Setyo berdiri di depan pohon bambu, ia mencium bau wewangian yang amat menyengat, padahal ia belum menyalakan dupa yang ia bawa, "wangi banget,"
Setyo lekas duduk dan menaruh sesajen di depannya, ia menyalakan dupa dan lilin yang ia bawa dengan hati penuh harapan, "nyai Iskandar, saya datang untuk membuat perjanjian dengan sampean,"
Setyo menutup matanya sambil merapalkan matra yang sudah ia hafalkan sebelum berangkat tadi.
"Mas setyo,"
"Mas...."
Setyo menoleh, ia melihat nyai Iskandar yang berdiri tak jauh darinya. Hanya berbalut kemben namun masih memakai siger di kepalanya. Saat itu juga Setyo menatap nyai Iskandar dengan nafsu yang bergelora, nyai Iskandar juga tidak keberatan di tatap seperti itu. Ia malah terkesan malu malu kucing sambil mendekati Setyo yang masih duduk di bawah.
"Kamu mau tidur denganku?"
"Mau nyai, mau sekali," jawab setyo, ia melihat buah da^da nyai Iskandar dengan mata berbinar.
"Bagus, dengan satu syarat. Berikan sukma istrimu untukku,"
"Ha? Nyai apa tidak bisa yang lainnya?"
"Aku ingin sukma istrimu, kenapa? Dia kan orang yang sangat kamu cintai. Aku tidak mengijinkan dirimu berhubungan dengannya, jika kamu berhubungan dengannya perjanjian kita adalah hutang yang harus kamu bayar dengan nyawamu sendiri,"
"Nyai, tapi jangan istri saya. Tidak papa jika saya harus menceraikannya tapi jangan ambil sukmanya nyai," mohon Setyo masih mencoba negosiasi.
Nyai Iskandar tampak kecewa melihat keputusan setyo, "pulang saja, jangan bertemu denganku lagi,"
"Tunggu sebentar nyai, apa sukma sumin akan langsung di ambil?"
"Tidak, 3 bulan lagi baru aku ambil,"
Setyo tampak menimang nimang keputusan yang berat baginya, ia sudah bosan hidup miskin dan menumpang. Namun apa gunanya kaya jika tak punya istri dan anak.
"Aku akan berikan kekayaan yang melimpah ruah,"
"Baik nyai,"
Nyai Iskandar tampak membaca beberapa mantra, seketika mereka sudah berpindah tempat ke istana megah dan mewah yang memukau. Setyo seperti terhipnotis dengan kekayaan yang ia lihat, tanpa berbasa basi lagi Setyo langsung membuka bajunya dan menyusul nyai Iskandar di ranjang megah berwarna emas.
......................
Paginya Setyo sudah tidur di dalam kamarnya dengan keadaan telan^jang, tanpa selimut atau kain yang menutupi bagian kemaluannya yang tampak berlendir. Lendir itu berwarna hijau kehitaman seperti cairan busuk.
"tyo! Buka pintunya!" Teriak aris dari luar.
"Woy, kalau gak kamu buka aku masuk dengan paksa nih. Istrimu di rumah sakit! Gak kasihan kamu? Woy budek!"
Aris terus menggedor-gedor pintu kamar Setyo namun tak terdengar ada sautan dari dalam, "alah budek banget, dahlah dobrak aja,"
Setelah terbuka, aris cukup ternganga dan jijik melihat kema^luan Setyo yang masih berdiri namun di lumuri lendir menjijikan yang baunya busuk sekali, "wong gendeng, dia ini habis ngapain sih sampe bau pe^junya busuk dan hijau gitu,"
"Mak! Lihat mak setyo,"
"Apa sih teriak teriak,"
"Itu lohh, ngeri ah. Apa dia ini sakit sampe busuk?"
Mak yem yang melihatnya malah tersenyum dan langsung mengerti apa yang sedang terjadi, "sudah biarkan saja aku juga gak tau, sudah sana ke rumah sakit temenin si santi,"
"Ya aku datang kan untuk menjemput Setyo mak," kesal Aris, ia menutup lubang hidungnya karena tak kuat mencium bau busuk dari kema^luan adik iparnya.
"Yaudah sana, kasian santi kalau sendiri," usir mak yem.
"Yang kasian itu sumin, kan dia yang kesakitan dan yang mengalami musibah. Kenapa juga yang di kasihani santi, bukannya kalian harusnya seneng banget ya kan udah dapet tumbal lagi," cerca aris tanpa rasa takut, ia langsung berjalan keluar meninggalkan mak yem yang terkejut di tambah emosi mendengar penuturan aris.
"ARIS! JAGA OMONGANMU YA! MANTU JANCOK....tanpa santi kamu juga jadi gelandangan!" Teriak mak yem dengan wajah melotot, namun Aris tak peduli ia lanjut saja berjalan menghampiri mobilnya.
"Aris!"
"Mak! kenapa lagi? Urusin aja tu anakmu yang baru aja ikut ajaran sesat! Gak usah ngurusin aku dan sumin, lihat saja akan aku bongkar semuanya pada sumin,"
Bu eko dan jeng arni yang sedang mengobrol di warung sampai melongo melihat ke arah rumah megah mak yem, nampaknya mereka sudah mendengar perdebatan itu sedari tadi, "sudah sudah hey, mak sudah. Jangan teriak teriak, kamu juga nang jangan bentak bentak emak," lerai bu eko.
Aris langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi begitu saja tanpa mendengarkan panggilan dari bu eko dan mak yem, ia sudah muak. Beberapa kali ia juga memergoki santi yang tengah esek esek dengan gendruwo di kamar samping.
"Ya allah.....," gumam aris sambil mengusap dadanya yang terasa ingin meledak.
Hampir 1 jam ia terus berada di jalanan hutan, ia sampai emosi karena tak kunjung menemukan jalan raya, "apalagi ini pasti kerjaannya demit, udah hampir sejam gini kok aku gak sampe sampe jalan raya sih, biasanya 20 menit juga udah kelihatan jalan rayanya,"
......................
"Mak, ada apa? Kenapa? Sumin juga dimana?" Tanya jeng arni pelan.
"Pergi ke rumah sakit, keguguran dia," jawab mak yem santai.
Bu eko yang sudah biasa mendengar kabar itu memutuskan untuk pulang kembali ke rumah, ia malas membahas hal hal mengerikan itu. Sudah hal biasa ia mendengar tentang pesugihan dll, bahkan kini warga desa merasa tak keberatan dan tidak tau malu jika melakukan cara instan untuk menjadi kaya.
"Kasihan sumin dan aris, kok tega sekali ambil janin milik sumin. Padahal dia selalu nurut dan tidak neko neko, tapi ikut ikutan kena hal semacam itu," gumam bu eko, ia memilih menutup warung dan mengunci dengan rapat semua pintu dan jendela rumahnya.
Biasanya jika begini, bu eko akan diam di rumah dan memilih mengaji untuk mengusir bala, ia takut dirinya juga terkena musibah jika ikut ikutan membicarakan hal hal seperti itu. Ia juga seorang yang penakut, apalagi teror pocong yang kini sedang heboh di kampung sebelah.
......................
"Mbak..." Panggil sumin.
"Eh sudah bangun kamu? Gimana ada yang sakit?" Tanya santi.
"Alhamdulillah tidak mbak, aku kenapa mbak?"
"Kamu keguguran min, aku gak tau tiba tiba kamu sudah pingsan di dalam kamar. Jadi mas aris yang bawa kamu kesini, sama aku sih. Sekarang mas aris lagi jemput setyo, kamu yang sabar ya,"
"Kok bisa? Padahal aku gak makan aneh aneh, aku juga gak kecapekan kok,"
"Tapi kata dokternya kamu kecapekan, mungkin pas kamu di warung angkat angkat kali. Kan aku sudah bilang jangan suka bawa yang berat berat, aku kan cuma nyuruh hitung stok dan catat yang perlu di beli lagi," santi sedang menjalankan drama yang sudah ia persiapkan dengan mak yem. Ia sangat santai dan lihai menjawab semua keluhan dan pertanyaan sumin.
"Aku gak gitu kok, aku cuma bersihin debu gak mungkin juga aku keguguran gara gara kecapekan!" Sumin tampak makin emosi, ia sampai meremat selimut yang menutupi separuh tubuhnya.
"Terus kamu mau nyalahin aku? Enak aja, aku udah kurang baik apa sama kamu? Jangan gitu dong! Kesannya kamu nuduh aku!" Santi yang tak terima langsung keluar dari ruang rawat inap sumin.
"Ya alllah kok bisa aku keguguran...." Tangisan sumin akhirnya pecah, ia merasa kesal dan emosi di waktu yang bersamaan namun ia hanya bisa pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
malah enteng nnti klo cerai sama Tyo ,
ngga beres juga suami mu itu min ,
2025-03-27
0
Yudi Christian
gak apa² sumin keguguran biar gak ada beban anak setyo
2025-02-06
0
Andri
sangkek goblok mu kok dijak minggat gak gelem
2024-09-25
0