Benar saja setelah beres melatih, Juwita pun memberi pesan pada Viona yang sempat di abaikan saat Juwita memanggil Viona. Tapi alih alih tidak di angkat, hanya bisa memberi pesan singkat jika ia akan memberi kejutan.
( Vio, aku tahu kamu dimana. Aku datang berniat memberi mu hadiah terbaik.) Pesan Juwita.
Memasuki gedung, bahkan Juwita di hentikan apakah ia sudah menjadi member Club tersebut, sebab hanya member lah bisa masuk.
"Tunjukan kartu member nya?" petugas berseragam itu menghentikan langkah Juwita yang ingin masuk, sebab ia jelas melihat Viona dan teman temannya masuk ke arah sini.
"Member seperti apa ya pak?"
Juwita pun kembali mengingat kata kata bibi Lau, ia meraih dompetnya dan melihat kartu nama apa saja yang ada di sana.
"Apa yang ini ..?" tanya Juwita, dan kembali membaca karena ini pertama ia lihat.
"Yang satu lagi, Klub olahraga dan rekreasi. Tempat ini jika mau masuk! Bukan yang hitam."
"Oh baiklah, ini pak." Juwita menunjukan dan petugas memproses membuka kan pintu dengan kartu anggota tersebut.
Juwita pun masuk, kembali ia melihat sekeliling tempat tersebut. Mungkin ada banyak kegiatan olahraga disini yang bisa ia lihat, tapi seluas ini haruskah Juwita satu persatu mengeliling mencari Viona.
President Executive Club, Golf and Country Club, kolam renang, lapangan tenis, lapangan sepak bola, lapangan bola basket dan banyak lagi yang lain semuanya lengkap. Itulah yang Juwita lihat dari poster dinding dari daftar nama kegiatan club berikut lantai dan petunjuk arahnya.
'Tidak mungkin kolam renang kan?' mengingat Pemilik ini kecelakaan karena tidak bisa berenang, tetapi dirinya pun masuk menuju tempat itu, karena yakin Viona ada disana.
Sampai disana, tidak ia temukan Viona. Melainkan setelah ia masuk ke tempat Golf, Juwita pun segera membeli baju Golf, dan alat alat yang tersedia dan satu rencana. Kini rambutnya ia ikat, memakai rok atasan satu stel terlihat pendek ketat lalu berjalan ke arah Viona dengan tatapan datar senyuman indah.
Beberapa di antara pria disana, menatap Juwita yang berjalan lurus namun anggun, bahkan bisikan seseorang yang sedang serius mengayunkan stick Golf di tepuk oleh temannya untuk menengok karena wanita yang datang sangat mempesona.
'Lihat masa dia si cupu itu .. Apa dia beneran bisa main golf? Perubahan wajahnya terlihat berbeda sekali.' bisik pria lain yang sempat terdengar oleh Juwita.
Prak.
Juwita meletakkan Stick Golf, dan seorang pemandu di sampingnya seolah memberi aba aba.
Viona terkejut karena Juwita sudah ada di sampingnya, yang membuat teman temannya ikut kaget karena Juwita bisa sampai mengejarnya.
"Kau .. Bagaimana bisa keluar?"
"Kenapa, kaget. Mau taruhan .. Jika aku menang, selama 40 hari jadi kacung ku!"
"Hih .. Mimpi di siang bolong, ini masih belum malam. Memangnya sejak kapan kamu bisa bermain golf? Jangan membuat ejekan tertawa Juwita. Lupa kau ini tidak bisa apa apa, punya kartu member tapi jadi pajangan. Haa .. Haa." tawa Viona di ikuti Rini dan yang lain.
"Hm .. Haa .. Haa .. Haa." dibalas Juwita dengan tawa lebih keras dari Viona, dan tepukan tiga kali, mengeliling Viona yang sedikit merinding.
Sehingga suasana disana nampak penasaran dengan sosok Juwita, beberapa ada yang tahu jika Juwita itu penakut, tapi kini seolah menantang dan penasaran apa yang terjadi selanjutnya.
'Ku dengar dia hilang ingatan setelah insiden itu?'
'Perubahannya juga berubah ya.' bisikan orang lain terdengar.
"Kita lihat .. Jika aku menang, mungkin kartu member ini tidak ada lagi nama kamu Vio .. Viona. Kamu akan malu karena berani mengunciku!" bisiknya.
"Eh .. Dasar pembohong kamu, ayo siapa takut. Dasar anak pungut." oceh Viona membuat keributan.
"Di banding berdebat gimana kita mulai, banyak saksi disini. Pemandu golf jadi juri terbaik .." Juwita menatap lurus, sehingga beberapa cuitan dan teriakan membuat Viona yakin bisa mengalahkan Juwita.
'Oke .. Kalau kamu kalah, peraturan terbalik termasuk di rumah kamu enggak bisa seenaknya Juwita, kamu itu anak pungut.' bisik Viona tetapi di balas senyum.
Oke .. ' TEE OFF '
Permainan pun di mulai, Pemandu sebagai juri meminta mengambil salah satu kartu dengan nomor angka 1 dan 2 yang artinya, siapa yang lebih dulu. Dan Viona memulai lebih dulu.
Permainan dimulai dengan berdebar, mungkin salah satu harga diri manusia dipertaruhkan jika benak Viona tidak suka sebuah kata kalah.
Selanjutnya setelah Juri bilang jika Viona meleset dan tidak memasuki bola ketiga kalinya. Dua diantaranya adalah percobaan, tetap saja di Hole 2 bola tersebut diam padahal sedikit lagi masuk.
"Ah .. Sial." ucap Viona.
HUUUU .. ( menyoraki Viona yang kalah )
Dari sana terlihat jelas oleh Juwita, dengan wajah merah kesalnya Viona jengkel karena gagal di babak awal.
Dan kali ini giliran Juwita. Juwita menolak untuk mengambil percobaan sebagai pemanasan.
"Belagu banget, ga pernah main golf ga mau ambil pemanasan, paling juga dia lebih buruk dariku." cibir Viona di sebelahnya Rini mengigit jari gemetar.
Oke .. 'TEE OFF'
Juwita masih ingat, mendiang orang berpengaruh yang berjasa padanya sering mengajarkan dirinya banyak hal, termasuk berbagai olahraga golf. Juwita menarik nafas, menutup mata untuk mengingat permainan terbaiknya. Tekadnya ingin membuat Viona berhenti menggangunya sampai disini.
Teknik mengayun .. Memegang dan melempar stick golf agar tepat, membuat Juwita yakin tepat sasaran di langkah pertamanya.
3 ..
2 ..
1 ..
Prang ..
Prang ..
'PUTTER' Juri memberi teriakan, di ikuti yang menonton saat itu bersorak.
Yee .. Hebat!
Putter atau disebut Tee shot Merupakan pukulan pertama kali yang dilakukan oleh golfer dalam permainan, yang kini Juwita tersenyum karena balasan sorakan meriah dan tepuk tangan yang menontonnya.
🪻 { Mohon maaf jika salah, koreksi ya all } yuks kembali!! 🪻
"Ini curang, kamu curang Juwita!" teriak Viona melempar stick golf, seolah ingin kabur.
' Eh .. udah kalah masih teriak curang ' tertawa Juwita.
Sementara di samping sisi lain, seorang pria dan satu temannya menyadarkan. Namanya Aldo, dia adalah anak berpengaruh di kampus tersebut, bisa di bilang anak Rektor yang tampan, sekaligus tidak suka dengan keributan yang membuatnya meraih stick golf dan menyudahi sebab sudah cukup perkumpulan terjelek ia hadir dalam sebuah pesta, namun selalu ada saja sikap memalukan.
"Al .. Mau kemana Lo, ga mau liat dulu?"
"Hah .. Malas, cewe cewe emang ribet. Ga ada gunanya adu tanding paling kuat, gue cabut dulu Yo!"
PUUG ..
"PAR 5."
'PUTTER.' teriak pemandu, membuat Aldo yang melihatnya cukup tercengang.
Pria tersebut tidak jadi pergi, melainkan kaget melihat wanita yang sering ia dengar namanya tapi tidak pernah tahu seperti apa.
Ya .. Juwita, ia berhasil memasukan bola dengan jarak cukup keren. Sebuah bola terpental jauh, berbanding ke dinding dua kali membuat semua orang tercengang lagi, tepat sasaran.
Juwita pun menepuk tangan, "Vio mau kemana. Enggak mau lihat hadiah dari ku?" teriak Juwita senyum terbesarnya, dimana petugas yang sudah membantunya membawa proyektor.
Beberapa antusias disana kembali berkumpul akan keramaian club golf tersebut, ada sebuah dinding putih yang bisa di putar oleh alat untuk memutar video.
Viona, Rini dan tiga teman lainnya jatuh lemas, saat vidio vulgar yang tersimpan di ponsel Rini. Semua foto foto setengah telanjang dengan seorang pria di sebuah hotel, mem bully mahasiswi lainnya terlihat jelas disana, Juwita sedikit lega karena pem bully an yang dilakukan teman teman Viona bukan padanya saja, tetapi ada yang lain yang mungkin bisa menggugat karena Juwita menemukan bukti untuk mereka tidak bisa menyangkal.
'Ini pelajaran untuk kalian semua.' Juwita memasang wajah datar.
Bahkan yang kedua tampilan tersebut adalah video Viona dan ibunya yang jelas dia adalah ibu tiri dan bukan adik kandungnya, disana diperlihatkan jika pesta ulang tahun Viona beberapa waktu lalu Viona berbicara pelan untuk menaruh lumut, dan mendorong jelas tubuh Juwita yang masih bergaya cupu ke dalam kolam renang. Bahkan kegaduhan jika Juwita harus klarifikasi tidak perlu digubris, karena kenyataannya terlihat bukti dalam pemutaran video tersebut dengan kata kata ingin melenyapkan Juwita yang tidak ada hubungan darah dengannya.
Dan yang ketiga adalah sebuah chat Viona dengan lawan jenisnya dengan isi percakapan mengarah ke barang barang haram.
"Enggak .. Juwita kamu pembohong!" teriak Viona ia kabur dari club tersebut.
Juwita pun senyum, ia berjalan santai tanpa memperdulikan keramaian yang bicara, yang jelas hukuman Viona dan teman temannya sudah cukup harusnya ia tidak mengusiknya lagi.
Tapi saat langkah ingin pergi, seorang pria tampan menghalangi Juwita, yang membuat pandangan Juwita kaget karena pria tersebut tepat di depannya.
BERSAMBUNG ..
Hayo siapa yang tahu, jejak yuk. Diatas dua puluh bab, Author mau kasih kejutan dadakan ya.
Terus dukung Juwita
🌸 HAPPY READING ALL 🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Elizabeth Zech
knoa Juwita endah balas dendam sibuk JK p sekola
2024-07-18
1
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪💪💪
2024-07-07
1
cinta ariani
👏👏pembalasan keren bikin malu sekampus besok viona sama.temen temennya masih punya muka kagak ya
2024-07-06
1