"Tidak...! Aku tidak boleh membiarkan pernikahanku dan Bagas batal. Apapun yang terjadi pernikahan ini harus tetap dilanjutkan" Gumam Sintia frustasi
Pagi itu Sintia terlihat kacau dan seperti tidak ada semangat hidup lagi
"Hoek... Hoekk" Sintia segera bangkit dan berlari ke kamar mandi
Di kamar mandi Sintia memuntahkan seluruh isi perutnya
Tok tok tok
"Sintia kamu kenapa nak, mamah masuk ya? " Ucap Bu yanti mamahnya Sintia yang tidak sengaja mendengar suara Sintia seperti sedang muntah.
Sembari mengetuk pintu bu yanti berusaha masuk ke kamar Sintia, tapi pintu kamar Sintia masih terkunci.
"Sintia tidak apa apa mah, Sintia baik baik saja" Jawab Sintia tanpa membukakan pintu untuk mamahnya
"Baiklah, kalau begitu segera keluar ya nak, mamah sudah siapkan sarapan, kita sarapan bersama ya? Mamah tunggu di meja makan" Ucap bu Yanti dan segera berjalan menuju dapur.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku harus membuat Bagas mengurungkan niatnya untuk membatalkan pernikahan kita. Aku harus sudah menikah dengan Bagas sebelum mama dan papa tau kalau aku hamil" Ucap Sintia terlihat begitu panik dan mondar mandir dalam kamarnya.
Ya saat ini Sintia tengah hamil, tapi bukan hamil anak Bagas melainkan anak Rayyan, karena selama pacaran dengan Bagas, Bagas tidak pernah menyentuhnya, dan karena alasan itulah Sintia berselingkuh dengan Rayyan, tapi siapa sangka kalau akhirnya akan seperti ini.
Sintia tidak ingin menikah dengan Rayyan, karena bagi dia Rayyan hanya untuk bersenang-senang, dan bukan untuk menikah.
"Sintia ayo sarapan dulu nak" Teriak bu Yanti
"Iya mah, ini Sintia mau keluar kok" Jawab Sintia
Dengan langka berat, Sintia akhirnya keluar dari kamar dan menuju ke dapur.
Setelah berada di meja makan seketika kepala Sintia pusing dan perutnya mual ketika mencium bau masakan yang menyengat.
"Hoekk... Hoekkk" Sintia segera berlari ke kamar mandi lagi untuk memuntahkan semua isi perutnya.
"Kenapa Sintia mah?" Tanya pak Ahmad saat melihat Sintia berlari ke kamar mandi
"Sepertinya Sintia sakit pah, coba mama lihat dulu." Bu Yanti berdiri dan menyusul Sintia ke kamar mandi
"Sintia kamu kenapa nak, kamu sakit ya?" Tanya bu yanti
"Ti.. Tidak apa apa mah, Sintia tidak sakit, mungkin hanya masuk angin saja" Jawab Sintia berlalu dan meninggalkan ibu Yanti dengan segudang pertanyaan.
'Ada apa dengan Sintia? Apa benar dia masuk angin? Tapi kenapa perasaanku jadi tidak enak begini ya? Sepertinya ada yang Sintia tutupi' Gumam bu Yanti dalam lamunannya dan berlalu menemui suaminya lagi.
"Bagaimana mah? Sintia kenapa?" Tanya pak Ahmad melihat Istrinya
"Katanya sih cuma masuk angin biasa pah, tapi kok mama khawatir ya pah? perasaan mama ngga enak, sepertinya Sintia menyembunyikan sesuatu" Ucap bu Fatimah
"Mungkin Sintia sedikit Stress mah, pernikahannya sudah dekat, pasti dia banyak pikiran, jadi berefek pada kesehatannya" Ucap pak Ahmad yang belum tau bahwa Bagas sudah membatalkan pernikahan itu.
"Iya pah, ya udah pak kita lanjut makan saja" Ucap bu Yanti
***
"Bagas kamu ini kemana aja, ini udah siang loh, katanya hari ini mau ke rumah Sintia untuk membicarakan pernikahan kalian yang batal, ini kamu malah keluyuran, kita harus segera kerumah Sintia, setelah itu kita mampir ke tukang Dekorasi untuk memberitahu kalau penikahannya batal, sebelum nanti sore tendanya di pasang" Cerocos bu Minah saat melihat Bagas baru pulang
"Iya buk maaf, tadi keasikan ngobrol sama temen, jadi lupa waktu" Jawab Bagas
"Ya sudah sekarang kamu cepat mandi dan bersiap, kita harus segera ke rumah Sintia" Ucap bu Minah
"Iya buk siap" Jawab Bagas berlalu pergi meninggalkan bu Minah dan segera ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Bagas keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian Rapih
Wajahnya terlihat begitu menawan, bahkan ada cahaya kebahagiaan disana.
"Wah wah wah, anak ibu ganteng sekali, dan ibu lihat seperti ada cahaya kebahagiaan ya, bukan nya pernikahan kalian batal karena diselingkuhin, harusnya kamu itu sedih loh, tapi kok ibu malah melihat hal lain ya.
Sepertinya ada sesuatu yang membuat kamu melupakan kesedihan dan malah menjadi kebahagiaan, Roman roman nya ada yang lagi jatuh cinta lagi nih, tapi kok bisa secepat itu sih" Cerca bu Minah ketika mendapati Bagas senyum senyum sendiri sambil menyisir rambut
"Ahhh ibu bisa saja, tapi yang ibu katakan emang ngga salah kok" Ucap Bagas sontak membuat mata bu Minah terbelalak
"Jadi kamu beneran jatuh cinta lagi? " Tanya bu Minah penasaran
"Bukan jatuh cinta lagi sih buk, tapi cinta lama tiba tiba bersemi kembali" Ucap Bagas
"Hah, maksudnya gimana Bagas? ibu tidak mengerti" Tanya bu Minah yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Bagas.
"Jadi dulu Bagas pernah mencinta seorang Gadis buk, dia itu wanita yang baik dan lemah lembut, cantik banget pokoknya bu.
Tapi saat itu Bagas harus mengubur Cinta itu karena wanita yang Bagas cintai ternyata sudah memiliki kekasih dan akan segera menikah.
Dan pada saat itu akhirnya Bagas memutuskan untuk pindah kerja ke Kota, padahal saat itu Bagas sudah punya pekerjaan tetap.
Tapi karena tempat kerja Bagas dekat dengan Rumah wanita ini, jadikan Bagas setiap hari ketemu, hingga Bagas sangat sulit untuk move on buk, jadi ya Bagas memilih untuk pindah kerja biar bisa melupakan wanita itu" Cerita Bagas panjang lebar dan bu Minah dengan setia mendengarkan.
"Terus terus, kan Bagas bilang wanita itu akan segera menikah, berarti sekarang dia udah punya suami dong, apalagi kejadian itu sudah 3 tahun yang lalu kan. Ibu ingat saat Bagas pindah ke kota itu 3 tahun yang lalu"
"Iya emang wanita itu bahkan sudah punya anak satu" Ucap Bagas sontak membuat bu Minah terkejut
"Apa..! Udah punya anak? Jangan gila kamu Bagas, jangan karena kamu sakit hati sama Sintia terus kamu jadi salah jalan, jangan jadi pebinor kamu, ibu ngga akan setuju" Ucap bu Minah emosi
"Dengerin dulu kenapa sih buk, Bagas belum selesai cerita nih, lagian ibu tau darimana sih kata pebinor, emang ibu ngerti pebinor itu apa?"
"Ya tau lah, itu kan bahasa anak muda jaman sekarang kan, kalau wanita yang merebut suami orang disebut pelakor, kalau laki laki yang merebut istri orang itu disebut pebinor alias perebut bini orang"
"Idih ibuk sok gaul, gini ya buk dia emang udah punya anak, tapi dia udah cerai sama Suaminya buk" Lanjut Bagas
"Lalu? " Tanya bu Minah
"Dia itu cerai karena Suaminya ketahuan selingkuh buk, kisahnya hampir mirip sama yang Bagas alami, cuma bedanya dia sudah menikah dan punya anak, kalau Bagas kan baru mau nikah, Bagas ngga bisa ngebayangin deh buk gimana perasaan Rahma saat memergoki suaminya selingkuh"
"Jadi wanita itu namanya Rahma" Ucap bu Minah, Bagas hanya mengangguk.
"Kok bisa pas begitu ya, dia cerai dan kamu batal nikah, heummmm sepertinya ibu harus segera ke tukang dekorasi, tapi bukan untuk membatalkan pernikahan kamu, melainkan menundanya beberapa bulan lagi" Gumam bu Minah yang entah kenapa berharap Bagas tetap menikah tapi bukan dengan Sintia.
"Kenapa begitu buk? " Tanya Bagas heran
"Karena kamu sudah mendapatkan pengantin pengganti, jadi buat apa kita membatalkan kalau bisa menundanya, usia kamu itu udah sangat matang Bagas, teman teman kamu kebanyakan udah punya anak loh, jadi ibu harap kamu bisa secepatnya membawa calon menantu ibu itu, jangan lupa bawa anaknya juga, bonus tuh buat kamu baru nikah udah langsung jadi ayah" Kelakar bu Minah lalu Bagas dan bu Minah tertawa bersama
***
"Apa! Jadi maksud kedatangan kalian kesini untuk membatalkan pernikahan yang tinggal beberapa hari lagi? " Kaget pak Ahmad saat Bagas dan bu Minah bertandang ke rumahnya dan memberitahu maksud kedatangannya.
"Iya pak, karena suatu hal kami tidak ingin pernikahan ini dilanjutkan, untuk alasannya pak Ahmad bisa tanyakan langsung pada Sintia, karena lebih baik Pak Ahmad mendengarnya langsung dari Sintia" Ucap Bagas Sopan
"Sintia... Sintia... Cepat kesini" Teriak pak Ahmad memangil Sintia yang masih di dalam kamar
Sintia begitu gugup dan takut, dengan langkah yang berat Sintia keluar dari kamar.
"A.. Ada A.. Apa pak? " Tanya Sintia gugup
"Apa yang sebenarnya terjadi Sintia? kenapa tiba tiba Bagas membatalkan pernikahan kalian? Pernikahan tinggal beberapa hari lagi Sintia? Apa yang kamu lakukan? Sampai membuat Bagas memilih untuk membatalkan pernikahannya? " Cerca pak Ahmad pada Sintia
Sintia yang gugup tiba tiba merasakan kepalanya kembali pusing, tapi kali ini teramat pusing, sampai Sintia tidak bisa menopang tubuhnya lagi dan akhirnya ambruk tak sadarkan diri.
"Sintia" Teriak semua orang dan bergegas mendekati Sintia yang pingsan tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Shogo Makishima
Aku bakal merekomendasikan cerita ini ke semua teman-temanku! 👍
2024-06-14
2