Bab 3. Tiba Di Puskesmas.

Bab 3. Tiba Di Puskesmas.

"Owh, Ternyata itu nak Kevin. Maaf nak, tadi bapak ada sedikit pekerjaan di dalam, sehingga bapak tidak bisa menemuimu secara langsung."Ucap Pak Sholihin yang baru saja keluar dari dalam rumah.

Pekerjaan yang di maksudkan Pak Sholihin sebenarnya adalah makan sambil membalas cheat di grub WA dari teman teman SMA nya dulu.

Pak Sholihin menatap Kevin sambil tersenyum, tapi senyum itu tiba tiba berubah menjadi ekspresi keterkejutan di wajahnya.

"Hah, apakah kamu benar benar Kevin ?" Tanya Pak Sholihin yang langsung mendekat dan menyentuh bahu Kevin.

Pasalnya penampilan Kevin saat ini berubah 180° dari yang pernah dia lihat terakhir kali. Pak Sholihin bingung. Tapi Kevin ini memanglah orang yang jarang keluar dari rumah. Dan pak Sholihin juga jarang melihatnya.

Tentu saja sebagai tetangga pak Sholihin tahu tentang masalah ekonomi yang di alami oleh Bagas. Tetangga yang terkenal selalu ramah dan suka menolong orang itu.

Bahkan ada desas desus yang mengatakan bahwa Kevin bersikeras membantu ayahnya bekerja agar tidak terlalu menjadi beban. Hal ini tentu saja mendapatkan penilaian yang positif dari orang orang yang mengenal baik keluarga Bagas Sanjaya itu.

Anak muda zaman sekarang haruslah bersemangat dan bekerja keras. Tidak boleh manja apalagi klemar klemer (lembek). Harus penuh dengan tekad kuat dan juga tahan banting.

"Hehe, iya pak saya Kevin." Jawab Kevin sopan.

Kalau begitu, mari masuk dulu silahkan." Kata Pak Sholihin mempersilahkan Kevin masuk. Meskipun ini jam 18.00 dan bertepatan dengan waktu sholat magrib, mau bagaimana lagi.

Orangnya sudah ada di depan pintu, mau tidak mau ya harus di persilahkan masuk. Siapa tahu ada hal mendesak yang ingin di sampaikan.

"Eh, anu Pak, terimakasih atas tawarannya, tapi sebenarnya kedatangan saya kemar ingin minta tolong bapak dan ini sedikit mendesak." Kata Kevin langsung mengutarakan maksud kedatangannya.

"Oh, begitukah ! Minta tolong apa ? Coba kamu ceritakan." Jawab Pak Sholihin pada akhirnya.

Dan mengalirlah cerita Kevin tentang ayahnya yang saat ini sedang di rawat di rawat di Puskesmas. Dan ibunya yang sedang menunggu di sana menyuruhnya datang untuk mengantarkan baju ganti. Dan di akhir cerita Kevin meminta ijin untuk meminjam sepeda motor karena di rumahnya tidak ada kendaraan.

Seketika ekspresi wajah Pak Sholihin sedikit berubah. Dalam hati dia membatin

"Aduh, gimana ya ini, kebetulan sepeda motorku hari ini masuk bengkel. Yang ada hanya sepeda motor Scoppy kesayangan Tasya. Haduh harus jawab apa ini."

Tiba tiba terdengar suara yang membuyarkan lamunan Pak Sholihin.

"Pakai motor Tasya aja kak, itu motornya ada di luar, tadi belum sempat di masukkan ke dalam rumah." Kata Tasya.

"Bolehkah ? Tanya Kevin sambil menatap lekat mata Tasya.

Tasya yang tadinya santai seketika langsung terkejut saat mata keduanya bertemu. Wajahnya langsung memerah dan menundukkan kepalanya karena malu.

Dengan sedikit terbata bata dia berkata

"Bo boleh kak, sebentar Tasya ambilkan kunci motornya dulu." Serunya yang segera berbalik dan lari ke dalam kamarnya untuk menyambar kunci motor yang selalu dia taruh di atas meja dekat dengan tumpukan buku belajarnya.

Kevin yang melihat tingkah gadis itu hanya tersenyum saja. Dia menganggap apa yang Tasya lakukan sangatlah lucu.

Di sisi lain, Pak Sholihin hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja sambil bergumam.

"Anak itu, giliran ketemu orang ganteng saja, langsung berubah menjadi anak manis yang penurut, anak siapa sih dia itu." Gerutu Pak Sholihin.

Kevin yang mendengarnya tidak bisa menahan tawa. Dalam hati dia berkata

"Bukankah dia anakmu sendiri, apa jangan jangan anda lupa pernah membuatnya dulu. Haduh, ada ada saja Pak Sholihin ini."

Di sisi lain saat ini Tasya sangat bersemangat. Dia berlari ke kamarnya dan mengambil kunci motor Scoppy kesayangannya. Dalam hati dia berteriak

"Gila, tampan sekali, apakah dia benar benar kak Kevin, sejak kepan wajahnya menjadi sangat tampan dn mirip sekali dengan Jung Kook. Pokoknya aku harus mendapat nomor WA nya."

Tidak butuh waktu lama bagi Tasya untuk mengambil kunci itu. Dia juga segera berlari menghampiri Kevin yang masih setia menunggu di depan pintu.

Sementara sang Ayah pergi entah kemana dia tidak peduli. Saat ini di dalam otaknya yang paling penting adalah nomor WA Kevin.

" Ini kak kunci motornya, oh iya nomor WA kakak berapa, sini aku catat. Nanti kalau butuh bantuan atau mau pinjam motor Tasya, tinggal kirim pesan aja." Kata Tasya saat menyerahkan kunci motornya.

Merasa yang di katakan Tasya masuk akal, Kevin pun mengucapkan nomor WA nya yang langsung di catat oleh Tasya dengan sangat bersemangat.

Selain itu Kevin juga merasa tidak enak hati, karena Tasya sudah mau meminjamkan motornya.

"Gila ! Ternyata minta nomor WA kak Kevin tidak sesulit yang aku bayangkan. Ini malah kesannya semudah membalikkan telapak tangan." batinnya sangat bahagia.

"Ya sudah motornya kakak pinjam dulu ya dek, makasih cantik." Ucapnya sambil menoleh hidung Tasya.

Kevin sendiri langsung bergegas menuju motor Scoppy milik Tasya terparkir. Dia menyalakan mesinnya dan menarik gasnya. Dalam waktu singkat Kevin pun menghilang dari pandangan Tasya.

Sementara itu Tasya hanya diam mematung sambil memegangi hidungnya yang tadi di toel oleh Kevin.

"Serius aku di panggil adek tadi. Seriusan !

Gila ! So sweet banget !" Kata Tasya yang saat ini sudah berubah menjadi budak cinta akut stadium akhir dengan status nyaris tak tertolong.

Kevin sendiri menarik gas motor matic itu sekencang mungkin. Karena dia ingin segera tahu bagaimana kondisi ayahnya. Dia sangat lincah seolah olah dia secara ajaib sedang di rasuki oleh jiwa Alex Marquez pemain moto GP. Sebelum tiba di puskesmas Kevin mampir dulu ke supermarket membeli masker, air putih, roti tawar dan juga buah buahan.

Awalnya saat Kevin masuk pertama kali semua wanita disana terkejut. Baik itu tua maupun muda. Mata mereka terbelalak saat melihat wajah Kevin yang sangat tampan.

Namun saat Kevin mulai memakai masker. Semua orang kecewa seolah telah kelihatan sesuatu yang sangat berharga.

Tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai di Puskesmas. Di pesan mata Kevin saat ini ada papan nama yang bertuliskan cukup unik

"Puskesmas Sehat Selalu Ya."

Puskesmas ini ada di luar desa Sedayu. Lebih tepatnya jaraknya sejauh 4 km dari desa Sedayu. Tempatnya berada di Desa Kapuk, Kecamatan Banjar Sari, Kabupaten Anjang Sana, Kota Justisia.

Dengan cepat Kevin memarkirkan motornya dan Melepas Helmnya. Abang abang tukang parkir sendiri yang setiap hari bekerja di sana dengan sigap menghampiri Kevin dan menyerahkan kupon bertuliskan nomor parkirnya.

Tapi saat melihat kulit Kevin yang begitu putih bak Artis luar Negeri. Abang tukang parkir itu pun bertanya.

"Mas nya bule ya ?"

"Kevin yang mendengarnya langsung menjawab

"Bule Indo Mas." Ucapnya sambil menerima kupon nomor parkir itu.

"Walah ! Bule blesteran toh ternyata." Kata Abang tukang parkir mengangguk angguk kepalanya.

Kevin sendiri yang mendengarnya hampir tertawa terbahak habak, tapi dia tahan. Takut di anggap tidak sopan. Lagi pula ini adalah tempatnya orang berobat. Tidak baik mengganggu ketenangan orang lain.

Kevin berjalan dengan santai tanpa menimbulkan kehebohan. Itu semua karena dia memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Kevin langsung menelpon Ibunya.

Tut..Tut...tuuut !

Tiba terdengar suara di seberang.

Nak, apakah kamu sudah sampai ? Tanya Mirna.

"Iya bu, aku sudah ada di Puskesmas. Di ruang mana ayah di rawat ? Tanya Kevin.

"Ayahmu ada di ruang Dahlia, kamu tanya saja pada para pegawai puskesmas pasti di beri tahu." Kata Ibu Kevin.

"Hmm, baiklah kalau begitu bu, aku matikan dulu telponnya."

Kevin akhirnya berjalan dan menghentikan seorang wanita dengan seragam dinas yang melekat di tubuhnya dengan elegan. Wanita itu tidak lain adalah salah satu pegawai yang bekerja di di Puskesmas.

Umurnya sendiri berkisar 28 tahun. Saat ini kebetulan wanita itu sedang berjalan melewatinya.

"Maaf bu permisi, saya mau tanya. Ruangan Dahlia dimana ya ?"

Wanita itu kemudian menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan terkejut saat melihat Kevin. Meskipun memakai masker tapi intuisinya mengatakan jika sosok pemuda yang menghentikannya ini memiliki wajah yang tampan.

Dengan senyuman yang ramah dia pun menjawab

"Oh, mas nya lurus saja, nanti sekitar 500 meter belok kanan. Nah di sana ada sebuah ruangan yang sudah ada papan nama ruangan Dahlia di pintunya."

Kevin yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum di balik masker yang dia pakai. Lalu di berseru

"Terimakasih banyak bu, kalau begitu saya permisi."

Wanita itu balas tersenyum dan mengangguk singkat. Sementara Kevin dengan langkah besarnya segera berjalan dengan lebih cepat agar segera cepat sampai di tujuan.

Mengikuti instruksi pegawai sebelumnya akhirnya Kevin sampailah di ruangan Dahlia. Di sana dia melihat ibunya dan ayahnya ang saat ini duduk di tempat tidur, keadaannya baik baik saja namun Kevin bisa melihat jika wajah ayahnya agak pucat.

Kevin melangkah masuk dan mengucapkan salam.

"ASSALAMUALAIKUM."

Di dalam ruangan. Mirna, ibunya Kevin yang sedang mengobrol dengan Bagas yang tidak lain adalah sang suami mendengar suara yang familiar. Suara yang sangat mereka kenal. Dan itu tidak lain adalah suara anak mereka sendiri, yaitu Kevin.

Dengan serempak keduanya menjawab

"WAALAIKUM SALAM."

Keduanya melihat seorang pemuda dengan kulit putih yang terlihat berbeda sekali dengan anak mereka sebelumnya.

"Bu, ini cas hp nya dan baju buat bapak." Kata Kevin memecah keheningan.

"Nak, apakah kamu benar benar Kevin ? Tanya Mirna pengerutkan kening. Karena dia di landa kebimbangan. Di satu sisi dia merasa sosok di depannya bukan putranya. Mereka seperti dua orang yang berbeda.

Namun di sisi lain dia juga merasakan keakraban dan kedekatan yang sangat mendalam. Akhirnya muncullah pertanyaan Mirna yang seperti itu tadi.

Kevin sendiri terkejut mendengar pertanyaan ibunya. Akhirnya dia melepas masker dan menunjukkan wajahnya kalau dia benar benar Kevin anak mereka.

Kevin lupa jika dirinya saat ini telah berubah setelah memakan "Kacang Energi Spiritual".

Saat Kevin membuka maskernya Mirna dan Bagas langsung melebarkan mata mereka.

"Nih buk, aku ini Kevin anak kalian. Gimana sih, masak sama anak sendiri lupa ? Gerutu Kevin dengan kesal.

Mirna dan juga Bagas masih termangu di tempatnya. Dalam hati kedua ya berfikir.

"Apakah ini benar benar anak mereka ? Kenapa berbeda sekali ?"

"Terlebih lagi, sejak kapan Kevin menjadi sangat tampan, dan kulitnya juga menjadi sangat putih seperti bule dari luar negeri saja. Apa yang sebenarnya terjadi ?"

Menyadari kebingungan di wajah keduanya. Kevin menjadi lebih kesal.

"Sebenarnya ibu dan bapak itu kenapa ? Apakah ada yang aneh dengan wajahku ?" Tanyanya.

"Eh, wajah ! Aah, iya benar, wajah." Teriak Kevin di dalam fikirannya. Dia lupa jika sekarang wajah dan juga penampilannya telah jauh berubah setelah menelan kacang energi spiritual dari seorang kakek misterius yang dia tolong saat menyeberang jalan.

Dengan menghela nafas akhirnya Kevin pun menjelaskan kepada kedua orang tuanya.

Jadi begini Bu ceritanya...

*****

Tiga puluh menit pun berlalu. Dan Kevin juga sudah selesai dengan cerita singkatnya.

Akhirnya keduanya orang tuanya hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Seolah mereka benar benar memahami apa yang Kevin ceritakan.

Kevin bercerita jika dia membantu seorang kakek misterius yang akan menyeberang jalan. Setelah itu sangat kakek memberikannya sebuah sebuah benda seperti pil berbentuk bulat. Kakek itu mengatakan jika itu adalah pil ajaib yang bisa merubah hidupnya.

Demi meyakinkan orang tuanya Kevin terpaksa menambahkan sedikit bumbu pada ceritanya agar lebih terdengar sedikit masuk akal.

Yang tidak dia sangka ternyata bapaknya justru berkata

"Bagus kalau begitu, kamu juga dapat untung berubah menjadi lebih tampan dan tampak berwibawa dari sebelumnya." Kata Bagas.

Faktanya, diam diam Bagas juga mempelajari ilmu beladiri, tapi tidak terlalu mahir. Bagas menyimpulkan jika kakek tua yang memberikan pil ajaib kepada anaknya adalah seorang praktisi beladiri dengan kemampuan yang sangat tinggi.

Mirna juga terdiam cukup lama. Dia sendiri juga sependapat dengan suaminya. Dulu saat keduanya masih berpacaran. Bagas bercerita jika dirinya adalah seorang praktisi beladiri. Dan di Dunia ini sangat banyak orang orang kuat yang mana kekuatannya itu di luar logika manusia.

Awalnya Mirna tidak percaya dan hanya tertawa saja mendengar cerita Bagas. Hingga suatu ketika Bagas menunjukkan sesuatu yang sangat mengejutkan. Dia menunjukkan beberapa kemampuannya kepada Mirna. Saat itu Bagas memukul sebuah batu yang sangat besar, tingginya sekitar 5 meter.

Dalam sekali hantam batu itu hancur berkeping keping. Namun sekitar belasan tahun yang lalu, rumah mereka kemalingan. Ada 3 orang yang ingin menjarah rumah mereka. Bagas bertarung sengit dengan maling itu. Saat itu Kevin belum lahir. Dia masih dalam proses menuju tahap kelahiran karena saat itu Mirna sedang hamil besar.

Akhirnya 3 maling itu berhasil di lumpuhkan olah Bagas. Setelah menghubungi polisi, tidak berselang lama 3 maling itu di tangkap dan di penjara. Tapi hal malang menimpa Bagas.

3 maling sebelumnya memakai racun untuk menyerang Bagas. Sehingga lambat laun tubuhnya menjadi lemah seiring bertambahnya usianya.Itu adalah hal rahasia yang Kevin sendiri pun tidak mengetahuinya.

Beberapa bulan kemudian Kakak ipar Mirna datang berkunjung, dia tidak lain adalah Lukman kakaknya Bagas. Dia saat itu berkata

"Entah kenapa aku sangat gelisah, seperti terjadi hal buruk pada Bagas. Dan tenyata firasatku benar." Ucapnya.

Melihat kondisi adiknya yang terluka parah, akhirnya Lukman menolong Bagas mengeluarkan sebagian besar racun di dalam tubuhnya.

Saat itulah Mirna melihat hal ajaib yang di luar nalar. Saat tangan Lukman menyentuh dada Bagas. Tangan Lukman mengeluarkan cahaya hijau muda yang sangat terang. Hal ajaib lainnnya juga terjadi. Cairan hitam pekat tiba tiba keluar begitu saja dari tubuh Bagas. Saat itu Lukman kembali berkata

"Racunnya telah aku keluarkan sepenuhnya, tapi mulai sekarang suruh suamimu untuk tidak bekerja terlalu berat Mir, fisiknya setelah terkena racun menjadi lebih lemah dari sebelumnya."

"Baik mas, terima kasih." jawab Mirna.

Mulai saat itu Mirna percaya jika di Dunia ini ternyata benar benar ada orang yang memiliki kekuatan di luar nalar manusia biasa.

Sepertinya halnya saat ini, ketika Kevin bercerita dan bertemu dengan seorang kakek tua yang memberikan pil ajaib, Mirna juga langsung percaya begitu saja.

Kembali ke cerita.

Mendengar kedua orang tuanya percaya, Kevin pun bernafas lega. Dia tidak menyangka jika dia berhasil dengan mudah meyakinkan orang tuanya.

"Kenapa ayah dan ibu bisa percaya semudah itu, apakah aktingku sangat bagus dan meyakinkan ? Ah, lupakan saja

. Sebaiknya aku bertanya kepada ibu, apa yang sebenarnya terjadi pada ayah." Batinnya bermonolog.

Terpopuler

Comments

koen

koen

500mtr dlm area puskesmas?
apa tdk salah thor ?
RS Umum saja tdk ada sejauh 500mtr
apalagi puskesmas desa...

semangat ya thor

2024-11-20

0

Durian Anget

Durian Anget

kok bertele tele banget ya

2024-09-22

3

Inyoman Raka

Inyoman Raka

koq gak nanya kenapa

2024-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula.
2 Bab 2. Perubahan Drastis.
3 Bab 3. Tiba Di Puskesmas.
4 Bab 4. Tiba Di Puskesmas Bagian 2.
5 Bab 5. Pulang Ke Rumah Dan Kemajuan Tahapan Kultivasi.
6 Bab 6. Hari Pertama Kerja.
7 Bab 7. Aku Yang Sekarang Bukanlah Aku Yang Dulu.
8 Bab 8. Hari Terakhir Bekerja Di Proyek.
9 Bab 9. Satu Pukulan Saja Sudah Cukup Untuk Menghancurkanmu.
10 Bab 10. Tangis Haru Kedua Orang Tua.
11 Bab 11. Apakah Kamu Mau Mati ?
12 Bab 12. Berita Yang Menggemparkan Kota Justisia.
13 Bab 13. Stadion Bawah Tanah, Arena Tarung Bebas.
14 Bab 14. Arena Tarung Bebas.
15 Bab 15. Melawan Nomor 9, Si Tangan Besi.
16 Bab 16. Menandatangani Kontrak.
17 Bab 17. Menandatangani Kontrak Bagian 2.
18 Bab 18. Membantu Alya
19 Bab 19. Peningkatan Kekuatan.
20 Bab 20. Situasi Menegangkan.
21 Bab 21. Pahlawan Negara.
22 Bab 22. Pesawat Asing Yang Mendekati Bumi.
23 Bab 23. Pertarungan Sengit.
24 Bab 24. Memahami Konsep Ruang Dan Waktu.
25 Bab 25. Situasi Genting.
26 Bab 26. Terobosan Tingkat Nascent Soul Tahap 2.
27 Bab 27. Tingkat Ke 6 (Deva Soul/Ranah Pembentukan Jiwa).
28 Bab 28. Ketenangan Sebelum Datang Badai Yang Lebih Besar.
29 Bab 29. Undangan PBB Untuk Menghadiri Peresmian APD. (Asosiasi Pahlawan Dunia.)
30 Bab 30. Peningkatan Kekuatan Fisik Dan Hari Keberangkatan.
31 Bab 31. Tiba Di New York City.
32 Bab 32. Bunuh dirimu Sendiri Dan Serahkan Nyawa Anjingmu! Aku Menginginkannya.
33 Bab 33. Bumi Berada Dalam Ancaman Besar.
34 Bab 34. Bertarung Di Arena Raja.
35 Bab 35.Mendapatkan Lisensi Rank C.
36 Bab 36. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang.
37 Bab 37. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang Bagian 2.
38 Bab 38. Lahirnya Ruby, Gadis Peri Kecil Pelahap Energi.
39 Bab 39. Situasi Menegangkan Dan Lahirnya Dewa Ilmu Pengetahuan.
40 Bab 40. Transformasi Tubuh Fisik Dan Terobosan Tingkat 8 Tahap 3.
41 Bab 41. Kota Jepang Yang Terselamatkan.
42 Bab 42. Sepertinya Dewa Kecil Akan Terlahir.
43 Bab 43. God Ascendant Terkuat Sepanjang Sejarah.
44 Bab 44. Rencana Menuju Planet Bulan.
45 Bab 45. Kekuatan 7 Roh Penjaga.
46 Bab 46. Planet Bulan.
47 Bab 47. Pertemuan Para Pahlawan Dunia.
48 Bab 48. Tiba Di Planet Bulan.
49 Bab 49. Antri.
50 Bab 50. Pertandingan Persahabatan
51 Bab 51. Pertarungan Sengit.
52 Bab 52. Menjadi Penduduk Planet Bulan.
53 Bab 53. Hari Hari Yang Akan Melelahkan.
54 Bab 53. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan.
55 Bab 55. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan Bagian 2.
56 Bab 56. Haus Akan Kekuatan.
57 Bab 57. 800 Ribu Poin Kontribusi Di Dapatkan.
58 Bab 58. Memulai Pekerjaan Di Peternakan.
59 Bab 59. Menanamkan Trauma Dan Kekejaman Yang Nyata.
60 Bab 60. Kevin Vs Lucas.
61 Bab 61. Si Hitam.
62 Bab 62. Mulai Sekarang Namamu Adalah Veer.
63 Bab 63. Kelas Jenius.
64 Bab 64. Luminar Abbys.
65 Bab 65. Di Kepung 12 Monster Serigala Cahaya.
66 bab 66. Inti Kristal Cahaya.
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula.
2
Bab 2. Perubahan Drastis.
3
Bab 3. Tiba Di Puskesmas.
4
Bab 4. Tiba Di Puskesmas Bagian 2.
5
Bab 5. Pulang Ke Rumah Dan Kemajuan Tahapan Kultivasi.
6
Bab 6. Hari Pertama Kerja.
7
Bab 7. Aku Yang Sekarang Bukanlah Aku Yang Dulu.
8
Bab 8. Hari Terakhir Bekerja Di Proyek.
9
Bab 9. Satu Pukulan Saja Sudah Cukup Untuk Menghancurkanmu.
10
Bab 10. Tangis Haru Kedua Orang Tua.
11
Bab 11. Apakah Kamu Mau Mati ?
12
Bab 12. Berita Yang Menggemparkan Kota Justisia.
13
Bab 13. Stadion Bawah Tanah, Arena Tarung Bebas.
14
Bab 14. Arena Tarung Bebas.
15
Bab 15. Melawan Nomor 9, Si Tangan Besi.
16
Bab 16. Menandatangani Kontrak.
17
Bab 17. Menandatangani Kontrak Bagian 2.
18
Bab 18. Membantu Alya
19
Bab 19. Peningkatan Kekuatan.
20
Bab 20. Situasi Menegangkan.
21
Bab 21. Pahlawan Negara.
22
Bab 22. Pesawat Asing Yang Mendekati Bumi.
23
Bab 23. Pertarungan Sengit.
24
Bab 24. Memahami Konsep Ruang Dan Waktu.
25
Bab 25. Situasi Genting.
26
Bab 26. Terobosan Tingkat Nascent Soul Tahap 2.
27
Bab 27. Tingkat Ke 6 (Deva Soul/Ranah Pembentukan Jiwa).
28
Bab 28. Ketenangan Sebelum Datang Badai Yang Lebih Besar.
29
Bab 29. Undangan PBB Untuk Menghadiri Peresmian APD. (Asosiasi Pahlawan Dunia.)
30
Bab 30. Peningkatan Kekuatan Fisik Dan Hari Keberangkatan.
31
Bab 31. Tiba Di New York City.
32
Bab 32. Bunuh dirimu Sendiri Dan Serahkan Nyawa Anjingmu! Aku Menginginkannya.
33
Bab 33. Bumi Berada Dalam Ancaman Besar.
34
Bab 34. Bertarung Di Arena Raja.
35
Bab 35.Mendapatkan Lisensi Rank C.
36
Bab 36. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang.
37
Bab 37. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang Bagian 2.
38
Bab 38. Lahirnya Ruby, Gadis Peri Kecil Pelahap Energi.
39
Bab 39. Situasi Menegangkan Dan Lahirnya Dewa Ilmu Pengetahuan.
40
Bab 40. Transformasi Tubuh Fisik Dan Terobosan Tingkat 8 Tahap 3.
41
Bab 41. Kota Jepang Yang Terselamatkan.
42
Bab 42. Sepertinya Dewa Kecil Akan Terlahir.
43
Bab 43. God Ascendant Terkuat Sepanjang Sejarah.
44
Bab 44. Rencana Menuju Planet Bulan.
45
Bab 45. Kekuatan 7 Roh Penjaga.
46
Bab 46. Planet Bulan.
47
Bab 47. Pertemuan Para Pahlawan Dunia.
48
Bab 48. Tiba Di Planet Bulan.
49
Bab 49. Antri.
50
Bab 50. Pertandingan Persahabatan
51
Bab 51. Pertarungan Sengit.
52
Bab 52. Menjadi Penduduk Planet Bulan.
53
Bab 53. Hari Hari Yang Akan Melelahkan.
54
Bab 53. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan.
55
Bab 55. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan Bagian 2.
56
Bab 56. Haus Akan Kekuatan.
57
Bab 57. 800 Ribu Poin Kontribusi Di Dapatkan.
58
Bab 58. Memulai Pekerjaan Di Peternakan.
59
Bab 59. Menanamkan Trauma Dan Kekejaman Yang Nyata.
60
Bab 60. Kevin Vs Lucas.
61
Bab 61. Si Hitam.
62
Bab 62. Mulai Sekarang Namamu Adalah Veer.
63
Bab 63. Kelas Jenius.
64
Bab 64. Luminar Abbys.
65
Bab 65. Di Kepung 12 Monster Serigala Cahaya.
66
bab 66. Inti Kristal Cahaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!