Bab 8. Hari Terakhir Bekerja Di Proyek.
Satu minggu berlalu dengan cepat. Kevin juga sudah semakin akrab dengan para pekerja yang ada di proyek. Saat sedang istirahat bekerja mereka pasti akan selalu bercanda dan membicarakan banyak hal.
Termasuk Kevin yang berkata jika waktunya bekerja di proyek ini tinggal 1 minggu lagi.
Sebagian dari mereka pun merasa sedih dan sangat kehilangan.
Sebenarnya mereka sedih karena alasan di balik itu semua adalah rezeki nomplok yang selalu mereka dapat kan dari 5 hari lalu.
Itu terjadi saat Kevin sedang berhenti di sebuah toko dekat proyek untuk membeli bensin.
Saat itu Kevin masih memakai helmnya. Tapi demi kesopanan dia melepaskan helmnya tanpa sadar, dia melakukannya karena secara reflek masih belum terbiasa dengan penampilan barunya yang bisa membuat gadis manapun terbengong bengong terpesona.
Barulah saat melihat seorang gadis, entah itu anak pemilik warung atau gadis yang bekerja di sana tertegun dan menatapnya dengan linglung. Barulah Kevin sadar.
Dalam hati dia merutuki kecerobohannya
"Haduh aku lupa, tahu begini harusnya aku memakai masker. Tapi ya udahlah mau gimana lagi, resiko cowok tampan ya memang harus begini." Batinnya sangat narsis.
"Dek, halo! Ini uangnya bensinnya dek." Kata Kevin sambil melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu.
Seketika gadis itu pun tersadar dan segera menerima uang Kevin yang kebetulan pas. Jadi tidak perlu ada uang kembalian.
Dengan suara yang gugup gadis cantik itu berkata
"Te terima kasih kak, k-kalau boleh tahu tempat tinggal kakak di mana?" Ucap sang gadis salah tingkah. Bahasanya pun jadi berantakan.
Padahal tadi dia niatnya ingin menanyakan nama pemuda tampan di depannya, tapi yang keluar dari mulutnya justru pertanyaan yang berbeda.
Kevin yang melihat kegugupan gadis cantik di depannya itu hanya terkekeh geli. Dia tersenyum dan menjawab
"Tempat tinggal kakak jauh dek, tapi kalau tempat kerja kakak, tuh di sana ! Di proyek perumahan yang sedang di bangun." ucap Kevin.
"Owh, begitu ya kak, kalau boleh tahu nama kakak siapa ? Tanya gadis itu dengan wajah memerah.
"Namaku Kevin, kalau kamu ? Tanya Kevin balik sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Na namaku Tika Kak." Jawabnya yang terus memegang tangan Kevin tanpa ingin melepaskannya.
"Owh iya dek Tika. Ini tangan kakak sudah bisa di lepaskan belum ya ? Tanya Kevin sambil bercanda.
Saat itulah Tika baru sadar jika sedari tadi dia terus menerus memegang tangan Kevin tanpa berniat untuk melepaskannya. Entah kenapa tangan pemuda itu begitu nyaman dan hangat.
"Eh, i iya kak Kevin maaf." Ucapnya sambil tertunduk malu.
Kevin pun hanya menggelengkan kepalanya dan kembali berkata
"Ya sudah, kakak mau berangkat kerja dulu dek. Selamat tinggal. Ucap Kevin sambil tersenyum.
"I-Iya kak hati hati." Ucapnya masih gugup.
Setelah Kevin pergi, Tika pun memegang dadanya yang berdegup kencang. Dia berteriak dalam hati seperti seorang remaja yang sedang di mabuk dan cinta.
"Ya ampun ! Ya ampun ! Itu cowok kenapa bisa ganteng banget begitu sih, terus senyumnya itu loh..Ya Tuhan, jadikanlah dia jodohku. Ijinkan kami menikah." Gumam Tika dalam hati.
******
Siang hari saat semuanya orang sedang beristirahat tiba tiba datanglah Tika dengan satu kantong plastik agak besar penuh dengan gorengan dan juga es teh berjumlah 20 bungkus.
Kebetulan saat Tika datang Kevin ada di sana. Dengan semangat pun Tika segera berjalan dan menyerahkan kantong plastik di tangannya kepada Kevin.
"Hai kak Kevin. Ini aku bawa gorengan buat kakak dan yang lainnya." Kata Tika memberanikan diri. Wajahnya sudah memerah karena malu saat melihat Kevin tersenyum ke arahnya.
Apalagi para pekerja juga ikut tertawa terbahak bahak dan menggoda mereka.
"Hai juga dek Tika, wah makasih banyak ya, jadi merepotkan begini." Kata Kevin.
"Eh, enggak merepotkan kok kak, ya sudah aku pamit pulang dulu ya,." Kata Tika yang langsung berbalik dan lari dari area proyek dengan. Wajah yang sudah semerah tomat matang.
"Wih, dapat banyak gorengan dari pacar nih !" Kata Pak Joko sambil tersenyum menggoda Kevin.
Kevin yang mendengarnya pun langsung tertawa canggung.
"Hahaha, pacar apanya pak, saya baru kenal dia itu tadi pagi waktu membeli bensin di toko sebelah, ya sudah ayo mari kita makan sama sama, rezeki nomplok ini !" Kata Kevin sambil menaruh gorengan di tengah tengah kerumunan para pekerja yang sedang beristirahat.
Tidak butuh waktu lama bagi mereka semua untuk menghabiskan seluruh gorengan yang ada dan meminum es teh yang langsung membuat tenggorokan langsung dingin dan segar.
Begitulah waktu terus berlalu, hari itu Kevin lalui dengan bersemangat. Karena saat dia meminta izin ingin belajar memasang batako kepada Pak Lukman, dengan senang hati pak Lukman mengizinkannya bahkan mau mengajarinya.
Dan di luar dugaan, pekerjaan Kevin benar benar rapi dan sempurna seolah dia benar benar tukang profesional yang sudah lama bekerja. Selain itu tangannya juga cepat dan sangat cekatan bahkan kecepatannya memasang batako melebihi kecepatan pak Lukman sendiri.
Keesokan harinya lagi lagi Tika datang dengan satu kantong gorengan dengan es teh di tangannya. Bedanya kali ini dia membawa 6 temannya. Semuanya cantik cantik dan juga terlihat sangat modis.
Awalnya keenam teman Tika itu heran kenapa Tika membeli banyak gorengan untuk di antarkan ke lokasi proyek bangunan. Mereka berfikir Tika kurang kerjaan.
Tapi saat mereka semua melihat ada pemuda tampan yang tinggi, putih, kekar dan atletis berdiri di depan mereka. Keenam gadis itu akhirnya mengerti. Bahkan mereka menjadi linglung untuk sementara waktu.
Kevin yang melihat itu pun hanya tersenyum kecut karena dia pasti akan jadi bahan ledekan teman temannya di lokasi proyek.
"Hai kak Kevin, ini kak, Tika bawakan gorengan dan es teh lagi buat kakak dan yang lainnya." Kata Tika sambil tersenyum manis.
"Wah, terima kasih ya dek, aduh jadi gak enak ini." Kata Kevin sambil tersenyum lembut sambil mengangguk kepala kepada teman teman Tika.
"Hehehe."
Hanya itu kata kata yang keluar dari mulut Tika. Sementara itu teman temannya sudah terpesona dengan senyum Kevin dan juga wajah tampannya yang mirip sekali dengan Jung Kook artis Korea idola mereka.
"Hai kak, kenalan dong, Namaku Lisa. Kata salah satu teman Tika yang sudah gerak cepat.
"Hai dek, boleh kok,nama kakak Kevin. Jawabnya sambil tetap tersenyum.
Tak mau kalah akhirnya teman teman Tika pun memperkenalkan diri mereka satu persatu. Sehingga Kevin akhirnya mengetahui nama meraka bertujuh.
Ketujuhnya yaitu, Tika, Lisa, Rani, Bella, Selly, Riska, dan yang terakhir Amel.
Setelah berkenalan mereka semua berpamitan. Selepas kepergian mereka Kevin pun seperti biasa langsung menghampiri teman temannya yang sedang beristirahat untuk makan gorengan dan juga meminum es teh.
******
Sementara itu di kamar Tika.
"Gila, kok aku baru tahu sih ada cowok tampan dan sesempurna kak Kevin, OMG, senyumnya itu loh, bikin aku lemas tau gak ! Kata Lisa heboh.
"Iya Lis, kamu benar, kok bisa ya ada cowok setampan itu. lain kali minta no WA nya yuk." Kata Bella yang langsung di setujui oleh yang lain.
Sementara itu Tika yang mendengarnya mendengus kesal. Gagal sudah PDKT nya. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin dia akan melarang para sahabatnya ini, karena dia dan Kevin juga tidak ada hubungan apa apa.
"Gini aja deh, mulai besok, kita bergiliran aja mengantarkan makanan ke proyek itu, sekalian cuci mata." Tiba tiba suara Amel terdengar.
"Nah ini, aku setuju kali ini, Amel cantik tumben kamu cerdas ! Kata Riska yang langsung memeluk erat sahabatnya itu.
"Hahaha, iya dong, gak tahu kenapa, aku kalau di hadapan dengan cowok tampan tuh, IQ yang aku punya jadi berkembang pesat." Kata Amel nyengir.
Mendengar ucapan Amel pun semuanya tertawa terbahak bahak, termasuk Tika.
Dan begitu lah hari hari Kevin yang jadi lebih berwarna Dangan kehadiran gadis gadis cantik yang selalu mengantarkan makanan saat jam istirahat kerja.
Setiap hari yang mengantarkannya pun berbeda. Kadang gorengan, kadang buah jeruk, kandang semangka bahkan ada yang membelikan nasi bungkus berjumlah 20 bungkus lengkap dengan es teh dan juga gorengannya.
Hal ini tentu saja membuat Kevin merasa sungkan dan tidak enak hati, menerima pemberian 1 atau 2 kali tidak masalah, tapi jika berkali kali Kevin pun merasa malu.
Waktu istirahat siang pun tiba, dan seperti biasa ada gadis yang mengantar makanan kepadanya. Kevin pun menerimanya dengan senang hati, tapi kali ini dia menegur dan mengatakan tidak perlu repot lagi mengantar makanan untuknya.
Gadis yang kebetulan bernama Amel itu pun sangat sedih, matanya berkaca kaca dan dia hendak menangis di tempat.
Akhirnya dengan pasrah Kevin pun berkata
"Aduh, oke oke, aku akan menerimanya, kamu boleh mengantarnya lagi besok, sudah sudah jangan menangis. Gak enak di lihat orang." Kata Kevin yang tangannya reflek menghapus air mata Amel.
Merasakan sentuhan dan tangan Kevin jantung Amel pun berdebat kencang, padahal tadi dia hanya akting. Tapi dia malah mendapatkan perlakuan istimewa dari pemuda tampan di depannya. Tanpa sadar dia pun tersenyum lebar dengan mata berbinar.
Menyadari dirinya telah di tipu Kevin pun menggelar gelengkan kepalanya dan berkata
"Kamu menipu kakak ya, dasar ! Ucapnya sambil mengacak acak rambut Amel. Seolah olah Amel yang ada di depannya adalah adiknya sendiri.
Sementara itu, di kejauhan teman temannya yang sedang menunggu di luar merasa iri dan kesal pada keberuntungan Amel. Mereka memang sepakat untuk datang sendiri sendiri saat menghampiri Kevin. Dan kali ini kebetulan adalah giliran Amel.
*****
Hari ini adalah hari ke 10 Kevin bekerja di proyek perumahan. Selain menjadi kuli saat Kevin juga merangkap sebagai tukang pasang batako dan sekaligus tukang plaster dinding.
Pekerjaannya sangat rapi, bahkan orang orang yang ada di sana semuanya takjub. Baru kali ini mereka melihat seorang anak yang dalam waktu 10 hari bisa melakukan pekerjaan yang umumnya sulit bagi yang lain, namun begitu mudah bagi Kevin.
Pak Rudi yang melihat kinerja Kevin pun juga sangat mengagumi anak itu. Kecerdasannya dalam mempelajari sesuatu benar benar menakjubkan. Mulai dari anak yang tidak tahu apa apa namun sekarang bisa menyusun rumah dengan sangat baik.
Jika bakatnya terus di kembangkan dia yakin Kevin bisa menjadi seorang pemborong bangunan yang hebat. Karena pekerjaannya benar benar rapi dan bersih. Namun yang membuatnya geleng geleng kepala adalah kehadiran gadis gadis seusia putranya yang selalu datang pada jam istirahat untuk mengantarkan makanan.
Awalnya Rudi menegurnya, tapi para gadis yang tidak sengaja mendengarnya pun menjelaskan, jika mereka melakukan itu secara suka rela dan tanpa paksaan.
Akhirnya Rudi hanya bisa menghela nafas panjang dan membiarkannya.
4 hari kemudian.
Waktu berlalu dengan cepat, pada istirahat siang Kevin kembali menerima makanan dari para gadis. Gadis itu tidak lain adalah Tika. Hari ini kebetulan memang giliran Tika yang mengantar makanan kepada Kevin.
Melihat itu Kevin pun tersenyum dan berterima kasih. Sekalian dia berkata jika ini adalah hari terakhirnya bekerja di proyek ini, jadi mulai besok dia tidak akan ada di sini.
"Jadi mulai besok aku tidak bisa menemui kakak lagi ya ? Tanya Tika dengan mata berkaca-kaca menahan tangis yang bisa jatuh kapan saja.
Tidak seperti Amel yang sedang akting seperti tempo hari, kali ini Tika benar benar terlihat sedih dan tidak rela jika harus berpisah dengan Kevin.
Kevin pun merasa dilema, dia tidak enak hati kepada Tika. Gadis yang selama ini selalu tersenyum ceria dan penuh semangat itu benar benar terlihat sedih.
"Begini saja dek, kita bertukar no WA saja, kita masih bisa tetap berteman kok.lagipula kakak bekerja di sini itu sifatnya juga hanya sementara saja selama liburan sekolah berlangsung."
"Ah, tentu kak, ayo kita bertukar nomor WA, tadi kakak bilang masih sekolah ya, Sekolah dimana kak ?" Tanya Tika sangat bersemangat.
Melihat ekspresi bersemangat Tika yang begitu tiba tiba, Kevin pun tersenyum kecut.
Sepertinya dia kembali tertipu seperti terakhir kali.
Namun dia tetap menjawab pertanyaannya.
Kakak bersekolah di SMA GARUDA. Kalau kamu ? Kata Kevin balik bertanya.
"Aku sekolah di SMA MERDEKA kak." jawab Tika
sambil tersenyum.
"Owh, SMA MERDEKA kah ? Baiklah, kakak mengerti." ucap Kevin mengangguk kepalanya
Setalah itu keduanya pun berpisah, Tika sudah tidak sedih lagi, dia justru sangat bahagia karena bisa mendapatkan nomor WA Kevin. Kevin sendiri terlihat biasa saja. Dia mencoba menikmati momen hari terakhir bekerja dengan semua orang yang sudah sangat akrab dengannya dan dia anggap seperti keluarganya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments