Bab 11. Apakah Kamu Mau Mati ?

Bab 11. Apakah Kamu Mau Mati ?

Pukul 06.30 pagi.

Kevin sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah selesai sarapan pagi. Kevin pun pamit kepada kedua orang tuanya.

Pak, Bu. Kevin berangkat sekolah dulu ya, Assalamualaikum." Kata Kevin sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

"Waalaikum salam Nak, hati hati di jalan ya, jangan ngebut." Kata Murni.

"Siap Komandan Ibu." Jawab Kevin sambil melakukan hormat ala tentara. Sebelum akhirnya di membalikkan badan dan berangkat ke sekolah dengan motor tua Supra X tahun 2000'an andalannya.

Murni yang melihat tingkah laku anak ya hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

*****

Di perjalanan Kevin berfikir tentang apa yang terjadi setelah sholat subuh berjamaah beberapa jam yang lalu.

*Beberapa jam yang lalu.*

Buk, ini uangnya Kevin transfer ke rekening ibu semuanya saja ya. Silahkan ibu atur gimana baiknya." Kata Kevin.

Mendengar itu pun Murni dan Bagas langsung terkejut. Mereka tidak menyangka jika anaknya akan langsung mentransfer uang sebanyak itu tanpa fikir panjang.

Di sisi lain bagi Kevin uang ini tidak ada apa apanya jika di Bandung jasa orang tuanya yang telah mencurahkan segalanya untuk mendidik dan membesarkannya hingga saat ini.

Meskipun serba kekurangan, tapi orang tuanya selalu melakukan yang terbaik, dan yang paling penting Kevin tidak pernah kekurangan kasih sayang.

Dia sangat bersyukur berada di keluarga ini dan bersumpah akan belajar dengan baik dan bekerja keras demi membahagiakan kedua orang tuanya.

"Tidak Nak, uangnya kamu pegang saja, silahkan kamu pakai untuk kebutuhan kamu. Ibuk dan bapak sudah sangat bersyukur melihat kamu sehat dan bahan bisa mendapatkan banyak uang."

"Lagipula ibu tidak terlalu pandai menggunakan ponsel pintar. Takutnya nanti salah pencet terus uangnya hilang." Kata Murni sambil tersenyum.

"Benar Nak seperti yang ibumu katakan. Manfaatkan saja uang itu sebaik baiknya, masalah rumah, motor, mobil atau apalah itu kamu tidak perlu memikirkannya. Kalau ada rezeki kita bisa memikirkannya pelan pelan."

"Lagi pula, nanti kamu juga akan lulus dan kuliah. Kuliah itu biayanya pasti besar. Sebaiknya uang itu di tabung saja untuk kebutuhan kamu nanti." Ucap Bagas menimpali perkataan istrinya.

Kevin pun terdiam cukup lama dan tidak bisa berkata kata. Tanpa sadar air matanya menetes dan dia tak kuasa untuk menangis di depan kedua orang tuanya.

Murni yang melihat itu langsung memeluk tubuh putra sekali lagi sambil mengusap lembut punggung anak semata wayangnya itu.

Setelah beberapa saat Kevin sudah mulai tenang dan melepas pelukan dari ibunya.

"Baiklah kalau begitu, untuk sementara uangnya Kevin pegang dulu, tapi anu Bu, Kevin mau izin beli motor boleh ya." Ucapnya sambil menatap ibunya penuh harap.

Murni yang tadinya ikut menangis pun akhirnya langsung tertawa. Dengan lembut dia berkata

"Tentu saja boleh Nak, itu kan uang hasil jerih payah kamu sendiri. Lagian motor tua bapakmu itu sudah waktunya pensiun. Harus segera di laminating dan di pajang di gudang belakang, hahaha."

Kevin langsung tertawa saat motor Supra X milik bapaknya akan di laminating dan di pajang di gudang belakang. Kreatif sekali ibunya ini. Fikirnya.

"Waduh, jangan di laminating dong dek, itu motor kesayangan suamimu yang tampan ini loh." Kata Bagas dengan percaya diri.

"Halah, tampan apanya, bapak itu sekarang sudah tua, sudah loyo." Kata Murni tertawa terbahak bahak.

Bagas langsung cemberut saat mendengarnya, kemudian ide jail tiba tiba melintas di kepalanya. Dia pun berkata kepada istrinya.

"Bapak ini masih kuat dek, bahkan masih bisa memberikan adik untuk Kevin." Kata Bagas menaik turunkan alisnya.

"Oke, tapi yang hamil dan melahirkan harus bapak loh ya !" Kata Murni sambil tersenyum main main.

"Yah, mana bisa begitu dek..Bapak kan..

Belum selesai bicara Murni langsung memotongnya.

"Tidak bisa kan ! Ya sudah tidak jadi ! Hahaha ! Murni pun tertawa terbahak bahak untuk kesekian kalinya.

Mendengar candaan ibunya Kevin yang mendengarnya pun mau tak mau juga ikut tertawa.

"Hahaha, ibu ini ada ada saja, masak bapak yang hamil dan melahirkan..Hadeh." Kata Kevin sambil menggelengkan gelengkan kepalanya.

Bagas sendiri juga tersenyum kecut, gagal sudah kesempatannya.

Setelah bercanda sebentar, akhirnya semuanya bangkit dan mengerjakan kesibukan masing masing.

*****

Kembali ke masa sekarang.

Kevin pun segera membuyarkan lamunannya karena saat ini dia sudah tiba di depan sekolah. Tanpa ragu dia segera masuk ke sekolah dan menuju tempat parkir untuk memarkirkan motornya.

Kevin pun segera melepas helmnya dan wajahnya yang tampan langsung menarik perhatian semua orang, terutama para gadis. Mata mereka terbuka lebar, ekspresi terpesona penuh kekaguman pun langsung terukir jelas di wajah mereka semua.

Kevin yang sudah mulai terbiasa dengan hal itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan melangkahkan kaki untuk menuju kelasnya. Baru beberapa langkah dia berjalan tiba tiba terdengar suara dari belakang yang memanggilnya.

"Woi Vin, tunggu !

Mendengar suara yang tidak asing Kevin pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Ternyata yang memanggil adalah Nathan yang saat ini sedang duduk di atas motor sport berwarna merah. Di belakangnya Rendra dan Dion mengikuti.

"Oh, Pagi Bang Nathan, Bang Rendra, Bang Dion ! Kata Kevin menyapa ketiga seniornya sambil tersenyum ringan.

Iya pagi, tunggu'in bentar, kita ke kelas sama sama." Kata Nathan memarkir motor sportnya, di ikuti Rendra dan Dion yang juga memarkirkan motor mereka masing masing.

"Oke." Jawab Kevin.

Tidak lama kemudian keempatnya pun berjalan beriringan di bawah tatapan kagum para gadis. Tapi kebanyakan dari mereka menatap ke Kevin yang terlihat paling tampan di antara mereka semua.

Hahaha,sepertinya gelar Pangeran Nathan akan berpindah menjadi Pangeran Kevin." Kata Dion terkekeh memandang sekelilingnya.

Rendra pun juga tertawa mendengar candaan Dion. Nathan sendiri yang mendengarnya hanya tertawa kecil dan berkata

"Bagus dong, setidaknya bisa tenang dari tatapan mereka yang seakan akan ingin memakanku hidup hidup."

"Hahaha."

Seketika tawa mereka pun pecah. Kevin mau tidak mau juga ikut tertawa. Akhir akhir ini dia juga merasakan bagaimana rasanya di tatap seolah olah ingin di makan hidup hidup oleh para gadis.

Saat sudah sampai dekat dengan ruang kelasnya Kevin berpamitan kepada tiga senior yang sudah menjadi Abang barunya itu.

"Bang, tuh kelasku udah kelihatan, pamit duluan ya." Kata Kevin.

"Oke Vin, nanti jam istirahat kita nongkrong di kantin sekolah." Kata Nathan dengan santai.

"Oke Bang, traktir ya ! Balas Kevin tertawa.

"Sip, gampang itu." Ucap Nathan sebelum akhirnya berjalan menuju kelasnya yang ada di lantai 2.

*****

Di dalam Kelas.

Kevin pun duduk dengan tenang di kursinya. Di bawah tatapan mata bingung semua orang. Terutama para siswi yang merupakan teman sekelasnya sendiri. Mereka pun berbisik bisik.

"Gila, tuh cowok ganteng banget. Cocok banget jadi calon suamiku ! Kata seorang gadis bernama Renata.

Haha, kamu. Gak cocok banget deh.

Dia itu calon suamiku ya..awa kalah kamu macam macam." Kata Rina tidak mau kalah.

"Hei hei, kalian berdua stop. Kalian berdua tuh cewek harus elegan. kalau dia dengar terus dia ilfeel sama kalian berdua gimana, coba mikir ! Mending dia buat aku aja ! Kata Melani yang ujung ujungnya ingin merebut cowok tampan itu juga.

Dan akhirnya ketiga gadis konyol itu pun terus berdebat tentang siapa yang akan menjadi berhak mendekati Kevin.

Tidak hanya mereka bahkan gadis gadis yang yang lain juga jadi gaduh akibat kehadiran Kevin dengan penampilan barunya yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Para lelaki yang melihat itu hanya bisa iri dengan tatapan tajam penuh kebencian pada sosok Kevin. Kenapa dia harus di takdirkan tampan ? Kenapa bukan mereka saja ? Itulah yang ada di dalam fikiran mereka semua.

Akhirnya ada seorang laki laki yang memberikan diri untuk menyapa Kevin yang di anggap orang lain, lebih tepatnya bertanya kepadanya, karena tempatnya duduk saat ini adalah tempat milik teman mereka.

Laki laki bermain Adrian. Kebetulan dia adalah ketua kelas. Dia merasa perlu mengkonfirmasi siswa asing di depannya. Biasanya untuk siswa baru akan ada pemberitahuan dari guru dan guru secara pribadi akan mengantarnya di kelas tertentu untuk memperkenalkan diri.

Tapi laki laki di depannya berbeda. Dia langsung duduk di bangku teman mereka yaitu Kevin.

Akhirnya dia pun bertanya

" Halo, apakah kamu murid baru ? Ataukah mungkin kamu salah masuk kelas ? Tanya Adrian.

Mendengar itu Kevin pun langsung tertawa. Kemudian dia berkata sambil menepuk pundak Adrian.

"Ketua kelas, ada denganmu. Ini aku Kevin. Kevin Sanjaya kelas 2 C. Dan aku sama sekali tidak salah masuk kelas." Ucapnya mengejutkan semua orang.

"A Apa ? Kamu Kevin ? Tanya Renata yang langsung mendekat.

"Ya, ini aku." Balasnya sambil tersenyum.

"Tidak mungkin, kalau kamu memang Kevin coba buktikan." Kata Melani yang masih sulit mempercayai fakta yang ada di depan matanya.

Fakta seperti apa Mel ? Apakah fakta bahwa kamu sering memintaku untuk membantumu mengerjakan PR ? Atau fakta bahwa kamu pernah mengom...

"Berhenti !" Kata Melani yang langsung membekap mulut Kevin dengan kedua tangannya.

Kali ini Melani benar benar percaya jika dirinya adalah Kevin. Aib memalukan saat dirinya SD hanyalah Kevin yang tahu. Yah, Melani dan Kevin dulunya adalah teman sekelas waktu masih SD.

Dia pun menatap Adrian dan berkata

"Dia benar benar Kevin, coba saja suruh dia menyebut nama kalian semua satu persatu." Kata Melani.

Dan akhirnya semua orang mengerumuni Kevin untuk memastikan, jika dia benar benar Kevin asli dia pasti bisa menyebutkan nama mereka.

Dan benar saja Kevin mulai menyebutkan nama teman temanya satu per satu. Dan semua yang di katakan Kevin benar tanpa adanya kesalahan sedikit pun.

Kemudian salah satu dari mereka kembali bertanya

"Ini adalah pertanyaan terakhir. Jika kamu memang Kevin, siapa yang sering membully kamu di sekolah ?" Tanya seorang anak laki laki yang badannya agak gemuk. Nama anak itu adalah Bobi.

"Yang sering membully ku kah ? tentu saja aku ingat, itu adalah Robi. Siapa lagi memangnya di kelas ini yang bersikap seenaknya tanpa takut di hukum.

"Hahaha, sepertinya si anak miskin semakin berani ya ! Ucap suara yang tiba tiba memecah keheningan.

Mendengar itu, semua orang langsung pergi ke tempat duduk masing masing dn tidak ada yang berani mendekati Kevin lagi. Maklum, si Pengacau kelas 2 C sudah datang.

"Wah wah wah ! Coba lihat guys, si miskin penampilannya sudah berubah sekarang. Dapat uang dari mana kamu untuk merubah penampilan ! Apakah ibumu jual diri ? Hahaha !" Kata Robi tertawa terbahak bahak, di ikuti oleh tawa tiga anak buahnya.

Semua orang yang mendengar apa yang di katakan oleh Robi pun terkejut, banyak sekali di antara mereka yang sangat marah dan muak dengan tingkah lakunya.

Namun, mereka hanya diam dan tidak ada yang berani berbicara, mereka hanya bisa menelan semua amarah dan rasa benci mereka di dalam hati saja.

Berbeda dengan teman temannya berbeda pula dengan Kevin. Saat ini raut wajahnya telah berubah menjadi sangat dingin. Tatapan matanya sangat tajam dan mengintimidasi. Wajahnya memerah menahan amarah yang seolah olah bisa meledak kapan saja.

BOM !

Energi yang luar biasa besar meletus dari dalam tubuhnya, energi itu berfluktuasi dan menyebar ke seluruh area sekolah.

Seketika udara di area sekitar pun berubah, entah kenapa suhu di udara tiba tiba turun drastis. Semua orang merasakan kedinginan dan juga kesulitan untuk bernafas.

*****

Di Lantai 2.

Ruang kelas 3 D.

Nathan dan dia sabahatnya yang sedang bersantai di kelas tiba tiba berdiri serempak, merasakan fluktuasi energi yang begitu besar dan familiar membuat ngeri sekaligus terkejut.

Ketiganya bahkan bisa merasakan jika suhu ruang menjadi turun dan hawa dingin menyebar dengan cepat. Ketiganya juga merasakan nafas mereka agak sesak.

"Sial, siapa lagi yang memprovokasi monster itu !" Umpat Dion kesal. Bahkan ada sedikit jejak ketakutan di nada suaranya.

Ketiganya pun saling berpandangan dan bersamaan mengangguk kan kepala. Mereka segera bangkit dari tempat duduk dan berlari untuk menuju. Kelas 2 C, di mana tempat Kevin berada.

Di sisi lain Para guru di ruang kantor pun juga heran,kenapa suhu ruangan tiba tiba turun mendadak. Padahal tadi masih normal normal saja.

5 detik kemudian, suhu dingin ini menghilang dan keadaan kembali menjadi normal. Namun ada satu guru yang tiba tiba wajahnya berubah pucat. Dia adalah Pak Hartono. Guru Beladiri SMA GARUDA.

"I ini ? Kekuatan ranah Pembentukan inti ! Bagaimana bisa ? Ucapnya terkejut bukan main.

"Bagaimana bisa ada Kultivator yang secara terang terangan menunjukkan kekuatannya di tempat umum seperti ini, pasti ada yang tidak beres." Batinnya.

Meskipun fluktuasi energi yang tersebar tadi hanya beberapa detik. Pak Hartono bahkan bisa merasakan ada niat membunuh di sana. Fikirannya seketika menjadi kacau.

Secepat kilat Pak Hartono keluar dari ruang guru dan berlari mencari sumber kekuatan dari seorang master seniman beladiri yang hebat ini.

Dia sendiri diam diam juga seorang Kultivator, tapi dia masih di ranah kedua yaitu Tahap Pemurnian Qi, tingkat menengah.

*****

Kelas 2 C.

Setelah memenangkan diri dan memejamkan matanya, semua amarah yang Kevin rasakan segera di tekan secepat mungkin. Sehingga dalam beberapa detik suhu di area sekitar langsung normal kembali.

Namun saat ini Kevin sudah berdiri dari tempat duduknya dan berjalan perlahan menghampiri Robi.

Tidak butuh waktu lama bagi Kevin untuk sampai dan berdiri di depan Robi. Tiba tiba hal yang mengejutkan semua orang pun terjadi.

Tangan Kevin terulur dan mencekik leher Robi, dia mencengkeramnya erat erat dan detik berikutnya Kevin mengangkat tubuh Robi di udara.

Kemudian suara dingin yang membuat semua orang merinding pun terdengar

"Apakah kamu mau mati ?" Ucapnya datar. Namun matanya di penuhi oleh niat membunuh yang kental.

Terpopuler

Comments

Sutono jijien 1976 Sugeng

Sutono jijien 1976 Sugeng

babak belur saja selesai

2024-10-04

0

Dewo Bumi

Dewo Bumi

cerita kilas balik jangan terlalu di ulang-ulang terus.

2024-09-09

0

Inyoman Raka

Inyoman Raka

terlalu banyak tanya hajar biar gak berani .menghina ibu ibu yg lainya

2024-08-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula.
2 Bab 2. Perubahan Drastis.
3 Bab 3. Tiba Di Puskesmas.
4 Bab 4. Tiba Di Puskesmas Bagian 2.
5 Bab 5. Pulang Ke Rumah Dan Kemajuan Tahapan Kultivasi.
6 Bab 6. Hari Pertama Kerja.
7 Bab 7. Aku Yang Sekarang Bukanlah Aku Yang Dulu.
8 Bab 8. Hari Terakhir Bekerja Di Proyek.
9 Bab 9. Satu Pukulan Saja Sudah Cukup Untuk Menghancurkanmu.
10 Bab 10. Tangis Haru Kedua Orang Tua.
11 Bab 11. Apakah Kamu Mau Mati ?
12 Bab 12. Berita Yang Menggemparkan Kota Justisia.
13 Bab 13. Stadion Bawah Tanah, Arena Tarung Bebas.
14 Bab 14. Arena Tarung Bebas.
15 Bab 15. Melawan Nomor 9, Si Tangan Besi.
16 Bab 16. Menandatangani Kontrak.
17 Bab 17. Menandatangani Kontrak Bagian 2.
18 Bab 18. Membantu Alya
19 Bab 19. Peningkatan Kekuatan.
20 Bab 20. Situasi Menegangkan.
21 Bab 21. Pahlawan Negara.
22 Bab 22. Pesawat Asing Yang Mendekati Bumi.
23 Bab 23. Pertarungan Sengit.
24 Bab 24. Memahami Konsep Ruang Dan Waktu.
25 Bab 25. Situasi Genting.
26 Bab 26. Terobosan Tingkat Nascent Soul Tahap 2.
27 Bab 27. Tingkat Ke 6 (Deva Soul/Ranah Pembentukan Jiwa).
28 Bab 28. Ketenangan Sebelum Datang Badai Yang Lebih Besar.
29 Bab 29. Undangan PBB Untuk Menghadiri Peresmian APD. (Asosiasi Pahlawan Dunia.)
30 Bab 30. Peningkatan Kekuatan Fisik Dan Hari Keberangkatan.
31 Bab 31. Tiba Di New York City.
32 Bab 32. Bunuh dirimu Sendiri Dan Serahkan Nyawa Anjingmu! Aku Menginginkannya.
33 Bab 33. Bumi Berada Dalam Ancaman Besar.
34 Bab 34. Bertarung Di Arena Raja.
35 Bab 35.Mendapatkan Lisensi Rank C.
36 Bab 36. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang.
37 Bab 37. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang Bagian 2.
38 Bab 38. Lahirnya Ruby, Gadis Peri Kecil Pelahap Energi.
39 Bab 39. Situasi Menegangkan Dan Lahirnya Dewa Ilmu Pengetahuan.
40 Bab 40. Transformasi Tubuh Fisik Dan Terobosan Tingkat 8 Tahap 3.
41 Bab 41. Kota Jepang Yang Terselamatkan.
42 Bab 42. Sepertinya Dewa Kecil Akan Terlahir.
43 Bab 43. God Ascendant Terkuat Sepanjang Sejarah.
44 Bab 44. Rencana Menuju Planet Bulan.
45 Bab 45. Kekuatan 7 Roh Penjaga.
46 Bab 46. Planet Bulan.
47 Bab 47. Pertemuan Para Pahlawan Dunia.
48 Bab 48. Tiba Di Planet Bulan.
49 Bab 49. Antri.
50 Bab 50. Pertandingan Persahabatan
51 Bab 51. Pertarungan Sengit.
52 Bab 52. Menjadi Penduduk Planet Bulan.
53 Bab 53. Hari Hari Yang Akan Melelahkan.
54 Bab 53. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan.
55 Bab 55. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan Bagian 2.
56 Bab 56. Haus Akan Kekuatan.
57 Bab 57. 800 Ribu Poin Kontribusi Di Dapatkan.
58 Bab 58. Memulai Pekerjaan Di Peternakan.
59 Bab 59. Menanamkan Trauma Dan Kekejaman Yang Nyata.
60 Bab 60. Kevin Vs Lucas.
61 Bab 61. Si Hitam.
62 Bab 62. Mulai Sekarang Namamu Adalah Veer.
63 Bab 63. Kelas Jenius.
64 Bab 64. Luminar Abbys.
65 Bab 65. Di Kepung 12 Monster Serigala Cahaya.
66 bab 66. Inti Kristal Cahaya.
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula.
2
Bab 2. Perubahan Drastis.
3
Bab 3. Tiba Di Puskesmas.
4
Bab 4. Tiba Di Puskesmas Bagian 2.
5
Bab 5. Pulang Ke Rumah Dan Kemajuan Tahapan Kultivasi.
6
Bab 6. Hari Pertama Kerja.
7
Bab 7. Aku Yang Sekarang Bukanlah Aku Yang Dulu.
8
Bab 8. Hari Terakhir Bekerja Di Proyek.
9
Bab 9. Satu Pukulan Saja Sudah Cukup Untuk Menghancurkanmu.
10
Bab 10. Tangis Haru Kedua Orang Tua.
11
Bab 11. Apakah Kamu Mau Mati ?
12
Bab 12. Berita Yang Menggemparkan Kota Justisia.
13
Bab 13. Stadion Bawah Tanah, Arena Tarung Bebas.
14
Bab 14. Arena Tarung Bebas.
15
Bab 15. Melawan Nomor 9, Si Tangan Besi.
16
Bab 16. Menandatangani Kontrak.
17
Bab 17. Menandatangani Kontrak Bagian 2.
18
Bab 18. Membantu Alya
19
Bab 19. Peningkatan Kekuatan.
20
Bab 20. Situasi Menegangkan.
21
Bab 21. Pahlawan Negara.
22
Bab 22. Pesawat Asing Yang Mendekati Bumi.
23
Bab 23. Pertarungan Sengit.
24
Bab 24. Memahami Konsep Ruang Dan Waktu.
25
Bab 25. Situasi Genting.
26
Bab 26. Terobosan Tingkat Nascent Soul Tahap 2.
27
Bab 27. Tingkat Ke 6 (Deva Soul/Ranah Pembentukan Jiwa).
28
Bab 28. Ketenangan Sebelum Datang Badai Yang Lebih Besar.
29
Bab 29. Undangan PBB Untuk Menghadiri Peresmian APD. (Asosiasi Pahlawan Dunia.)
30
Bab 30. Peningkatan Kekuatan Fisik Dan Hari Keberangkatan.
31
Bab 31. Tiba Di New York City.
32
Bab 32. Bunuh dirimu Sendiri Dan Serahkan Nyawa Anjingmu! Aku Menginginkannya.
33
Bab 33. Bumi Berada Dalam Ancaman Besar.
34
Bab 34. Bertarung Di Arena Raja.
35
Bab 35.Mendapatkan Lisensi Rank C.
36
Bab 36. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang.
37
Bab 37. Munculnya Gate Merah Di Kota Jepang Bagian 2.
38
Bab 38. Lahirnya Ruby, Gadis Peri Kecil Pelahap Energi.
39
Bab 39. Situasi Menegangkan Dan Lahirnya Dewa Ilmu Pengetahuan.
40
Bab 40. Transformasi Tubuh Fisik Dan Terobosan Tingkat 8 Tahap 3.
41
Bab 41. Kota Jepang Yang Terselamatkan.
42
Bab 42. Sepertinya Dewa Kecil Akan Terlahir.
43
Bab 43. God Ascendant Terkuat Sepanjang Sejarah.
44
Bab 44. Rencana Menuju Planet Bulan.
45
Bab 45. Kekuatan 7 Roh Penjaga.
46
Bab 46. Planet Bulan.
47
Bab 47. Pertemuan Para Pahlawan Dunia.
48
Bab 48. Tiba Di Planet Bulan.
49
Bab 49. Antri.
50
Bab 50. Pertandingan Persahabatan
51
Bab 51. Pertarungan Sengit.
52
Bab 52. Menjadi Penduduk Planet Bulan.
53
Bab 53. Hari Hari Yang Akan Melelahkan.
54
Bab 53. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan.
55
Bab 55. Hari Pertama Bekerja Di Perkebunan Bagian 2.
56
Bab 56. Haus Akan Kekuatan.
57
Bab 57. 800 Ribu Poin Kontribusi Di Dapatkan.
58
Bab 58. Memulai Pekerjaan Di Peternakan.
59
Bab 59. Menanamkan Trauma Dan Kekejaman Yang Nyata.
60
Bab 60. Kevin Vs Lucas.
61
Bab 61. Si Hitam.
62
Bab 62. Mulai Sekarang Namamu Adalah Veer.
63
Bab 63. Kelas Jenius.
64
Bab 64. Luminar Abbys.
65
Bab 65. Di Kepung 12 Monster Serigala Cahaya.
66
bab 66. Inti Kristal Cahaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!