BAB 8 Jangan jangan jodoh

"Mas, Rencananya besok aku mau cari kerja, menurut Mas Farhan gimana? Aku ngga enak juga kalau harus merepotkan ayah dan ibu terus, kebutuhan aku dan syifa banyak dan aku juga harus memikirkan masa depan syifa mas, aku ngga mau membebani ayah dan ibu" Ucap Rahma yang tengah duduk di ruang keluarga bersama Farhan kakaknya.

Pada saat itu pak Alvian mendengar pembicaraan kedua anaknya.

"Kamu tidak pernah merepotkan kami nak, kamu anak perempuan ayah satu satunya, kamu adalah tanggung jawab ayah" Ucap pak Alvian lalu duduk disebelah Rahma.

"Iya ayah Rahma tau, tapi Rahma ngga mungkin selamanya membebani ayah kan, Rahma sudah punya Syifa, Rahma harus bisa membiayai kebutuhan Syifa" Jawab Rahma

"Baiklah, ayah lupa kalau anak ayah ini sudah besar" Ucap pak Alvian mengusap lembut Rambut Rahma.

"Ya begitu lah orang tua nak, walau putrinya sudah besar dan punya anak, bagi kami tetaplah putri kecil kami, iya kan yah?" kata Bu Ratna menghampiri mereka dan duduk disebelah Rahma.

"Iya buk, Rahma itu tetap putri kecil ayah sampai kapanpun" Ucap pak Alvian memeluk Rahma

"Eitss putri kecil mamah juga dong" Ucap bu Ratna tak mau kalah memeluk Rahma.

Mereka pun berpelukan bersama, Rahma sangat bahagia memiliki kedua orang tua yang sangat menyayanginya, seakan semua beban yang sedang dia pikul hilang seketika saat bersama dengan kedua orang tuanya.

Farhan yang menyaksikan keharmonisan keluarganya tanpa sadar meneteskan airmata, bagaimana tidak, Rahma adalah adik perempuan satu satunya yang selalu dia sayangi, tapi harus mengalami kepahitan dalam hidupnya.

'Adik kecilku sudah tumbuh menjadi wanita yang kuat dan tegar, semoga setelah ini kebahagian akan menghampiri kamu Ra' Ucap Farhan dalam hati sembari menyeka airmatanya.

"Terimakasih Ayah Ibu, selalu ada untuk Rahma" Ucap Rahma terisak

"Emang kamu mau cari kerja kemana Ra? " Tanya mas Farhan

"Belum tau sih mas, nanti Rahma coba tanya teman teman Rahma, kali aja ada yang punya info lowongan kerja" Jawab Rahma melepas pelukan kedua orang tuanya

"Aku dengar ada lowongan kerja kak di pabrik dekat sekolahku, kemarin waktu pulang sekolah aku juga lihat papan pengumuman nya di depan Pabrik, sepertinya sedang membutuhkan banyak karyawan" Ucap Raihan adik Rahma yang sedang menggendong Syifa dan menghampiri mereka.

"Wahh boleh juga tuh, nanti kak Rahma coba melamar kesana deh, terimakasih ya dek infonya" Ucap Rahma penuh semangat

***

"Rahma" Teriak seorang perempuan memanggil Rahma saat tidak sengaja bertemu di sebuah mini market.

Rahma yang sedang mengantri di kasir pun segera menoleh ke arah sumber suara.

"Hei Na, kamu apa kabar? " Tanya Rahma pada temannya yang bernama Hana sambil bersalaman dan cipika cipiki

"Alhamdulillah baik Ra, kamu apa kabar?" Jawab Rahma lalu balik bertanya.

"Alhamdulillah aku juga baik Na" Jawab Hana

"Eh Kamu sapa siapa Ra kesini? " Tanya Hana

"Aku sendirian aja, kebetulan tadi Syifa tidur jadi ngga aku ajak" Jawab Rahma

"Udah lama ya kita ngga ketemu, kita ngobrol ngobrol dulu yuk di cafe depan sana sambil makan siang" Ajak Hana

"Heummm, boleh tapi aku bayar ini dulu ya" Jawab Rahma sembari menunjukan keranjang belanjaannya.

"Oke, aku duluan kesana ya" Uca Hana, Rahma mengangguk mengiyakan.

Hana pun bergegas pergi meninggalkan Rahma yang masih mengantri di kasir.

"Maaf jadi nunggu lama, tadi antriannya lumayan panjang" Kata Rahma menghampiri Hana dan segera duduk berhadapan dengan Hana.

"Iya tidak apa apa Ra, aku tadi udah pesan makanan & minuman sekalian buat kamu, seperti biasakan Nasi goreng kesukaan kamu dan minumnya lemon tea" Ucap Hana

"Kamu masih hafal saja Na, padahal kita udah lama ngga ketemu" Ucap Rahma

"Dulu kan waktu kita kuliah hampir tiap hari kita jalan, dan yang selalu kamu pesan itu itu aja, jadi bagaimana mungkin aku lupa" Jawab Hana sekenanya lalu keduanya pun tertawa.

"Ohh iya Na, kemarin aku sempat ketemu kak Bagas loh"

"Ohh iya, udah lama aku ngga ketemu Bagas, bagai ditelan bumi dia menghilang tanpa kabar 3 tahun lalu" Ujar Hana

"Hahahaha, kangen ya? "

"Apaan sih, ya ngga lah"

"Ahhh masa ngga kangen sama mantan terindah" Goda Rahma

"Cuma masa lalu Ra, tapi heran juga sih, waktu tau kamu mau nikah dulu tiba tiba dia mutusin aku dan hilang entah kemana, sekarang saat kamu sudah cerai ehhh dia muncul lagi, langsung ketemunya sama kamu lagi Ra, apa jangan jangan... " Hana menggantungkan kata katanya

"Jangan jangan apa Na? " Tanya Rahma

"Jangan jangan dia memang sengaja pacaran sama aku biar bisa deket sama kamu Ra, makanya pas dia tau kamu mau nikah dia langsung putusin aku dan pergi gitu aja" Jawab Hana

"Hahahaha, kamu mikirnya terlalu jauh Na, mana mungkin seperti itu, kalian aja pacaran lama kan, hampir 2 tahun kayanya. "

"Iya kan kalian juga kenalnya udah 2 tahun lebih waktu itu" Ucap Hana namun Rahma tak menggubrisnya.

"Tapi aku kasian deh sama kak Bagas Na, dia gagal nikah karena calonnya selingkuh, bahkan kak Bagas melihat sendiri loh calonnya tidur sama laki laki lain" Ucap Rahma mengalihkan topik pembicaraan meskipun masih tentang Bagas.

"Yang bener kamu Ra? " Kaget Hana

"Iya Na, aku tau banget gimana perasaan kak Bagas Na, sakit banget rasanya diselingkuhin oleh orang yang kita cintai Na"

"Kok bisa kebetulan gitu ya Ra, kalian sama sama dikhianati oleh orang yang kalian cintai, jangan jangan kalian jodoh Ra" Ucap Hana yang masih saja membahas perasaan Bagas pada Rahma.

"Ih Ngawur kamu Na, Mungkin cuma kebetulan saja Na"

"Permisi ini pesanannya mbak" Ucap seorang pelayan wanita sembari menata beberapa makanan diatas meja.

"Terimakasih mbak" Ucap Rahma dan Hana serentak, lalu pelayan wanita itu pun pergi.

"Tapi beneran loh Ra, aku sering memergoki Bagas menatap dalam ke arah kamu, dan matanya penuh dengan cinta, aku kadang sampai cemburu dengan kamu karena selalu mendapat tatapan penuh cinta dari Bagas, bahkan aku pernah berantem gara gara hal itu" Ucap Hana mengingat kembali masa lalunya.

"Masa sih, tapi kak Bagas ngga pernah tuh bilang apa apa sama aku, kalau ketemu pun paling hanya sekedar menyapa dan tanya kabar sudah, ngga ada gelagat yang aneh"

"Ahh kamunya aja yang ngga peka"

"Iya karena waktu itu aku udah punya pacar jadi ngga mungkin aku melirik laki laki lain"

"Iya juga sih"

"Ya udah kita makan aja, ngga usah ngomongin kak Bagas lagi" Ucap Rahma. Lalu mereka segera menyantap makanan yang sudah mereka pesan.

Episodes
1 BAB 1 Keputusan Hakim
2 BAB 2 Pertemuan
3 BAB 3 Pesta Ulang Tahun Syifa
4 BAB 4 Curhat
5 BAB 5 Keputusan bercerai
6 BAB 6 Pernikahan batal
7 BAB 7 Terungkap
8 BAB 8 Jangan jangan jodoh
9 Melamar pekerjaan
10 mendesak bu Minah
11 Syifa Demam
12 Syifa rewel
13 Bukti yang cukup kuat
14 Pradipta
15 Terbukti
16 Bu Minah tak sadarkan diri
17 Kecelakaan
18 Hilang ingatan
19 Hari pertama Rahma bekerja
20 Sangat mirip
21 Berusaha mengingat sesuatu
22 kami akan segera menikah
23 Mendadak dilamar
24 Aryas?
25 Kasmaran
26 Bagai pinang dibelah dua
27 Belum muhrim
28 Sintia dan Rayyan kecelakaan
29 Rayyan koma
30 Itu Bukan pak Shaka
31 Hari Lamaran
32 Keluarga Burhan berkunjung
33 Perkelahian
34 Tangis kerinduan
35 Ketakutan Rahma
36 Sudah jalan Takdir
37 Motor Butut itu?
38 Bicara serius
39 Masa lalu Rahma 1
40 Masalalu Rahma 2
41 Cenayang
42 Perkenalan
43 penjahit rumahan
44 Tomi Effendi
45 Bertukar peran
46 Hari pertama menyamar
47 Mahar
48 Menjemput Nek Galuh
49 Meminta Izin
50 Wedding Day Aryas dan Rahma
51 Ciuman pertama
52 Sahabat sejati
53 Malam yang indah
54 Bee dan Honey
55 Kado pernikahan
56 Nama makanannya aneh aneh
57 Yusuf sedikit beda
58 Mode cemburu
59 Manager aneh
60 Pertemuan Bu Ratih dan Bu Ira
61 Rekaman CCTV
62 Meminta maaf
63 Sehari bersama Dinda
64 Air terjun yang indah
65 Tak diketahui kehadirannya
66 Tes DNA
67 Transfusi darah
68 Hasil Tes DNA
69 kebahagiaan Aryas
70 Panti Asuhan
71 Peniti dan gunting
72 Jantung Dinda berhenti berdetak
73 Dinda sadar
74 Tidak dianjurkan bukan berarti tidak boleh
75 Di Culik
76 Pencarian
77 26 tahun yang lalu
78 Kabur
79 Perkelahian
80 Pendarahan
81 Berduka
82 Rahasia Pak Burhan
83 Memberitahu Laras
84 Aku tidak marah mas, aku hanya kecewa
85 Menyadari
86 Kembali berkumpul
87 Harga baju setara dengan gaji Dinda
88 Gara gara aladin
89 Lamaran dadakan untuk Dinda
90 Menusuk ke hati
91 Aku ingin pulang kerumah orang tuaku
92 Mencari Tiara
93 Noda darah
94 Calon menantu Mami
95 Bertemu Aska
96 Amarah Shaka
97 Meminta Izin untuk melamar
98 Melamar
99 Kembali ke Jakarta
100 Terungkap
101 Mengkhawatirkan
102 Pukulan terberat
103 Apa kamu tidak bahagia menjadi nyonya Aryas?
104 Empat lawan satu
105 Tiara hanya akan menjadi milik Yusuf Al Fahri Effendi
106 Dia Terluka kak
107 Ruang operasi
108 Dia kembali
109 Hukuman
110 Merindukan
111 Dugaan Shaka
112 Hasil USG
113 Sadar
114 Memberitahu
115 Tangis kesedihan menjadi tangis kebahagiaan
116 SAH
117 Mas akan tunggu sampai Dinda siap
118 Kamu menyentuhnya
119 Berkunjung ke kostan lama
120 Hanya butuh pelukan bukan ucapan
121 Di hina anak Jin
122 Positif
123 Kedua orang tua Beni datang ke kantor
124 10 bungkus nasi campur
125 Masih saling mencintai
126 Terkejut
127 Bertemu kembali dengan Sintia
128 Darah lebih kental dari Air
129 Rahasia yang terungkap lagi
130 Bukan sebuah kesalahan
131 Bertemu kakek
132 Pemeriksaan USG
133 Kamu juga harus memikirkan keselamatan kamu
134 Merasa tidak asing
135 Di balik kematian istri Pak Husni
136 Ayah dan Ibu datang
137 Meminta penjelasan
138 Bukan Papi
139 Cemas
140 Ipar ngga ada akhlak
141 Dinda kenapa?
142 Pertemuan Ervan dan Bu Salma
143 Makan Bakso demi Dinda
144 Berlutut
145 Tersingkir dari perusahaan sendiri
146 Masa lalu Pak Tomi 1
147 Masa lalu Pak Tomi 2
148 Tak bisa jauh
149 Mengidam
150 Di Dufan
151 Pohon mangga
152 Dejavu
153 Demi istri tercinta
154 Saya hanya mencintai tunangan saya
155 Menjenguk Ervan
156 Masalah perasaan
157 Keputusan Dinda
158 Pura-pura
159 Kegelisahan Shaka
160 Jebakan
161 Salah paham
162 Amarah Yusuf
163 Sandiwara
164 Akhirnya aku menemukan kamu
165 Menemui Dinda
166 Kamu selingkuh Mas
167 Siapa yang menyuruhmu
168 Tertangkap
169 Mengulur waktu
170 Bertahanlah
171 Kegundahan hati
172 Siapa laki laki itu?
173 Sidang putusan
174 Bukan anak kandung
175 Panti Asuhan sudah jadi minimarket
176 Tak bisa menggapainya
177 Kecurigaan Shaka dan Aryas
178 Prewedding
179 Jemari Jay bergerak
180 Hasil tes DNA Jay
181 Pertemuan Bu Ratna dan Jay
182 Jay membuka mata
183 Menjelaskan
184 Ini semua karena takdir
185 Menyesal
186 Kemarahan Farhan
187 Mahar
188 Butuh penjelasan
189 Perempuan Genit
190 Siapa kamu?
191 Pertemuan Fenny dan Farhan
192 Fitri salah paham
193 Sama seperti Ayah
194 Calon sampah masyarakat
195 Meminta maaf
196 Menceritakan
197 Tidak akan berubah
198 Akad nikah Shaka dan Dinda
199 Terkesima
200 Gara gara hutang
201 Sedikit gangguan
202 Jangan bawa Luna
203 Seratus juta
204 Mengikuti permainanmu
205 Tertangkap
206 Lulu
207 Buket bunga pengantin
208 Berniat menjodohkan
209 Menggetarkan hati
210 Kenapa dengan jantungku
211 Tuduhan untuk Luna
212 Tabrak lari
213 Paraplegia
214 Siap-siap kena amuk
215 Belum menyadari
216 Harus lebih semangat
217 Cerita Pak Usman
218 Mulai pesimis
219 Bukan pelakor
220 Akhirnya kakak menemukanmu
221 Ingin menikahi Luna
222 Kejutan untuk Luna
223 Belahan jiwa yang hilang
224 Luna dan Jay Sah
225 Janji Jay
226 Bukan wanita murahan
227 Nexus ProximaXcel
228 It's so time
229 Penawaran kerjasama
230 Malam pertama yang sempat tertunda.
231 Rindu
232 Saya pemilik perusahaan itu.
233 Rendi anak Bunda Hani
234 Aku akan mendukung
235 Penyesalan Rayyan
236 Indah
237 Kisah Rayyan
238 Mencari pinjaman
239 Terserempet mobil
240 Bertanggung jawab
241 Cocok
242 Kembalilah padaku
243 Merasa bersalah
244 Segera bertindak
245 S2 jadi pelayan toko
246 Soft Opening Honey Bee Bakery
247 Dikira cleaning service
248 Hanya butuh kepastian
249 Informasi tentang Rayyan
250 Wawancara kerja
251 Saya bisa membuang anda
252 Kembali teringat
253 Diam bukan berarti tidak tahu
254 Jalan rahasia
255 Kenapa Syifa bersama Aska?
256 Mulai menyayangi Syifa
257 Putrimu juga putriku
258 Tidak berpikir sampai sana
259 Janji Rayyan
260 Hari pertama Rayyan bekerja
261 Fenny tak sadarkan diri
262 Pukulan terberat
263 Mbak tidak apa-apa?
Episodes

Updated 263 Episodes

1
BAB 1 Keputusan Hakim
2
BAB 2 Pertemuan
3
BAB 3 Pesta Ulang Tahun Syifa
4
BAB 4 Curhat
5
BAB 5 Keputusan bercerai
6
BAB 6 Pernikahan batal
7
BAB 7 Terungkap
8
BAB 8 Jangan jangan jodoh
9
Melamar pekerjaan
10
mendesak bu Minah
11
Syifa Demam
12
Syifa rewel
13
Bukti yang cukup kuat
14
Pradipta
15
Terbukti
16
Bu Minah tak sadarkan diri
17
Kecelakaan
18
Hilang ingatan
19
Hari pertama Rahma bekerja
20
Sangat mirip
21
Berusaha mengingat sesuatu
22
kami akan segera menikah
23
Mendadak dilamar
24
Aryas?
25
Kasmaran
26
Bagai pinang dibelah dua
27
Belum muhrim
28
Sintia dan Rayyan kecelakaan
29
Rayyan koma
30
Itu Bukan pak Shaka
31
Hari Lamaran
32
Keluarga Burhan berkunjung
33
Perkelahian
34
Tangis kerinduan
35
Ketakutan Rahma
36
Sudah jalan Takdir
37
Motor Butut itu?
38
Bicara serius
39
Masa lalu Rahma 1
40
Masalalu Rahma 2
41
Cenayang
42
Perkenalan
43
penjahit rumahan
44
Tomi Effendi
45
Bertukar peran
46
Hari pertama menyamar
47
Mahar
48
Menjemput Nek Galuh
49
Meminta Izin
50
Wedding Day Aryas dan Rahma
51
Ciuman pertama
52
Sahabat sejati
53
Malam yang indah
54
Bee dan Honey
55
Kado pernikahan
56
Nama makanannya aneh aneh
57
Yusuf sedikit beda
58
Mode cemburu
59
Manager aneh
60
Pertemuan Bu Ratih dan Bu Ira
61
Rekaman CCTV
62
Meminta maaf
63
Sehari bersama Dinda
64
Air terjun yang indah
65
Tak diketahui kehadirannya
66
Tes DNA
67
Transfusi darah
68
Hasil Tes DNA
69
kebahagiaan Aryas
70
Panti Asuhan
71
Peniti dan gunting
72
Jantung Dinda berhenti berdetak
73
Dinda sadar
74
Tidak dianjurkan bukan berarti tidak boleh
75
Di Culik
76
Pencarian
77
26 tahun yang lalu
78
Kabur
79
Perkelahian
80
Pendarahan
81
Berduka
82
Rahasia Pak Burhan
83
Memberitahu Laras
84
Aku tidak marah mas, aku hanya kecewa
85
Menyadari
86
Kembali berkumpul
87
Harga baju setara dengan gaji Dinda
88
Gara gara aladin
89
Lamaran dadakan untuk Dinda
90
Menusuk ke hati
91
Aku ingin pulang kerumah orang tuaku
92
Mencari Tiara
93
Noda darah
94
Calon menantu Mami
95
Bertemu Aska
96
Amarah Shaka
97
Meminta Izin untuk melamar
98
Melamar
99
Kembali ke Jakarta
100
Terungkap
101
Mengkhawatirkan
102
Pukulan terberat
103
Apa kamu tidak bahagia menjadi nyonya Aryas?
104
Empat lawan satu
105
Tiara hanya akan menjadi milik Yusuf Al Fahri Effendi
106
Dia Terluka kak
107
Ruang operasi
108
Dia kembali
109
Hukuman
110
Merindukan
111
Dugaan Shaka
112
Hasil USG
113
Sadar
114
Memberitahu
115
Tangis kesedihan menjadi tangis kebahagiaan
116
SAH
117
Mas akan tunggu sampai Dinda siap
118
Kamu menyentuhnya
119
Berkunjung ke kostan lama
120
Hanya butuh pelukan bukan ucapan
121
Di hina anak Jin
122
Positif
123
Kedua orang tua Beni datang ke kantor
124
10 bungkus nasi campur
125
Masih saling mencintai
126
Terkejut
127
Bertemu kembali dengan Sintia
128
Darah lebih kental dari Air
129
Rahasia yang terungkap lagi
130
Bukan sebuah kesalahan
131
Bertemu kakek
132
Pemeriksaan USG
133
Kamu juga harus memikirkan keselamatan kamu
134
Merasa tidak asing
135
Di balik kematian istri Pak Husni
136
Ayah dan Ibu datang
137
Meminta penjelasan
138
Bukan Papi
139
Cemas
140
Ipar ngga ada akhlak
141
Dinda kenapa?
142
Pertemuan Ervan dan Bu Salma
143
Makan Bakso demi Dinda
144
Berlutut
145
Tersingkir dari perusahaan sendiri
146
Masa lalu Pak Tomi 1
147
Masa lalu Pak Tomi 2
148
Tak bisa jauh
149
Mengidam
150
Di Dufan
151
Pohon mangga
152
Dejavu
153
Demi istri tercinta
154
Saya hanya mencintai tunangan saya
155
Menjenguk Ervan
156
Masalah perasaan
157
Keputusan Dinda
158
Pura-pura
159
Kegelisahan Shaka
160
Jebakan
161
Salah paham
162
Amarah Yusuf
163
Sandiwara
164
Akhirnya aku menemukan kamu
165
Menemui Dinda
166
Kamu selingkuh Mas
167
Siapa yang menyuruhmu
168
Tertangkap
169
Mengulur waktu
170
Bertahanlah
171
Kegundahan hati
172
Siapa laki laki itu?
173
Sidang putusan
174
Bukan anak kandung
175
Panti Asuhan sudah jadi minimarket
176
Tak bisa menggapainya
177
Kecurigaan Shaka dan Aryas
178
Prewedding
179
Jemari Jay bergerak
180
Hasil tes DNA Jay
181
Pertemuan Bu Ratna dan Jay
182
Jay membuka mata
183
Menjelaskan
184
Ini semua karena takdir
185
Menyesal
186
Kemarahan Farhan
187
Mahar
188
Butuh penjelasan
189
Perempuan Genit
190
Siapa kamu?
191
Pertemuan Fenny dan Farhan
192
Fitri salah paham
193
Sama seperti Ayah
194
Calon sampah masyarakat
195
Meminta maaf
196
Menceritakan
197
Tidak akan berubah
198
Akad nikah Shaka dan Dinda
199
Terkesima
200
Gara gara hutang
201
Sedikit gangguan
202
Jangan bawa Luna
203
Seratus juta
204
Mengikuti permainanmu
205
Tertangkap
206
Lulu
207
Buket bunga pengantin
208
Berniat menjodohkan
209
Menggetarkan hati
210
Kenapa dengan jantungku
211
Tuduhan untuk Luna
212
Tabrak lari
213
Paraplegia
214
Siap-siap kena amuk
215
Belum menyadari
216
Harus lebih semangat
217
Cerita Pak Usman
218
Mulai pesimis
219
Bukan pelakor
220
Akhirnya kakak menemukanmu
221
Ingin menikahi Luna
222
Kejutan untuk Luna
223
Belahan jiwa yang hilang
224
Luna dan Jay Sah
225
Janji Jay
226
Bukan wanita murahan
227
Nexus ProximaXcel
228
It's so time
229
Penawaran kerjasama
230
Malam pertama yang sempat tertunda.
231
Rindu
232
Saya pemilik perusahaan itu.
233
Rendi anak Bunda Hani
234
Aku akan mendukung
235
Penyesalan Rayyan
236
Indah
237
Kisah Rayyan
238
Mencari pinjaman
239
Terserempet mobil
240
Bertanggung jawab
241
Cocok
242
Kembalilah padaku
243
Merasa bersalah
244
Segera bertindak
245
S2 jadi pelayan toko
246
Soft Opening Honey Bee Bakery
247
Dikira cleaning service
248
Hanya butuh kepastian
249
Informasi tentang Rayyan
250
Wawancara kerja
251
Saya bisa membuang anda
252
Kembali teringat
253
Diam bukan berarti tidak tahu
254
Jalan rahasia
255
Kenapa Syifa bersama Aska?
256
Mulai menyayangi Syifa
257
Putrimu juga putriku
258
Tidak berpikir sampai sana
259
Janji Rayyan
260
Hari pertama Rayyan bekerja
261
Fenny tak sadarkan diri
262
Pukulan terberat
263
Mbak tidak apa-apa?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!