Bab 13. Stadion Bawah Tanah, Arena Tarung Bebas.
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat.
Menyadari betapa pentingnya kesehatan dan olahraga yang teratur. Akhirnya Kevin memutuskan untuk mendaftar menjadi member di salah Gym Canter yang ada di dekat Sekolahnya. Selain tempatnya yang tidak terlalu jauh. Pemilik Gym Canter sendiri adalah ayah dari teman satu kelasnya. Namanya Angga.
Ngomong ngomong saat ini Kevin sudah tidak lagi memakai motor tua Supra X tahun 2000'an milik bapaknya. Entah kenapa sepeda motor yang mirip seperti milik Kamen Rider yang ada TV itu sering mogok sekarang. Mungkin sudah saatnya pensiun setelah sekian lama berjuang.
Saat ini Kevin sudah membeli motor baru. Dia membeli tiga motor sekaligus. Satu motor Scoppy untuk untuk ibunya. Honda Vixion untuk bapaknya. Dan satu motor Sport berwarna biru untuknya. Kevin memberi nama motornya itu Si Blue atau si Biru.
Bagas dan Murni awalnya sangat terkejut saat ada dua mobil Pick up datang dan mengantar 3 motor ke rumah mereka. Tapi saat mereka tahu jika yang membelinya adalah Kevin, mereka pun menghela nafas pasrah.
Saat hendak pergi, satu mobil Pick up berwarna putih tidak di bawa dan ditinggal di sana. Bagas yang merasa heran pun langsung bertanya.
"Lho Pak, ini mobil Pick up nya kok gak bawa sekalian ?
Dua orang yang mengantar kendaraan itu pun bingung dan saling berpandangan. Kemudian salah satu dari mereka berkata
"Lho..Bapak tidak tahu ya, jadi begini pak, kami berdua kemari selain untuk mengantar 3 motor juga mengantar 1 mobil Pick up ini Pak, semuanya sudah di bayar lunas." Kata orang menjelaskan.
Seketika Bagas pun menoleh dan menatap ke Kevin. Yang di tatap justru cengengesan tidak jelas. Bagas pun merasa terharu, matanya berkaca kaca, dia sebisa mungkin bertahan agar tidak menangis. Dengan adanya mobil Pick up ini dia bisa mulai bisnis apa saja. Seperti jasa angkut pasir, ataupun jasa angkut barang misalnya.
Tidak lama kemudian dua orang yang mengantar kendaraan itu pun berpamitan. Kevin memberikan dua lembar uang lima puluh ribuan kepada keduanya. Dan berkata kalau itu adalah uang rokok.
Dengan senang hati kedua orang itu menerimanya dan berterima kasih kepada Kevin.
Kevin juga mengatakan kepada orang tuanya kalau dia sudah membeli rumah yang lebih baik dari rumah yang mereka kontrak. Kevin memberikan kunci rumah itu kepada ibunya.
Dia juga berkata kalau Rumah itu sudah bisa d tempati kapan saja. Saat Murni bertanya kenapa tidak bilang dulu, Kevin justru menjawab
"Kalau aku harus bilang dulu, ibu pasti menolak dan memintaku untuk menabung, iya kan,. Lagian rumah itu gak mahal Bu, lagi ada promo." Kata Kevin cengengesan sambil mencium punggung tangan ibunya.
"Memangnya harga rumahnya berapa Nak ?Tata Murni penasaran.
"Cuma 250 juta aja Bu ! Hehehe. Ya sudah Kevin berangkat sekolah dulu. Ibu jangan kebanyakan mikir uangnya sayang ya. Nanti cepat tua lho." Kata Kevin yang langsung berlari menuju si Blue.
Murni hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan sang anak.
*****
Enam bulan kemudian setelah penangkapan Kepala Sekolah yang lama, kini sudah di gantikan oleh kepala sekolah yang baru, tapi Kepala Sekolah saat ini bukanlah pria melainkan wanita. Namanya Ibu Sekar Sri Wahyuni.
Kepala Sekolah saat ini terlihat lebih disiplin dan lebih tegas. Dia juga menambah beberapa kebijakan baru seperti menambah kuota beasiswa bagi para murid yang berprestasi. Jika dulu hanya pada bidang pendidikan kali ini di tambahkan menjadi bidang olah raga juga.
Jadi murid yang berprestasi pada bidang Olahraga bisa mengajukan beasiswa langsung dan akan mendapatkan biaya sekolah gratis sampai lulus.
Bahkan jika bisa mengharumkan nama sekolah dengan memenangkan kejuaraan, sekolah secara pribadi akan memberikan reward berupa uang saku sebesar 1.5 juta kepada siswa tersebut.
Bagi para anak orang kaya reward itu memang kecil, tapi bagi anak anak kurang mampu reward itu akan sangat membantu. Setelah kebijakan ini di rilis. Para siswa semakin termotivasi untuk belajar dengan giat.
Mereka berusaha keras agar bisa mendapatkan beasiswa dan meringankan beban orang tua.
Kevin sendiri saat ini juga semakin di kenal. Dia menjadi bertambah populer setelah masuk tim basket dan sering bergaul dengan 3 pilar SMA GARUDA. Yaitu Nathan Rendra dan Dion.
Kepandaiannya dalam pelajaran juga meningkat. Entah kenapa semenjak menjadi seorang kultivator dia menjadi sangat mudah mempelajari dan mengingat segala hal baru baik itu pelajaran atau pun bidang lainnya.
Kevin juga bergabung dengan klub musik sekolah. Hal ini terjadi karena secara tidak sengaja Guru musik bernama Pak Indra memergokinya memainkan piano dengan sangat terampil secara sembunyi sembunyi saat kelas mulai sepi.
Awalnya Kevin menolak, tapi karena di bujuk terus menerus akhirnya dia tidak enak hati dan menerimanya. Toh sebenarnya dari dulu dia menyukai musik, hanya saja dia dulu terlalu minder untuk menunjukkannya.
Tapi sekarang berbeda, dia lebih percaya diri dalam bergaul dan juga berekspresi. Dia juga ramah dan baik pada semua orang. Sehingga orang lain juga merasa nyaman saat berinteraksi dengannya. Terutama bagi para gadis.
Bahkan ada beberapa gadis yang mendekatinya dan terang terangan menyatakan cinta dan mengajaknya berpacaran.
Gadis itu bernama Bella. Di berfikir kalau dia harus mengambil inisiatif tapi harapan tak seindah realita. Kevin menolaknya dengan halus dengan nada bercanda.
Dia berkata
"Bella, kalau seandainya aku menerimamu, aku takut akan banyak di antara teman temanmu lainnya yang akan bersedih. Karena aku tidak ingin membuat semua orang bersedih, mati kita semua dekat sebagai teman saja, oke." Kata Kevin sambil mengedipkan matanya.
Bella yang mendengarnya pun langsung merasa kecewa, tapi itu hanya sedikit. Yang lebih aneh lagi, dia tidak sedih ataupun sakit hati, namun Bella justru gemas dengan cara Kevin menolaknya.
Meskipun Kevin terkesan percaya diri, faktanya memang begitu. Para gadis yang lain pun bernafas lega saat mendengar penolakan Kevin. Setidaknya, mereka tidak patah hati olehnya.
Di klub musik ini Kevin mempelajari banyak hal. Dia mempelajari gitar, piano, drum, terompet, seruling bahkan harpa. Dia bisa menguasai semua alat musik itu dalam waktu beberapa jam saja.
Bahkan siswa dan siswi yang bergabung jauh lebih lama ketimbang Kevin pun kalah lihai dalam bermain musik. Meskipun begitu Kevin tidak sombong, dia mengajari siapa pun yang berniat meminta tolong padanya.
Pak Indra yang melihat kehadiran Kevin membawa dampak positif pada klub musiknya pun tersenyum puas. Dia semakin menghormati Kevin yang mudah bergaul dan tidak sombong.
Setengah jam kemudian, bel pun berbunyi
Pak Indra menepuk tangannya dan berkata kepada semua muridnya.
"Baiklah untuk saat ini, latihan musik cukup sampai di sini, besok silahkan datang pada jam 09.00 pagi seperti biasa. Karena dua minggu lagi akan ada pertandingan musik antar sekolah.
"Kevin ! Kamu bapak tunjuk sebagai ketua tim dari klub musik ini, tolong bantu bapak untuk membimbing dan mengajari yang lain jika ada yang belum faham." Kata Pak Indra sambil menatap Kevin.
"Oke Pak. Beres !" Jawab Kevin sambil mengacungkan jari jempolnya.
Setelah itu tidak lama kemudian mereka bubar.
Sekarang adalah jam istirahat.
Kevin saat ini sudah kembali ke kelasnya, dia membuka tasnya dan mengambil kotak bekal yang di siapkan oleh ibunya. Perutnya sedikit lapar dan terus berteriak untuk minta konsumsi.
Beginilah Kevin, dia selalu membawa bekal sendiri ke sekolah, awalnya teman teman merasa itu agak lucu. Karena sudah ada kantin, dan Kevin justru Mambawa bekal sendiri dari rumah. Tapi karena Kevin melakukannya hampir setiap hari, maka lama kelamaan mereka terbiasa.
Tidak lama kemudian dia menghabiskan bekalnya dan tidak lama datang seorang gadis untuk mengantarkan air mineral dan juga beberapa roti. Kevin meminum air mineral yang baru saja di belikan oleh gadis itu, dia berasal dari kelas lain. Namanya Nina.
Setiap hari selalu saja ada gadis yang melakukan hal yang sama, tapi orangnya selalu berbeda beda.
Entah bagaimana para gadis ini selalu datang bertepatan saat dia sedang makan siang.
Kevin menerimanya dengan senang hati, tersenyum pada Nina dan mengucapkan terima kasih. Nina hanya mengangguk dengan wajah memerah dan segera berlari dengan temannya sambil tertawa.
Kevin hanya tersenyum dan merasa itu lucu.
Selesai makan, dia segera pergi ke lapangan basket, karena sudah pasti dia di tunggu oleh yang lainnya. Maklum sebentar lagi juga akan ada pertandingan basket antar sekolah. Jadi klub basket harus giat berlatih.
Setibanya di lapangan, dia kembali tersenyum saat menatap teman teman satu klubnya yang sudah mulai bermain.
Di sana juga banyak para gadis yang menonton pertandingan. Tiba tiba saat salah seorang pemain melempar bola ke keranjang. Bola itu justru membentur papan pantul basket sehingga bola yang seharusnya masuk ke dalam keranjang justru terpental dan berbelok arah ke seorang siswi yang berdiri menonton dengan kecepatan tinggi.
Sontak saja semua siswi terkejut dan berteriak.
"AWAS."
Gadis itu pun terkejut dan saat melihat bola basket mengarah kepadanya dengan cepat, tubuhnya seolah membeku dan tidak bisa bergerak.
Kevin yang melihat itu semua sontak berlari dengan sangat cepat ke arah gadis itu. Kevin tanpa fikir panjang menarik gadis itu ke dalam pelukannya dan menangkap bola basket itu dengan satu tangan.
Semua orang terkejut dengan reflek Kevin yang begitu cepat dan juga kekuatan cengkraman tangannya yang kuat. Terutama remaja laki laki. Padahal jaraknya dari gadis yang hampir terkena bola adalah 4 meter jauhnya. Tapi masih terkejar.
Berbeda dengan para lelaki, para gadis justru menatap penuh kebencian dan rasa iri pada gadis yang di peluk Kevin. Mereka yang tadinya khawatir sekarang justru mengucapkan sumpah serapah.
Kevin pun melemparkan bola ke arah teman temannya. Setelah memastikan kondisi gadis yang baru saja di selamatkan nya itu baik baik saja. Kevin pun bergabung dan mulai bermain basket dengan yang lainnya.
Sorakan para gadis pun terdengar bersahutan sahutan memberi semangat kepada para pemain basket.
Singkat cerita bel waktu pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa segera berhamburan keluar kelas begitu juga dengan Kevin. Tidak lama kemudian Nathan Rendra dan Dion menghampirinya.
"Vin, nanti mau ikut kita enggak ?" Tanya Nathan.
Kemana Bang ? Tanya Kevin.
" Stadion bawah tanah, Arena tarung bebas yang di adakan setiap malam minggu." Kata Rendra menimpali. Nathan mengangguk dan menunggu jawaban Kevin.
"Hah ? Stadion bawah tanah ? Arena tarung bebas ? Ada tempat seperti itu ? Kata Kevin terkejut.
"Hahaha, tentu saja ada. Tempat itu di datangi oleh para petarung kuat dari setiap daerah dan juga di tonton oleh orang orang kaya yang berpengaruh di Kota Justisia. Bagaimana apakah kamu tertarik untuk ikut ?" Kata Nathan.
"Sudah Vin, jangan kebanyak berfikir. Ikut saja, bukannya beberapa hari yang lalu kamu pernah cerita ingin membangun bisnis, nah ini kesempatan bagus untuk mendapatkan koneksi jika kamu bisa menarik perhatian dari mereka." Kata Dion sambil merangkul bahu Kevin.
Kevin pun terdiam, dia kemudian berfikir dalam hati.
"Benar juga, untuk membangun bisnis aku butuh koneksi yang luas dari orang orang berpengaruh. Baiklah, sepertinya itu layak di coba."
"Baiklah, kalau begitu aku ikut. Jam berapa acaranya di mulai ?" Tanya Kevin.
"Jam 22.00 malam Vin." Jawab Nathan.
"Ya sudah, kalau begitu nanti aku izinnya sama ibu, menginap di rumah Bang Nathan ya !" Ucap Kevin yang balas acungan jempol oleh Nathan.
Kevin memang sudah beberapa kali di ajak ke rumah Nathan. Dan respon keluarganya cukup baik, apalagi Mamanya Nathan yang bernama Mirna sangat antusias saat mengobrol dengan Kevin.
"Vin, kamu sekali sekali gantian nginep di rumahku gitu loh, masak di rumah si Nathan Mulu." Protes Dion.
"Hehe, oke deh lain kali aku nginep di rumah Bang Dion."
"Jangan di rumah Dion sama Nathan aja, nginep rumahku juga Vin." Kata Rendra yang tidak mau kalah.
"Iya iya." Jawab Kevin sambil tertawa melihat kelakuan tiga abangnya yang seperti anak kecil.
Akhirnya ketiganya pun tiba di parkiran. Mengendarai motor masing masing dan berpisah di persimpangan jalan karena beda arah.
Malamnya, sekitar jam 19.00 Nathan datang ke rumah Kevin di ikuti Rendra dan juga Dion.
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam." Jawab Mirna dan Bagas hampir bersamaan.
"Wah..ada Nak Nathan, Nak Rendra dan Nak Dion ternyata. Tunggu sebentar ya Nak, tuh si Kevin lagi sholat." Kata Murni.
"Iya Tante, kita juga gak lagi terburu buru kok. Hehe." Jawab Nathan.
"Pada mau kemana ini sudah rapi banget ?" Tanya Bagas.
"Biasa Om, mumpung malam minggu, mau nongkrong bareng kita." Kali ini yang menjawab Dion sambil cengengesan.
Ketiganya memang sudah lumayan akrab dengan orang tua Kevin. Kevin pun sebelum ketiga abang ini datang untuk main ke rumahnya, sudah terlebih dahulu cerita ke orang tuanya. Kalau di sekolah dia punya tiga kakak kelas yang selalu baik dan menjaganya, bahkan sudah Kevin anggap sebagai abangnya sendiri.
Jadi saat ketiganya datang ke rumah, respon orang tua Kevin sangat positif. Dan dari obrolan obrolan ringan antara Bagas, Murni dan ketiganya. Akhirnya orang tua Kevin Kevin menyimpulkan jika ketiga kakak kelas anaknya ini adalah anak anak orang kaya.
Mereka cukup salut, karena sebagai anak orang kaya mereka tidak malu bergaul bahkan datang ke rumah Kevin yang notabenenya bukanlah anak orang kaya.
Tidak lama kemudian Kevin pun keluar dengan dandanan yang sudah rapi. Tidak lupa dia memakai sepatu putih, jaket dan juga merk INK miliknya.
"Buk, Kevin berangkat dulu ya, sekalian ijin nanti malam nginep di rumah Bang Nathan,hehe." Kata Kevin sambil mencium punggung tangan ibunya dan juga bapaknya.
"Iya, tapi ingat..di jaga sikapnya, jangan sampai merepotkan Nak Nathan dan keluarganya." kata Murni.
"Sama sekali gak merepotkan kok Tente, justru saya senang kalau Kevin nginep, rumah jadi rame, hehe." Kata Nathan sambil tertawa kecil.
Singkat cerita Akhirnya mereka berempat pun berangkat bersama menuju lokasi Stadion bawah tanah di mana arena tarung bebas di adakan.
Dan di sinilah awal mula Kevin benar benar melangkah ke Dunia yang baru. Dunia dimana dia bertemu dengan banyak orang orang kuat dan juga Orang orang kaya yang berpengaruh. Dunia yang akan merubah jalan hidupnya yang penuh dengan liku liku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
abyman😊😊😊
Jiwa Fighter memberontak.... /Determined//Determined//Determined/
2024-11-18
0
Hari Wahyudi
honda vixion?? bkn yamaha vixion..
2025-02-03
0
🇳🇴🇻🇪🇱 🇮🇩
sama nama mama nya 🗿
2025-01-10
0