Sementara dirumah, setelah polisi membawa Bagas, Bu Minah terus menangis di kamarnya.
"Sebaiknya aku susul Bagas saja" Gumam Bu Minah dan bergegas ingin pergi ke kantor polisi.
Tapi ketika ia hendak membuka pintu, tiba tiba kepalanya terasa sakit.
"Awww, kenapa kepalaku sakit sekali" Ucap bu Minah merintih.
Walau kepalanya terasa sakit, Bu Minah tetap memaksakan diri pergi ke kantor polisi.
"Bagas" Panggil Bu Minah ketika sudah sampai kantor polisi dan bertemu Bagas.
"Ibu, kenapa kesini? " Tanya Bagas
"Ibu khawatir sama kamu nak" Jawab Bu Minah
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan Bu, karena Bagas tidak terbukti bersalah" Jawab Bagas
Lalu Bu Minah mengederkan pandangannya dan melihat Sintia yang sedang berlutut di Kaki orang tuanya.
"Nak Bagas, maafkan kami! kami tidak menyangka Sintia akan melakukan itu semua, Sintia telah mengkhianati kamu selama ini. bahkan dia sampai melakukan hal kotor, rasanya kami sudah tidak punya muka. kami malu" Tangis pak Ahmad pecah, hatinya begitu sakit, jantungnya seakan tertusuk pisau tajam hingga membuatnya sulit untuk bernapas.
"Tidak apa apa Om! Bagas tidak menyalahkan Om dan Tante. Kalian orang tua yang baik, Bagas sangat menghormati Om dan Tante seperti orang tua Bagas sendiri" Ucap Bagas
"Maafkan Sintia pah! Sintia menyesal" Tangis Sintia Pecah yang masih berlutut di kaki papahnya.
"Pergi kamu, kamu bukan anak papah" Ucap pak Ahmad dengan nada tinggi, sementara Bu Yanti hanya bisa diam dan menangisi yang terjadi.
"Ampun pah, maafkan Sintia, Sintia menyesal pah, Sintia melakukan ini karena Sintia mencintai Bagas, Sintia tidak rela kalau Bagas dengan wanita lain, Sintia tidak mau kehilangan Bagas" Ucap Sintia terisak.
Perkataan Sintia membuat Bu Minah semakin Geram.
Plakkk
Tamparan dari Bu Minah pun mendarat di pipi Sintia, Sintia yang merasakan sakit di pipinya segera berdiri.
"Cukup Sintia, cukup mengatakan kalau kamu melakukan ini karena kamu mencintai anak tante, kamu tau Sintia apa itu arti Cinta hah? kamu bahkan tidak mengerti apa arti Cinta!" Ucap Bu Minah emosi
"Cukup Sintia! sudah cukup kamu mempermalukan diri kamu sendiri! Lebih baik sekarang kamu pergi dan jangan pernah mengganggu Bagas lagi, berhenti mempermalukan diri kamu sendiri" Sahut Bu Yanti
"Tidak mah, Sintia sangat mencintai Bagas, Sintia cuma mau menikah dengan Bagas. Sintia akan lakukan apapun asal Bagas mau menikah dengan Sintia" Sahut Sintia
"Jangan Gila kamu Sintia, mamah ngga pernah mengajarkan kamu seperti ini Sintia, sebagai orang tua mamah sudah gagal mendidik kamu Sintia, kamu bukan anakku Sintia" Ucap Bu Yanti dengan airmata yang terus mengalir.
"Cinta akan membuat kita bahagia Sintia saat kita mencintai orang yang tepat dan saling mencintai, tapi saat Cinta kita tak terbalas kita juga harus berkorban Sintia, asalkan orang yang kita Cintai bahagia walau bukan bersama kita, lalu Cinta seperti apa yang kamu berikan kepada anak tante? kalau kamu benar mencintai anak tante seharusnya kamu bahagia Sintia bersama anak tante, karena kalian saling mencintai, tapi kamu justru mengkhianati cinta Bagas. Itu bukan cinta Sintia, kamu ngerti? itu bukan cinta" Ucap Bu Minah dengan nada sedikit tinggi.
"Jadi tante mohon sama kamu Sintia, cukup! hentikan semua ini! Bagas sudah memutuskan hubungannya denganmu, jadi relakan dia mencari kebahagiannya sendiri" Lanjut Bu Minah namun dengan nada yang sedikit rendah dan dengan kepala yang masih terasa semakin sakit.
Tiba tiba ada bayangan yang terlintas dipikirannya, samar samar dia melihat seorang laki laki yang entah siapa, namun ketika dia semakin ingin mengingat laki laki tersebut, kepalanya semakin sakit.
"Akhhh" Bu Minah meringis kesakitan memegangi kepalanya dan seketika kakinya terasa lemas hingga hampir jatuh.
Beruntung Bagas segera menangkapnya sehingga Bu Minah tak tersungkur ke lantai.
"Ibu! Ibu kenapa?" tanya Bagas panik dan segera membopong Ibunya.
"Bagas sebaiknya kamu bawa Ibu kamu ke rumah sakit" Ucap pak Ahmad
***
Bagas membawa ibunya yang sudah tak sadarkan diri ke Rumah sakit.
"Dok tolong ibu saya dok, dia tiba tiba pingsan" Ucap Bagas yang berlari ke ruang IGD dan segera membaringkan tubuh ibunya ke ranjang periksa.
"Sebentar" Seorang dokter laki laki segera memeriksa Bu Minah.
"Dok Ibu saya kenapa? tiba tiba dia merasa kesakitan di bagian kepala hingga tak sadarkan diri?" Tanya Bagas khawatir.
"Apa sebelumnya Ibu anda pernah mengalami benturan di kepalanya seperti kecelakaan misalnya? " Tanya dokter
"Seingat saya ngga sih dok" Ucap Bagas kemudian dia mengingat ingat apakah ibunya pernah kecelakaan.
"Nanti saya akan coba tanyakan pada nenek saya dok, mungkin saat Ibu saya masih muda pernah mengalami kecelakaan atau semacamnya" Ucap Bagas lagi
"Dari yang saya lihat, sepertinya Ibu anda pernah mengalami Cidera di kepalanya yang cukup parah, untuk lebih meyakinkan saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, jadi sebaiknya Ibu anda dirawat saja selama beberapa hari disini"
"Baik dok, apapun itu tolong lakukan yang terbaik untuk Ibu saya dok"
***
"Terimakasih kak sudah mengantar saya pulang" Ucap Rahma yang kini sudah sampai dirumahnya.
"Harusnya saya yang berterima kasih, karena kamu sudah menolong papah saya" Ucap Tiara
"Mau mampir ngga kak? Biar Rahma kenalin sama keluarga Rahma dan sama Anak Rahma juga"
"Kamu sudah punya anak? " Tanya Tiara sedikit terkejut
"Iya kak, Rahma sudah punya anak" Jawab Rahma
"Berarti kamu sudah menikah? "
"Sudah kak, tapi.. " Jawab Rahma
"Tapi apa Ra? " Tanya Tiara dengan wajah penasaran
"Saya sudah bercerai" Jawab Rahma singkat
"Hah, kamu serius Ra? cerai kenapa Ra? " kaget Tiara
"Rahma diselingkuhin kak" jawab Rahma
"Kamu yang sabar ya Ra" Ucap tiara sembari mengusap punggung Rahma
"kamu sedang mencari kerja Ra? " Tanya Tiara ketika melihat berkas yang di bawa oleh Rahma.
"Iya kak, sekarang Rahma sudah bercerai, jadi Rahma harus bekerja untuk masa depan anak Rahma"
"Heummm Gimana kalau kamu kerja di perusahaan cabang punya papah yang disini Ra? " Tawar Tiara
"Emang boleh kak?" Tanya Rahma
"Boleh dong, kebetulan perusahaan ini baru di buka 1 bulan lalu, jadi masih banyak lowongan pekerjaan, dan aku rasa kamu cocok kerja di perusahaan cabang milik papah"
"Kalau bener seperti itu, saya sangat berterimakasih kak"
"Tentu benar dong, nanti besok kamu dateng saja ke kantor, nanti kamu langsung temui aku" Ucap Tiara kemudian memberikan kartu nama dan alamat perusahaan tersebut.
"Baik kak, Terimakasih ya? Insha Allah besok Rahma pasti ke kantor" Ucap Rahma girang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments