Bab 17. Menandatangani Kontrak Bagian 2.
Saat ini pikiran Alya sangat kacau. Pada akhirnya keteguhan dan kemauan kerasnya untuk bertahan runtuh sedikit demi sedikit.
Dia adalah seorang gadis SMA tahun ketiga yang berusia 18 tahun.
Mau sekeras apapun dia berusaha, pada akhirnya dia tetaplah seorang remaja yang memiliki sisi rapuh jika dia di hantam berbagai masalah terus menerus dari berbagai sisi.
Ayahnya yang membutuhkan biaya rumah sakit secara intensif. Biaya kerugian proyek pembangunan yang terhenti secara tiba tiba yang tak terhitung jumlahnya. Di tambah lagi hutang para karyawan yang tertunda dan belum juga di lunasi.
Bahkan setelah menjual rumah dengan. Bantuan koneksi pamannya pun belum mampu menutupi kerugian yang ada.
Yah, saat ini rumah Alya di jual. Dia dan ibunya tinggal di sebuah rumah yang lebih kecil dan lebih sederhana dari sebelumnya. Jadi menurut asisten ayahnya yang masih setia, jalan satu satunya adalah menemukan investor yang mau menanamkan modal setidaknya 100 milyar untuk menutupi semua kerugian yang ada dan bangkit dari keterpurukan ini.
Dengan begitu, barulah punya biaya untuk kembali merekrut para pekerja untuk meneruskan pembangunan proyek perumahan yang sempat terhenti. Juga membayar semua gaji karyawan yang tertunda.
Tapi masalahnya, dimana dia bisa menemukan investor semacam itu. Lagipula investor mana yang akan bekerjasama dengan perusahaan yang berada di ambang kehancuran.
Tubuh dan mentalnya benar benar sangat lelah sekarang. Pikirannya terus berputar.untuk mencari solusi. Tidak mungkin juga dia akan mendengarkan kata kata pria bajingan seperti Reno.
Sudah jelas dia hanya memanfaatkan keadaan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya. Sebenarnya ruangan ini adalah tempat yang dia sewa.
Pihak perusahaan juga menyediakan sewa ruangan pribadi bagi mereka tamu VIP untuk beristirahat dengan nyaman.
Alya sebenarnya tidak pernah datang ke tempat.pat seperti arena tarung bebas ini. Ini adalah untuk kali pertamanya datang.
Dia hanya pernah mendengar tempat ini dari informasi yang di dapatkan dari teman temannya yang sering menyebutkan Stadion bawah tanah arena tarung bebas.
Tapi siapa yang menyangka jika dia akan bertemu Reno di sini. Orang yang selalu mengganggunya. Mengejarnya seperti orang gila bahkan menghancurkan keluarganya.
Dia masuk dengan paksa, bukan hanya itu, para bodyguardnya melumpuhkan kedua bodyguard Alya dengan sangat mudahnya. Kini posisi Alya sangat terdesak. Dalam hati dia berdoa
"Ya Allah, apakah benar benar tidak orang yang bisa menolongku dan sahabatku." Batinnya dalam hati. Dia benar benar berdoa dengan sangat tulus.
Saat pikiran Alya sedang berkecamuk. Tiba tiba...
BRUAK ! WUSH ! DUAG !
Terdengar suara keras yang membuat pintu ruangan hancur. Di saat yang bersamaan dua bodyguard bertubuh kekar terlempar dengan keras, menabrak dinding dan langsung pingsan.
Melihat hal itu Reno pun meraung marah.
Dia berteriak dengan suara keras.
"Bajingan mana yang berani...
Belum sempat Kalimatnya selesai terdengar suara orang bertepuk tangan di barengi dengan suara familiar yang membuatnya raut wajahnya seketika pucat dan menegang.
PROK PROK ! PROK !
"Wah wah wah ! Ramai sekali di sini,.sepertinya ada hal yang menarik. Aku jadi penasaran siapa yang ada di ruangan ini." Ucapnya suara yang tidak lain adalah suara Kevin.
Di sisi lain Alya reflek langsung menoleh dan melihat ke sumber suara. Seketika matanya melebar tak percaya, saat dia melihat seorang anak laki laki yang usianya tidak jauh darinya melangkah dengan santai.
Seketika dia linglung saat melihat wajah tampan yang ada di depannya. Rambutnya,matanya, hidungnya bahkan bibirnya. Semuanya sangat sempurna seolah itu benar sebuah karya seni yang nyata dari Sang Pencipta.
"Loh ! Kodok Arab ! Kok bisa ada kamu ?" Tanya Kevin pura pura terkejut.
Alya yang tadinya masing linglung, dan terpesona dengan sosok tampan yang ada di depannya saat itu juga langsung tersadar.
Tanpa bisa di cegah lagi tawanya langsung pecah saat itu juga mendengar julukan yang konyol yang di berikan kepada Reno.
"Ppfft..Hahaha !" Ucapnya sambil tertawa terbahak bahak.
Di sisi lain Reno yang mendengarnya hanya bisa marah dan menggeretakkan giginya. Namun kali ini dia agak percaya diri. Dia membawa banyak bodyguard yang sangat kuat.
Ada sekitar 8 orang bodyguard yang bersamanya dan siap mematuhi perintahnya, apapun itu. Tapi, tetap saja dia masih merasa gugup, setelah menarik nafas beberapa kali dia pun akhirnya bisa menguasai dirinya. Dengan sedikit tergagap dia berkata.
"A apa yang kamu lakukan di sini ? Tanyanya.
Mendengar pertanyaan Rebo Kevin hanya tersenyum ringan. Dengan santai dia berkata
"Dari luar ruangan satu aku lewat aku tanpa sadar mendengar suara yang sangat familiar.
Dan aku tidak menyangka jika itu teryata benar benar suaramu t-e-m-a-n k-u." Jawabnya sambil menyeringai licik.
Di sisi lain Reno yang mendengarnya sangat marah sampai dia ingin muntah darah. Teman ! Teman apanya ! Teman darimana ?
Bahkan jika dia bisa, dia sangat ingin mencekik lehernya sampai mati dengan tangannya sendiri.
Namun orang di depannya sangat kuat. Dia bahkan sangat ketakutan saat ini. Aura kematian yang dia rasakan saat itu benar benar harus darah. Lalu matanya memandang sekeliling. Tiba tiba dia menyadari segala sesuatunya tidak serumit yang dia bayangkan.
Di sekelilingnya ada banyak bodyguard yang menjaganya dan bersedia melakukan apapun untuknya. Menyadari fakta ini, kepercayaan diri Reno menjadi meningkat. Dia pun segera berteriak dengan lantang kepada para bodyguard nya.
"Kalian semua ! Cepat tangkap dan seret dia ke hadapanku ! Patahkan kedua tangan dan kakinya ! Jangan beri ampun sedikitpun." Ucap Reno pada para Bodyguard nya yang berbadan besar tinggi dan tegap.
"Baik Tuan Muda ! Kami akan melakukannya sesuai permintaan anda." Kata mereka semua serempak maju ke arah Kevin untuk memberikan pelajaran berharga padanya.
Di sisi lain wajah Kevin yang tadinya santai kini berubah menjadi dingin. Sangat dingin. Perkataan Reno barusan sudah mencerminkan bagaimana sikapnya.
Dia hanyalah anak yang pendendam egois yang takut pada yang kuat dan menindas yang lemah sesuka hati. Jika dia tidak menunjukkan sikapnya kali ini. Kemungkinan besar hal yang sama akan terjadi lagi pada orang lain.
Dia harus menunjukkan sisi kejam yang tidak akan pernah Reno lupakan bahkan saat dia ada di dalam mimpinya sekalipun.
Tanpa peringatan dan tak ampun Kevin juga bergerak dengan cepat menghampiri mereka semua.
WUSH ! BUGH ! BUGH !
KRAK ! KRATAK ! KRAK !
ARRGGH ! ARRGGH !
KRAK ! KRAK ! KRATAK !
ARRGGH ! ARRGGH !
Kevin bergerak sangat cepat memukul menendang dan memelintir tangan bahkan kaki mereka semua.
Saat mematahkan tangan dan kaki, Kevin melakukannya dengan gerakan yang lambat. Tujuannya agar Reno bisa melihat adegan itu dengan sangat jelas. Sekaligus menanamkan rasa takut dan traumatis yang berat pada mentalnya.
Benar saja, wajah Reno kini pucat seperti selembar kertas. Tubuhnya gemetar tak terkendali dan rasa takut yang begitu hebat langsung melanda hatinya.
Sekali lagi. Dia tiba tiba dia merasakan krisis kematian yang begitu kuat. Tatapan ganas dan haus darah dari lawannya memenuhi pikirannya, sehingga membuatnya hampir gila.
Di sisi lain Alya menatap ngeri pada sosok asing yang menyelamatkannya. Sahabatnya yang baru saja di bebaskan beberapa saat yang lalu juga merinding, bahkan tubuhnya bergetar saking takutnya.
Baru kali ini dia melihat adegan brutal di mana tulang dan kaki seseorang di patahkan di depan matanya.
Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya smua bodyguard Reno tumbang dengan tangan dan kaki yang patah. Mereka semua merintih dan berguling seperti seekor ayam yang di sembelih karena tak kuasa menahan rasa sakit.
Setelah itu Kevin perum berjalan santai ke Reno yang tubuhnya sudah terdiam membeku tak mampu bergerak ataupun berbuat apa-apa.
"Nah sekarang saatnya giliranmu ? Kau harus memberikan penjelasan bukan ?" Kata Kevin dengan tersenyum ramah.
Mendengar itu seketika tubuh. Reno langsung menegang. Dia merasakan firasat buruk saat ini.
"A- Apa maksudnya ? P- Penjelasan apa ?"Jawabnya tergagap.
"Kamu harus memberikan aku penjelasan tentang 3 kesalahan yang kamu lakukan. Pertama kamu mengenal gadis cantik tapi tidak memberi tahuku."
"Kedua kamu meminta orang lain untuk mengeroyok dan membunuhku. Apakah kamu tahu betapa takutnya aku ? Bahkan aku sampai terkejut dan panik. Detak jantungku menjadi tidak normal dan kesehatan mentalku terguncang."
"Ketiga, kamu punya fikiran jahat meskipun tahu kita berteman. Kamu telah merusak hubungan pertemanan kita dan itu membuatku sangat sedih."
"Karena 3 kesalahan ini, kondisi hatiku sangat buruk. Kamu harus memberikan kompensasi kepadaku bukan ?" Kata Kevin dengan santainya.
"Hah !"
Mendengar itu semua Reno sangat terkejut sampai dia hampir gila. Kompensasi lagi. Dia langsung merasakan kepalanya berdenyut saat ini. Dan benar saja, kata Kevin berikutnya membuatnya tak bisa berkata kata.
"Baiklah, karena kamu melakukan tiga kesalahan kamu cukup memberikan kompensasi sebesar 300 juta saja, anggap itu biaya perawatan kesehatan karena telah membuat jantungku berdebar dan kesehatan mentalku terguncang dengan apa yang telah terjadi hari ini."
K-Kamu ! Jangan terlalu menindas orang ! Ucap Reno berusaha mengumpulkan keberanian.
"Hmm..baiklah 400 juta." Ucap Kevin sambil tetap tersenyum.
mendengar itu entah mendapatkan keberanian darimana Reno langsung berteriak dengan ganas.
"Huh ! Jika kau terus menerus menindasku maka keluargaku akan menghancurkan keluargamu."
"Oh, begitukah ? Kata Kevin dengan nada sedingin es. Bahkan ruangan itu sedikit berguncang. Udara berfluktuasi dan tekanan yang sangat berat tiba tiba langsung menindas Reno.
Seketika tubuhnya menegang dan tidak bisa bergerak sama sekali, nafasnya sesak seolah olah dia bisa mati kapan saja.
"Itu jika kau bisa pulang dan melapor pada keluargamu. Tapi bagaimanapun jika kamu mati di sini ? Bukankah semua masalah akan beres." Kata Kevin dengan nada dingin. Wajahnya sangat datar seolah dia benar benar berubah menjadi sosok yang sama sekali berbeda.
Satu hal yang paling dia benci adalah ancam. Mungkin dia yang dulu akan gemetar ketakutan, tapi sekarang semuanya berubah. Setelah dia menjadi kultivator. Sifat pengecutnya telah menguap entah kemana.
Di gantikan dirinya yang tegas dan penuh rasa percaya diri. Selain itu perhitungannya dalam menilai sesuatu juga semakin matang. Dia tidak tergesa gesa sama sekali.
Adapun ancaman membunuh Reno itu hanya sebuah gertakan agar dia tidak berani macam-macam. Bagi Kevin membunuh ikan kecil seperti Reno bukanlah masalah besar. Jika dia membakarnya sekaligus dengan para bodyguardnya hingga menjadi abu, maka semuanya akan aman.
Tapi itu hanya di permukaan, Poin pentingnya,Kevin tidak tahu seberapa kuat keluarga Reno. Bagaimana jika leluhur keluarganya jauh lebih kuat darinya. Itu akan membawa masalah yang berdampak serius pada keselamatannya dan juga kedua orang tuanya.
Tiba tiba sebuah ide gila muncul di kepalanya.
"Hahahaha, benar begitu saja."
Setelah itu, dia memukul kepala Reno hingga pingsan. Begitu pun dengan para bawahannya.
"Saatnya bermain sandiwara." Ucap Kevin sambil menyeringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Kholis Majid
bagusss... lanjutkan..👍👍👍💪
2024-10-06
0
Dewo Bumi
ceritanya makin lama makin tidak menarik maaf ku hapus dari daftar 🙏
2024-09-10
2