Setyo sedang berada di ladang, ia mengalami kerugian akibat hama tikus. Tanaman yang siap ia panen ternyata lebih dulu di panen oleh tikus tikus, "waduhhh kok bisa sih!"
"Lohh tyo kok gini?" Tanya pak yanto yang baru saja datang, ia datang ke ladang Setyo karena di minta membantu panen. Namun ia cukup terkejut melihat kebun singkong dan cabai milik Setyo ludes berantakan.
"Wahhh cabai nya kena wereng ini tyo, pasti kurang di semprot,"
"Iya pak, aku udah gak ada uang lagi. Kurang pupuk juga,"
"Lakok bisa? Mak yem kan kaya, masa kamu minta uang untuk kebun gak di kasih,"
"Aku sudah pinjam banyak uang pak, gak enak kalau pinjam terus. Lagipula uangnya kan untuk istriku, masa mau merepotkan emak terus," keluh Setyo.
"Iya sih soalnya kamu kan harus bertanggung jawab dengan pilihanmu nikah muda ini, owalah to tyo tyo kamu ini gegabah sekali. Kalau gini kan kasihan istrimu juga,"
Setyo tampak lesu, ia memunguti semua bekas cacahan tikus untuk di buang atau di buat pupuk organik. Ia berniat berhenti menanam dulu sampai ia punya modal lagi.
......................
"Lesu amat tyo?" Tanya bu eko saat melihat Setyo lewat di depan warungnya.
"Iya buk, gagal panen,"
"Lohhh kok bisa padahal musim ini kan tanahnya pada bagus. Cuacanya juga mendukung, ada hujan dan panas yang siap menyuburkan tanaman,"
"Di serang wereng sama tikus buk,"
"Tapi cuma punyamu saja? Kulihat kemarin kasno habis panen dan bagus bagus kok. Ini lihat coba," bu eko menyodorkan satu bakul berisi kentang, di meja juga terlihat tomat dan wortel yang gemuk dan warnanya bagus.
"Kok bisa ya, punyaku di serang sendiri," gumam Setyo sambil melihat lihat dagangan bu eko yang di beli dari pak kasno.
"Tapi tanahmu kan memang jauh ya dari sawah dan rumah warga jadi tidak terjaga," komentar bu eko.
"Kayaknya begitu buk, apalagi ladang pak kasno kan dijaga secara bergilir sama anak buahnya,"
"Yakan uangnya banyak, sampai di kasih pagar bumi kan itu kebun. Kamu bisa lah tyo, jual aja kerbau emak mu. Beli tanah yang bagus dan di kelola dengan anak buah," saran bu eko, walaupun ia galak dan judes namun ia selalu baik hati memikirkan nasib tetangganya.
"Belum waktunya buk, yasudah saya balik dulu buk,"
"Iyaa, cari kerjaan lain coba. Kasihan sumin kalau harus jadi babunya santi dan aris melulu hanya untuk dapat uang. Ya walaupun makan di tanggung mak yem tapikan dia istrimu tyo apalagi sedang hamil,"
"Iya buk,"
Setyo duduk di gazebo dengan wajah murung, ia banyak pikiran sekali akhir akhir ini. Beberapa kali ia di datangi sosok wanita cantik memakai siger, wanita itu terus meminta Setyo untuk mencarinya. Hal itu juga yang membuat Setyo makin berubah dan ketus terhadap sumin.
"Kayaknya itu pesugihan deh, tanyakan ke emak deh," Setyo lekas pergi ke belakang, ia melihat emaknya yang sedang merajut di meja makan.
"Mak...."
"Namanya nyai Iskandar, kalau mau bertemu pergi ke ngalas wetan. Kamu bawa dupa dan sesajen," ucap mak yem padahal Setyo baru memanggilnya.
"Kok emak tau,"
"Yakan dia juga mendatangi emak untuk memberitahumu, kamu mau pesugihan?"
"Aku bingung mak, takut juga,"
"Halahh sudah lah gak usah takut kayak anak kecil aja, tinggal tumbalin si sumin kan beres,"
"Jangan lah mak dia ini istriku, susah susah aku dapatkan,"
"Sudah tau susah lalu kenapa kamu pukuli?" Tanya mak yem heran.
"Aku juga gak tau, rasanya tu ada yang terbakar tiap dia mengajak beribadah,"
"Sudah mendingan kamu ke ngalas wetan nanti malam untuk bertemu nyai Iskandar. Kalau mau kaya ya emang harus begitu,"
"Tumbalnya apa mak?"
"Tanya dulu pada nyai, kalau emak dan santi sih punya junjung sendiri. Nyi woro namanya,"
"Aku ikut emak saja,"
"Ehhh jangan, nyai Iskandar itu sudah tertarik padamu, kamu bisa lah nego dengannya," cegah emak.
"Tertarik?"
"Ya, sudah nanti mak siapkan kamu mandi sana,"
......................
"Min kamu lekas cerai saja dengan Setyo,"
"Tiba tiba sekali mas, kenapa? Aku tau sih aku habis di pukuli tapi gak bisa gegabah dulu lah. Aku ada anak ini yang mau lahir,"
"Tapi Setyo itu sudah sesat, lebih baik kita menyelamatkan diri. Bagaimana kalau kita kabur dan urus perceraian sendiri? Aku akan bayar semua urusan pengadilan untukmu," tawar aris.
"Mas jangan ahh, nanti di kira kita ada main belakang. Aku gak mau di kira aneh aneh begitu apalagi nanti jadi perkara dan di kirimi santet,"
"Tidak mungkin lah, oh ya ini aku bawa dari pak somad di pakai untuk gelang ya," titah aris sambil menyerahkan tali benang berwarna merah.
"Terimakasih mas,"
"Kamu gak perlu khawatir min sebenarnya kalau cerai dan tidak punya ayah untuk anakmu....,"
"Kenapa kok gitu?"
"Sebenarnya aku siap siap saja untuk menikahimu, tapi kita tinggal di kota dan meninggalkan semua ini,"
"Gendeng, apa sih mas! Jangan mikir aneh aneh!"
......................
Sumin dan aris pulang pukul 4 sore, acara pamongan juga sudah di gelar oleh mak yem dan santi. Setelah datang, sumin langsung di sambut dan di beri jamuan oleh mak yem.
Tetangga lainnya juga ikut di jamu, santi juga sudah menyalakan wewangian untuk ritual neloni ala mak yem. Sampai acara selesai, aris hanya berdiri bersandar di tiang gazebo melihat ke arah sumin dan santi bergantian. Tak ada rasa ingin ikut mencicipi dan bergabung bersama keluarga sesatnya.
Astaghfirullah kenapa setiap kali melihat wajah santi yang kulihat malah monyet, mulutnya juga menjijikan sekali kelihatannya. Ngeri ahh..... Kapan ya aku akan meninggalkan keluarga ini?
"Mas ayo makan," Santi menghampiri suaminya sambil membawa pincukan nasi, namun belum sampai menyentuh suaminya. Aris sudah lebih dulu menolak, "tidak tidak, sudah kenyang tadi makan ayam bakar pas di warung,"
"Sama sumin?"
"Sendiri lah,"
"Aku mana mas?"
"Ya kalau mau nanti bisa beli atau order sama pak dadang,"
"Oke,"
......................
Malamnya sumin merasa kesakitan yang amat luar biasa di perutnya, ia sampai muntah beberapa kali di lantai kamarnya. Ada sedikit darah juga yang keluar dari mulutnya. Ia tiba tiba mengalami pendarahan dan pingsan begitu saja.
Santi yang memang sudah bersiaga malam ini langsung masuk dan pura pura terkejut, ia langsung memanggil aris untuk membawa sumin ke rumah sakit.
"Mas ayo mas cepet," ucap santi panik.
"Ya sebentar ini macet jalannya, tumben banget sih jalan kecamatan macet gini," gerutu aris sambil menekan nekan klakson mobil.
Dalam hati santi, ia berteriak senang, akhirnya tumbal 7 jabang bayi sudah terpenuh, kini saatnya ia menikmati kekayaan dari nyi woro. Setelah ini ia hanya perlu memberi sesajen saja dan satu tahun sekali kepala sapi.
Sesampainya di rumah sakit, sumin harus di rawat karena ia belum juga sadarkan diri. Setyo juga tak datang karena ia pergi ke ngalas wetan untuk bertemu nyai Iskandar, wanita yang membuatnya bergairah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
jabang bayi sumin jadi tumbal ,
Setyo lagi bergairah sama demit
cerai in sumin tyo
2025-03-27
0
🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
jabang bayi sumin jadi tumbal ,
Setyo lagi bergairah sama demit
2025-03-27
0
Andri
sumin ** akhir nya pekok juga
2024-09-25
0