"Mas bagaimana hasil pembicaraanmu dengan Tuan Justin, tanya Viona.
"Kita di berikan proyek besar, tapi tidak ada modal dari mereka, tenang saja uang perusahaan kita masih cukup, di tambah nanti Cair dari tahap pertama, total proyek 150 triliun, jadi cukup bagi kita menaikkan pamor perusahan, ucap Dimas.
"Mas dapat sokongan dana darimana si Niko, hingga perusahaan nya bisa berkembang, Ucap Viona.
"Mas juga tidak tahu, tapi di lihat formasi saham, terdapat nama Calista Abigail dan Zefanya Milka, keduanya masih balita, anaknya Gladys dan anaknya Niko sendiri.
Masing-masing mereka memiliki 30 % saham, yang saat itu nilainya 100 milyar, ucap Dimas.
"Darimana lagi Gladys mendapatkan uang sebesar itu, rumahnya sudah jadi, saudara ibu bilang, rumah dia di sebut rumah kembar, luas tanah, model bangunan dan bahkan interior sama persis, ada yang sudah menawar rumah itu, 1 triliun, karena unik, bentuk pagar nya saja sama, kata Viona.
"Tidak usah membicarakan sampah itu, usaha butik mu bagaimana? tanya Dimas.
"Cukup berkembang mas, terimakasih dukungannya, ucap Viona.
"Sama-sama, ayah saat ini sedang sakit, semua dokter sudah menyerah, bahkan di Singapura saja sudah menyerah, ucap Dimas.
"Lalu kita mau bagaimana mas, tanya Viona.
"Lulu bilang, hanya ada satu orang yang bisa menyembuhkan penyakit ayah, tapi itu mustahil, tapi lihat kondisi Lulu dan ibunya, sudah sehat, mereka dapat Pill dari temannya, tapi ketika Lulu minta lagi, temannya malah memarahinya.
Karena Lulu membohongi temannya, kamu juga kenal dengannya, itu Stefani namanya, seangkatan kamu di SMA, adik kelas mas juga.
Mas sudah menghubunginya tapi tapi dia bilang tidak akan menolong, karena gara-gara Lulu, dia anggap pembohong oleh sahabatnya, yang memiliki Pill ajaib itu,
Dan kamu mau tahu siapa pemilik Pill itu? Dia adalah Gladys, hanya Niko, Michelle dan Alfian yang dekat dengannya saat ini, tapi mustahil mereka mau menolong kita.
Alfian dan Michelle sangat menyayangi Gladys dari saat mereka bekerja di Restoran ku, apalagi saat ini Alfian sudah membeli Ruko tempat mas buka restoran.
Alfian mengakui, bahwa semua hartanya Berasal dari Gladys, bahkan rumah dia dan Michelle, di beli tunai sama Gladys, ucap Dimas yang mulai menyadari siapa Gladys.
"Apa mas menyesal berpisah dengan nya ? Tanya Viona.
"Sama sekali tidak, biarpun dulu dia kaya, mas tidak mencintai nya, asal kamu tahu, jika mas mencintai nya, apa mungkin kita menikah, kamu tahu prinsip mas dari kecil bukan, mas sudah berjanji sama kamu akan menikahi mu saat sudah dewasa, ucap Dimas.
"Terimakasih mas, Viona juga begitu, walaupun Viona tinggal di luar negeri, tapi Viona tetap menjaga kehormatan ku, karena Viona sangat mencintai mas, ucap Viona.
Memang benar, Viona mampu menjaga kehormatan nya, kesalahannya adalah tetap memaksakan diri menikah dengan Dimas, seharusnya Dimas tegas menolak saat neneknya maksa dia menikah secepatnya, akhirnya hanya menabur luka di hati Gladys.
"Sayang, ayo makan, panggil Gladys pada Calista yang kini telah berusia 3 Tahun.
"Ia mom, jawab Calista dengan lancar.
Berkat asupan gizi dan Pill pengetahuan, Calista menjadi balita genius, dia sudah bisa membaca, dan bisa berbicara dengan lancar, bahasa inggris juga mulai lancar.
"Mom, Tata, kangen kakak Anya dan Ade Reagan, ucap Calista, ya Michelle saat memiliki bayi laki-laki bernama Ronald Reagen.
"Ia sayang, kita ke Kantor kakek Justin dulu baru pulang ke rumah oke, jawab Gladys.
"Ia mom, ucap Calista lalu melanjutkan menikmati roti nya dan susu serta sebutir telur rebus.
Proyek Perumahan miliknya, di pegang oleh Raymond, Putra Kedua Justine, adiknya Juno.
Pas Jam 10 pagi, Gladys masuk pelataran Kantor nya, Security langsung mengarahkan mobil nya ke Parkiran khusus pemilik.
"Halo Paman Penjaga, ini buat Paman, sapa Calista kepada Security.
"Terimakasih Nona Kecil yang Cantik, ucap Security itu sambil menerima 2 bungkus roti Selai kacang, untuk dia dan temannya.
"Selamat datang Nona Muda dan Nona Kecil, sapa para karyawan.
"Terimakasih, Apa Paman Justin ada di ruangan nya? Tanya Gladys.
"Beliau lagi rapat dengan 2 orang klien perihal proyek jalan tol,Ari saya antar ke ruangan anda Nona Muda, ucap Resepsionis.
"Tidak usah, bagaimana kuliahmu, tanya Gladys.
"Lancar kak, ucap resepsionis itu yang ternyata mantan anak panti Asuhan tempat Gladys di besarkan.
"Kalau ada apa-apa telpon kakak ya, jangan sungkan, dan kuliah lah dengan baik, kakak pasti berikan posisi yang baik untukmu, ucap Gladys.
"Aku ingin memulai dari paling bawah saja kak, agar kelak ketika jabatan ku sudah tinggi, aku tidak mudah bodohi para bawahan, terus aku gak mau, mereka memanfaatkan kedekatan saya dengan kakak sebagai pemilik perusahaan, terimakasih tawaran kakak, ucap Resepsionis itu.
"Baiklah, uang bulanan kamu kakak sudah transfer, dan mulai besok, datang kerja bawa mobil yang kakak belikan untukmu, perintah Gladys.
"Ia kak, ucap Resepsionis Mona
"Bilang sama, Endang, Bawakan minum buat kakak dan keponakan kalian, lihat dia itu sudah kayak bos saja, berkeliling seperti mengontrol orang kerja, ucap Gladys.
"Ia kak, tapi semua karyawan sangat bahagia jika Calista datang, Mereka sedikit terhibur dengan celotehnya, Ucap Mona.
"Ya sudah, ini makanan buat kamu dan kakakmu Endang, dan satu lagi, bilang sama Roby dan Glen, tolong Ke puncak, karena kakak mungkin agak lama tidak kesana, ucap Gladys.
"Baik kak, jawab Mona.
"Halo bibi Mona, Kemana bibiku Endang, apa dia tidak masuk kerja ? Tanya Calista.
"Bibimu lagi Toilet, sebentar lagi juga datang, jawab Mona.
"Tolong bilang sama bibi, buatkan minuman favorit ku ya, tolong ya bi, ucap Calista.
"Ia sayang, apa patrolinya sudah selesai? Tanya Mona.
"Sudah, Tante-tante dan Om - om mereka bekerja dengan benar, laporan selesai, ucap Calista
Semua staf yang mendengar nya tertawa senang, mereka bahagia bekerja di Perusahaan Gladys, Justin tidak memaksa mereka harus bersikap munafik, makanya mereka disiplin dari hati bukan karena aturan.
Gladys berjalan ke koridor sedangkan Calista sibuk menyapa para karyawan, ada satu aturan tegas Gladys, dilarang memotret Calista diam-diam, makanya tidak yang memotret Calista saat berada di kantor.
Gladys menekan lift khusus CEO dan pemilik perusahaan, serta tamu penting.
"Sedang apa kamu disini, tanya Dimas yang baru saja keluar dari lift umum.
"Apa kantor ini milik anda, jawab Gladys ketus.
"Disini kantor, bukan tempat nongkrong apalagi membawa anak-anak yang lari sana sini, hardik Dimas.
"Pemilik kantor saja tidak melarang saya kesini dengan putriku, kok kamu yang melarang saya, dasar gila urusan, sengit Gladys
Tak lama berselang datang kakak iparnya Dimas, dia juga terkejut Gladys ada di kantor itu.
"Halo Calista sayang, Ucap Justin yang baru juga keluar dari lift khusus.
"Halo kakek, apa kabarnya, maaf Calista sudah lama tidak datang menjenguk kakek, jawab Calista dan langsung cium tangan Justin.
"Kakek antar tamu dulu ya, Calista main di ruangan Mommy kamu dulu oke, ucap Justin.
"Oke Jawab Calista dengan cepat.
"Ayo sayang, kakekmu masih sibuk, panggil Gladys.
"Tuan Justin, Apa anda bersaudara dengan Gladys, dia mantan istri Saya, ucap Dimas tak tau malu.
"itu tidak wajib saya menjawabnya, saya ingatkan jangan pernah tidak sopan dengan Nona Muda kami, ucap Justin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments