Juwita biasanya tidak pernah bicara saat makan, bahkan tak menjawab beberapa pasang mata di meja panjang itu, tepatnya saat satu keluarga berkumpul makan, selalu saja ada hal yang dibahas tidak penting.
Tetapi Gober terlihat syok, saat Juwita membalas pembicaraan tersebut.
"Ah benar, dia menampar Mama. Paman dengar sendiri kan pengakuannya, bagaimana dia bilang. Sungguh tidak tahu diri, kurang pendidikan sejak dini, sopan santun nya Nol pada yang lebih tua, bahkan bisa menampar mama." ucap Viona.
Gober pun hari itu terdiam, ia menoleh ke arah Juwita dan kembali menanyakan.
"Juwita. Paman disini ingin bertanya lagi, Apa benar kamu memukul Mama Gwen. Dan kenapa ..? Paman harap kamu bisa menerima Gwen seperti mama kamu sendiri."
"Ha .. Paman, yang benar saja, aku lebih baik tidak punya mama sepertinya, ketimbang aku diajarkan oleh seorang wanita sepertinya. Apa ada seorang ibu yang mengajarkan putrinya menindas orang lain, mengajarkan hal tidak benar. Bahkan putrinya yang mendorong ku ke kolam, tetapi aku di suruh mengklarifikasi jika kekacauan party anaknya kesalahanku. Gila .."
DEG ..
"Apa benar kejadian aslinya seperti itu bibi? Bukannya kemarin kolam itu sengaja diberi lumut oleh Juwita, dan berniat mendorong Vio." ujar David, bahkan ia juga tidak enak melihat temannya ikut makan menyaksikan pemandangan di luar ekspetasi.
Juwita kembali senyum miring, mendengar kenyataan aslinya seperti yang David katakan.
"Kau pembohong ulung Juwita! Memang benar kau mengacaukannya." ucap Viona tak ingin kalah, bahkan di satu meja itu nampak rusuh.
"Yang pembohong ulung siapa, kenapa cctv bisa mati. Dan aku tidak mungkin menampar seorang Gwen, oops .. Tante Gwen, jika dia tidak semena mena pada bibi Lau, dia bahkan menginjak tangan bibi yang disengaja ada pecahan piring dibawah tangannya, bahkan ia memukulku dengan tongkat baseball, beruntung aku bisa menghindar, memelintir tangannya bahkan kasihan sih, Aku jadi refleks menamparnya sebelum itu." jelas Juwita, ia kembali melahap lauk untuk di makan.
Senyuman Juwita penuh arti, melahap makanan dengan santai membuat Gober diam, tidak selera makan karena hal ini.
"Gwen .. Viona .. Kalian berdua harus minta maaf! Aku tidak bisa mentoleransi jika kau kasar pada Juwita, untuk ke depannya berhati hatilah. Juwita benar, peraturan harus kembali sebelumnya, sejak Kak Steve sakit, Juwita lah yang berhak memberi peraturan disini."
"Paman Gober tunggu!" teriak Viona.
"Pelayan, tolong antar makanan ke kamar!" Gober memerintah.
Viona mencoba menahan, tetapi paman Gober yang berambut putih dengan bertubuh besar, perut gendut itu pergi tak jadi makan. Bahkan Viona pun berdiri tetapi di tatap oleh Gwen untuk duduk kembali.
"Jika kalian tidak suka makan disini, pergilah! Pintu luar terbuka untuk kalian berdua, Ah .. juga kau David, jika kuliah sudah lulus, sudah bekerja di perusahaan keluarga ku. Kenapa tidak cari sewa rumah, atau beli yang pas untuk kau tinggal seorang diri. Rumah ini besar sih, tapi tidak pas untuk orang orang seperti kalian."
Gwen yang menahan malu ia pergi dari meja makan, di susul juga oleh Viona. Membuat Juwita kembali makan dengan perasaan damai, hal ini juga membuat Juwita di dalam batin, ia rindu sosok kedua orangtuanya.
'Ah, andai aku bisa pulang. Tetapi misi ku baru di mulai, lagi pula Jack pasti akan ku temukan sebentar lagi. Aku harus profesional, demi bertahan hidup dan dendamku, aku harus jadi seorang Juwita, tetapi kepribadianku tetaplah aku.'
David yang makan dibeda meja lain, masih tetap serius menatap Juwita, entah ada angin apa yang membuat gadis lemah, cengeng itu berubah total. Bahkan Riki temannya, seolah diam ikut makan tak berucap sepatah kata.
"Ah .. Selesai!" Juwita, meletakkan sendok garpu, lalu ia pergi ke kamar.
'Kau bilang dia gadis lemah, tapi pemandangan apa itu.' bisik Riki, tapi David meminta temannya diam, lalu pergi dari sana setelah selesai makan, atau mungkin berusaha menghindar.
Dan saat Juwita ingin masuk ke dalam kamar, bibi Lau menghampiri.
"Nona, Tuan Gober ingin bertemu anda di ruang kerjanya!"
"Baiklah, sebentar lagi saya akan kesana."
Hingga beberapa saat tiba, Juwita segera masuk. Bahkan ia juga melihat pria bernama David berdiri di depan pintu, cepat cepat Juwita pun masuk.
"Paman, ada apa memanggil ku?"
"Juwita, kamu harus tahu. Papa mu menitipkan dirimu sampai ia sembuh, tapi Paman tidak tahu jika perlakuan Gwen tidak seperti yang diharapkan. Untuk itu bertahanlah! Paman sedang mengurus semuanya, terkadang apa yang kamu lihat sebelumnya paman hanya mengikuti alur dan mencari bukti. Tolong tunggu paman sebentar lagi! Setelah semua selesai, perusahaan Arman kembali, paman akan menyerahkan semua Anak perusahaan yang bermasalah cepat pulih, dan pastinya akan diberikan pada mu. Dan paman berharap kak Steve cepat pulih! Setelah semua selesai, kamu pasti kembali berkumpul dan bahagia, untuk itu jaga dirimu!"
Juwita ingin tertawa, sebab ia tidak bodoh. Yang ia percaya saat ini adalah bibi Lau, karena selalu membelanya.
"Hah .. Hanya itu saja, lalu kenapa cctv banyak yang mati di rumah ini, untuk diriku paman tidak perlu khawatir. Asalkan paman benar benar bukan ada di pihak Gwen .. Jika terlibat, dan paman sekongkol aku tidak akan diam."
Juwita pun pergi tanpa basa basi, dimana David terdiam menatap gadis yang tak pernah ia lihat sebelumnya tepat dibelakangnya. Hingga Juwita yang pergi saat itu, ia mencoba menoleh ke arah Gober dan berkata.
"Paman Gober maaf! Saya memang bukan bagian keluarga ini, tapi apa yang terjadi pada Juwita. Kenapa sikapnya ..?"
"Cepat cari tahu Juwita, apa dia mengalami geger otak! Kau tahu apa yang harus kau lakukan sekarang!" perintah Gober, membuat David diam dan pamit.
Namun setelah David pergi, Gober membalikan badan. Ia ingin menutup rapat pintu kamarnya, tetapi seseorang masuk menyelinap tanpa izin membuat Gober terkejut.
"Kau .. "
BERSAMBUNG ..
Yuk jejak, siapa ya kira kira yang masuk. Yuk tebak tebakan, sambil tunggu kena cidukan 25k
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Mr Azusi
david keponkan gwen jahat apa baik nih si gober gendut adeknya bapak juwita tor
2024-07-01
0
Maya
lanjut
2024-06-23
0
SINTA
kata kata paman apa.sebelumnya ikut.nyakitin.juwita juga.ah sudahlah dia itu dewi.di tubuh juwita🤔 masih ikutjejak
2024-06-23
3