Setelah pertemuan nya dengan Michelle dan Niko, Gladys segera pulang, dia sangat bahagia karena bisa bertemu dengan satu-satunya sahabat yang sudah dianggapnya sebagai saudara.
Apalagi Niko sadari awal pacaran dengan Michelle, dia juga sangat baik dengan Gladys, Niko sebenarnya bersahabat dekat dengan Dimas, hanya saja, saat Dimas dan Gladys menikah, mereka jadi jarang bertemu, apalagi saat Dimas kembali ke Keluarga nya, membuat dia dengan Niko agak renggang.
Puncaknya setelah setelah Dimas dan Viona menikah, jarak pemisah semakin jauh, hingga suatu saat Niko mengajukan kerjasama, hanya di jawab Dimas dengan merendahkan Niko.
"Hey Niko, Proyek seperti ini sangat tidak mungkin Perusahan Wahono ikut dalam kerjasama yang kamu tawarkan, lebih baik uangnya saya pakai foya-foya daripada beli saham proyek murahan mu ini, ucap Dimas waktu.
Niko tidak menjawab dengan emosi, dia hanya berkata, suatu saat perusahaan ini jadi besar, proposal pertama yang ku tolak adalah yang berasal dari perusahaan mu, segala produk milik perusahan mu akan saya blok, terimakasih Tuan Dimas Wahono yang terhormat.
"Tidak masalah, silahkan pergi dari sini, mengganggu saja, ejek Dimas.
Kembali ke Gladys.
"Nona Muda, ada undangan dari warga untuk ikut posyandu, ucap pelayan.
"Baiklah, terimakasih besok aku ikut saja, jawab Gladys.
Keesokkan harinya, Gladys datang bersama pengasuh anaknya dan sudah berada taman bermain anak.
Walau lingkungannya di huni para orang kaya, akan tetapi di lingkungan itu, selalu mengundang dokter untuk posyandu, Sekalian saling berkenalan dan menambah silahturahmi.
Gladys membawa beberapa jenis makanan dan juga air mineral, serta uang untuk pelayanan dokter yang sudah di sepakati dalam surat undangan.
Tak disangka dokter yang datang adalah sepupu perempuan Dimas yang juga salah satu keluarga Wahono yang sangat membencinya Gladys, karena teman dekat Viona.
"Gladys, mana majikan kamu, agar saya bisa berbicara langsung dengan orangtua bayi ini, ucap Sepupu Dimas.
Davina melaporkan bahwa Gladys bekerja menjadi pengasuh anak, kepada keluarga besarnya, itulah kenapa dokter itu bertanya soal majikan kepada Gladys.
"Maaf dokter Lulu, ini Putri saya, silahkan di periksa dan jika masalah, tolong jelaskan, ucap Gladys.
"Maaf saya tidak melayani pelayanan gratis, kamu pikir disini posyandu dari pemerintah, jika ini putrimu, bawalah ke posyandu yang di perkampungan warga miskin, jadi silahkan keluar disini, ucap Lulu.
"Oh baiklah, saya sendiri bisa mengobati Putri saya, jauh lebih baik dari anda, obat saya saja tidak akan mampu keluarga Wahono bayar, Rumah sakit kalian saja tidak sanggup menyembuhkan ayahmu yang terkena penyakit stroke, ibumu penyakit gula, dan kamu juga ada penyakit gula turunan dari ibumu, apakah aku salah mengatakan bahwa anda sedang berjuang dengan penyakit gula anda walau masih stadium awal?
Matipun kamu dan keluargamu, tidak akan pernah ku berikan obat nya, ucap Gladys lalu beranjak.
Dokter Lulu terdiam, padahal seorang teman dekatnya, pernah berkata, bahwa Ibunya dan dia sudah sembuh total dari penyakit gula, padahal ibunya sudah stadium 4 tahap menengah.
"Apa kamu mengenal Stefani? tanya Lulu saat hendak membuka pintu.
"Ya saya kenal, dia yang membantu saya melahirkan di Bogor, dalam buat dia, ucap Gladys.
"Baiklah, kamu duduklah kembali, biar saya periksa anakmu? Ujar dokter Lulu berusaha ambil hati Gladys.
"Oh Maaf, saya tak akan sanggup membayar pelayanan anda, saya akan perkampungan sebelah saja atau ke Puskesmas untuk posyandu anak saya, walau sebenarnya Putri saya tidak perlu imunisasi atau periksa kesehatan secara berkala, karena saya tidak punya uang.
Saya datang kesini saya pikir layanan posyandu gratis, ternyata harus bayar dan barusan anda mengatakan saya tak sanggup membayarnya, jawab Gladys dan langsung keluar dari ruangan itu.
"Hay Bu Gladys, bagaimana dengan Calista, apa kata Dokter Lulu? tanya ibu ketua pengurus posyandu.
"Baik-baik saja, dan maaf saya permisi dulu, ini amplopnya, sesuai yang tertera dalam undangan, ucap Gladys sambil memberi amplop berisi 10 juta,
Acara posyandu juga mereka adakan untuk aksi Galang dana, yang akan di berikan kepada ibu-ibu PKK di dekat kompleks perumahan itu.
Gladys beserta pengasuhnya langsung pulang, dengan mengendarai mobil Land Rover Range Rover Sport warna Portfino Blue.
Lulu terkejut saat dia membuka pintu, dia sempat melihat Gladys pergi dengan mobil seharga 6 milyar itu, dia saja hanya menggunakan BMW 4 seri Convertible, senilai 2 milyar.
Calista Saja tidak pernah sakit sejak lahir, asupan makanan alami dari Cincin Dimensi milik Gladys, juga buah-buahan alami tanpa pupuk apalagi pestisida, untuk ikan dan daging juga sama.
Hewan-hewan yang hidup dalam Cincin Dimensi, makan buah dan rumput alami serta air kehidupan.
ASI Gladys juga, sangat sehat, karena Gladys juga tidak memiliki potensi penyakit apapun, asupan makanan Gladys juga sangat sehat.
"Ada apa Dokter Lulu, anda melihat Gladys seolah anda mengenal nya? Tanya ibu ketua pengurus Posyandu.
"Saya mengenalnya, tapi sudah lama tak bertemu, dia mantan istri sepupu saya, Dimas Wahono, jawab Dokter Lulu.
"Oh dia, kan sempat Viral dulu, jawab ibu ketua pengurus posyandu menanggapi.
"Ya dia menggugat cerai suaminya, padahal suaminya sangat baik kepadanya, tapi saya juga tidak apa masalahnya, jawab dokter Lulu.
"Mungkin sudah tidak cocok, oh ya dia juga belum lama di kompleks ini, katanya dia numpang di rumah temannya yang tinggal di luar negeri, ucap ibu itu.
"Oh pantesan dia bisa tinggal di kompleks perumahan ini yang tau sendiri harga rumahnya berapa, minimal 5 milyar, jawab Dokter Lulu.
"Gladys tinggal blok termahal, di sana minimal 25 milyar harga 1 unitnya, sedangkan rumahnya, sekitar 35 milyar, kami hanya beda 1 blok, rumah saya 15 milyar, ucap ibu itu, suaminya memiliki usaha perkebunan kelapa sawit dan punya pabrik minyak goreng sendiri.
"Berarti temannya dia itu sangat kaya, ucap Lulu.
"Bisa jadi, Bu Gladys tadi juga memberikan uang sebesar 10 juta, dia paling besar sumbangan nya, padahal dalam surat undangan, di tulis minimal 3 juta dan maksimal 10 juta, Bu Gladys menyumbang 10 juta, ucap Ibu itu.
"Lulu sampai mundur sedikit, ada rasa tidak enak di hatinya, karena dia tidak memeriksa Calista, bahkan menghina Gladys.
"Mohon maaf Bu ketua, saya tidak ikut kelanjutan acaranya, dokter Lulu mengatakan Putri saya tidak pantas di periksa olehnya, karena saya tidak sanggup membayarnya, saya di rekomendasikan agar ini di perkampungan warga miskin katanya, pesan WA Gladys.
Wajah ibu ketua itu langsung berubah dan mengelus dada, kemudian pergi dari hadapan Lulu.
"Maafkan kami Bu Gladys, uang anda nanti saya antarkan kembali kerumah anda ", ucap Ibu Ketua Posyandu.
"Tidak Perlu, saya ikhlas memberikannya, toh uangnya sebagian untuk amal, jawab Gladys
"Baiklah kalau begitu, sekali maaf kan kami, balas Ibu ketua pengurus posyandu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments