Bab 9. Satu Pukulan Saja Sudah Cukup Untuk Menghancurkanmu.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga ! Ucap Kevin yang baru saja mencuci gelas dan juga berbagai piring kotor di dapur Cafe. Sementara itu teman teman yang lain sibuk menerima pelanggan yang datang. Ada yang menggoreng sosis ada juga membuat minuman.
Beberapa menit kemudian.
"Vin, semuanya sudah siap untuk di antar ke Meja no 8 ya." Kata Fadil.
"Oke Bang, siap." Balas Kevin yang baru saja mengelap tangannya yang basah.
Kevin pun mengantar pesanan makanan sekaligus minuman ke meja no 8. Setibanya disana dia sambut senyuman manis oleh gadis gadis remaja SMA yang nampak sedikit lebih muda darinya.
Disana ada sekitar 7 orang
Saat melihat pria tampan idaman mereka mendekat, dengan kompak pun mereka berkata
"Makasih kakak." Ucap mereka semua bersama sama.
"Iya sama sama." balas Kevin sambil tersenyum. Dan senyuman itulah yang selalu membuat gadis gadis ini sangat kegirangan dan histeris.
"Kak, karena kita sudah pesan menu, sekarang sudah boleh foto kan ? Tanya mereka.
"Ya sudah, tapi hanya satu kali saja ya soalnya kakak lagi kerja. Gak enak sama teman teman yang lain." Kata Kevin.
"Oke Kak, sip." Wajan mereka serempak.
Mendengar itu Kevin pun hanya menggelengkan kepalanya merasa tak berdaya. Mau bagaimana lagi, ini adalah peraturan yang dia buat sendiri, jadi dia harus menyetujuinya.
Beberapa jam yang lalu.
Saat Kevin baru saja datang banyak para pengunjung Cafe yang sudah menunggu dan mengerumuninya untuk berfoto, bahkan ada yang meminta nomor WA nya.
Akhirnya setelah menarik nafas dalam dalam Kevin berkata dengan tegas
"Semuanya stop !" Seketika suasana langsung hening. Entah kenapa saat suara itu keluar, semua orang yang tadinya ribut langsung diam dan menurut.
"Begini saja biar adil. Semuanya antri yang rapi dan pesan menu dulu, saat menunya yang di pesan sudah datang, baru nanti bisa foto. Barisnya yang rapi jangan saling borong." Ucap Kevin dengan pelan namun terdengar ada ketegasan yang tak terbantahkan dari kata katanya.
Ajaibnya semua orang berkerumun tadi segera bubar dan kembali ke tempat duduk masing masing. Di Cafe ini ada 15 meja yang berisikan 10 kursi. Dan hari ini semua tempat terisi penuh.
Kevin pun mengangguk puas, dan segera kembali ke dapur. Disana Fadil dan juga yang lainnya mengacungkan ari jempolnya ke arah Kevin.
Melihat itu Kevin menggelengkan kepalanya. Dia tertawa dan berkata
"Ayo ayo kerja, kita akan sibuk hari ini. Kalau tidak cepat mereka semua akan datang dan marah pada kalian karena menu yang mereka pesan belum siap."
"Siap bos ! Kata teman teman Kevin hampir bersamaan.
Dan mengalirlah waktu begitu saja hingga akhirnya Kevin saat ini mengantar pesanan di meja no 8.
Setelah 1 kali berfoto bersama Kevin pun kembali ke dapur untuk mengantarkan pesanan selanjutnya.
******
Jam menunjukkan pukul 23.00 malam. Saat ini saatnya Cafe tutup, namun bagi para pengunjung yang masih ingin nongkrong atau sekedar ngobrol di persilahkan.
Di Cafe ini juga sudah ada seorang Penjaga yang selalu bekerja mulai dari 19.00 sampai jam 04.00 pagi. Jadi tidak perlu khawatir masalah barang hilang atau yang lainnya.
Singkat cerita Kevin pun pulang setelah berpamitan dengan teman temannya. Kevin mengendarai motor tuanya dengan santai sambil menikmati udara malam yang terasa mulai dingin.
Saat melewati gang yang lumayan sepi,telinga Kevin yang sangat sensitif mendengar suara orang sedang baku hantam.
"Hmm !" Kevin mengerutkan keningnya dan bertanya tanya dalam hati.
"Siapa yang sedang berkelahi malam malam begini ? periksa aja deh, siapa tahu kenal." Gumamnya asal bicara.
Kevin pun segera memarkirkan motor tua Supra X tahun 2000 milik bapaknya ke tempat yang menurutnya aman. Lalu dia me dekat untuk mengamati situasi.
Dan betapa terkejutnya Kevin saat melihat tiga orang yang di kenalnya sedang di hajar habis habisan oleh 1 orang orang berbadan besar tinggi dan tegap mirip seperti anggota militer. Setelah di perhatikan baik baik Kevin terkejut
"Dia ! Dia juga seorang Kultivator ! Gumam Kevin dengan keterkejutan yang terlihat jelas dimatanya. Dia bisa merasakan, fluktuasi energi yang keluar dari tubuh orang yang menghajar 3 seniornya itu berada di tahap pemurnian tubuh tingkat ke tiga yaitu Lite body Refining.
Meskipun itu hanya berada di tahap pemurnian tubuh yang merupakan tahapan paling awal dalam dunia beladiri. Bagaimana mungkin manusia biasa mampu menanggungnya. Kevin pun menatap tiga orang lainnya untuk melihat kondisi mereka.
3 orang itu tidak lain adalah Nathan, Rendra dan Dion. Meraka bertiga adalah 3 orang paling kuat, paling di takuti dan di segani di SMA GARUDA.
Bisa di bilang ketiganya adalah preman sekolah yang paling terkenal hebat dalam pendidikan dan juga perkelahian. Mereka mendapatkan julukan "3 Pilar dari SMA GARUDA."
Sejenak saat mengamati lebih dalam. Mata Kevin benar benar terbuka lebar. Ternyata tiga senironya itu juga berada di tingkat pemurnian tubuh tahap kedua, yaitu Middle Body Refining.
"Apa apaan ini ? Ada apa dengan Dunia ini ?" Gumamnya kebingungan. Dia baru menyadari jika 3 seniornya itu bukanlah orang biasa pada umumnya.
Rumornya mereka di kenal brutal, beringas dan ganas sehingga hanya orang orang tertentu saja yang berani mendekat saat di sekolah.
Moto ketiganya yang paling terkenal adalah
"NAKAL BOLEH, BODOH JANGAN."
Ketiganya juga murid tahun ketiga yang sebentar lagi akan lulus sekolah. Sedangkan Kevin sendiri adalah murid tahun kedua. Kevin menyaksikan pertarungan itu dengan seksama.
Dia ingin tahu seperti apa duduk permasalahan yang sebenarnya terjadi hingga ketiga seniornya itu di sergap di gang yang sepi dan di hajar habis habisan. Telinganya yang sangat sensitif bisa mendengar dari jarak yang sangat jauh.
"Reno ! Apa maksudnya semua ini ?"
Bentak Nathan dengan marah. Dia menyeka sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan keras dari orang yang di bawa oleh Reno.
Bagaimana Nathan tidak marah, dia dan kedua sahabatnya di sergap dan hajar habis habisan oleh 1 orang yang ternyata kekuatannya 1 tingkat lebih tinggi di atas mereka.
Rendra dan Dion juga menatap Reno dengan kebencian yang begitu dalam di mata keduanya. Wajah keduanya sudah terlihat memar di sana sini.
"Hahaha ! Kau bertanya kenapa ? Ini semua balasan untuk kalian bertiga yang berani mempermalukan SMA NUSANTARA dalam pertandingan basket 1 bulan yang lalu, gara gara itu juga aku harus putus dengan Vivi karena dia lebih memilih mu bajingan." Kata Reno dengan tatapan ganas di matanya, Jarinya menunjuk Nathan dengan gemetar saking marahnya.
Dia masih ingat apa yang di katakan Vivi saat itu
"Maaf Reno, sesuai perjanjian. Jika kamu kalah dengan Nathan di pertandingan basket antar sekolah, kita putus. Dan asal kamu tahu. Aku dan Nathan sudah berpacaran sejak lama, jauh sebelum orang tuamu mengatur perjodohan kita."
Ucapan Vivi itu masing terngiang ngiang di benaknya, membuatnya semakin marah dan emosi dari waktu ke waktu hingga pada puncak kemarahannya, dia menghubungi situs web yang bernama Black Market untuk menyewa seorang pembunuh bayaran.
Dia mendapatkan situs ini dari salah satu temannya yang ada di sekolah.
Dia ingin menyiksa dan membuat Nathan serta kedua temannya cacat. Bahkan dia sudah membayar 100 juta rupiah.
Mendengar apa yang dikatakan Reno, Nathan pun terkejut, jika menyangkut soal Vivi, Nathan sama sekali tidak membantah, dia menduga jika hal ini cepat atau lambat pasti akan datang.
Tapi yang di sesalkan dia harus menyeret kedua sahabatnya untuk masuk dalam masalah yang ada hubungannya sama sekali dengan mereka.
"Rendra, Dion, Aku minta maaf pada kalian berdua, gara gara aku, kalian berdua harus terseret pada masalah pribadiku !" Ucap Nathan dengan suara yang penuh dengan penyesalan.
"Dasar Bodoh ! Kamu ini bicara apa Nat, mau kamu ada masalah atau tidak, Reno juga tetap akan tetap mencari gara gara dengan kita bertiga." Kata Dion sambil menggelengkan gelengkan kepalanya.
"Benar apa kata Dion Nat, bajingan itu selalu iri karena tidak pernah bisa menang melawan kita dalam pertandingan basket antar sekolah sejak kita masih berada di tahun pertama." Balas Rendra menimpali.
Nathan pun hanya terdiam, tapi di dalam hati dia menyetujui apa yang dikatakan kedua sahabatnya itu.
*****
Di tempat lain, lebih tepatnya di tempat Kevin berdiri untuk mencuri dengar semua percakapan mereka. Akhirnya dia pun bisa menyimpulkan. Dan dia cukup tercengang.
Dalam hati dia bertanya-tanya
"Hah ? Hanya karena masalah kalah tanding basket dan di putusin cewek, dia harus berbuat sejauh ini ? Apakah dia remaja yang telat puber ? Ataukah dia sebenarnya anak tantrum yang haus akan perhatian ?"
Merasa hal ini akan berakhir fatal jika terus berlarut larut Kevin pun akhirnya memutuskan untuk keluar dan membantu ketiga seniornya itu. Bukannya dia mau ikut campur/ sok jadi pahlawan.
Tapi ajaran Bagas yang menyuruhnya untuk membantu siapapun yang membutuhkan telah tertanam begitu dalam di kepalanya. Selain itu lawan ketiga seniornya itu juga jauh lebih kuat. Jika dia diam saja, mungkin ketiganya akan benar benar cacat.
Saat dia keluar dia pun bertepuk tangan
"Prok ! Prok ! Prok ! Prok !"
"Wah wah wah, kenapa di gang yang biasanya sepi ini sekarang menjadi ramai sekali ya ! Sepertinya seru ! Boleh ikut gabung enggak? Kata Kevin yang langsung mengejutkan Reno, Nathan dan kedua sahabatnya.
"Siapa kamu ! Pergilah jika tidak ingin mati." Kata Reno dengan angkuh.
Oh, maaf maaf, tadi aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian. Dan khususnya untukmu." Kata Kevin menunjuk Reno.
"Apakah kamu bocah tantrum yang ingin sekali mendapatkan perhatian ? Cuma gara gara kalah bermain basket, kamu membuat keributan seperti ini, lalu jika kamu tidak naik kelas, apa yang akan kamu lakukan ? Apakah kamu akan membakar gedung sekolah ?"
"Belajarlah untuk bersikap dewasa, jangan seperti anak TK, atau.."
Kevin pura pura berfikir lalu seolah dia menyimpulkan sesuatu yang mengerikan dan membuatnya tercengang.
"Atau jangan jangan kamu memang anak TK yang berpenampilan tua ? Hah ! Apakah kamu serius ?
Tanya Kevin pura pura terkejut dengan ekspresi yang begitu meyakinkan.
Nathan, Rendra dan Dion yang mendengarnya pun tidak bisa menahan tawa.
"Ppftt... Hahahahaha ! Reno, aku tidak menyangka ternyata kamu anak TK yang berpenampilan tua ! Hahahaha ! Sungguh lucu sekali." Kata Dion tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya.
Di sisi lain, Reno yang mendengarnya pun tercengang di tempat. Dia tertegun dan di saat yang langsung marah besar, wajahnya merah padam seolah ingin menelan anak yang baru saja muncul di hadapannya bulat bulat.
"Black Panther !" Cepat bunuh dia ! Teriak Revan dengan geram.
Black Panther adalah nama pembunuh bayaran yang Reno sewa. Tapi Black Panther sama sekali tidak bergerak. Dia justru berkata dengan santai.
"Anak itu tidak ada dalam kontrak." Ucapnya
Mendengar itu Reno yang sudah sangat marah menggeretakkan giginya dan berteriak.
"50 juta ! Aku akan membayar 50 juta lagi jika berhasil membunuh anak itu!" Kata Reno.
"Sepakat !" Ucap Black Panther yang segera bergerak ke arah Kevin. Dia ingin segera membunuh anak yang ada di depannya dan kembali untuk menyelesaikan misi berikutnya.
Tinju kanannya terulur dan kekuatan penuh dari Pemurnian tubuh tahap 3 pun langsung di kompresi di tangannya. Niat pembunuh pun langsung terungkap sepenuhnya. Dia ingin meledakkan tubuh Kevin menjadi kabut darah.
Sementara itu, Kevin yang merasakan niat membunuh dari orang yang melesat ke arahnya pun langsung merubah ekspresinya. Tatapan matanya langsung menjadi sangat dingin. Dia yang tadinya hanya ingin memberi sedikit pelajaran pun kini berubah fikiran.
Dia harus menunjukkan sikap tegasnya jika tidak ingin di tindas. Kevin pun mengepalkan tangannya dan mengayunkannya ke depan. Menyambut serangan dari pembunuh bayaran.
Tanpa bisa di cegah lagi, dia tinju pun saling beradu.
DUAK !
Tinju keduanya pun berbenturan, lalu terdengar suara "KRAK" yang sangat keras. Lalu teriakan melengking pun terdengar
"Arrggh ! Lenganku ! Kau menghancurkan lenganku !"
Pembunuh bayaran itu meratap dengan sedih. Dia berteriak sambil meraung seperti orang gila. Rasanya, rasa sakit akibat tulang yang hancur, menjalar hingga ke otaknya.
"Huh, beraninya semut tahap pemurnian tubuh tingkat tiga menunjukkan niat membunuh padaku ! Kau terlalu lemah hingga satu pukulan saja sudah cukup untuk menghancurkanmu." Ucap Kevin acuh tak acuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
abyman😊😊😊
Mantap....
2024-11-18
0
Inyoman Raka
iklan saja banyak
2024-08-30
1