"Baik Nona Muda, jika semua sudah beres, kami akan datang bertamu dirumah anda jika di izinkan, Timpal Liauw.
"Pintu rumahku terbuka bagi kalian, apalagi kalian datang bersama istri, kalau tidak, mohon maaf, takut jadi fitnah, ucap Gladys.
"Baiklah, dokumen anda sudah selesai, mohon tanda tangan, begitu juga dengan kakak anda, ucap Liauw.
Setelah semua beres, Gladys bersama kedua kakaknya kembali ke rumah, apa lagi hari sudah sore, Gladys meminta mereka agar makan malam di rumahnya.
Michelle dan Niko, baru bisa tinggal, 1 bulan lagi, karena ada pengecatan ulang, dan tambahan kecil.
"Dek, banyak banget yang kamu habiskan untuk kami, ucap Michelle.
"Santai saja, aku ikhlas, hatiku akan sedih jika melihat kalian kesusahan, kecuali aku tidak memiliki apa-apa, jujur saja, bunga deposito tahunan saja, tidak habis 1 persen untuk membeli rumah dan tanah kosong itu untuk kalian.
Bukan sombong kak, Perusahaan ku ada di seluruh Dunia, Pusatnya di New York Amerika, bulan Depan pesawat Jet pribadiku akan tiba, semuanya sudah di atur, asalkan kakak tidak berubah jadi orang sombong dan serakah, aku akan selalu memberikan kakak yang terbaik, ucap Gladys.
"Baiklah, tapi berhati-hati memilih teman atau pasangan hidup di kemudian hari, ucap Michelle.
"Itu pasti kak, tapi untuk saat ini, Gladys hanya berfokus pada Calista dan Perusahaan, bantu aku merawat putriku, ucap Gladys dengan tulus.
"Pasti sayang, kakak akan selalu ada untukmu, lagian kamu tahu sendiri kakakmu ini, mana mau ikut-ikutan belanja hanya karena merek, kasihan kakak iparmu, ucap Michelle.
"Ia kak, buat apa pamer harta, kita jalani saja hidup seperti ini, yang penting kita tidak kekurangan uang lagi, apalagi saat perusahaan kakak ipar sukses, keluarga kita akan semakin di segani, ucap Gladys.
"Benar itu dek, terimakasih ya, tapi bantu juga si Alfian, dia saat ini sedang berjualan di pinggir jalan, kami mau membantunya, tapi dia menolak, apalagi istrinya itu, dana sekali tidak mau di bantu, bikin kakak kesal saja, ucap Michelle.
"Lalu bagaimana cara aku membantu Alfian, tau sendiri pasangan itu, dari dulu mana mau kita membantu nya, kalau Kak Murniati sudah bersabda, maka 1 restoran akan diam, ucap Gladys.
Telpon mereka sekarang, bilang Gladys mau bertemu, jika mereka tidak mau datang bertemu, akan Gladys hancurkan usaha mereka itu, ucap Gladys bercanda.
Niko hanya bisa tersenyum melihat Gladys dan Michelle bertingkah, Niko sudah paham, apalagi tambah Alfian dan istrinya, tambah heboh dunia ini.
Murniati tipikal orang cepat marah, tapi hatinya sangat tulus, dialah penolong Michelle dan Gladys, hanya saja, dia paling tidak suka kebaikannya di anggap sebagai utang Budi, makanya dia tidak mau sama sekali meminta tolong kepada siapapun yang dibantunya.
Alfian adalah koki hebat, dia tipe laki-laki yang kemayu, jika orang tidak tahu, maka mereka pikir dia bencong, padahal dia laki-laki sejati, buktinya anaknya saja sudah 2, dia itu kalem, tapi imam yang tegas untuk istrinya, dan juga atasan tegas di pekerjaan nya.
Setelah restoran, ditutup oleh Dimas, mereka terpencar, tapi yang paling akrab, hanya Gladys dan Michelle serta Alfian dan Murniati.
"Halo dek Michelle, ada apa kamu mencari suamiku, ucap Murniati.
"Michelle mau kasih tau, saat ini juga, tutup jualan kalian dan datang kerumah Gladys, dia lagi sedih, tolong bantuannya jika kalian masih menganggap nya teman, ucap Michelle.
"Astaga, kamu Nemu dimana anak itu, tapi apa dia baik-baik saja, dan dimana alamatnya, asal jangan di ujung kulon saja, kami pasti datang segera, Ucap Murniati.
"Sudah ku share lokasinya, ucap Michelle.
"Astaga Michelle, ini kompleks Perumahan mewah, apa kami bisa masuk dengan motor, jawab Murniati.
"Bisa, nanti saat di Gerbang, bilang saja tujuan kalian, nanti mereka akan hubungi Gladys, ucap Michelle.
"Baiklah, kami jualan dekat situ sekarang, tempat yang dulu, sudah di gusur, ucap Murniati.
"Ya sudah cepat datang, dia lagi nangis di kamar nya, aku dan Niko tak bisa membujuknya, dia selalu tanya Kak Alfian dan kak Murni, ucap Michelle mendramatisir cerita.
"Ia, bilang kami datang sekarang, lagian jualan kami sudah habis, ucap Murniati dan menutup handphonenya.
"Mas, Gladys sudah ketemu, saat ini, dia bersama Michelle, tapi dia lagi sedih, jangan-jangan keluarga mantan mertuanya itu lagi yang membuatnya sedih, ucap Murniati.
"Astaga dek,ya sudah kita berangkat sekarang, biar anggota kita yang bereskan tempat ini, ucap Alfian, dan langsung memberi perintah pada anggotanya.
Tepat jam 8 malam, Security menelpon Gladys bahwa ada 2 orang yang ingin datang kerumahnya, Gladys menjawab tolong antarkan saja.
"Mari Pak, ibu Gladys meminta kami mengantarkan bapak dan ibu, tamu di rumah beliau juga belum keluar, ucap Security itu.
10 menit kemudian, Alfian dan Murniati tiba gerbang rumah Gladys, Security rumah Gladys segera membuka Gerbang nya.
Dari dalam rumah, keluar 3 orang yang sangat Alfian dan Murniati kenal.
"Halo kak Murniati dan kak Alfian, apa kabar, sapa Gladys sambil mencium tangan kedua orang itu.
"Niko, Michelle, lama tak jumpa dengan kalian, ucap Alfian setelah menyapa Gladys.
"Kami baik-baik saja mas, jawab Niko.
"Gladys ada masalah apa hingga kamu bersedih, jangan bilang mantan suami kamu dan keluarganya mengganggu mu, cerocos Murniati.
"Mari masuk dulu, kita makan malam dulu baru aku cerita, bagaimana? jawab Gladys.
Setelah selesai makan malam, mereka duduk di ruang tamu dan Gladys mulai bercerita, dia juga mengatakan bahwa dia sudah tidak bersedih lagi karena Alfian dan Murniati sudah datang.
"Baiklah, kami jangan pikirkan soal mereka, fokus saja pada anak mu, dia butuh kasih sayang dan perhatianmu, nanti saat sudah besar, dia pasti akan mengerti, ucap Murniati.
"Kak Murniati, terimakasih masih menganggap Gladys sebagai teman, ucap Gladys.
"Hey, biarpun mulut ku kadang pedas, tapi kami dan Michelle sudah ku anggap saudara ku, apalagi suamiku, dia sangat memperhatikan kalian dia juga menyayangi kalian, dia itu anak tunggal, sedangkan aku, anak perempuan satu-satunya di keluarga ku, suatu anugerah bagi kami bertemu dengan kalian berdua.
Kalau yang lain aku tak perduli, tapi kalau kalian, sesusah apapun aku, pasti aku dan suami akan membantu kalian, apa kalian paham itu, jadi jangan bicara seperti itu, sakit kupingku mendengar kata - kata itu, ucap Murniati.
"Ya sudah maafkan aku kak, lain kali Gladys tidak akan berbicara seperti itu, ucap Gladys dengan bergaya imut-imut.
"Jurusmu tidak mempan, kakak sudah muak liat tampang mu itu, sudah cantik di buat kayak gitu, jelek tau, ucap Murniati.
"Kasih sayang kakak ternyata tidak berubah, terimakasih sudah menyayangi mu dan kak Michele.
"Ia sayang, kalian berdua adalah saudara ku dan suamiku, kalian tau kakak kalian ini sangat mencintai Alfian, biarpun mulut kakak seperti ini, asal kalian tahu, kalian berdua adalah selamanya saudaraku, kalian tulus dalam berteman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments