"Ada apa lagi? " Tanya Bagas sedikit ketus
"Bagas aku ada diluar rumah kamu, tolong temui aku sebentar saja" Ucap Sintia
"Baiklah aku akan kesana" Jawab Bagas dari sebrang telpon.
Dengan malas, Bagas berjalan keluar menemui Sintia yang ada di depan Rumahnya.
"Untuk apa lagi kamu datang kesini? Mau memaksa aku menikahi kamu? Jangan mimpi" Tanya Bagas ketus.
"Bagas tolong jangan seperti ini,aku aku bisa jelaskan semuanya!" Ucap Sintia sedikit memohon
"Apa yang ingin kamu jelaskan lagi? Semuanya sudah jelas Sintia, kamu yang menghianati aku, bahkan kamu sampai hamil kan? " Tanya Bagas
"Bagas, aku akui aku salah! Tapi aku mohon jangan seperti ini Bagas, karena bukan hanya aku yang berkhianat disini, kamu juga sama kan selingkuh dengan wanita lain bahkan kalian sudah punya anak?"
"Anak???" Kaget Bagas
"Iya kamu sudah memiliki anak dengan wanita itu kan, aku melihatnya sendiri saat di rumah sakit kamu menggendong seorang anak, kamu juga menggandeng mesra tangan wanita itu" Jelas Sintia
"Ohhh itu, sepertinya aku tidak perlu menjelaskan apa pun sama kamu! karena kamu bukan siapa siapa aku lagi! Antara aku dan kamu sudah tidak ada hubungan apa apa!" Jelas Bagas
"Pasti alasan kamu membatalkan pernikahan kita juga karena wanita itu kan, aku akan buat perhitungan dengan wanita itu" Ucap Sintia emosi
"Astagfirullah! kamu belum sadar juga, tanpa Rahma pun hubungan kita sudah rusak, kamu lupa, sekarang kamu sedang mengandung anak dari laki laki lain. Daripada kamu sibuk mengganggu aku lebih baik kamu cari Ayah dari anak yang kamu kandung itu" Ucap Bagas menohok
"Bagas aku sangat mencintai kamu! aku hanya ingin menikah dengan kamu saja, aku mohon Bagas menikahlah denganku. Aku tau aku salah, tapi aku benar benar mencintai kamu." Rengek Sintia
"Kamu ini waras tidak sih? Bagaimana kamu punya pikiran kalau aku akan menikah dengan wanita yang sedang hamil anak dari laki laki lain, mana ada laki laki yang mau menikah dengan seorang pengkhianat. daripada aku menikahi seorang wanita yang hamil hasil zina, lebih baik aku menikah dengan Rahma, walau dia seorang Janda setidaknya dia lebih terhormat dari kamu" Bagas semakin bingung dengan Sintia
"Ohh jadi wanita itu seorang janda, kamu ingat ini Bagas, aku tidak akan membiarkan siapapun merebut kamu dari aku, aku tidak perduli kamu mau bilang aku gila sekalipun, aku akan pastikan kamu hanya akan menikah denganku" Ucap Sintia berlalu
Bagas memandangi Sintia yang semakin menjauh, sebenarnya dia merasa iba pada wanita yang dulu pernah menjadi bagian dihidupnya.
Ketika Sintia sudah menghilang dari pandangannya, Bagas melihat HPnya yang sedari tadi dia pegang, ternyata Bagas merekam semua pembicaraannya dengan Sintia.
"Ini bisa menjadi bukti yang cukup kuat untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah"
***
Beberapa hari telah berlalu, Rahma yang melihat Syifa sudah benar benar sembuh pun berniat melamar pekerjaan kembali.
Jam sudah menunjukan pukul setengah 9 pagi, Rahma tengah bersiap untuk pergi melamar pekerjaan.
"Udah siap Ra? Ayah antar ya? " Tanya Pak Alvian ketika melihat Rahma hendak keluar kamar.
"Tidak usah yah, biar Rahma naik angkot saja, Ayah Istirahat di Rumah saja, tensi ayah tinggi lagi, ayah harus inget kata dokter ya, jangan makan yang asin asin dan jangan banyak pikiran, oke? " cerocos Rahma pada ayahnya kemudian mencium tangan ayahnya.
"Baiklah anak ayah yang cerewet" Ucap Pak Alvian sembari menyentil hidung Rahma
"Ibu mana yah? " Tanya Rahma yang mencari keberadaan ibunya.
"Lagi belanja ke pasar nak" jawab pak Alvian
"Kalau gitu Rahma nitip Syifa ke ayah aja ya, Syifa masih tidur di kamar, semalam dia tidur larut banget yah" Ucap Rahma
"Iya sayang, ayah pasti jagain Syifa kok, kamu hati hati ya? " Ucap pak Alvian sembari mengelus Rambut Rahma
"Iya ayah, Assalamualaikum. "
"Wa'alaikumsalam"
Rahma pun bergegas melangkah menuju jalan besar dekat rumahnya.
Ketika dia melihat ada angkot yang lewat dia pun menghentikan angkot tersebut dan segera naik kedalamnya.
Di tengah perjalanan tiba tiba angkot yang ditumpangi Rahma pecah Ban, yang pada akhirnya semua penumpang angkot itu turun.
Tak mau menunggu lama akhirnya Rahma memutuskan untuk jalan kaki saja.
"Pak saya lanjut jalan kaki saja ya, ini ongkos nya, saya takut telat" Ucap Rahma pada sang sopir angkot dan memberikan uang padanya.
"Iya neng, maaf ya tidak bisa mengantar sampai tujuan" Ucap sang sopir
"Tidak apa apa Pak" Ucap Rahma berlalu pergi.
Untuk mempercepat perjalanan, Rahma melewati jalan pintas, jalanannya memang agak sepi tapi demi bisa cepat sampai Rahma pun tetap melewati jalan tersebut.
Setelah berjalan hampir 15 menit, Rahma melihat dari kejauhan seperti ada orang yang tertidur. Rahma nekad menghampirinya dan benar saja ada seorang laki laki yang wajahnya terlihat pucat dan mengeluarkan darah dari hidungnya.
Rahma bingung harus melakukan apa, karena tidak ada satu orang pun yang lewat saat itu.
"Bagaimana ini" Ucap Rahma yang kebingungan.
Setelah menunggu hampir 10 menit, ada seorang pengendara motor yang lewat. Rahma pun segera berdiri di tengah jalan untuk menghentikan pengendara tersebut.
"Pak tolong pak, ada yang pingsan" Ucap Rahma ketika pengendara motor berhenti.
Pengendara motor pun segera menghampiri laki laki yang tidak sadarkan diri dan segera membantu Rahma untuk membawanya ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments