Sampai di rumah, Rahma segera memberikan obat pada Syifa.
Namun Syifa selalu menolak untuk meminum obat.
"Ayo dong sayang, minum obatnya dulu, ini manis kok"
Tapi Syifa tetap menolaknya, menghindari tangan Rahma bahkan malah memukul tangan Rahma.
Bagas yang tadinya hendak pamit pun mengurungkan niatnya.
"Sini biar aku coba yang menyuap" Bagas mengambil alih sendok ditangan Rahma.
"Syifa kan anak pintar, minum obat dulu ya, biar cepat sembuh, nanti kalau Syifa udah sembuh kita jalan jalan lagi, oke?" Ucap Bagas merayu Syifa yang kini berada di pangkuannya.
Rahma terbengong ketika melihat Syifa membuka mulutnya patuh dan segera menelan sirup itu
"Astaga anak ini" Dinda menjerit dalam hati, saat dia yang memberi obat tidak mau, giliran Bagas saja, Syifa begitu patuh.
"Pa..pa..pa..pa" Syifa terbata menyebut kata papa saat menatap mata Bagas. Tangan mungilnya menyentuh wajah Bagas.
Entah kenapa hati Bagas bergetar ketika Syifa memanggilnya papa.
"Sayang ini bukan papah nak, ini Om Bagas temen mamah" Ucap Rahma memberi pengertian
Bagas hanya tersenyum.
"Sini sama mama ya, Syifa kan udah minum obat sekarang waktunya Syifa tidur" Ucap Rahma mengambil Syifa dari pangkuan Bagas.
"Kalau gitu aku pulang dulu ya Ra" pamit Bagas
"Iya kak, terimakasih ya sudah bantu Rahma hari ini"
Bagas hanya mengangguk, kemudian menatap Syifa.
"Anak cantik, Om pulang dulu ya" Pamit Bagas pada Syifa
Tiba tiba Syifa menangis keras
"Pa..pa..pa..pa" Syifa mengangkat kedua tangannya seolah meminta di gendong Bagas
Ibu Ratna dan pak Alvian yang baru datang pun terkejut ketika melihat Syifa memanggil Bagas dengan sebutan papa.
"Sayang sini sama nenek aja ya, Om Bagas mau pulang, kasian Om Bagas pasti capek" Ucap Bu Ratna mendekap cucunya.
"Pa.. pa.. " Syifa malah semakin menangis dan meronta dari pelukan neneknya.
Semua orang saling pandang, hati semua orang disana merasa teriris, tak terkecuali Bagas.
Mata Bagas sampai berkaca kaca karena setiap Syifa memanggilnya dengan sebutan papa, hatinya bergetar, dia merasa terharu.
Bagas pun mengambil Syifa dari gendongan Bu Ratna dan menggendongnya.
"Syifa sayang, Syifa anak pintar, Om pulang dulu ya, udah malam, Syifa bobo ya sama mamah, kasian mamah juga udah capek, Syifa nurut ya sama mamah, jangan nangis lagi, oke? " Bagas berusaha merayu Syifa agar Syifa tidak rewel lagi saat ditinggal pulang olehnya.
Syifa yang tadinya menangis keras pun sekarang tertawa hingga membuat semua orang heran.
"Padahal dengan mas Aska sekalipun Syifa tidak pernah mau di gendong, setiap mas Aska ingin menggendong Syifa selalu menangis, tapi kenapa dengan kak Bagas Syifa begitu lengket" Ucap Rahma yang tiba tiba airmatanya meluncur tanpa permisi.
"Mungkin Syifa merasa lebih nyaman dengan Bagas karena tau Bagas orang yang baik" Ucap Pak Alvian
"Iya mungkin pak, tapi jadi tidak enak sama nak Bagas, jadi merepotkan" Ucap Bu Ratna
"Tidak apa apa Buk, Syifa masih kecil, dia belum mengerti apa apa, saya tidak merasa direpotkan kok Buk, saya memang suka anak kecil" Jawab Bagas jujur
Tak lama kemudian terlihat Syifa beberapa kali menguap dan akhirnya tertidur di dada Bagas.
Setelah memastikan Syifa lelap, Rahma segera membawa Syifa ke kamar.
"Kalau begitu saya pamit dulu ya Pak.. Buk.. Assalamu'alaikum. " Pamit Bagas.
"Wa'alaikumsalam, terimakasih nak Bagas" Jawab Bu Ratna.
***
"Bagas kamu dari mana saja, jam segini baru pulang, Ibu dari tadi nungguin kamu, ada yang ingin ibu bicarakan sama kamu" Cerca Bu Minah saat Bagas tiba di rumah.
"Bagas tadi ke rumah Rahma Buk, Syifa sakit, Bagas tadi anter Rahma bawa Syifa ke rumah sakit" Jawab Bagas jujur
"Ya Allah, Syifa sakit apa nak? " tanya Bu Minah khawatir
"Kata dokter demam biasa Buk" Jawab Bagas, Bu Minah pun mengucap syukur.
"Ohh iya Ibu hampir lupa, tadi siang Sintia dan keluarganya datang kesini, mereka meminta pertanggungjawaban kamu, dan mengancam akan melaporkan kamu ke polisi" Ucap Bu Minah
"Biarkan saja Buk, ngga usah ditanggepin" Jawab Bagas santai.
"Tidak bisa begitu nak, Ibu takut mereka benar benar melaporkan kamu ke polisi dan kalau sampai kamu dipenjara bagaimana nasib kamu ke depannya, Ibu ngga mungkin membiarkan semua itu terjadi"
"Ibu tidak perlu khawatir ya, Ibu percayakan sama Bagas, Bagas tidak mungkin melakukan hal yang dilarang agama, Bagas yakin Allah pasti akan membantu Bagas" Ucap Bagas mencoba menenangkan Bu Minah
"Ya sudah Ibu percaya kamu bisa melewati ini semua, sudah malam sebaiknya kamu tidur"
Mereka pun masuk ke kamarnya masing masing.
Malam ini, hati Bagas sangat tidak tenang, entah kenapa tangisan dan senyuman Syifa selalu mengganggu pikirannya.
"Jangan jangan Syifa rewel lagi" Bagas semakin gelisah, lalu mulai meraih hpnya.
Dengan Ragu ragu Bagas mengetik pesan untuk Rahma.
"Ra, apa Syifa masih tidur? Syifa ngga rewel lagi kan?" Tanya Bagas
Lama tak ada jawaban dari Rahma, Bagas semakin gelisah.
Drt.. Drt.. Drt...
Ponsel Bagas bergetar, tanpa melihat siapa yang telpon, Bagas langsung menekan tombol hijau.
"Hallo Ra"
"Bagas ini aku Sintia"
Bagas baru menyadari kalau yang menelponnya adalah Sintia, bukan Rahma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments