Pagi itu Rahma yang sedang menyapu lantai kamarnya tidak sengaja melihat berkas milik suaminya yang tertinggal
"Itu kertas apa ya? " Gumam Rahma melihat ada map diatas meja.
Rahma menghentikan aktifitas menyapu nya dan mengambil Map tersebut.
"Berkasnya mas Aska ketinggalan ya? Kasian mas Aska kalau ternyata ini penting, mas Aska kan tadi bilang ada meeting penting hari ini" Rahma mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Aska. Beberapa kali dicoba namun sepertinya ponsel Aska tidak bisa dihubungi.
"kok tidak bisa dihubungi sih, apa aku susul saja ya ke kantornya mas Aska?" Gumam Rahma dan akhirnya memutuskan untuk menyusul Aska ke kantornya.
"mbak apa mas Aska ada di ruangannya? " tanya Rahma ketika sampai di kantor Aska dan bertanya kepada Reseptionis
"Sepertinya ada bu, karena meeting akan dimulai 2 jam lagi, mungkin pak Aska sedang menyiapkan berkas di ruangannya, langsung ke ruangannya saja bu" jawab sang Receptionis Ramah karena sudah mengenal Rahma Istri dari Aska.
Tok Tok Tok
Rahma mengetuk pintu ruangan Aska, tapi tak kunjung ada sahutan dari dalam.
Rahma memegang knop pintu dan berusaha membuka pintu.
"Sudah ku duga pasti tidak dikunci, ini kan kebiasaan mas Aska tidak pernah mengunci pintu" Gumam Rahma lalu bergegas masuk
"Mas ini berkas kamu ke.. ting.. galan" Ucap Rahma terbata saat melihat suaminya sedang berpelukan dengan seorang wanita.
Map yang dipegangnya pun berjatuhan. Matanya pun mulai berkaca-kaca.
"Mas Aska" Rahma tercekat melihat suaminya sedang berpelukan dengan wanita lain
Rahma hanya bisa diam mematung di tempat yang sama, otaknya seolah belum mampu mencerna kenapa mas Aska begitu mesra dengan wanita itu "siapa wanita itu?" Rahma bertanya tanya dalam hatinya
Bahkan mas Aska mencumbui wanita itu dengan penuh hasrat, tangan mas Aska pun mulai membuka satu per satu kancing baju wanita itu.
Rahma yang melihatnya tak mampu menahan tubuhnya, seketika kakinya lemas seperti tak bertulang.
Bughhh...
Rahma menjatuhkan diri
Aska yang mendengar suara ada yang jatuh pun menoleh ke sumber suara.
"Rahma" Aska terkejut mendapati Istrinya berada di ruangannya dan memergoki dirinya sedang berselingkuh
Aska segera melepaskan pelukannya dan bergegas menghampiri Rahma.
"Rahma kau.. Kau.. Kenapa kemari" Tanya Aska panik saat sudah di hadapan Rahma dan mencoba membantu Rahma untuk berdiri.
Namun Rahma mendorong nya hingga terjungkal
"Rahma aku bisa jelaskan, ini ini tidak... " Ucapan Aska terpotong saat tiba tiba Rahma menamparnya saat dia hendak menyentuh tangannya.
Plakkk
"Jangan sentuh aku mas, aku jijik" Teriak Rahma langsung berdiri dan bergegas pergi meninggalkan Aska yang masih diam terpaku.
***
Semenjak terungkapnya perselingkuhan Aska dan Nasya, hubungan antara Rahma dan Aska tidak bisa kembali baik.
Rahma sudah mencoba memberikan kesempatan untuk Aska dan bersedia memaafkan perselingkuhan suaminya. Asalkan Aska tidak mengulangi lagi perbuatannya.
"Jika memang perselingkuhan kamu karena aku yang tidak bisa melakukan tugas ku sebagai seorang istri dengan baik selama hamil, aku minta maaf, sekarang aku sudah melahirkan, aku sudah bisa menjalankan tugas ku lagi sebagai seorang istri, aku akan berusaha menjadi istri yang lebih baik lagi" Rahma yang masih sangat menyayangi Aska tidak ingin bercerai darinya.
"Ini bukan kesalahan kamu Rahma, ini murni salah ku, aku yang tidak bisa menahan rasa itu, bahkan aku sudah tidak mencintai kamu lagi Rahma, maafkan aku" Aska menundukkan kepalanya. ia tau betul bahwa istrinya sangat mencintainya dan dia menyadari perkataannya ini akan menyakiti hati Rahma.
"Tapi kenapa? apa karena wanita itu, apa kamu lebih memilih wanita itu? apa kamu ingin bersama wanita itu dibanding denganku dan Syifa anakmu? cerca Rahma
Aska hanya terdiam. Diamnya Aska sudah cukup menjadi jawaban bagi Rahma.
Rahma menghela nafas dan mencoba untuk menguatkan hatinya.
" Baiklah, kalau memang itu sudah menjadi keputusanmu. Ceraikan saja aku. Sebesar apapun usahaku untuk mempertahankan rumah tangga kita. tapi jika kamu sendiri sudah tidak menginginkan aku lagi, aku bisa apa? aku tidak mungkin memaksa kamu untuk tetap bersamaku." Rahma hanya bisa pasrah dengan keputusan Aska yang menginginkan sebuah perpisahan.
Sakit... sangat sakit hati Rahma, tapi tidak ada lagi yang bisa Rahma lakukan untuk mempertahankan rumah tangganya.
karena Aska sudah bertekad untuk berpisah dari Rahma.
"aku akan segera pulang ke rumah orang tua ku, dan aku akan secepatnya mengurus perceraian kita" Ucap Aska berhasil membuat hati Rahma semakin sakit
"Karena Syifa masih membutuhkan ASI kamu, jadi Syifa akan tetap bersama kamu, aku tidak akan memperebutkan hak asuh Syifa, Syifa biar sama kamu saja, InshaAllah aku akan tetap membiayai kalian setelah kita resmi bercerai" Lanjut Aska
Rahma tak sanggup lagi mendengar perkataan Aska, dia pun berlari dan masuk kedalam kamarnya.
***
"Hiks... Hiks... " sesampainya di kamar, Rahma mengunci pintu dan menangis bersandar pada pintu kamarnya.
Rahma yang masih begitu mencintai Aska tidak menyangka jika pernikahannya dengan Aska akan berakhir, padahal dirinya sudah memberikan seorang anak. Sebagai seorang wanita, saat ini Rahma merasa insecure dengan dirinya sendiri.
Banyak perubahan yang terjadi pada dirinya, karena kelelahan dan sering begadang menyusui anaknya, badan Rahma semakin kurus dan tak terurus, wajah yang bisanya dipoles dengan bedak pun saat ini tak terawat, bukan karena tidak ingin tampil cantik lagi, tapi keadaan yang memaksanya.
Setiap malam Syifa sering rewel, alhasil Rahma harus begadang untuk menyusui anaknya.
Rahma baru bisa tidur saat menjelang pagi, biasanya Rahma tertidur saat selesai Sholat Subuh dan itu pun tidak lama.
Saat matahari terbit, Rahma harus bangun menyiapkan sarapan dan menyiapkan perlengkapan kerja Aska.
Saat Aska sudah berangkat kerja, Rahma disibukan kembali dengan pekerjaan rumah, seperti nyuci baju, nyapu, ngepel, nyuci piring dan lain sebagainya.
Saat pekerjaan selesai dia berharap bisa kembali tidur, tapi terkadang harapannya itu sirna karena si kecil Syifa terbangun.
Setiap hari selalu begitu terus, hingga kini badan Rahma menjadi kurus, kumel dan kucel.
itulah sebabnya dia merasa insecure terhadap dirinya sendiri.
oek oek oek
Terdengar suara tangis Syifa, Rahma pun bergegas bangkit dan menghampiri Syifa.
"Cup cup cup cup, sayang kenapa nak, Syifa laper ya? " tanya Rahma mengusap airmatanya lalu menggendong Syifa dan mulai menyusuinya.
Airmata Rahma sama sekali tidak bisa dibendung, airmata itu terus mengalir deras di pipinya, bahkan tak sedikit yang jatuh mengenai Syifa.
"Maafkan mamah nak, kita harus terpisah dengan papah, kita akan hidup berdua saja, tapi kamu jangan khawatir ya sayang, masih banyak yang sayang sama kita" Ucap Rahma sambil memandangi putrinya yang menyusu dan menggenggam tangan mungilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 279 Episodes
Comments