Bab Tiga Belas

"Kenapa Juwita, mau mama bantu?"

Mata Juwita samar samar, bahkan gedung rumah sakit itu perlahan blur seperti asap. Tiba saja pandangannya gelap, entah apa yang terjadi sungguh tidak mengerti.

"Berhenti baik!" lirih Juwita sebelum ambruk, sebab ia merasakan sesuatu semprotan botol kecil ke arahnya tepat mengenai hidung percikan mata, sebelum menoleh ke arah Gwen yang meraih tangannya.

Gwen dan Viona senyum, meminta supir mengangkatnya dan masuk ke dalam rumah sakit. Hal ini membuat Juwita yang sudah terbaring di suatu ruangan, dokter pun segera mengecek dan menyuntikan Juwita atas perintah Gwen, dan Viona senyum karena sebentar lagi ia segera melancarkan aksinya berhasil.

"Kita harus pastikan Juwita seperti dulu lagi mam! Kita tidak bisa begini terus." bisik Viona yang di stop oleh kode mata.

"Ayo dok, cepat cek anak ini. Saya yakin ada yang salah, bahkan perubahannya seperti orang gila." ujar Gwen tak berhenti bicara.

"Baik, silahkan tunggu di luar sebentar ya bu. Saya akan mengecek

"Cepat dok! Tolong saya, saya takut anak saya punya penyakit ganas, hilang ingatan itu membuat saya bersedih." kembali Gwen menerangkan, sementara Viona di belakang sang ibu terasa ingin muntah akan sikap sandiwara sang mama.

Dokter pun memeriksa dalam beberapa waktu, ia pun memberi suntikan agar tubuh pasien kembali pulih, dan segera siuman untuk memastikan gejala apa lagi setelah di CT Scan dilakukan.

Hingga tibalah dokter duduk, sementara pasien telah berbaring di tempat tidur sampai ia kembali sadar.

"Gimana dok, apa yang terjadi dengan anak saya?"

Gwen duduk disebelah Viona, dimana dokter Samantha membuka kacamata, lalu menyimpulkan diagnosa dari apa yang ia periksa.

"Saya boleh bertanya pada Ibu, perubahan apalagi setelah kecelakaan di kolam renang? Sebab CT Scan kami semuanya normal dan baik, tidak ada gejala yang serius bahkan tanda tanda penyakit langka, atau ganas tidak ditemukan."

"Tidak mungkin dok, coba periksa lagi. Sebab sebelumya anak ini selalu patuh, menurut dan tidak pernah kasar, marah marah, bahkan mengancam saya sebagai mamanya." jelas Gwen.

"Bukan hanya dengan mama dokter, tapi aku adiknya. Bahkan anggota keluarga di rumah yang lain juga, Juwita seperti bencana. Dan semua orang ketakutan akan geriknya, mama saja sampai depresi saking takutnya jika dia turun dari tangga." tambah Viona membuat dokter terdiam.

Juwita yang perlahan membuka mata, ia samar samar menelaah penjelasan Gwen dan Viona, meski sedikit pening di kepalanya ia mencoba bangkit.

'Dasar dua iblis, jadi dia bersikap baik padaku ingin memeriksa kepalaku karena ia pikir aku punya penyakit, apa salahnya hilang ingatan membuat jadi berani.'

"Jadi sebelumnya kegiatan apa yang dilakukan pasien?" tanya Dokter Samantha.

"Begini dok, dia itu patuh. Cengeng bahkan sangat kuno penampilan nya, belum lagi saat kami suruh apapun selalu tidak membantah dan bersikap kata kata mengancam, dari itu saya dan mama meminta dokter mengecek sekali lagi, tolong sembuhkan dan kembalikan ingatan serta sikapnya seperti dahulu. Huhu .." Viona meringis sedih, tanpa air mata.

"Dasar bodoh! Sikap Tante dan kau seperti ini memalukan, jika tahu begini untuk apa saya ikut." Juwita bangun dan memarahi di depan dokter.

Gwen dan Viona terdiam, lalu menoleh begitu terkejut karena Juwita sudah sadar.

"Juwita kamu sudah sadar, apa ada yang sakit sayang?" Gwen meraih tangan Juwita lalu di hempaskan.

"Tidak usah basa basi berlaga PERI, saya ingatkan padamu Tante, jika kembali memulai masalah seperti ini, aku tidak segan. Dan apa salahnya jika Juwita yang sekarang berbeda, aku hanya ingin bilang Juwita yang saat ini dan seterusnya, bukan lagi Juwita yang lemah, dan mudah ditindas oleh kalian semua."

Juwita mencabut bekas suntikan plaster putih, lalu meraih plaster coklat bergambar di saku jasnya untuk di redam tidak keluar jejak darah yang membuat bibi khawatir, meski kepalanya sedikit pusing ia paksa untuk pulang dengan sebuah taksi.

"Dokter lihat kan, ancaman kakak saya pada mama?" Viona mendekat pada sang dokter.

"Maaf bu, gejala kecelakaan yang di alami pasien bisa saja berubah karena tekanan atau nafas dan air yang masuk, tapi seharusnya tidak seperti ini. Tetapi dari kasus ini, kemungkinan ini diluar tanggung jawab saya untuk menyembuhkan pasien. Saya sebagai dokter yakin ini adalah masalah internal, silahkan ibu dan Nona cek masalah kejiwaan, dimana penyebabnya pasien tersebut berubah karena memberontak yang mungkin sudah sangat di luar batas. Permisi .."

Dokter Samantha melepas kacamata nya, ia pergi meninggalkan sebuah kertas agar suster di sampingnya membantu, sebab ia akan menangani pasien lain.

"Tapi dokter .." Gwen menghentikan.

"Tidak ada yang harus saya jelaskan lagi, saya harus pamit mengecek pasien lain."

Kepergiaan dokter Samantha, membuat Viona kesal, menatap Gwen sang mama yang frustasi karena ide putrinya gagal.

"Tapi dokter tolong! saya yakin dengan mama saya, jika ada tumor atau geger otak luka pada kakak Juwita." Viona menghentikan kembali dokter yang berada di luar pintu.

"Begini Nona, CT scan kepala dapat digunakan untuk mendeteksi tumor, infeksi, atau perdarahan di dalam kepala, serta melihat ada tidaknya keretakan tulang tengkorak atau pembengkakan otak cedera kepala. CT scan juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi lain, seperti hidrosefalus dan stroke. Tetapi kondisi pada pasien yang saya cek tadi, itu tidak terjadi hilang ingatan, perubahan sikapnya mungkin karena batinnya tidak menerima jati dirinya yang dulu. PERMISI."

Deg ..

Mendengar itu, Gwen terkejut jika Juwita tidak hilang ingatan.

"Apa dia pura pura mama? Kita harus lakukan sesuatu jika dokter Samantha berkata begitu?"

"Diam kamu Viona, cara terbaik adalah menemui asisten Papa mu, menerobos papa dan surat wasiat semua aset harus jadi milik kita, setelah itu Juwita tidak akan berdaya bukan?" Gwen menoleh dengan tawa pada putrinya.

"Maksud mama, menyuap Asisten papa ..?" senyum Viona di iringi kegirangan.

BERSAMBUNG ..

Masih ada satu bab lagi ya all. Yuk jejak nya, biar lolos review cepat, makasih atas dukungannya yang ikuti jejak Juwita, di tunggu Crazy up nya.

Terpopuler

Comments

cinta ariani

cinta ariani

serakah manusia akhir zaman tinggal ditempat nyaman baik masih kurang aje.is is is kacau ni

2024-07-04

0

cinta ariani

cinta ariani

buah tidak jauh dari pohonnya emak anak sama sama pandai sandiwara

2024-07-04

0

obiz

obiz

🤔😅 yang gila si gwen nih mah wkwkwk parah bener lah punya emak tiri model gini sadar woy

2024-07-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!