Dengan berakhirnya kedua pertarungan Shiran serta berhasilnya ia meraih kemenangan, kini namanya telah menyebar luas ke seluruh penjuru kerajaan Kyuoko.
Namun yang tersebar bukan nama panggilannya melainkan title-nya yakni, Unknown Man yang disingkat menjadi "Uman".
Selain itu, ia juga sangat dikagumi oleh banyak masyarakat terutama mereka yang menyaksikan kehebatan Shiran dalam pertarungan kemarin.
Ditambah dengan pengumuman yang dibuat Kyukingu kemarin yang mana ia akan dinobatkan sebagai panglima esok hari nanti, membuat namanya semakin terkenal lagi bahkan di kalangan para petinggi kerajaan lain yang menerima undangan untuk hadir pada upacara penobatan tersebut.
Tentu saja mereka adalah sekutu kerajaan Kyuoko yaitu, kerajaan Nanaoko dan Hachioko yang juga merupakan kerajaan tetangga.
Saat menerima undangan tersebut, kedua petinggi kerajaan menampilkan reaksi yang serupa yakni terkejut, bingung, dan heran.
Sehingga mereka penasaran dan bertanya-tanya mengenai keistimewaan apa yang dimilki Shiran hingga segera dinobatkan selang sehari setelah ia dipanggil.
Menilai dari kepribadian Kyukingu yang sangat menghargai bakat, mereka berspekulasi bahwa Shiran pastilah memiliki bakat yang luar biasa.
Dengan itu, merekapun segera bersiap untuk menuju ke kerajaan Kyuoko dan tak lupa mengikut sertakan calon panglima yang juga baru mereka panggil kemarin untuk dibandingkan dengan Shiran.
Sementara itu akibat melalui hari yang cukup melelahkan kemarin, usai berbincang-bincang bersama Kyukingu dan Daitai mengenai tekhnik sihir dan seni beladiri yang telah ditampilkan Shiran, iapun segera meminta kepada Kyukingu untuk disiapkan tempat beristirahat.
Saking lelahnya, iapun melewati semalaman penuh beristirahat dikamar yang telah disiapkan Kyukingu bahkan melewatkan jamuan malam yang rencananya dijadikan acara sosialisasi serta perkenalan dengan para anggota keluarga kerajaan termasuk Kirei yang cukup menantikan acara tersebut.
Untungnya Kyukingu tidak mempermasalahkan sikapnya tersebut dan malah memakluminya yang mana iapun akan melakukan hal yang sama jika berada diposisi Shiran.
Sehingga saat mereka bertemu di pagi harinya, sikap Kyukingu tetap ramah seperti kemarin dan tidak sedikitpun mengungkit ketidak sopanan Shiran semalam.
Mengikuti arus, Shiran pun tetap bersikap santai seperti sebelumnya seolah-olah tidak melakukan kesalahan apapun saat menyapa
"Pagi yang mulia dan para menteri sekalian !"
sapanya singkat saat datang menemui Kyukingu di ruang tahta yang tengah berdiskusi bersama para menteri.
Menemukan orang yang baru saja menyapa adalah Shiran, para manteri yang tadinya mengenakan ekspresi serius segera mengubah ekspresi mereka menjadi senyum ramah sambil membalas sapaannya dengan ramah pula.
Tentu tingkah mereka tersebut tidak lain untuk mendapatkan tanggapan baik dari Shiran mengenai sikap mereka.
Dengan prestasi yang ditampilkan Shiran kemarin, apakah ada yang tidak ingin dekat dengannya walaupun hanya sebagai kenalan ?
Hal ini tentu saja berlaku juga untuk para menteri yang berharap bisa akrab dengannya sehingga dapat meminta bantuannya kelak saat menyelesaikan masalah mereka terutama masalah pribadi.
Memahami makna tersembunyi dari sikap mereka, Shiran pun mengabaikannya dengan hanya membalas senyum ramah mereka sebelum bertanya pada Kyukingu
"Ehem,, maaf mengganggu yang mulia !
Apakah aku harus menunggu sampai diskusi kalian selesai lalu melaporkan maksud kedatanganku ?"
Tanyanya sopan.
Sambil terkekeh, Kyukingu menjawab
"Hehe,, bukankah kau terlalu sungkan ?
Katakanlah !
Lagi pula masalah yang kami diskusikan tidaklah rumit dan hampir sampai pada kesimpulan."
Katanya santai.
Tanpa berbasa-basi, Shiran membalas
"Hmmm,, terima kasih yang mulia.
Jadi, maksud kedatanganku kesini adalah ingin bertanya mengenai keberadaan perpustakaan di istana.
Jika ada, mohon yang mulia memberitahuku dimana letaknya !"
Katanya.
Mendengar permintaan Shiran, Kyukingu cukup penasaran apa tujuan Shiran pergi ke perpustakaan saat ia bertanya lagi
"Hmmm,, tentu saja ada perpustakaan dalam istana.
Namun sebelum itu, bisakah kau mengatakan tujuanmu ke sana ?"
tanyanya.
Sambil tersenyum malu, Shiran menjawab
"Hehe,, seperti yang anda ketahui bahwa tibanya saya ke dunia ini baru kemarin.
Jadi, maklumlah jika saya tidak dapat mengerti abjad dan tulisan dunia ini.
Begitulah !"
katanya dengan ekspresi malu.
Seketika, Kyukingu lepas dari tawanya sebelum menjawab
"Hahaha,, ternyata begitu !
Maaf, karena kelebihanmu di bidang sihir dan beladiri sangat menonjol aku jadi melupakan tentang hal ini.
Baiklah, aku akan memerintahkan seorang pustakawan kerajaan untuk menuntunmu ke perpustakaan sekaligus mengajarkanmu cara menulis dan membaca abjad."
katanya setelah tertawa singkat namun cukup keras.
Shiran pun membalas dengan menggelengkan kepala sambil menghela nafas
"Huffh,, terima kasih yang mulia !"
Katanya dengan nada masam.
Dengan itu, Kyukingu segera memerintahkan salah seorang penjaga ruang tahta untuk pergi memanggil seorang pustakawan.
Tidak butuh waktu lama, sang penjaga kembali bersama seorang wanita berparas anggun yang kebetulan seusia dengan Shiran.
Wanita itu ialah Yugana seorang yatim piatu yang diadopsi oleh Kyukingu dan dijadikan sebagai anak angkat serta pustakawan.
Walupun berstatus anak angkat, semua anggota keluarga kerajaan sangat menyayangi dan menghargainya terutama Kirei yang menganggapnya sebagai kakak kandung.
Yugana termasuk salah satu pengagum Shiran yang juga ikut menyaksikan pertarungan kemarin.
Sehingga saat mengetahui orang yang akan dipandu adalah Shiran, ia segera mengajukan diri secara pribadi.
Adapun jabatannya di perpustakaan tidak perlu di pertanyakan lagi bahwa sangat tinggi yakni sebagai kepala perpustakaan itu sendiri.
Namun jangan slah paham, jabatannya tersebut ia dapatkan bukan hanya karena statusnya sebagai putri melainkan berkat kecerdasannya yang diakui oleh seluruh rakyat kerajaan Kyuoko.
Selain anggun, ia juga terkesan dewasa yang terlihat dari sikapnya yang sangat tenang saat berkenalan dengan Shiran yang sebenarnya dalam hati ia sangat berdebar-debar karena tidak pernah menyangka akan secepat itu berkenalan secara langsung dengan Shiran.
Namun disisi Shiran, sebagai orang yang tidak mempunyai sedikitpun pengalaman romantis, sama sekali tidak menyadari pesonanya melainkan hanya bersikap sopan dan ramah layaknya bersikap kepada seorang putri.
Menyadari hal itu bukannya kecewa, kekaguman Yugana malah semakin besar sebab dari semua laki-laki yang bertemu dengannya, tidak terkecuali mereka semua pasti akan melakukan segala cara untuk menarik perhatiannya.
Yang sangat berbeda dengan Shiran yang setelah saling menyapa, perhatiannya tidak lagi tertuju pada Yugana.
Sementara itu tanpa mengetahui apapun penilaian Yugana terhadapnya, saat ini Shiran tengah asyik berbicara dengan Kyukingu membahas waktu dilaksanakannya upacara penobatan.
Setelah mengetahui waktu upacara yang akan dilaksanakan pukul 13.00 siang nanti, pembicaraan merekapun berakhir.
Melihat arloji yang berada dipergelangan tangannya, saat itu waktu menunjukkan kurang 10 menit pukul 09.00 pagi yang berarti ia mempunyai waktu kurang lebih 4 jam untuk belajar.
Tentu saja arloji tersebut berasal dari dunia asalnya yang kebetulan ia kenakan saat di panggil ke dunia ini yang mana waktunya telah ia atur agar sesuai dengan waktu disini.
Saat pertama kali melihat arloji tersebut, Kyukingu sangat penasaran benda seperti apa arloji itu.
Namun setelah mengetahui kegunaannya yang hanya sebagai penunjuk waktu, ketertarikan Kyukingu hilang seketika.
Begitu pula orang lain yang memperhatikan itu seperti Meishu dan Daitai dimana reaksi mereka sama seperti Kyukingu.
Setelah memperhitungkan waktu belajarnya, Shiran kembali menatap Yugana saat berkata
"Ehehm,, sekali lagi maaf mengganggu waktu anda putri Yugana.
Maka, mohon bimbingannya !"
katanya sedikit malu serta merasa bersalah sembari menyiratkan ia telah siap dituntun olehnya.
Menanggapi itu, masih dengan tenang Yugana menjawab
"Hehe,, kak Shiran terlalu sungkan !
Baiklah kalau begitu, silahkan ikuti saya !"
katanya lalu secara perlahan berbalik dan berjalan menuju perpustakaan yang diikuti Shiran tepat dibelakangnya.
Dalam perjalanan menuju perpustakaan, terjadi keheningan diantara mereka.
Baik Shiran yang tidak mempunyai topik untuk dibahas, dan Yugana yang malu untuk memulai pembicaraan walaupun sangat banyak pertanyaan dalam benaknya.
Tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut, Yugana dengan keras memutar otak memilah kalimat apa yang harus ia ucapakan untuk mengawali percakapan agar niatnya untuk mengakrabkan diri tidak disadari oleh Shiran.
Hingga ia teringat akan arloji yang dikenakan Shiran, yang kemudian ia memberanikan diri untuk bertanya
"Ehem,, btw benda apa yang terletak di pergelangan tangan kak Shiran ?"
Tanyanya santai dan to the poin.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Shiran tidak tahu mau menangis atau tertawa entah telah berapa kali ia mendapati pertanyaan itu
"Sepertinya selama aku mengenakan arloji ini, aku akan menjumpai pertanyaan seperti ini sebayak jumlah orang di dunia ini pula !"
pikirnya.
Namun karena sangat menghargai Yugana, iapun dengan sabar menjawab
"Oh ?
Ini disebut arloji, yang mana kebanyakan digunakan oleh orang-orang di dunia asalku sebagai alat penunjuk waktu yang mudah dibawah kemana-mana."
Jawabnya sopan dan ramah.
Sama seperti Kyukingu dan yang lain, reaksi Yugana begitu pula yakni hanya mengucapkan
"Oh !"
Dan tidak mempertanyakan lebih lanjut lagi.
Dengan itu, Shiran semakin bertekad diwaktu berikutnya arloji tersebut akan ia letakkan dalam sakunya saja.
Disisi lain, Yugana juga sedikit menyesal karena mempertanyakan hal yang tidak berbobot seperti itu.
Namun saat ia mencoba mencari topik lain, mereka telah tiba di depan pintu perpustakaan.
Iapun terpaksa menunda niatnya itu untuk dilakukan dikesempatan berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
dhani satria
nasi yugana....,
2024-10-15
0
ᵏⁱⁿᵍsʜᴀᴅᴏᴡシ︎ᴍᴏɴᴀʀᴄʜᵏⁱⁿᵍ
manusia yang nyasar wkwkwk 'unknown man:
2020-11-26
3
pembacasetia
ahaaaaa
2020-11-08
2