanya sembari mempertanyakan daya tariknya.
Tanpa berpikir panjang, Yugana segera membalas
"Siapa yang mengatakan adik kecilku tidak menarik ?
Memang benar bahwa pria itu bodoh !
Memangnya seperti apa tampang pria itu ?"
Hiburnya yang bahkan menyebut Shiran "pria bodoh" karena tidak mengetahui dialah pria itu.
Merasa terhibur, Kirei pun kembali menjawab
"Begini loh kak..."
Jelasnya sembari mendeskripsikan tampang Shiran.
Mendengarkan penjelasannya dengan seksama, Yugana malah terdiam tidak dapat berkata-kata saat menyadari pria yang dimaksud adalah Shiran.
Menyaksikan Yugana yang masih terdiam setelah mendengar penjelasannya, Kirei segera menegur
"Mengapa kakak tidak mengatakan apapun ?
Oh, aku tahu !
Kakak pasti berpikiran sama denganku kan tentang betapa bodohnya pria itu ?"
tebaknya sok tahu.
Diluar dugaannya, Yugana malah menjawab
"Sudahlah tidak perlu terus menyebutnya pria bodoh.
Lagian, tidakkah kamu merasa telah salah paham ?"
katanya dengan nada sedikit bersalah.
Mendengar jawaban dan perubahan nada Yugana, Kirei bingung dan curiga saat membalas
"Loh, kenapa sekarang kakak malah membelanya ?
Apakah kakak mengenalnya ?"
tanyanya sembari menebak.
Kali ini ekspresi Yugana berubah menjadi sedikit tersipu saat menjawab
"Ya, bukan kenal lagi lebih tepatnya beberapa saat yang lalu kami baru saja menjadi teman."
katanya dengan pipi sedikit memerah.
Mendengar itu, Kirei merasa tidak terima dan kembali menegur
"Kakak kok mau berteman dengannya ?
Pasti kakak telah ditipu oleh pria bodoh itu kan ?"
katanya kembali menjelek-jelekan Shiran.
Sekali lagi diluar dugaan Kirei, kali ini Yugana yang tidak terima dan balas menegur
"Husst,, bukankah kakak telah menyuruhmu berhenti menyebutnya seperti itu ?
Lagi pula itukan hanya kesalah pahamanmu !"
Tegurnya dengan ekspresi dan nada suara kesal.
Untuk pertama kalinya, Kirei melihat Yugana marah terlebih lagi ditujukan padanya yang membuatnya merasa bersalah dan segera meminta maaf
"Maaf kak, aku telah kelewatan !
Memangnya siapa sih pria itu sampai segitunya dihargai oleh kakak ?"
Tanyanya penasaran.
Ditanya seperti itu, Yugana malah tersipu karena secara tidak sengaja hampir memberitahu perasaan yang ia pendam pada Kirei.
Tidak ingin semakin dicurigai, iapun segera menenangkan diri saat menjawab
"Hmm,, kakak juga minta maaf sedikit terbawa suasana.
Yah, tentang pertanyaanmu barusan kenapa kamu tidak menebak ?"
katanya dengan nada misterius sembari mengalihkan rasa penasaran Kirei ke identitas Shiran.
Seperti yang diharapkan, Kirei yang terbilang polos segera teralihkan saat membalas
"Ayolah kak, cepat katakan !
Aku lagi tidak mood untuk menebak."
Desaknya merasa sedikit kesal.
Menyadari kekesalannya, tidak ingin menambah masalah Yugana segera menjawab
"Hmm,, baiklah !
Bukankah tadi kamu mengatakan baru pertama kali melihatnya ?
Memangnya siapa lagi orang baru yang dapat berkeliaran bebas dalam istana ?"
Jawabnya memberi petunjuk yang cukup jelas.
Dengan kepandaian Kirei, dengan cepat ia menebak
"Oh, jadi itu Shiran ?
Pantas saja kakak sangat menghormatinya."
Tebaknya yang mengartikan sikap Yugana sebelumnya sebuah penghormatan.
Berkat kepolosan adiknya itu, Yugana akhirnya bernafas lega.
Sementara itu, Shiran yang baru saja sampai di kamarnya dan baru saja akan mengganti pakaian saat ia tiba-tiba bersin
"Hacciih,, Apakah suhu udara disini sangat berbeda dengan dunia asalku ?
Sepertinya aku masih dalam tahap beradaptasi !"
gumamnya tanpa mengetahui ia sedang menjadi topik pembicaraan orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Skouldhen
terlalu alay
2021-08-08
1
my dick is big
mantap thor yang penting op cerita bagus dah plus dah hahahah
2020-10-01
0
fall
terlalu Berteletle. 😒
2020-09-30
0