"Saya Bibi Lau, asisten almarhum Nyonya besar, yakni ibu kandung Nona Juwita. Sejak usia Nona 10 tahun saya mendampingi nona dan melindungi. Saat ini keluarga nona tidak pernah akur, bahkan adik laki laki nona Arman di pindahkan ke luar negeri ia di fitnah melecehkan Viona, dan Viona adalah adik tiri Nona Juwita. Satu lagi, Ayah nona menikah dengan sahabat ibu nona yang kini jadi saudara nona bernama Viona. Tapi sayang mereka berdua selalu jahat, berusaha mencelakai nona tanpa ayah Nona sadari, mereka licik dan banyak akal. Bibi minta maaf Nona, Nona selalu di celakai di saat bibi lengah. Andai pesta ulang tahun itu bibi tidak pergi mengantar paket, mungkin Nona tidak akan hilang ingatan. Bahkan Ayah nona saat ini sakit sakitan."
Wanita paruh baya itu menceritakan dengan jelas, membuatnya sedih akan kehidupan malang pemilik tubuh ini. Lagi pula saat dirinya mencoba melihat cermin, tampilannya berubah dan yakin dengan seperti ini ia bisa membalas dendam pada Jack, dan petinggi yang terlibat yang berusaha membunuhnya saat itu dan mungkin ia akan membalas dendam juga pada orang yang telah mencelakai pemilik tubuh ini.
"Non .. Non Juwita masih dengarkan bibi kan ..?"
Hmm .. "Masih, bibi Lau bisa ambilkan saya sesuatu ..?" senyumnya, disana bibi memberikan sebuah album foto beserta nama nama keluarga Juwita lengkap.
Bahkan yang tak habis pikir, ia terkejut akan sebuah foto kedua dimana disana, foto pernikahan ayah nya yang kini jadi ibu tiri dan adik tirinya itu.
"Bibi siapa mereka ..?"
"Dia nyonya Gwen dan nona Viona, ibu tiri dan adik tiri nona Juwita. Apa nona juga tidak ingat mereka ..?" tanya bibi Lau, membuat nya senyum meringis.
'Jadi karena dia lemah, di khianati dan pemilik tubuh ini ada sangkut pautnya dengan hari dimana terakhir aku melihat seorang wanita dengan pria yang aku cintai ..?' batin meringis senyum miring.
"Biarkan aku berpikir dan ingat ingat lagi, dan kenapa aku pindah ke tubuh orang lain." Juwita bergumam dalam hati.
Sebelumnya aku ada janji untuk menemui Jack, tetapi aku malah di tutup kepala dari belakang seperti sebuah karung, hingga tepat di sebuah ruangan sempit segi empat, membuat aku syok. Jika Jack tega melakukan semua ini, dan dia benar benar membunuh ku, atas perintah atasannya demi diriku tidak merusak rencana profesinya.
"Bibi Lau, ini tahun berapa ..?" tanya Juwita.
"Tahun 2024, " jawab bibi Lau.
"Apa ..?" Juwita merasa terkejut, di tahun yang sama itu berarti Jack dan kepala BNN ada yang terlibat upeti main kotor sehingga mereka masih hidup, membuat aku benar benar di singkirkan.
'Lihat saja kalian! Aku akan mencari kalian, membalaskan dendam ini. Karena aku diberikan kesempatan hidup lagi, maka aku tidak akan menyia nyiakan hidupku. Aku tidak akan bodoh tertipu, atau belas kasihan lagi. Aku akan hidup dengan diriku sendiri yang baru, bahkan tidak akan pernah baik dan memaafkan seperti kehidupanku sebelumnya." Juwita menyentuh liontin bulan yang menggantung di lehernya, dan mengepalnya, berusaha menguatkan diri.
Klek!
Pintu Terbuka ..
"Oh .. Indah sekali, pemandangan sampah kecil ini, kau sudah bangun rupanya ..? Bagus kalau begitu, cepat bangun dan ikut aku. Lalu minta maaf atas kekacauan party, jangan lupa bersihkan nama Viona karena ulahmu yang sembrono!" titah seorang nyonya nyentrik.
Juwita memandang ke arah bibi Lau, meminta penjelasan siapa dia itu.
"Dia nyonya Gwen, mama dari Nona Viona." ucap bibi.
"Kenapa dijelaskan? Kau Apa .. Lupa ingatan, atau pura pura agar .." Gwen sambil tersenyum kecil.
Juwita pun bangun, ehm .. meski sedikit sakit di salah satu kakinya ia tahan untuk berdiri kokoh.
"Anakmu yang membuat kekacauan, aku yang di dorong olehnya, kenapa aku yang minta maaf seolah olah Viona yang tertindas, manipulatif sekali. Bahkan aku yakin sudah kalian rencanakan agar aku mati kan, karena aku tidak bisa berenang. Aku yakin di rumah besar ini ada cctv, tidak mungkin di pesta itu tidak ada bukan .. Kenapa tidak putar saja, di depan semua yang datang cctv itu ..?"
"Apa kamu bilang ..?" Gwen terbelalak mendekati Juwita seolah akan memukuli, sebelum Juwita menoleh kebelakang.
"Jangan Nyonya! Nona masih sakit, aku minta maaf untuknya. Tolong jangan sakiti dia!" pinta bibi Lau, menghalangi nyonya Gwen yang akhirnya mengenai pipi Lau, karena tidak berhasil memukul Juwita.
Hal ini pun membuat Juwita cukup terkejut.
"Kalau kamu tidak mau dia dipukul! Cepat suruh dia Klarifikasi, minta maaf pada yang hadir di pesta. Dia yang mengacaukan semua ini dan membuat nama Viona tercoreng." Gwen pun pergi.
Bibi Lau, kembali menutup rapat pintu kamar. Lalu menelisik ke arah Juwita apakah ia baik baik saja, yang membuat hati wanita paruh baya itu lega.
Juwita masih tidak mengerti, sebab dirinya benar benar bingung. Siapa dan seperti apa pemilik tubuh ini menjalani hidup, dan sepertinya ia harus menolong pemilik tubuh ini menjalani hidup tidak lemah dan tertindas, hitung hitung ia juga berterimakasih. Setelah itu, barulah ia mencari Jack dan petinggi yang membuatnya mati.
"Nona, di dalam saja. Biar bibi yang urus dan meminta maaf, nona tidak perlu turun. Bibi akan memohon pada Nyonya besar, dan ini kesalahan bibi yang tidak teliti melihat lantai di kolam berlumut, membuat semuanya seolah nona Viona mendorong itu tidak benar. Tolong nona ikuti saja kata bibi, bibi akan buat semua ini murni kecelakaan."
"Hah .. Bibi Lau, bukankah tadi bilang padaku jika semua jelas Viona mendorong ku, kenapa klarifikasi kecelakaan."
"Dengan begini, saya tetap bisa mengawasi nona Juwita, bahkan cctv bini yakin sudah di hapus atau alasan eror lagi Nona. Dengan begitu bibi tidak akan di pecat biar semua konsekuensinya bibi tanggung, nona Juwita tolong percaya pada bibi saat ini, sampai benar benar Ayah Nona sembuh, dan bibi akan berusaha kumpulkan bukti agar Nona tidak lagi menanggung derita disakiti Nyonya Gwen."
"Bukankah disini banyak pembantu, tolong jelaskan siapa yang ada di pihak kita bibi Lau, dan terimakasih sudah ada di pihak Juwita."
Nona itu memeluk wanita paruh baya, meski bibi itu sedikit enggan dan merasa malu.
"Ada 12 orang termasuk dengan bibi, Nona. Bibi harus ke bawah, dan meminta yang lain membantu. Di bawah pasti sangat berantakan juga."
"Ya sudah bibi perintahkan saja yang lain membereskannya, Bibi tidak usah ke bawah ikut capek. Soal Nyonya nyentrik sok glamour dengan tampang pas pas itu, aku akan cari cara lain. Dia sudah harus tahu siapa aku .." Juwita kembali duduk di ranjang.
Bibi Lau, merasa Nona nya berbeda tidak seperti biasanya, setiap ia bantu tidak pernah menahannya. Tetapi kali ini, apa karena kecelakaan tenggelam, membuat seseorang berubah tingkah laku adalah hal biasa, bibi Lau berpikir meski sebenarnya sejak dulu ini yang ia inginkan, tetapi ia sangat Khawatir Nona tersayangnya mendapat luka dalam akibat tenggelam.
Juwita yang terlahir lemah, ia dua bersaudara kembar berbeda jenis kelamin. Adiknya bernama Arman, si pria cool yang berani sering membela Nona Juwita, namanya Arman. Tetapi karena sebuah kasus, membuat dirinya di kirim ke luar negri, dan tragisnya setelah di luar negeri menuju apartemen Arman kecelakaan membuatnya masih di rawat di rumah sakit ternama disana, bahkan Juwita tidak tahu keadaan adiknya sekarang, yang ia tahu Armand mengurus perusahaan baru di luar negri karena itu kata kata Ayahnya terakhir menjelaskan padanya.
Apalagi sejak ibu kandungnya meninggal. Dan ayahnya tidak di rumah, dua orang itu berlaku semena mena pada Nona Juwita. Dan tuan besar di rumah ini sudah sakit sakitan, yang membuat mereka menjadi jadi berlaku niat jahat pada Nona Juwita, membuat rumah elite ini bagai neraka saja karena mereka saat ini berkuasa.
Bibi Lau begitu sayang pada Nona Juwita, ia janji akan terus melindungi di samping Nona Juwita sampai akhir hayat, berharap Nona Juwita menemukan kebahagiaannya.
"Bibi .. kenapa diam saja? Aku sangat lapar." Juwita senyum, memegang perutnya yang kebetulan bunyi.
"Ah .. Sebentar bibi antarkan!" Bibi Lau, segera tersadar dan cepat cepat turun ke bawah menuju dapur.
Juwita kembali menatap sekeliling kamar besar ini, ia kembali berdiri dan menatap rupanya yang sekarang.
Gila .. Wajah yang tidak serupa itu, benar benar wajah yang sudah berubah total seratus persen, dari wajah aslinya.
"Ah .. Takdir keduaku, jadi aku pindah ke tubuh orang lain. Bahkan aku tadinya mengira aku hanya pindah tempat saja, tetapi nyatanya ..?" Juwita memegang pipinya.
BERSAMBUNG ..
Yuk jejak like, vote dan komen ramaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Binti
Bagus next 💪
2024-08-02
0
melchan
berasa apa ya tiba tiba ada di tempat lain roh nya dewi jiwa bdan nya juwita👏👏
2024-06-21
3
Moroko olshop
rumit banget sih bapak nikah lagi dapat emak kagak bener apees
2024-06-21
2