"Tunggu Bagas, aku mohon hentikan Bagas, kita bisa bicarakan baik baik Bagas" Ucap Sintia lagi dengan berusaha menahan laju motor Bagas.
Hingga motor Bagas menjauh Sintia pun jatuh menatap kepergian Bagas.
"Hiks hiks hiks" Tangis Sintia pun pecah.
Yusuf yang melihat kepergian Bagas pun berusaha mengejar Bagas dengan menggunakan Motornya yang terparkir tidak jauh dari kamar kos Sintia, karena Yusuf tau bagaimana perasaan Bagas saat ini, dan Yusuf khawatir terjadi sesuatu pada Bagas.
Yusuf segera melajukan motornya mengejar Bagas tanpa menghiraukan Sintia yang sedang menangis di pinggir jalan.
Sakit hati membuat Bagas mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi tanpa arah dan tujuan.
Setelah lama mengendarai motornya, Bagas berhenti ketika merasa sudah berada jauh dari kota, Bagas berhenti tepat di sebuah jembatan dengan aliran sungai yang begitu jernih dan indah dengan bunga bunga yang berada di sekitar sungai.
"Aghhhh... Kenapa Sintia? kenapa kamu tega melakukan ini Sintia? Tinggal menghitung hari kita menikah Sintia, tapi kenapa kamu melakukan ini Sintia? Kenapa?" Pekik Bagas di sebuah jembatan yang berada di sebrang desa.
Setelah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Sintia calon istrinya selingkuh, Bagas merasa begitu kecewa, impiannya untuk bersama dengan orang yang dicintainya hancur berkeping- keping. Dan untuk kesekian kalinya Bagas harus memutuskan untuk mengubur cintanya.
Ya dulu sebelum bertemu Sintia, Bagas pernah mencintai seorang wanita tapi hanya dalam diam, karena Bagas harus menelan pil pahit ketika mengetahui bahwa wanita yang dia Cintai telah memiliki seorang kekasih dan akan segera menikah, akhirnya dia harus merelakannya bersama dengan laki laki lain, baginya yang terpenting wanita yang dicintainya bahagia.
Drettt... Drettt...
Panggilan masuk di ponsel Bagas, segera bagas mengambil ponsel di saku celananya dan membaca nama yang menelpon.
Tertulis nama Yusuf di layar ponsel Bagas.
"Hallo" Sapa Bagas setelah menerima panggilan dari Yusuf
"Gas kamu di mana, kamu baik baik saja kan? " Tanya Yusuf yang sudah berusaha mengejar Bagas tapi terlambat karena Bagas mengendarai motor dengan kecepatan tinggi hingga yusuf kehilangan jejak.
"Aku baik baik saja, kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku tidak apa apa, aku hanya ingin sendiri" Jawab bagas lalu mematikan telponnya.
Bagas pun kembali menaiki motornya dan melajukan motornya.
***
Entah kenapa setelah mengetahui pengkhianatan Sintia pada bagas, bagas jadi teringat pada wanita yang sempat dia cintai dulu, bayang bayang wajah wanita itu kembali hadir dan mengusik pikiran Bagas.
Bahkan saat bagas melajukan motornya tanpa arah, dia yang sedang memikirkan wanita yang dulu di cintai tidak sengaja malah menuju ke rumah wanita itu.
"Rahma, kenapa sulit bagiku untuk melupakanmu, padahal kamu sudah menikah, aku sempat berpikir dengan adanya Sintia aku akan dengan mudah melupakanmu, tapi setelah mengetahui pengkhianatan Sintia entah kenapa hati dan pikiranku selalu tertuju padamu lagi Rahma, kenapa sulit sekali melupakanmu" Gumam Bagas saat di depan rumah orang tua Rahma.
Ya, wanita yang dulu dicintai bagas adalah Rahma, bahkan dia sudah jatuh cinta pada Rahma sejak pertama kali Bagas melihatnya.
Saat itu Rahma baru pulang kuliah, Bagas yang saat itu sedang berjalan sambil bercanda dengan teman temannya tanpa sengaja bertabrakan dengan Rahma yang berjalan dari arah lain.
Bughhh
"Aww" Pekik Rahma yang jatuh terduduk, buku buku yang dipegang Rahma pun berhamburan
"Maaf mbak, maaf saya tidak sengaja" Ucap Bagas sembari menolong Rahma untuk bangun dan juga membantu Rahma memunguti bukunya.
"Tidak apa apa mas, ini juga salahku tadi tidak fokus melihat jalan" Jawab Rahma sembari memunguti bukunya
"Ini bukunya mbak" Ucap Bagas sembari memberikan buku yang dia pungut. Dan mata Bagas tak berpaling sedikitpun dari wajah Rahma
"Iya, terimakasih mas, saya permisi dulu, assalamualaikum" Pamit Rahma dan bergegas pergi.
"Cantik sekali dia" Gumam Bagas dalam hati
Bayang bayang masa itu selalu hadir di otak Bagas, awal pertemuan dirinya dan Rahma.
***
Pagi hari di Rumah orang tua Rahma tampak ramai, hari ini tepat hari ulang tahun syifa yang ke 1 tahun, semua orang di rumah itu sibuk menyiapkan sebuah pesta ulang tahun, walau hanya pesta kecil dan hanya mengundang saudara dan tetangga terdekat tapi Rahma ingin membuat ulang tahun syifa ini menjadi hari yang paling membahagiakan untuk syifa.
"Pak ini taro di sebelah sana saja" Pinta Rahma pada tukang dekor untuk memindahkan sebuah lemari yang terletak di ruang tamu ke dalam kamar kosong.
"Baik mba, untuk sofa dan meja ditaruh dimana mba? " Tanya tukang dekor
"Heummmm, sebaiknya taro di halaman belakang saja pak" Jawab Rahma
"Baik mba" Tukang dekor itu bergegas
memindahkan semua yang ada di ruang tamu ke halaman belakang, dan lemari di kamar kosong yang di tunjuk oleh Rahma tadi.
Rahma berjalan menuju dapur untuk melihat persiapan makanan yang akan dihidangkan saat pesta nanti.
Ya Rahma memilih untuk memasak makanan sendiri daripada harus katering, selain karena lebih hemat juga karena permintaan ibunya yang memang suka memasak. Dan tak ketinggalan semua saudara pun turut hadir membantu untuk memasak.
"Buk apa ada bahan bahan masakan yang kurang? ini Rahma mau keluar ambil kue ulang tahun, barangkali ada yang kurang biar sekalian Rahma beli" Tanya Rahma saat di dapur
"Seperti nya ngga ada yang perlu dibeli lagi, udah cukup semua, sebagian juga udah ada yang mateng Ra" Jawab ibu Ratna
"Baiklah, kalau gitu Rahma pamit ya buk untuk ambil kue" Pamit Rahma
"Iya nak, hati hati ya"
***
"Permisi mbak, apa pesanan kue ulang tahun atas nama Rahma sudah jadi? " Tanya Rahma pada penjaga toko kue
"Sebentar saya coba cek dulu ya mbak" Jawab penjaga toko tersebut lalu segera pergi untuk mengecek apakah pesanan Rahma sudah jadi di belakang.
"Pesanan kue atas nama Ibu Rahma sudah jadi mbak, sudah bisa diambil di sebelah sana" Ucap penjaga toko dan menunjuk meja kasir tepat di depannya.
"Baik mbak, terimakasih" Rahma berjalan mendekati meja kasir.
"Mbak saya ingin mengambil pesanan atas nama Rahma" Ucap Rahma saat sudah di meja kasir.
Bagas yang sedang memilih Roti dekat meja kasir pun menoleh saat ada wanita yang menyebut nama orang yang sangat dia cintai, bahkan suaranya sangat ia kenal.
"Rahma" Pekik Bagas dan Rahma pun spontan menoleh ke arah Bagas.
"Ini kak pesanannya" Ucap Kasir sembari memberikan kue yang sudah di pesan Rahma.
"Terimakasih kak" Rahma bergegas keluar dari toko.
"Rahma tunggu" Teriak bagas yang mengejar Rahma hingga di depan toko.
"Kak Bagas ya?" Tanya Rahma yang sedikit lupa apakah yang di depan nya ini beneran Bagas atau bukan.
"Iya ini aku Bagas" Jawab Bagas
"Ohhh ya Ampun, kak Bagas apa kabar? maaf tadi sempat ngga ngenalin, soalnya Rahma agak lupa" Ucap Rahma sambil cengengesan karena malu sempat tidak mengenali Bagas.
"Iya tidak apa apa, Alhamdulillah kabar kak Bagas baik, kamu sendiri gimana kabarnya? "
"Alhamdulillah baik juga kak" Jawab Rahma
"Ini kue ulang tahun ya, siapa yang ulang tahun, setahu ku ulang tahun kamu masih bulan depan, apa suamimu yang ulang tahun? " Tanya Bagas sembari menunjuk bingkisan ditangan Rahma.
"Ohhh iya, ini kue ulang tahun untuk anak Rahma kak, dia ulang tahun hari ini, dan rencananya akan diadain pesta kecil untuk merayakannya. " Jawab Rahma.
"Ohhh berapa usia anak Rahma, ngga kerasa ya Rahma udah punya anak aja, maaf ya waktu Rahma nikah kaka ngga dateng, soalnya kaka lagi diluar kota"
"Iya ngga apa apa kak, usia anak Rahma baru 1 tahun kak" Jawab Rahma.
"Ya sudah kak, Rahma pamit dulu ya, takut anak Rahma nyariin"
"Ohhh iya, silahkan" Jawab Bagas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments