Bab Delapan Belas

Cih, seorang pria yang tidak wajib dipercaya, berwajah dua demi keadaannya selamat!! Lirih Juwita dan pergi.

"Juwita tunggu!"

Tapi Juwita tetap jalan, dari satu lorong ke lorong lainnya untuk keluar dari rumah sakit.

"Aku bisa beri tahu siapa dalang masalah ini."

Juwita pun berhenti, tegar dan mengepal tangannya.

"Apa kata kata seorang David bisa di percaya, kau itu pria yang menganggu, menganiaya Juwita. Bahkan mana bisa aku percaya dengan keponakan Gwen, ibu tiri yang tidak tahu diri." jelas Juwita menatap tajam.

"Aku minta maaf soal itu. Tapi tolong beri aku kesempatan, setidaknya setelah kejadian yang lalu aku sadar." jelas David.

"Hm .. Rasanya aneh jika sadar dalam waktu cepat, kenapa karena di depan mu bukan Juwita yang lemah, mudah di suruh suruh, cengeng dan mencari perhatian untuk meminta orang lain membantunya?"

Dan Juwita pun kembali pergi, meninggalkan David yang diam berdiri begitu saja.

"Aku memberi tahu mu, jika aku merasa bersalah atas Arman. Dia seorang kakak yang baik, yang membawaku ke rumah besar, tapi aku merasa paman mu ada some thing dengan ibu mu, aku berbuat tidak baik padamu karena aku terpaksa."

Tangan Juwita mengepal, serasa ingin meraih besi pel an untuk di lempar.

"Aaakh .. Jangan lempar aku! Maksud aku ibu tiri mu, alias Gwen. Aku merasa ada yang tidak beres."

Juwita pun mendekat ke arah David, berbisik dengan nada penekanan.

"Jika kau tidak punya rencana seperti mereka, keluar dari rumah ku sekarang juga! Jangan lagi tampilkan muka di depan Juwita Lim. Mengerti .. Dan Gwen bukan ibuku, jangan sebut dia IBU padaku, aku yakin kau adalah tipe pria sembunyi di ketek orang."

Gleuk.

David terdiam, bahkan nafasnya seolah berhenti sejenak tak bisa berkata kata, benar jika Juwita yang sekarang sangat mengerikan. Hingga setelah Juwita tak terlihat barulah bisa bernafas lega.

🪻🪻🪻

Hari demi hari dilewati, nampak pemakaman Arman yang tiba, mereka langsung berkumpul di Grand H dimana para mahasiswa siswi, serta dosen dan Rektor, staff pun ikut memberi ucapan belasungkawa di makam elite tersebut, keramaian pun nampak jelas datang menghadiri.

Beberapa di antaranya tanpa lelah, Juwita berdiri di depan pusara. Hingga semakin lama semua yang hadir pun pamit satu persatu, tetapi Juwita hanya fokus pada tatapan makam Arman Lim.

'Non, ini peninggalan Arman sebelum ia pergi, den Arman sempat siuman dan meminta buku serta penanya.'

'Hm .. '

Buku coklat dengan pita merah itu, ia sembunyikan tertutup baju lengan panjang hitamnya. Lalu memakai kacamata agar sembab tidak terlihat, sedih pastinya duka saudara kandung yang pergi untuk selama lamanya membuat Juwita menyesal, karena ia belum sempat datang ke rumah sakit di luar negeri, bahkan untuk berbicara sebentar saja pun Juwita tak menyempatkan waktu bertemu Arman.

"Percayalah kak Arman! Juwita yang sekarang akan melanjutkan misi mu. Mereka harus mendapat balasan yang setimpal, meski menangis darah di depanku, aku tidak akan berbelas kasih." Juwita menatap nissan.

Setelah semua selesai, Juwita tertawa kecil karena melihat nama dan tanggal lahir Arman dan kepergiaannya saat ini adalah, dua tahun lebih muda darinya.

'Lucu aku panggil kamu Kakak.'

Juwita pun pergi, menuju mobil untuk pulang, tidak satu pun melihat Gwen dan pamannya berada. Apakah begini cara mereka berduka, anggota keluarga tiada, tapi mereka semua bak tamu ucapan bela sungkawa.

"Juwita tunggu!"

Seorang pria datang, mengulurkan tangannya dan bicara.

"Aku Aldo, aku teman baik Arman. Sejak tahu kabar Arman aku tidak bisa melihatnya lagi, tapi ada satu hal yang aku bisa jelaskan satu kata katanya untuk aku sampaikan pada kamu."

"Ka - mu teman Arman ..?"

"Benar, aku teman baik nya. Padahal kami sedang menjalani penelitian terbaru, tapi tidak sangka dia pergi lebih dulu."

"Ehm .. Bisa langsung ke intinya!"

"Jika kamu butuh sesuatu, ini kartu namaku. Aku bisa meretas, bisa membantu kesulitan apa yang ada di dalam keluarga mu. Begini maaf jangan salah paham! Arman selalu cerita, dan satu keinginannya adalah ingin mempertahankan perusahaan milik papa mu, dan melindungi adiknya seorang. Yaitu Juwita. Arman sudah lama mencurigai seseorang, tetapi tak bisa melawan, dan ini yang sempat di tinggalkan Arman, sewaktu waktu kamu membutuhkannya."

DEG ..

Juwita lemas, ia pun membalikan badan pergi tanpa satu katapun. Meraih benda kecil dari Aldo, seakan semesta memihaknya.

"Tunggu Juwita, ada satu lagi. Aku turut berduka cita atas kepergian Arman, dan jika kamu ingin lebih tahu lanjut orang orang penting yang kamu ingin lawan, aku bisa membocorkannya. Anggap saja aku membalas budi pada sahabatku. Ini ambillah."

"Card Circle Internasional ..?"

"Kamu juga pasti punya, karena Arman mendaftarkan nama nya dan nama kamu. Bawa Card punya ku nanti, pekan depan datanglah! Dan bawa milikku juga, aku bisa jelaskan nanti disana."

Juwita meraih kartu nama dari tangan Aldo, dan sebuah kartu kecil Card berwarna hitam. Juwita yang kini di dalam mobil, ia meraih dompet dan menyamakan gambar card yang mirip dengan milik Aldo.

"Bibi .. Bisa jelaskan apa kegunaan Circle K International ..?" Juwita bertanya, dimana bibi di depannya menjelaskan.

"Setau bibi, itu pertemuan penting pengusaha, bahkan mirip sekolah atau komunitas deh Non. Yah kalau sekolah negeri mungkin bisa di bilang PKL. Tapi bibi juga kurang paham, yang jelas organisasi kampus itu hanya tertentu, dan anggotanya bukan sembarangan."

"Oh .. Baiklah, apa bibi pernah melihat pria tadi ..?"

Bibi Lau menggeleng, tetapi supir Bei pun berkata.

"Maaf izin Non! Dia sahabat den Arman. Ada temannya satu lagi bernama Yoyo, itu yang bapak tahu saat mengantar den Arman, dan membawakan barang barang den Arman yang tertinggal ke suatu tempat club nya." jelas supir, membuat Juwita mengangguk.

Juwita pun meraih laptopnya, lalu mengklik tautan sebuah Circle Internasional, sebab ini adalah pertama kalinya ia mendengar.

Sebagai organisasi layanan mahasiswa terbesar di dunia, id card tersebut yang di miliki Juwita, yang ia tahu pernah membacanya kartu tersebut memiliki ribuan anggota di 17 negara dan memiliki cabang di banyak kampus termasuk di negara ini.

Circle Internasional juga memiliki setiap cabang, komunitas mereka membahas dan memberikan suara pada kesempatan layanan sehingga dapat bervariasi dari sekolah ke sekolah, tetapi para anggota melakukan hal-hal seperti memulai kebun komunitas, memberikan pelajaran musik kepada anak-anak, mengirimkan bahan makanan kepada para manula, dan merawat hewan di tempat penampungan hewan setempat.

Juwita pun diam, ia memasukan nomor Aldo yang sewaktu waktu mungkin berguna ke depannya.

Lampu merah berhenti, mata Juwita menatap arah jendela. Pikirannya bercabang, belum berani membuka isi buku dari milik Arman. Akan tetapi tatapan Juwita begitu kaget, melihat seorang pria dengan motor Moge, dengan jaket hitam dan plat nomor yang tidak asing untuk ia ingat. Bahkan di sana dia terlihat membonceng satu wanita yang membuat Juwita geram.

"Turunkan saya disini pak!"

Tin

Tin

Tin

"Maaf non, sudah lampu hijau. Bapak akan berhenti di depan menyingkir."

Ah ...

Juwita frustasi, sebab saat mobil yang di kendarainya berhenti, tiba saja ia keluar dan melihat satu motor yang ia curiga tadi, tapi sudah kehilangan jejak.

'Ah .. Dia pasti Jack, aku mengenali apa yang dia kenakan. Dan tadi, itu Viona .. Jadi benar, di masa aku mati terbunuh, Vio yang di kenalkan Jack saat itu adalah Viona yang kini jadi adik tiri ku ..?' Juwita memegang kening lemas, tak lama di sadarkan oleh bibi.

"Nona, nona cari siapa. Ada yang tertinggal ..?" bibi Lau, menepuk bahu nona kecilnya.

BERSAMBUNG ..

Yuk jejak Like, dan komen sesuai cerita. Kira kira kelanjutannya gimana ya ..?

🌸HAPPY READING ALL🌸

Jangan bosan kasih like, semangati Author ya.

Terpopuler

Comments

Ari Peny

Ari Peny

gemes juwi lamban gk cakcek terlalu mikir masalalu

2024-07-18

1

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

harta tahta wanita selalu bisa diperebutkan .....
yg kuat km juwita bekerjasamalah dengan orang2 besar yg dapat dipercaya untuk membantumu
lanjut up lagi thor💪💪💪💪

2024-07-08

1

Yurniati

Yurniati

makin terkuak kebenarannya pelan pelan,,,,👍👍💪💪

2024-07-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!